Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN STUDI KASUS PADA


PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK PERIODE 2012 – 2014

OLEH :
RIKA ANDRIANI
160304074
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
Judul : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Studi Kasus Pada Pt. Astra International Tbk
Periode 2012 – 2014
Penulis : Derry Aprilia Susanti

A. ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada PT. Astra International Tbk Periode 2012 – 2014” untuk mengetahui
bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan
yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

B. PENDAHULUAN
Pada masa sekarang, terjadi persaingan dalam dunia usaha yang cukup ketat. Untuk itu,
perusahaan diharapkan mempunyai kemampuan yang baik dalam bidang keuangan, bidang
pemasaran, dan bidang operasional agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dengan
melihat kondisi keuangannya, perusahaan dapat menilai prestasi kinerja perusahaan tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana prestasi dalam perusahaan, dapat dilihat dengan prestasi
perusahaan tiap tahunnya. Dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan, peran manajemen
keuangan sangat penting. Untuk melihat kondisi keuangan dan perkembangannya dapat dilihat
pada laporan keuangan perusahaan.

C. METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang
diukur dalam suatu skala numerik (angka) diperoleh dengan mengukur nilai variabel dalam
sampel atau populasi. Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari sumber
kedua yaitu laporan keuangan PT Astra International Tbk tahun 2012 – 2014.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Rasio Likuiditas
1. Current Ratio, untuk menggambarkan kemampuan PT. Astra International Tbk dalam
membayar kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan aktiva lancar yang
tersedia.
Tabel 2 Hasil Perhitungan Current Ratio PT. Astra International Tbk Tahun 2012 – 2014

Tahun Utang Lancar Aktiva Lancar Current Ratio


(a) (b) (c) = b : a
2012 54.178 75.799 1,40
2013 71.139 88.352 1,24
2014 73.523 97.241 1,32
Rata-Rata 66.280 87.131 1,32
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Nilai current ratio pada PT. Astra international Tbk pada tahun 2012 ke tahun 2013
mengalami penurunan. Nilai current ratio pada PT. Astra international Tbk pada tahun 2013 ke
tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan utang usaha perusahaan dari
tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 4.588.
2. Quick Ratio, menunjukkan kemampuan PT. Astra International Tbk dalam membayar utang
jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Tabel 3 Hasil Perhitungan Quick Ratio PT. Astra International Tbk Tahun 2012 – 2014
Tahun Utang Lancar Aktiva Lancar Persediaan Quick Ratio
(a) (b) (c) (d) = (b – c) : a
2012 54.178 75.799 15.285 1,12
2013 71.139 88.352 14.433 1,04
2014 73.523 97.241 16.986 1,10
Rata-Rata 66.280 87.131 15.568 1,09
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Dari hasil perhitungan diatas, PT. Astra International Tbk terlihat baik, karena nilai quick
ratio memenuhi nilai standar yaitu >100%. Nilai rata-rata quick ratio menunjukkan bahwa
perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya tepat waktu.

3. Cash Ratio, menunjukkan seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersediannya kas atau yang setara dengan kas.
Tabel 4 Hasil Perhitungan Cash Ratio PT. Astra International Tbk Tahun 2012 – 2014
Tahun Kas dan setara kas Utang Lancar Cash Ratio
(a) (b) (c) = a : b
2012 11.055 54.178 0,20
2013 18.557 71.139 0,26
2014 20.902 73.523 0,28
Rata-Rata 16.838 66.280 0,25
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Dilihat dari nilai rata-rata cash ratio PT. Astra International Tbk terlihat tidak baik.
Karena nilai rata-rata cash ratio tidak memenuhi nilai standar yaitu 50%. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan belum mampu membayar utang dengan kas dan setara kas yang ada.

Rasio solvabilitas
1. Debt to Equity ratio, untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan
pemilik perusahaan.

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio PT. Astra International Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun Total Utang Ekuitas Debt to Equity Ratio
(a) (b) (c) = a : b
2012 92.460 89.814 1,03
2013 107.806 106.188 1,02
2014 115.705 120.324 0,96
Rata-Rata 105.324 105.442 1,003
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Nilai rata-rata debt to equity ratio menunjukkan bahwa perusahaan masih dianggap kurang
baik, karena berada diatas nilai standar.
2. Long Term Debt to Equity Ratio, merupakan rasio antara kewajiban jangka panjang dengan
modal sendiri.
Tabel 6 Hasil Perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio PT. Astra International Tbk
Tahun 2012 – 2014
Tahun Utang Jangka Ekuitas Long Term Debt to Equity Ratio
Panjang (b) (c) = a : b
(a)
2012 38.282 89.814 0,42
2013 36.667 106.188 0,34
2014 42.182 120.324 0,35
Rata-Rata 39.044 105.442 0,37
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Berdasarkan hasil tersebut, nilai long term debt to equity ratio pada PT. Astra
International Tbk berada dibawah nilai standar yaitu 10 kali. Nilai rata-rata long term debt to
equity ratio menunjukkan bahwa perusahaan akan kesulitan untuk memperoleh pinjaman.

3. Times interest earned ratio, menunjukkan kemampuan laba usaha untuk menjamin beban
bunga yang ditanggung perusahaan.
Tabel 7 Hasil Perhitungan Times Interest Earned Ratio PT. Astra International Tbk Tahun 2012 – 2014
Tahun Laba Sebelum Bunga dan Beban Bunga Times Interest Earned Ratio
Pajak (b) (c) = a : b
(a)
2012 27.898 1.021 27,3
2013 27.523 1.109 24,8
2014 27.352 1.375 19,9
Rata-Rata 27.591 1.168 24
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Nilai rata-rata times interest earned ratio menunjukkan bahwa perusahaan akan lebih
mudah memperoleh pinjaman.

Rasio Aktivitas
1. Cash Turn Over, menilai tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan dan membiayai penjualan.
Tabel 8 Hasil Perhitungan Cash Turn Over PT. Astra International Tbk Tahun 2012 – 2014
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Cash Turn Over
(a) (b) (c) = a : b
2012 188.053 11.055 17,01
2013 193.880 18.557 10,44
2014 201.701 20.902 9,65
Rata-Rata 194.555 16.838 12,37
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dilihat bahwa PT. Astra International Tbk terlihat
baik, karena nilai cash turn over memenuhi nilai standar yaitu 10%. Nilai rata-rata cash turn over
menunjukkan bahwa modal kerja perusahaan cukup untuk membayar tagihan dan membiayai
penjualan.
2. Account Receivable Turn Over, mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode
atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Tabel 9 Hasil Perhitungan Account Receivable Turn Over PT. Astra International Tbk
Tahun 2012 – 2014
Tahun Penjualan Piutang Usaha Account Receivable Turn Over
(a) (b) (c) = a : b
2012 188.053 16.443 11,4
2013 193.880 19.843 9,8
2014 201.701 21.332 9,5
Rata-Rata 194.555 19.206 10,3
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dilihat bahwa PT. Astra International Tbk terlihat
tidak baik, karena nilai account receivable turn over dibawah nilai standar yaitu 15 kali. Nilai
rata-rata account receivable turn over menunjukkan bahwa penagihan piutang yang dilakukan
manajemen tidak berhasil.

3. Inventory Turn Over, untuk menilai efisiensi operasional yang menggambarkan kemampuan
manajemen dalaam mengelola modal yang ada pada persediaan.
Tabel 10 Hasil Perhitungan Inventory Turn Over PT. Astra International Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun HPP Persediaan Inventory Turn Over
(a) (b) (c) = a : b
2012 151.853 15.285 9,93
2013 158.569 14.433 10,99
2014 162.892 16.986 9,59
Rata-Rata 157.771 15.568 10,17
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Dari perhitungan diatas, PT. Astra International Tbk terlihat tidak baik, karena nilai
inventory turn over tidak memenuhi nilai standar yaitu 20 kali. Nilai rata-rata inventory turn over
menunjukkan bahwa 11 kali persediaan barang dagang tidak diganti dalam satu tahun.

4. Working capital Turn Over, untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan
yang ada dengan modal kerja perusahaan.
Tabel 11 Hasil Perhitungan Working Capital Turn Over PT. Astra International Tbk Tahun
2012 – 2014
Tahun Modal Kerja Penjualan Working Capital Turn Over
(a) (b) (c) = b : a
2012 37.517 188.053 5,01
2013 51,685 193.880 3,75
2014 55.059 201.701 3,66
Rata-Rata 48.087 194.555 4,14
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa PT. Astra international Tbk terlihat
kurang baik, karena nilai working capital turn

5. Fixed Asset Turn Over, mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap.
Tabel 12 Hasil Perhitungan Fixed Asset Turn Over PT. Astra International Tbk Tahun 2012
– 2014
Tahun Penjualan Total Aktiva Tetap Fixed Asset Turn Over
(a) (b) (c) = a : b
2012 188.053 106.475 1,76
2013 193.880 125.642 1,54
2014 201.701 138.788 1,45
Rata-Rata 194.555 123.635 1,58
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Nilai rata-rata fixed asset turn over menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu
memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki, jika dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sejenis.

6. Total Asset Turn Over, menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam
rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang
dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvertasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Tabel 13 Hasil Perhitungan Total Asset Turn Over PT. Astra Interntional Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun Penjualan Total Aktiva Total Asset Turn Over
(a) (b) (c) = a : b
2012 188.053 182.274 1,03
2013 193.880 213.994 0,91
2014 201.701 236.029 0,85
Rata-Rata 194.555 210.766 0,93
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Nilai rata-rata total asset turn over menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu
memaksimalkan aktiva yang dimiliki.

Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin, menilai tingkat keuntungan kotor perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa biaya produksi perusahaan itu rendah.
Tabel 14 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin PT. Astra International Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun HPP Penjualan Gross Profit Margin
(a) (b) (c) = (b – a) : b
2012 151.853 188.053 0,19
2013 158.569 193.880 0,18
2014 162.892 201.701 0,19
Rata-Rata 157.771 194.555 0,19
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Hal ini menunjukkan gross profit margin berada dibawah nilai standar yaitu 30%.
2. Net profit margin, yaitu rasio atau perbandingan antara laba bersih yang telah dicapai dengan
tingkat penjualan.

Tabel 15 Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT. Astra International Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun Penjualan Laba Bersih Net Profit margin
(a) (b) (c) = b : a
2012 188.053 22.742 0,12
2013 193.880 22.297 0,12
2014 201.701 22.125 0,11
Rata-Rata 194.555 22.388 0,12
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa perusahaan terlihat tidak baik, karena

nilai net profit margin berada dibawah nilai standar yaitu 20%.

3. Return on Assets, menilai kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan baginpemilik perusahaan.

Tabel 16 Hasil Perhitungan Return on Assets PT. Astra International Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun Total Aktiva Laba Bersih Return on Assets
(a) (b) (c) = b : a
2012 182.274 22.742 0,12
2013 213.994 22.297 0,10
2014 236.029 22.125 0,09
Rata-Rata 210.766 22.388 0,10
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014

Nilai rata-rata return on assets menunjukkan manajemen tidak mampu untuk memperoleh
return on assets. Semakin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan maka semakin baik pula
kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya, demikian sebaliknya.
4. Return on Equity, menunjukkan kemampuan menghasilkan laba atau keuntungan yang tersedia
untuk para pemegang saham dalam suatu perusahaan.

Tabel 17 Hasil Perhitungan Return on Equity PT. Astra International Tbk Tahun 2012 –
2014
Tahun Laba Bersih Ekuitas Return on Equity
(a) (b) (c) = a : b
2012 22.742 89.814 0,25
2013 22.297 106.188 0,21
2014 22.125 120.324 0,18
Rata-Rata 22.388 105.442 0,21
Sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International Tbk tahun 2012 – 2014
Nilai rata-rata return on equity menunjukkan bahwa manajemen tidak mampu
memperoleh ROE seiring dengan menurunnya ROA. Semakin tinggi nilai ROE semakin baik
atau semakin optimal pengembalian modal yang bisa dihasilkan perusahaan tersebut, demikian
sebaliknya.

KESIMPULAN
Dari keempat rasio yang digunakan dalam analisa laporan keuangan mengalami
perkembangan yang cukup signifikan pada rasio aktivitas dimana tingkat keefisienan aktivitas
perusahaan terbaik terjadi pada tahun 2013, sedangkan pada tahun berikutnya mengalami tingkat
rasio aktivitas yang berkurang secara signifikan. Pada tahun 2013 aktivitas yang dimiliki
perusahaan efektif lebih baik, disebabkan sebagian utang yang digunakan untuk meningkatkan
kinerja baik jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan pada tahun selanjutnya
penurunan disebabkan adanya persaingan dalam dunia usaha serta penerimaan utang perusahaan
yang mengalami penurunan dalam membiayai aset dan investasi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Andres Maith, H. (2013). Analisis Laporan Keungan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Emba Vol.1 No.3 , 619-628.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Natan, F. (2010). Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Astra
International Tbk Perode 2007-2009. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol 1 No.3 , 1-18.
Orniati, Y. (2009). Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis Vol 1 No. 3 , 206-213.
Pongoh, M. (2013). Analisis LAporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi
Resource Tbk. Emba Vol. 1 No.3 , 669-679.
Puspitasari, R. (2012). Analisa Laporan Keuangan Guna Mengukur Kinerja Keuangan PT. Astra
International Tbk. Jurnal Ilmiah Vol. 14 No.1 , 9-20.
Yulieth Lohonda, F. e. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah
Suluttenggo Area Manado. Emba Vol. 2 No.1 , 627-637.

Anda mungkin juga menyukai