Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN

PT Gudang Garam, Tbk. Periode Tahun 2010-2014

Oleh Kelompok :

Putu Asri Cipta Lestariani 1606511007

Zohriah 1606511031

I Wayan Vineka Jhista Pradyana 1606511058

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

1
A. ANALISIS RASIO KEUANGAN

Analisis rasio adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk


mendapatkan informasi tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan
pada suatu periode dengan cara menghubungkan antara jumlah akun yang satu
dengan jumlah akun yang lain. Pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat
asset lancar perusahaan relative terhadap utang lancarnya. Perusahaan
dikatakan likuid jika asset lancar > utang lancar.

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancar yang
dimiliki.

Aset Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar

22.908 .293
Tahun 2010= =2,70
8.481 .933

30.381.754
Tahun 2011= =2,24
13.534 .319

29.954 .021
Tahun 2012= =2,17
13.802 .317

34.604 .461
Tahun 2013= =1,72
20.094 .580

38.577 .191
Tahun 2014= =1,62
23.783.134

2
Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010
menunjukkan angka yang paling tinggi dari 3 periode pelaporan
perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola/memanajemen
asset lancar tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun setelahnya. Tahun
2010 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya lebih besar daripada tahun-tahun sesudahnya
yang menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu
rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan asset lancar yang
akan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan
karena aktiva lancar secara umum menghasilkan tingkat return yang lebih
rendah dibandingkan dengan asset tetap.

b. Acid Test Ratio (Rasio Cepat/quick ratio)

Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajiban jangka pendeknya dengam menggunakan asset lancar yang
dimilikinya tanpa memanfaatkan persediaan.

Aset Lancar −Persediaan


Rasio Cepat =
Utang Lancar

22.908 .293−20.174 .168


Tahun 2010= =0,32
8.481 .933

30.381 .754−28.020 .017


Tahun 2011= =0,17
13.534 .319

29.954 .021−26.649.777
Tahun 2012= =0,24
13.802.317

34.604 .461−30.241.368
Tahun 2013= =0,22
20.094 .580

38.577 .191−34.739 .327


Tahun 2014= =0,16
23.783 .134

Rasio cepat PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 lebih besar dari
tahun-tahun sesudahnya. Dalam hal ini, perusahaan mampu
mempergunakan asset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

3
tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun sesudahnya, tanpa
memanfaatkan persediaan.Dapat dilihat pula pada laporan keuangan
bahwa investasi asset lancar pada persediaan, tahun 2010 memang paling
rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat pada tahun
2010 juga didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada
tahun 2010 dibandingkan dengan tahun-tahun sesudahnya. Tahun 2011
terjadi kenaikan persediaan sehingga mengakibatkan turunnya rasio cepat,
namun persediaan kembali mengalami penurunan di tahun 2012 yang
mengakibatkan rasio cepat mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 dan
2014 persediaan sama-sama mengalami kenaikan sehingga rasio cepat
kembali mengalami penurunan. Namun demikian, rasio cepat yang rendah
menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan
dikatakan solvable jika total asset > total hutang.

a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (DAR)

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur.


Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan
yang tinggi. Penggunaan leverage keuangan yang tinggi akan
meningkatkan ROE dengan cepat, tetapi sebaliknya jika penjualan
menurun, ROE akan menurun pula. Risiko perusahaan dengan leverage
keuangan yang tinggi akan semakin tinggi pula.

4
Total Utang
Rasio total utang terhadap total aset=
Total Aset

9.421 .403
Tahun 2010= =0,31
30.741 .679

14.537 .777
Tahun 2011= =0,37
39.088.705

14.903 .612
Tahun 2012= =0,36
41.509 .325

21.353 .980
Tah un 2013= =0,42
50.770 .251

24.991.880
Tah un 2014= =0,43
58.220 .600

Rasio DAR pada PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menghasilkan


angka yang rendah dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Namun,
untuk tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2014, terjadi kenaikan rasio
DAR yang disebabkan oleh meningkatnya total utang. Meskipun hanya
menggunakan dana dari kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap
mengalami peningkatan.

b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal
suatu perusahaan dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.

Total Utang
Rasio total utang ter h adap total ekuitas=
Total Ekuitas

9.421 .403
Tah un 2010= =0,44
21.320 .276

14.537 .777
Tah un 2011= =0,59
24.550 .928

14.903 .612
Tah un 2012= =0,56
26.605 .713

5
21.353 .980
Tah un 2013= =0,73
29.416 .271

24.991.880
Tah un 2014= =0,75
33.228 .720

Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur


permodalan PT Gudang Garam, Tbk. meskipun pada tahun 2010
menghasilkan rasio DER yang kecil di bawah 50%, untuk tahun-tahun
selanjutnya terus mengalami peningkatan hingga 75%.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan


pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu.

a. Net Profit Margin

Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan


laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat
langsung pada analisis common-size untuk laporan laba rugi. Rasio ini
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan
biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

Laba bersih
NPM=
Penjualan

4.214 .789
Thun 2010= =0,11
37.691.997

4.958 .102
Tahun 2011= =0,12
41.884 .352

4.068 .711
Tahun 2012= =0,08
49.028.696

4.383 .932
Tahun 2013= =0,08
55.436 .954

5.395.293
Tahun 2014= =0,08
65.185.850

6
Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu. Sedangkan NPM yang rendah menunjukkan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang rendah bisa
menujukkan ketidakefisienan manajemen. Untuk industry manufaktur
cenderung memiliki rasio net profit margin yang tinggi. Pada PT
Gudang Garam Tbk, rasio net profit margin (NPM) mengalami
peningkatan di tahun 2011 yang semula sebesar 0,11 menjadi 0,12
meski peningkatan tidak signifikan. Namun untuk tahun 2012
mengalami penurunan yang semula 0,12 menjadi 0,08 yang
disebabkan oleh peningkatan beban bunga. Sementara tahun 2013 dan
2014 tidak mengalami perubahan yakni sebesar 0,08.

b. Return on Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba


bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

Laba bersih
ROA=
Total aset

4.214 .789
Tahun 2010= =0,14
30.741 .619

4.958.102
Tahun 2011= =0,13
39.088 .705

4.068 .711
Tahun 2012= =0,10
41.509.325

4.383 .932
Tahun 2013= =0,09
50.770 .251

5.395.293
Tahun 2014= =0,09
58.220.600

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang


berarti efisiensi manajemen. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on

7
asset (ROA) dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami penurunan. Tahun
2012 mengalami penurunan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelum dan
sesudahnya yakni sebesar 3% sedangkan tahun 2012, 2013, dan 2014 hanya
mengalami penurunan sebesar 1%.

4. Rasio Aktifitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa


tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas
yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif.

a. Perputaran Persediaan

HPPj
Perputaran Persediaan=
Persediaan

28.826 .410
Ta h un 2010= =1,43
20.174 .168

31.754 .984
Tahun 2011= =1,13
28.020.017

39.843 .974
Tahun 2012= =1,50
26.649 .777

44.563.096
Tahun 2013= =1,47
30.241.368

51.806.284
Tahun 2014= =1,49
34.739.327

Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran persediaan mengalami


fluktuasi. Tahun 2011 mengalami penurunan yang semula 1,43 kali menjadi
1,13 kali. Di tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1,50 kali. Penurunan
kembali terjadi ditahun 2013 menjadi 1,47 kali sementara tahun 2014
mengalami peningkatan menjadi 1,49 kali. Hal ini menunjukkan perputaran

8
persediaan yang rendah akibat kurangnya pengendalian persediaan yang
efektif padahal tingkat persediaan perusahaan relative besar dan terus
meningkat setiap tahun.

b. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan


penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva tetapnya.

Penjualan
Perputaran Ktiva Tetap=
Aktiva Tetap

37.691 .997
Tahun 2010= =5,09
7.406 .632

41.884 .352
Ta h un 2011= =5,11
8.189.881

49.028.696
Tahun 2012= =4,72
10.389 .326

55.436 .954
Tahun 2013= =3,75
14.788 .915

65.185.850
Tahun 2014= =3,44
18.973.272

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva


tetap tersebut. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran asset tetap lebih
banyak mengalami penurunan meski peningkatan terjadi di tahun 2011 yang
semula 5,09 kali menjadi 5,11 kali. Tahun-tahun berikutnya terus mengalami
penurunan, tahun 2012 sebesar 4,72 kali, tahun 2013 sebesar 3,75 kali, dan
tahun 2014 sebesar 3,44 kali. Meskipun perputaran asset tetap lebih tinggi
daripada perputaran total asset, tetap saja perlu dilakukan evaluasi terkait

9
dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap untuk
mendukung penjualan.

B. ANALISIS TREND

Analisis trend merupakan bagian dari analisis perbandingan untuk melihat


kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan
keuangan. Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk.

10
Tabel 1 Analisis Trend Neraca

11
Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu Asset
Grafik 1 Trend Neraca

lancar dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja terjadi
sedikit penurunan di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu juga dengan
asset tidak lancar yang terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend asset tidak
lancar pada tahun 2013 dan 2014 lebih tinggi dari trend asset lancar. Untuk liabilitas
jangka pendek dan panjang terus mengalami peningkatan begitu juga dengan total
ekuitas.

12
PT GUDANG GARAM, Tbk.
Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Trend
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 111,12 130,08 147,08 172,94
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 100 110,16 138,22 154,59 179,72
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566 100 114,25 103,60 122,65 150,92

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 100 86,88 158,24 116,44 127,25
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 100 109,41 96,56 140,44 161,41
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 100 14,35 823,90 22,90 100,97
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 100 122,87 141,49 127,65 164,42
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 100 117,01 87,74 114,01 146,14
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 100 106,18 195,66 317,06 575,70
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 100 117,47 83,61 105,41 127,96
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 100 116,97 88,23 109,58 127,82
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 100 118,03 82,01 104,40 129,48
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 100 93,49 85,80 80,57 39,01
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01

Tabel 2 Analisis Trend Laporan Laba Rugi

Trend laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan di tahun


2012 namun kemudian kembali meningkat di tahun 2013 dan 2014. Hal ini
dikarenakan tingginya beban bahan baku di tahun 2012.

13
Tabel 3 Analisis Trend Laporan Arus Kas

Trend aktivitas investasi mengalami peningkatan yang tajam di tahun 2010


hingga 2013 namun kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Untuk trend
aktivitas operasi terjadi fluktuasi, peningkatan hanya terjadi pada tahun 2012 saja.
Dan untuk aktivitas pendanaan, penurunan tajam terjadi pada tahun 2011 dan
2013. Tahun 2012 dan 2014 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

14

Anda mungkin juga menyukai