Anda di halaman 1dari 11

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan

Pada PT Fast Food Indonesia Tbk.


Tahun 2018-2019

PT FAST FOOD INDONESIA


LAPORAN NERACA
PER 31 Desember 2018, 2019

NAMA AKUN 2018 2019

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas 988.009.275 861.748.299


Piutang 94.618.958 183.284.517

Persediaan 222.404.674 288.796.357

Jumlah Aktiva Lancar 1.361.078.180 1.412.304.520

Aktiva Tidak Lancar 179,708,222 317,422,402

Aktiva tetap 487,216,596 595,737,161

Jumlah Aktiva Tidak 1,628,615,043 1,992,380,904


Lancar

TOTAL AKTIVA 2,989,693,223 3,404,685,424

Jumlah Utang Lancar 714.498.002 856.737.178

TOTAL KEWAJIBAN 1,449,199,580 1,745,112,819

EKUITAS 1,540,493,643 1,659,572,605

Sumber : (PT Fast Food Tbk, 2020)

PT FAST FOOD INDONESIA


LAPORAN LABA RUGI
PER 31 Desember 2018, 2019
(di sajikan dalam ribuan rupiah)

NAMA AKUN 2018 2019

Penjualan 6,017,492,356 6.706.376.352

Laba Operasi 266.226.198 286.791.803

Laba Bersih 212.011.156 241.547.936

Sumber : (Mt & Kav, 2010)


1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas merupakan mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo
a) Current Ratio
Current Ratio (Rasio Lancar) adalah perbandingan antara aktiva lancar dan hutang
lancar. Current ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya
yang harus segera dipenuhi (R. Subramanyam, 2017). Current ratio merupakan ukuran
yang paling umum terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutangnya dalam
jangka pendek mampu ditutup oleh aktiva yang secara tepat dapat berubah menjadi
kas
Rumus:
Current Ratio = Aktiva lancar
Hutang Lancar

Current Ratio tahun 2018 = 1.361.078.180 = 1,904 (1,90%)


714.498.002
Current Ratio tahun 2019 = 1.412.304.520 = 1,648 (1,64%)
856.737.178
b) Quick Ratio
Rasio ini memberikan petunjuk yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan
dibandingkan dengan rasio lancar, karena peniadaan perkiraan persediaan dari
perhitungan rasio (R. Subramanyam, 2017). Adanya peniadaan persediaanpersediaan
memerlukan jangka waktu yang lama untuk dikonversi menjadi kas

Rumus
Quick Ratio = Aktiva lancar - Persediaan
Hutang lancar
Quick Ratio 2018 = 1.361.078.180 - 222.404.674 = 1,5913 (1,59%)
714.498.002
Quick Ratio 2019 = 1.412.304.520 - 288.796.357 = 1,3113 (1,31%)
856.737.178

Dapat diartikan PT Fast Food Indonesia Tbk. menunjukan kemampuan


perusahaan untuk membayar hutangnya yang harus segera dipenuhi Pada tahun 2018
dan 2019 setiap hutang lancar Rp.1,- di jamin dengan Rp 1,90 dan Rp 1,64 aktiva
lancar. Sedangkan menggunakan Quick Ratio setiap hutang lancar Rp.1,- di jamin
dengan Rp 1,59 dan Rp 1,31 aktiva lancar dan persediaan. Dilihat dari rumus quick
ratio diatas 100% yang berarti bahwa likuiditas dari PT. Fast Food Indonesia
Tbk ini baik. Hal ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
dan aktiva lancar yang lebih likuid . Biasanya quick rasio ini menjadi pusat perhatian
para kreditur, mereka menghendaki perusahaan yang mampu menyediakan alat-alat
likuid yang memadai, untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Hal ini menunjukan bahwa PT.Fast Food Indonesia Tbk pada tahun 2018 dan
2019 mengalami penurunan dalam melunasi kewajiban lancar dengan aktiva
lancarnya atau dengan kata lain perusahaan mengalami permasalahan pada aktiva
lancarnya sehingga perlu di cari solusi seperti menambah aktiva lancarnya dengan
menambah sebanyak mungkin kas yang ada di perusahaan.

2. RASIO SOLVABILITAS
Rasio ini dapat melihat seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity) (R. Subramanyam,
2017). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar
daripada utang.
a) Rasio total utang terhadap total asset (debt to total capital assets)
menunjukkan besarnya total utang terhadap total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan besarnya aset perusahaan yang didanai oleh utang.RumusTotal
debt to total capital assets = Total Utang
Total Aset
Total debt to total capital assets 2018 = 1.449.199.580 = 0,48 (48%)
2.989.693.223
Total debt to total capital assets 2019 = 1.745.112.819 = 0,51 (51%)
3.404.685.424
Dapat diartikan tahun 2018 dan 2019 terdapat Rp 0.48 dan Rp. 0,51 dari setiap
rupiah aktiva digunakan untuk menunjukan hutang. Debt Rasio PT Fast Food
Indonesia Tbk, pada tahun 2018 dan 2019 sebesar 48% dan 52% . Hal ini
menunjukan bahwa hutang PT. Fast Food Indonesia mengalami peningkatan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar pula pendanaan dari utang,artinya
semakin besar risiko bagi perusahaan (kemungkinan tidak dapat membayar utangnya
juga semakin besar). Rasio yang tinggi juga menunjukkan bahwa rendahnya aset
perusahaan yang dibiayai oleh ekuitas (modal sendiri). Maka perusahaan harus
segera melunasi hutang tersebut agar angka ini tidak menjadi beban di tahun
selanjutnya

b) Rasio utang terhadap ekuitas (Total debt to equity ratio)

adalah membandingkan sumber pembiayaan utang jangka panjang terhadap modal


pemegang saham
Rumus
Total debt to equity ratio = Total Utang
Modal sendiri
Total debt to equity ratio 2018 = 1,449,199,580 = 0,940
1,540,493,643
Total debt to equity ratio 2019 = 1,745,112,819 = 1,051
1,659,572,605

Dapat diartikan pada tahun 2018 dan 2019 terdapat Rp 0,940 dan Rp 1,051 dari setiap
rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang. Dari hasil perhitungan diatas
menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio dari tahun 2018 sampai 2019 mengalami
kenaikan berarti PT Fast Food Indonesia Tbk berada pada posisi buruk karena berada
diatas 100%. Sehingga kemungkinan hutang sulit untuk di bayar oleh modal sendiri.

3. RASIO AKTIVITAS
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan menghasilkan kas (ditunjukkan dengan
seberapa cepat beberapa akun dikonversikan menjadi kas). Rasio ini disebut juga rasio
efisiensi, digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya (aktiva) yang dimiliki (R. Subramanyam, 2017)
a. Inventory Turn Over
sebuah rumus rasio efisiensi yang menunjukkan seberapa efektif dari persediaan yang dapat
dikelola dengan membandingkan harga pokok penjualan (HPP) dalam persediaan rata-rata
untuk suatu periodeRumus

• Inventory Turn Over = HPP


Persediaan
Inventory Turn Over Periode 2018 = 2.277.401.709 = 10,239
222.404.674
Inventory Turn Over Periode 2019 = 2.511.932.560 = 8,697
288.796.357
• ITO in Days = Persediaan × 365
HPP
ITO in Days Periode 2018 = 222.404.674 × 365 = 34,644
2.277.401.709
ITO in Days Periode 2019 = 288.796.357 × 365 = 41,963
2.511.932.560

Makin tinggi ITO makin baik bagi perusahaan. Nilai ITO akan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama
b. Asset Turn Over
adalah mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan untuk menunjang
penjualan perusahaan.
Rumus
Fixed Asset Turn Over = Penjualan
Aktiva tetap
Fixed Asset Turn Over 2018 = 6.017.492.356 = 2,012
2.989.693.223
Fixed Asset Turn Over 2019 = 6.706.376.352 = 1,969
3.404.685.
c. Account Receivable Turn Over
adalah mengukur penjualan di bagi dengan piutang dagang.
Rumus
• Account Receivable Turn Over = Penjualan
Piutang
Account Receivable Turn Over 2018 = 6,017,492,356 = 63,59
94.618.958
Account Receivable Turn Over 2019 = 6.706.376.352 = 36,58
183.284.517
• ITO in Days = Piutang × 365 =
Penjualan Kredit
ITO in Days Periode 2018 = 94.618.958 × 365 = 5,739
6.017.492.356

ITO in Days Periode 2019 = 183.284.517 × 365 = 9,975


6.706.376.352

4. RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba;
menunjukkan pengaruh kebijakan likuiditas, manajemen aktiva (aktivitas), manajemen
utang (solvabilitas) terhadap hasil operasional perusahaan. (R. Subramanyam, 2017)

a) Operating Profit Margin


adalah mengukur tingkat laba operasi terhadap penjualan bersih perusahaan
Rumus
Operating Profit Margin = Laba Kotor = Pendapatan bersih - HPP
Penjualan bersih penjualan bersih
Operating Profit Margin 2018 = 3.740.090.647 =6.017.492.356 -
2.277.401.709
6.017.492.356 6.017.492.356
= 0,6215 (0,62%)
Operating Profit Margin 2019 = 4.194.443.792 =6.706.376.352 -
2.511.932.560
6.706.376.352 6.706.3
= 0,6254 (0,62%)
b) Net Profit Margin adalah tingkat laba bersih terhadap penjualan
Rumus
Net Profit Margin = Laba bersih
Penjualan
Net Profit Margin 2015 = 212.011.156 = 0,035
6.017.492.356

Net Profit Margin 2016 = 241.547.936 = 0,036


6.706.376.352
c) Return of Equity (ROE) adalah digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal
pada perusahaan .
Rumus
Return of Equity (ROE) = Laba Bersih × 100%
Ekuitas Pemegang Saham
Return of Equity (ROE) 2018 = 212.011.156 × 100% =
1,0626 199.513.858
Return of Equity (ROE) 2019 = 241.547.936 × 100% =
14,554 199.513.858
d) Return of Assets (ROA) adalah digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan didalam mnghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya.
Rumus
Return of Assets (ROA) = Laba Bersih × 100%
Total Asset
Return of Assets (ROA) 2018 = 212.011.156 × 100% = 7,091
2.989.693.223
Return of Assets (ROA) 2019 = 241.547.936 × 100% = 7,094
3.404.685.424
Kesimpulan
Dari hasil penelitian lapangan dan analisis data berdasarkan
penilaian kinerja keunangan perusahaan melalui analisis laporankeuangan
dengan menggunakan alat berupa rasio keuangan yang meliputi rasio
likuiditas,solvabilitas dan aktivitas yang diketahui dan dihitung dengan
current ratio,cash ratio,debt to assets ratio,total assets turnover dan
inventory turnover yang dilakukan dengan penelitian dari tahun 2018
sampai tahun 2019.
Kinerja keuangan PT Fast Food Indonesia (Persero) Tbk mengalami
penurunan,hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio
likuiditas,solvabilitas dan aktivitas :
a. Berdasarkan analisis rasio likuiditas PT Fast Food Indonesia (Persero)
Tbk menunjukkan bahwa current ratio dan cash ratio yang terjadi pada
PT Fast Food Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun 201 8sampai
tahun 2019 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan yang mengalami
penurunan dalam menggunakan aktiva dan kas perusahaan dalam
membayar atau menutupi hutang jangka pendeknya.
b. Berdasarkan analisis rasio solvabilitas PT Fast Food Indonesia(Persero)
Tbk menunjukkan bahwa debt to assets ratio yang terjadi pada
perusahaan mengalami naik turun untuk tahun 2018 sampai pada tahun
2019. Penurunan debt to assets ratio disebabkan karena perusahaan
tidak mampu membayar hutang jangka panjang yang sudah jatuh
tempo. Hal ini disebabkan karena modal yang dimiliki perusahaan
sebagian besar dari pinjaman yang dilakukan perusahaan.
c. Berdasarkan analisis rasio aktivitas PT Fast Food Indonesia (Persero)
Tbk menunjukkan bahwa total assets turnover yang terjadi pada
perusahaan mengalami naik turun untuk tahun 2018 sampai tahun 2019
mengalami penurunan. Penurunan total assets turnover disebabkan
karena perusahaan tidak bisa mengelola penjualan dengan baik dan
tidak menggunakan dana secara baik. Untuk inventory turnover yang
terjadi pada PT Fast Food Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun 2018
sampai tahun 2019 mengalami naik turun juga. Inventory turnover pada
PT Fast Food Indonesia (Persero) Tbk cenderung mengalami penurunan
ini dapat dikatakan kondisi perusahaan kurang baik bagi perusahaan
yang artinya bahwaperusahaan dalam memutarkan berapa kali jumlah
barang sediaan diganti dalam suatu periode kurang maksimal.
Berarti,perusahaan kurang efektif dan efisien dalam pengelolaan
kinerja yang dilakukan.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang diberikan
sebagai berikut :
1. Perusahaan PT Fast Food Indonesia (Persero) Tbk harus lebih
meningkatkan lagi rasio likuiditas,solvabilitas dan aktivitas yang
dimana untuk rasio keuangan yang sudah dilihat dan dihitung sering
terjadi naik turun,maka dalam hal ini diperlukan oleh perusahaan
untuk meningkatkan dan juga menggunakan sumberdaya yang ada
pada perusahaan secara efisien demi tujuan yang ingin dicapai
perusahaan seperti mencari keuntungan dan memenuhi kewajiban
jangka panjang maupun jangka pendeknya.
2. Dengan kinerja keuangan perusahaan PT Fast Food Indonesia(Persero)
Tbk dalam menyajikan sebanyak-banyaknya informasi,sehingga dari
informasi tersebut perusahaan akan lebih mampu dalam meningkatkan
nilainilai dari likuiditas,solvabilitas dan nilai-nilai aktivitas yang tinggi
sehingga kinerja keuangan perusahaan untuk setiap tahunnya dapat
berjalan dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Erlyna Tri. R, A. F. (2021). IMPLEMENTASI PERENCANAAN PPh BADAN DALAM


PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG TAHUN BUKU 2018( Studi Pada PT. Amtech
Indonesia ), 02(1), 78–108.
Mt, J., & Kav, H. (2010). PT Fast Food Indonesia Tbk . 118–119.
PT Fast Food Indonesia Tbk. (2020). Public Expose 2020 PT Fast Food Indonesia Tbk.
https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTST
OCK/From_EREP/202012/b30c949e6f_5913bb9ec4.pdf
PT Fast Food Tbk. (2020). [ 1000000 ] General information Informasi umum General
information. 4–8.
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/
New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/
02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan Keuangan Tahun
2020/Audit/HMSP/FinancialStatement-2020-Tahunan-HMSP.pdf
R. Subramanyam, K. (2017). Analisis Laporan Keuangan 1 (p. 616).

Anda mungkin juga menyukai