Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PT LIPPO KARAWACI Tbk

Disusun Oleh :

Dinar Arlana

17023000119

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERDEKA MLANG

2019
ANALISIS LAPORAN KEUANAN KOMPARATIF YEAR TO YEAR

TAHUN 2018 TERHADAP TAHUN 2017

Penurunan yang paling signifikan adalah penurun aset tersedia untuk dijual sebesar 152,70%
karena terdapat pembayaran hutang bank yang cukup siginifikan di tahun tersebut. Lalu beban dibayar
dimuka juga mengalami penurunan sebesar 141,16% yang berarti rencana kerja yang tahun 2017
masih dalam tahap uang muka/perencanaan sudah mulai terealisasikan di tahun 2018.

Sedangkan dalam sisi liabilitas terdapat penurunan signifikan di utang pajak sebesar 77,37%
dan utang bank sebesar 399,72% yang berasal dari berkurangnya aset di tahun 2018 untuk membayar
utang pajak dan utang bank sehingga membuat cashflow perusahaan lebih sehat.

Penjualan mengalami peningkatan sbesar 15,55% namun beban pokok pendapatan hanya
menagalami peningkatan sebesar 10,88% yang berarti kinerja perusahaan dalam efisiensi produksi
mengalami kemajuan yang menyebabkan prosentas laba bruto mengalami kenaikan. Untuk kenaikan
beban usaha penulis beranggapan tidak wajar karena terdapat kenaikan sebesar 10,47% yang
menurut teori-teori jika kenaikan prosentasenya diatas prosentase inflasi maka tidak wajar. Terdapat
juga prosentase beban lainnya yang meningkat begitu tinggi sebesar 83,92% yang sektor utama
penyebab kenaikan tersebut adalah laba rugi selisih kurs. Hal ini wajar mengingat akan ada acara
tahunan pemerintah Republik Indonesia yaitu pemilu yang menyebabkan ekonomi sedikit goyah.

TAHUN 2017 TERHADAP TAHUN 2016

Terdapat kenaikan yang signifikan di sisi aset yaitu beban dibayar dimuka sebesar 68,73%
karena sedang melakukan promosi besar-besaran untuk menaikan penjualan sesuai yang diharapkan.
Selain itu terdapat kenaikan aset keiangan tidak lancar lainnya sebesar 44,73% karena melakukan
deposito yang cukup besar ke Bank Panin. Lalu terdapat juga aset non-keuangan tidak lancar lainnya
yang mengalami peningkatan sebesar 92,54% karena tedapat biaya iklan dan sewa yang ditangguhkan.

Dalam sisi liabilitas terdapat kenaikan utang bank yang sangat tinggi sebsar 90,36% untuk
mengimbangi kenaikan beban dibayar dimuka, kenaikan persediaan dan aset non-keuangan tidak
lancar lainnya.

Penjualan mengalami penurunan sebesar 4,18% yang berarti kinerja perusahaan sedang
menurun dan penghasilan lainnya mengalami penuurunan sebsar 401,77% karena tidak ada laba
dalam selisih kurs sedangkan di tahun 2016 terdapat laba kurs yang cukup tinggi. Karena mengalami
penurunan penjualan, penurunan penghasilan lainnya serta kenaikan beban usaha maka berdampak
pada labar bersih tahun berjalan mengalami penurunan sebesar 43,22% yang harus segera dievaluasi
oleh manejemen perusahaan.

TAHUN 2016 TERHADAP TAHUN 2015

Terdapat kenaikan pada akun investasi pada entitas asosiasi sebesar 41,27% karena
berinvestasi pada PT. Sahid Cikarang International. Lalu terdapat kenaikan yang tinggi juga pada aset
non-keuangan tidak lancar lainnya sebesar 40,39% karena terdapat biaya iklan dan sewa yang
ditangguhkan sebagai salah satu strategi penjualan.

Di sisi liabilitas terdapat kenaikan yang cukup besar pada akun liabilitas imbalan kerja jangka
pendek sebesar 75,17% dalam persiapan untuk kesejahteraan pegawai.
Penjualan mengalami peningkatan sebesar 18,72% yang menunjukan kinjerja bagian
penjualan dan marketing bekerja dengan baik namun terdapat peningkatan beban pokok pendapatan
sebesar 20,41% yang lebih besar prosentasenya ketimbang peningkatan penjualan yang perlu di soroti
kembali kinerjanya. Selain itu beban usaha juga meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 20,11%
sedangkan penghasilan lainnya naik sebesar 20,27% dengan akun laba kurs sebagai penyumbang
paling besar.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TREND

Pada analasis trend ini tahun 2014 dijadikan sebagai tahun dasar yang diperbandingkan
dengan tahun 2013,2014,2015 dan 2016, kenaikan atau penurunan soignifikan dapat dilihat dari
laporan keuangan yang telah disajikan secara tabulasi oleh penulis.

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Dari laporan posisi keuangan dapat dilihat perkembangan beberapa kelompok aset seperti
aset tetap yang mengalami kenaikan yang berlanjut hanya turun pada tahun 2015 dan 2016 dengan
rincian tahun 2015 turun sebesar -14,87%, 2016 turun sebesar -9,55%, tahun 2017 mulai naik sebesar
20,12% dan tahun 2018 naik lagi sebesar 68,22% dari tahun 2014. Hal ini dikarekana perusahaan terus
berusaha untuk mengembangkan usahanya dengan membuka perusahaan-perusahaan serta lokasi
produksi khususnya di wilayah jawa yang memiliki nilai pangsa pasar yang besar. Hal itu juga terlihat
dari meningkatnya properti investasi yang dilakukan oleh peruahan tersebut.

Dilihat dari akun piutang usaha setiap tahun juga meningkat yang berarti perusahaan gencar
untuk melakukan penjualan secara kredit dengan rincian sebagai berikut: tahun 2015 sebesar 50,30%,
tahun 2016 sebesar 91,77%, tahun 2017 sebesar 138,68% dan tahun 2018 naik lagi sebesar 153.37%.
Hal ini juga tidak hanya memberikan kesan positif namun juga perlu diperhatikan kurangnya
kemampuan bagian kredit untuk melakukan penagihan sehingga piutang usaha ini semakin
menumpuk. Dilihat dari sisi liablitas, liabilitas imbalan kerja juga mengalami penurunan pada tahun
2015 dan terus meningkat hingga tahun 2018 dengan rincian tahun 2015 turun sebesar -33,79% lalu
naik di tahun 2016 166,66%, naik lagi di tahun 2017 224,80% dan di tahun 2018 naik lagi sebesar
483,51% dibandingkan dengan tahun 2014. Kenaikan terjadi disebabkan setiap tahunnya perusahaan
melakukan peningkatan kesejahteraan karyawannya melalu imbalan pesiun dan imbalan kesehatan
pasca kerja dengan mengikuti undang-undang ketenaga kerjaan yang berlaku. Sedangkan dari akun
utang pajak mengalami penurunan konsisten dikarenakan penjualan 2014 kebanayak ada apartemen
yang dikenakan PPN + PPn BM sehingga menyebabkan utang pajaknya tinggi. Sedangkan tahun 2015
hingga tahun 2018 kebanyaka penjualannya hanya rumah atau komersil biasa, pendapatan sewa dan
pengalihan hal dan atau bangunan sehingga tidak ada PPn BM.

LAPORAN LABA RUGI

Pendapatan masih perlu proses evaluasi serta belum stabil terlihat dari naik turunnya
pendapatan namun terdapat perbaikan pada tahun 2018 yaitu sebesar 6,91% dari tahun 2014 yang
berdamapang juga pada laba bruto yang hanya pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar
3,89%. Beban usaha juga terjadi peningkatan terus menerus karena termasuk dalam strategi
pemasaran namun tidak dapat mendongkrak pendapatan meskipun beban pemasaran yang
dikeluarkan setiap tahun lebih besar yang perlu menjadi titik fokus untuk memperbaiki ke efisiensian
dalam strategi penjualan. Semua hal yang telah disebutkan diatas berdampak pada laba tahun
berjalan yang mengalami penurunan terus menerus ketimbang tahun 2014 dengan rincian tahun 2015
turun sebesar -67,38%, tahun 2016 turun sebesar 60,91, tahun 2017 turun sebesar -72,71% dan tahun
2018 turun sebesar 45,03%. Namun perlu diapresia terdapat perubahan perubahan kinerja yang
menyebabkan laba bersih meningkat.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE

TAHUN 2014

Pada tahun 2014 dari sisi Laporan Posisi Keuangan, sumber pendaan terbesar berasal dari
saldo laba yaitu sebesar 18,38% dan utang obligasi sebsar 25,84%, dari sisi modal kerja, kas dan setara
kas masih memiliki peran yang sangat besar untuk mendukung operasi secara keseluruhan sebesar
9,46%. Dari saldo laba ditahan dan obligasi tersebut menyebabkan kenaikan di persediaan yang cukup
tinggi sebesar 43,79%. Persediaan cukup tinggi karena masih banyak stok perumahan, mall-mall dan
apartemen yang belum laku terjual.

Dalam laporan laba rugi beban pokok pendapatan masih tergolong wajar yaitu berkontribusi
sebesar 53,69%. Lalu terbesar kedua adalah beban usaha yaitu 18,18% yang banyak di beban
marketing dan promosi. Meskipun begitu kinerja perusahaan mampu menghasilkan laba bersih
sebesar 26,94% yang terbilang cukup bagus.

TAHUN 2015

Pada tahun 2015 dari sisi aset persediaan tetap mendapatkan porsi yang tinggi sebesar
49,51%. Hal ini terjadi karena terdapat penambahan atau pembelian persediaan namun tidak
diimbangi dengan pendapatan yang menurun. Dalam liabilitas utang obligasi mendapatkan porsi yang
cukup tinggi sebesar 26,33% karena perusahan melakukan operasi bersumber sebagian besar dari
utang obligasi tersebut.

Dalam laporan laba rugi beban pokok pendapatan masih tergolong wajar dengan kontribusi
sebesar 53,78%. Lalu terbersar kedua adalah beban usaha yaitu sebsar 26,84% yang naik tinggi
ketimbang tahun 2014. Padahal penjualan mengalami penurunan maka perlunya evaluasi kinerja
perusahaan bagian pejualan dan marketing agar melakukan perbaikan. Hal ini mengakibatkan hanya
ada sebesar 11,49% laba bersih yang diterima dari pendapatan.

TAHUN 2016

Pada tahun 2016 dari sisi aset persediaan tetap mendapatkan porsi yang tinggi sebesar
51,25%. Hal ini terjadi karena terdapat penamabahan atau pembelian persediaan namun tidak
diimbangi dengan pendapatan yang di dapat. Dalam liabilitas utang obligasi mendapat porsi yang
cukup tinggi sebesar 23,43% karena perusahaan melakukan operasi bersumber sebagian besar dari
utang obligasi tersebut.

Dalam laporan laba rugi beban pokok pendapatan masih tegolong wajar dengan kontribusi
sebsar 54,92%. Lalu terbesar kedua adalah beban usaha yang naik ketimbang tahun lalu sebesar
27,30%. Hal ini termasuk wajar karena penjualan pada tahun tersebut lebih tinggi ketimbang tahun
2015. Hal diatas mengakibatkan perusahaan hanya mendapatkan laba bersih sebsar 11,49%

TAHUN 2017

Pada Tahun 2017 dari sisi aset akun persediaan tetap mendapatkan porsi yang tinggi sebesar
51,49%. Hal ini terjadi karena terdapat penambahan dan atau pembelian persediaan namun tidak
diimbangi dnegan pendapatan yang di dapat. Dalam liabilitas utang obligasi mendapat porsi yang
tinggi sebesar 19,08% yang menurun dibandingkan dengan tahun lalu.

Dalam Laporan laba rugi beban pokok penjualan masih dalam prosentase wajar sebesar
55,06%. Lalu terbesar kedua adalah beban usaha sebesar 29,84% yang kembali naik ketimbang tahun
2016. Selain itu penghasilan lainnya hanya menjadi 0,57% karena tidak ada laba kurs namun yang ada
adalah rugi kursi sehingga beban lainnya menjadi 2,91%. Hal-hal yang telah disebutkan diatas
membuat prosentase laba bersih semakin kecil di tahun 2017 yang hanya sebesar 8,14%.

TAHUN 2018

Pada tahun 2018 dari sisi aset persediaan tetap mendapatkan porsi yang tinggi sebesar
54,15%. Hal ini terjadi karena terdapat penamabahan atau pembelian persediaan namun tidak
diimbangi dengan pendapatan yang di dapat. Dalam liabilitas utang obligasi mendapat porsi yang
cukup tinggi sebesar 25,57%% karena perusahaan melakukan operasi bersumber sebagian besar dari
utang obligasi tersebut serta terdapat kenaikan pada aset tetap menjadi 10,84%.

Dalam Laporan Laba Rugi beban pokok menjualan masih dalam wajar sebesar 52,17% dan
mengalami penurunan yang berarti efektivitas perusahaan telah membaik. Prosentase beban usaha
juga mengalami penurunan menjadi 28,14% meskipun terjadi kenaiakan pendapatan. Hal ini
berdampak pada naiknya prosentas laba bersih sebsar 13,85 yang tertinggi sejak tahun 2015 hingga
2018.
ANALISIS RASIO KEUANGAN

LIKUIDITAS

Ditinjau dari faktor likuiditas, dari tahun ke tahun sudah baik namun tingkat likuiditas terbaik
pada tahun 2015 yaitu dapat dilihat dari rasio lancarnya setiap satu hutang lancar dijamin oleh 6,91
aktiva lancar. Sedangkan tahun 2014, 2016, 2017, 2018 sudah cukup baik meskipun mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya tapi perusahaan berkomitmen untuk menjaga likuiditasnya. Dari
tahun ke tahun kinerja bagian penagihan menurun terlihat dari periode penagihan piutang yang
semakin meningkat. Pada tahun 2014 77 hari namum pada akhir 2018 menjadi 111 hari.

SOLFABILITAS

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


pendek atau jangka panjang. Terlihat pada rasio total utang tahun 2014 (0,53), tahun 2015 (0,54),
tahun 2016 (0,52), tahun 2017 (0,47), dan tahun 2018 (0,49), rasio ini menunjukkan setaip Rp1 dari
aktiva hanya dijamin oleh sekitar 0,53 dari total utang yang menandakan jika total aktiva lippo
Karawaci hanya sebagian kecil yang didanai oleh utang atau liabilitas baik itu jangka pendek maupun
jangka panjang. Dari rasio utang terhadap ekuitas yang rata-rata dari tahun 2012 sampai dengan 2016
hanya berkisar 0,47 sampai 0,54, dimana keadaan ini menandakan tingkat penggunaan utang
terhadap ekuitas sangatlah kecil, dan rasio ini juga menunjukkan penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman.

PROFITABILITAS

Dari rasio profitabilitas dapat dilihat pada margin laba kotor yang dari tahun ke tahun stabil,
yaitu kisaran 0,43 dan 0,46. Rasio ini menunjukan konsistensi perusahaan dalam melakukan
pengendalian harga pokok secara efisien meskipun telah diketahi dari tahun ke tahun penjualan
mengalami pasang dan surut dikarenakan faktor eksternal yaitu peraturan pemerintah tentang tata
letak kota. Laba operasi juga setiap tahun mengalami penurunan karena kurangnya efektifitas bagian
penjualan serta menurunya pangsa pasar. Untuk margin laba bersih sudah cukup baik terutama di
tahun 2014 yang tertinggi dan nomor dua pada tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai