Oleh Kelompok :
Zohriah 1606511031
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
A. ANALISIS RASIO KEUANGAN
1. Rasio Likuiditas
Aset Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar
22.908 .293
Tahun 2010= =2,70
8.481 .933
30.381.754
Tahun 2011= =2,24
13.534 .319
29.954 .021
Tahun 2012= =2,17
13.802 .317
34.604 .461
Tahun 2013= =1,72
20.094 .580
38.577 .191
Tahun 2014= =1,62
23.783.134
2
Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010
menunjukkan angka yang paling tinggi dari 3 periode pelaporan
perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola/memanajemen
asset lancar tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun setelahnya. Tahun
2010 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya lebih besar daripada tahun-tahun sesudahnya
yang menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu
rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan asset lancar yang
akan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan
karena aktiva lancar secara umum menghasilkan tingkat return yang lebih
rendah dibandingkan dengan asset tetap.
29.954 .021−26.649.777
Tahun 2012= =0,24
13.802.317
34.604 .461−30.241.368
Tahun 2013= =0,22
20.094 .580
Rasio cepat PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 lebih besar dari
tahun-tahun sesudahnya. Dalam hal ini, perusahaan mampu
mempergunakan asset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
3
tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun sesudahnya, tanpa
memanfaatkan persediaan.Dapat dilihat pula pada laporan keuangan
bahwa investasi asset lancar pada persediaan, tahun 2010 memang paling
rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat pada tahun
2010 juga didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada
tahun 2010 dibandingkan dengan tahun-tahun sesudahnya. Tahun 2011
terjadi kenaikan persediaan sehingga mengakibatkan turunnya rasio cepat,
namun persediaan kembali mengalami penurunan di tahun 2012 yang
mengakibatkan rasio cepat mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 dan
2014 persediaan sama-sama mengalami kenaikan sehingga rasio cepat
kembali mengalami penurunan. Namun demikian, rasio cepat yang rendah
menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi.
2. Rasio Solvabilitas
4
Total Utang
Rasio total utang terhadap total aset=
Total Aset
9.421 .403
Tahun 2010= =0,31
30.741 .679
14.537 .777
Tahun 2011= =0,37
39.088.705
14.903 .612
Tahun 2012= =0,36
41.509 .325
21.353 .980
Tah un 2013= =0,42
50.770 .251
24.991.880
Tah un 2014= =0,43
58.220 .600
Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal
suatu perusahaan dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.
Total Utang
Rasio total utang ter h adap total ekuitas=
Total Ekuitas
9.421 .403
Tah un 2010= =0,44
21.320 .276
14.537 .777
Tah un 2011= =0,59
24.550 .928
14.903 .612
Tah un 2012= =0,56
26.605 .713
5
21.353 .980
Tah un 2013= =0,73
29.416 .271
24.991.880
Tah un 2014= =0,75
33.228 .720
3. Rasio Profitabilitas
Laba bersih
NPM=
Penjualan
4.214 .789
Thun 2010= =0,11
37.691.997
4.958 .102
Tahun 2011= =0,12
41.884 .352
4.068 .711
Tahun 2012= =0,08
49.028.696
4.383 .932
Tahun 2013= =0,08
55.436 .954
5.395.293
Tahun 2014= =0,08
65.185.850
6
Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu. Sedangkan NPM yang rendah menunjukkan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang rendah bisa
menujukkan ketidakefisienan manajemen. Untuk industry manufaktur
cenderung memiliki rasio net profit margin yang tinggi. Pada PT
Gudang Garam Tbk, rasio net profit margin (NPM) mengalami
peningkatan di tahun 2011 yang semula sebesar 0,11 menjadi 0,12
meski peningkatan tidak signifikan. Namun untuk tahun 2012
mengalami penurunan yang semula 0,12 menjadi 0,08 yang
disebabkan oleh peningkatan beban bunga. Sementara tahun 2013 dan
2014 tidak mengalami perubahan yakni sebesar 0,08.
Laba bersih
ROA=
Total aset
4.214 .789
Tahun 2010= =0,14
30.741 .619
4.958.102
Tahun 2011= =0,13
39.088 .705
4.068 .711
Tahun 2012= =0,10
41.509.325
4.383 .932
Tahun 2013= =0,09
50.770 .251
5.395.293
Tahun 2014= =0,09
58.220.600
7
asset (ROA) dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami penurunan. Tahun
2012 mengalami penurunan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelum dan
sesudahnya yakni sebesar 3% sedangkan tahun 2012, 2013, dan 2014 hanya
mengalami penurunan sebesar 1%.
4. Rasio Aktifitas
a. Perputaran Persediaan
HPPj
Perputaran Persediaan=
Persediaan
28.826 .410
Ta h un 2010= =1,43
20.174 .168
31.754 .984
Tahun 2011= =1,13
28.020.017
39.843 .974
Tahun 2012= =1,50
26.649 .777
44.563.096
Tahun 2013= =1,47
30.241.368
51.806.284
Tahun 2014= =1,49
34.739.327
8
persediaan yang rendah akibat kurangnya pengendalian persediaan yang
efektif padahal tingkat persediaan perusahaan relative besar dan terus
meningkat setiap tahun.
Penjualan
Perputaran Ktiva Tetap=
Aktiva Tetap
37.691 .997
Tahun 2010= =5,09
7.406 .632
41.884 .352
Ta h un 2011= =5,11
8.189.881
49.028.696
Tahun 2012= =4,72
10.389 .326
55.436 .954
Tahun 2013= =3,75
14.788 .915
65.185.850
Tahun 2014= =3,44
18.973.272
9
dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap untuk
mendukung penjualan.
B. ANALISIS TREND
10
Tabel 1 Analisis Trend Neraca
11
Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu Asset
Grafik 1 Trend Neraca
lancar dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja terjadi
sedikit penurunan di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu juga dengan
asset tidak lancar yang terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend asset tidak
lancar pada tahun 2013 dan 2014 lebih tinggi dari trend asset lancar. Untuk liabilitas
jangka pendek dan panjang terus mengalami peningkatan begitu juga dengan total
ekuitas.
12
PT GUDANG GARAM, Tbk.
Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Trend
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 111,12 130,08 147,08 172,94
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 100 110,16 138,22 154,59 179,72
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566 100 114,25 103,60 122,65 150,92
Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 100 86,88 158,24 116,44 127,25
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 100 109,41 96,56 140,44 161,41
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 100 14,35 823,90 22,90 100,97
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 100 122,87 141,49 127,65 164,42
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 100 117,01 87,74 114,01 146,14
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 100 106,18 195,66 317,06 575,70
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 100 117,47 83,61 105,41 127,96
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 100 116,97 88,23 109,58 127,82
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01
13
Tabel 3 Analisis Trend Laporan Arus Kas
14