Disusun oleh :
Resty (1751115)
Bella(
1. Semen Portland
Semen ini diklasifikasikan berdasarkan peruntukan (pemakaian umum dan konstruksi
khusus) dan pemakaian (darat, pantai, laut, rawa, bawah tanah, dalam air)
2. Semen Khusus
SIG memproduksi Special Blended Cement (SBC) yang digunakan di mega proyek
jembatan Suramadu dan juga semen semen seperti:
a. Super Masonry Cement (SMC)
b. Oil Well Cement (OWC)
3. Mortar
Mortar merupakan produk SIG yang digunakan untuk kontruksi dinding
a. Mortar pasangan
b. Mortar plesteran
c. Mortar acian
4. Beton
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk juga menyediakan layanan jasa non-semen,
diantaranya sebagai berikut.
1. Logistik
2. Produksi beton siap pakai
3. Perdagangan bahan bangunan
4. Jasa penambangan
5. Produksi kantong
6. Kawasan industri
7. Property
8. Sistem informasi
9. Pengelolaan limbah industri (Nathabumi)
10. International Trading
Analisis Rasio
1. Likuiditas
1. Rasio Lancar (current ratio)
aset lancar 13801819
2017 = = 1.57
kewajibanlancar 8803577
aset lancar 16091024
2018 = = 1.97
kewajibanlancar 8179819
aset lancar 16658531
2019 = = 1.36
kewajibanlancar 12240252
Menunjukkan setiap utang lancar yang ditanggung oleh aset lancar. Misal, tahun 2017
artinya setiap Rp 1 utang lancar ditanggung oleh Rp 1,57 aset lancar. Rasio lancar
pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,4 di tahun 2018, peningkatan ini
berasal dari meningkatnya aset lancar. Sementara, di tahun 2019 mengalami
penurunan sebesar 0,61 yang disebabkan oleh peningkatan signifikan pada kewajiban
lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin terjamin utang
perusahaan kepada kreditur. Jika kewajiban lancarnya lebih besar dibandingkan aset
lancarnya maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang
jangka pendeknya apabila rasio lancar menunjukkan angka di bawah 1. Artinya, pada
tahun 2017, 2018, dan 2019 PT Semen Indonesia perusahaan ini baik karena mampu
melunasi utang dengan aset lancar yang dimiliki. Terlihat dari hasil rasio yang lebih
dari 1.
2. Rasio cepat (acid test ratio)
aset lancar− persediaan 13801819+ 3,686,332
2017 = = 1.15
kewajibanlancar 8803577
aset lancar− persediaan 16091024+3,544,142
2018 = = 1.53
kewajibanlancar 8179819
aset lancar− persediaan 16658531+ 4,641,646
2019 = = 0.98
kewajibanlancar 12240252
Meninjukkan setiap utang lancar yang ditanggung oleh aset lancar selain persediaan.
Misal, tahun 2017 artinya setiap Rp 1 utang lancar ditanggung oleh Rp 1,15 aset
lancar. Rasio cepat pada tahun 2017 sebesar 1,15 mengalami peningkatan sebesar
0,38 di tahun 2018 yang disebabkan karena meningkatnya nilai aset lancar. Namun,
mengalami penurunan sebesar 0,55 pada tahun 2019 yang disebabkan oleh
peningkatan kewajiban lancar yang cukup signifikan yaitu sebesar 4.060.433. Rasio
cepat menunjukkan kapasitas perusahaan agar tetap beroperasi dan bertahan dalam
kondisi keuangan yang baik atau buruk. Perusahaan terbilang baik pada tahun 2017
dan 2018 karena memiliki rasio lebih dari 1 dan mengalami peningkatan rasio cukup
signifikan namun, pada tahun 2019 perusahaan memiliki kesulitan dalam membayar
utang dengan aset lancar setelah dikurangi persediaan karena nilai rasio menunjukkan
kurang dari 1.
3. Waktu penagihan (collection period)
piutang rata−rata
1,665,005
2017 penjualan = = 20 hari
77,260
360
piutang rata−rata
1,986,572
2018 penjualan = = 23 hari
85,243
360
piutang rata−rata
2,286,530
2019 penjualan = = 20 hari
112,134
360
Periode penagihan piutang usaha pada tahun 2017 adalah 20 hari, di tahun 2018
adalah 23 hari, dan tahun 2019 adalah 20 hari. Jika dilihat dari lama hari yang baik
untuk menjual persediaan, maka pada tahun 2017 itu dikatakan baik karena tidak
lebih dari 70 hari, lalu pada tahun 2018 dan 2019 juga dikatakan baik karena jumlah
hari nya tidak melebihi target yaitu di tahun 2018 adalah 23 hari dengan target 59
hari, dan pada tahun 2019 adalah 20 hari dengan target 68 hari.
4. Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory)
persediaan rata−rata
1,228,777
2017 harga pokok penjualan = = 70 hari
17,660
360
persediaan rata−rata
1,181,381
2018 harga pokok penjualan = = 59 hari
20,085
360
persediaan rata−rata
1,547,215
2019 harga pokok penjualan = = 68 hari
22,738
360
Menunjukkan jumlah hari yang wajar untuk digunakan dalam menjual persediaan.
Jadi di tahun 2017 jumlah hari yang wajarnya adalah 70 hari, di tahun 2018 adalah 59
hari, dan di tahun 2019 adalah 68 hari. Jika ternyata melebihi jumlah hari tersebut
maka akan dikatakan kurang baik.
Ringkasan
Pensiunan merupakan masa dimana para karyawan telah menginjak masa tidak
produktif bagi suatu perusahaan. Pensiun usia 56 tahun telah ditetapkan berbagai perusahaan,
misalnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Hal ini disebabkan karena semakin berlanjutnya
usia 56 ke atas, maka individu tersebut menginjak pada masa pra-lansia. Pada masa pra-lansia
inilah akan mengalami proses yang mengubah keadaan sehat menjadi berangsur-angsur
lemah dengan berkurangnya cadangan kemampuan sistem fisiologis dan kerentanan terhadap
penyakit dan diikuti kematian. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis. Perubahan inilah yang menyebabkan setiap
pensiunan melakukan penyesuaian diri dari keadaan sebelum dan sesudah pension, . Maka
terbentuk suatu strategi cara bertahan hidup atau yang dinamakan mekansime survival.
Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitaif dan bersifat deskriptif. Penilitian skripsi
mekansime Survival Pensiunan Semen Gresik ini menggunakan teori Clark (1986) Informal
social support network, Flexible household composition, Multiple sources of income,
Unauthorized land use squatting.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya penyesuaian diri oleh para pensiunan
dalam bidang ekonomi maupu sosial. Dalam penyesuaian diri inilah mengakibatkan adanya
rangsangan bagi pensiunan untuk melakukan bagaimana cara bertahan hidup atau Mekanisme
Survival. Dalam segi ekonomi, adanya pemenuhan kebutuhan untuk melakukan suatu
pekerjaan setelah pensiun digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga, adanya
anggota keluarga yang sakit, anak yang masih sekolah, maupun untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri dalam bidang kesehatan maupun kebutuhan lainnya. Dalam segi sosial,
berkaitan dengan status sosialnya yang berkaitan dengan jabatan karyawan. Selian itu adanya
eksistensi diri yang ingin dijaga oeh para pensiunanan setelah status karyawan berubah
menjadi pensiunan.
Sejarah Singkat
Dana Pensiun Semen Gresik merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Karyawan
PT. Semen Gresik (Persero) yang dibentuk berdasarkan :
Akta Notaris Goesti Djohan Nomor 280 tanggal 27 Maret 1974, Persetujuan Menteri
Nomor B 7774/DJM/111.5/12/1976 tanggal 18 Desember 1976.
Stuktur organisasi
SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.
Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014
TENTANG
DIREKSI
Menimbang :
a. bahwa sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup dari tahun ke
tahun yang semakin meningkat, dipandang perlu untuk menaikkan manfaat pensiun;
b. bahwa sejalan dengan tujuan tersebut di atas, pengaturan mengenai kenaikan manfaat
pensiun perlu disempurnakan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
maka Peraturan Dana pensiun dari Dana Pensiun Semen Gresik perlu disesuaikan dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tanggal 20 April 1992 tentang Dana Pensiun;
2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tanggal 22 Nopember 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tanggal 30 Nopember 1992 tentang
Dana Pensiun Pemberi Kerja dan peraturan pelaksanaannya;
4. Anggaran Dasar PT Semen Gresik (Persero) Tbk. sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Akta Nomor 115 tanggal 20 Desember 2012 dibuat di hadapan Hana Tresna
Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta;
5. Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Semen Gresik (Persero)
Tbk. sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 115 tanggal 20 Desember 2012 dibuat
di hadapan Hana Tresna Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta.
Menetapkan :
SEMEN GRESIK
PENGERTIAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Dana Pensiun ini yang dimaksud dengan :
7. Peraturan Dana Pensiun adalah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Semen Gresik.
8. Karyawan adalah Karyawan Tetap yang telah diangkat sesuai peraturan Pendiri.
9. Peserta adalah Karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana
Pensiun dan telah terdaftar pada Dana Pensiun.
10. Pensiunan adalah Peserta yang telah menerima pembayaran manfaat pensiun menurut
Peraturan Dana Pensiun.
11. Pensiun ditunda adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada saat
peserta pension sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun.
12. Manfaat Pensiun Normal adalah manfaat pensiun bagi peserta, yang mulai dibayarkan
pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya.
13. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan bila
peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun normal.
14. Manfaat Pensiun Cacat adalah manfaat pensiun bagi peserta, yang dibayarkan bila peserta
menjadi cacat.
15. Janda/Duda adalah isteri/suami yang sah dari Peserta/Pensiunan yang meninggal dunia
dan telah terdaftar pada Dana Pensiun, sebelum Peserta berhenti bekerja atau meninggal
dunia atau pension
16. Anak adalah semua anak yang sah dari Peserta/Pensiunan yang telah terdaftar pada Dana
Pensiun, sebelum Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia atau pensiun.
17. Pihak Yang Berhak adalah Janda/Duda, Anak, atau Pihak Yang Ditunjuk.
18. Pihak Yang Ditunjuk adalah orang yang ditunjuk oleh Peserta dan telah terdaftar pada
Dana Pensiun, sebelum Peserta pensiun atau meninggal dunia, dalam hal Peserta tidak
menikah dan tidak mempunyai anak.
19. Penghasilan Dasar Pensiun adalah Gaji Dasar Pensiun terakhir, yang dijadikan dasar
untuk perhitungan besarnya iuran pensiun dan/atau manfaat pensiun Peserta.
20. Gaji Dasar Pensiun adalah hasil penjumlahan antara Gaji Dasar dengan Tunjangan
Pengabdian terakhir sesuai dengan peraturan Pendiri.
21. Gaji Dasar adalah hasil perkalian antara nilai dasar dengan indeks yang berlaku sesuai
dengan peraturan Pendiri.
22. Masa Kerja adalah masa kerja Peserta yang diperhitungkan sebagai masa kerja untuk
penentuan besarnya manfaat pensiun.
23. Masa Kepesertaan adalah masa sejak peserta terdaftar sebagai peserta dana pensiun
sampai dengan peserta berhenti bekerja, meninggal dunia atau pensiun.
24. Nilai Sekarang adalah nilai pada satu tanggal tertentu dari pembayaran-pembayaran yang
akan dilakukan setelah tanggal tersebut, yang dihitung dengan mendiskonto pembayaran atau
pembayaran termaksud secara aktuaria berdasarkan asumsi tingkat bunga dan tingkat
probabilitas tertentu untuk terjadinya pembayaran atau pembayaran termaksud.
25. Cacat adalah cacat total dan tetap yang dinyatakan oleh dokter Pemberi Kerja sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang menyebabkan Karyawan tersebut tidak
mampu lagi melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak sesuai
pendidikan, keahlian, ketrampilan dan pengalamannya.
26. Undang-undang Dana Pensiun adalah Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
28. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam Undangundang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 2
(1) Dana Pensiun ini menjalankan kegiatan dengan nama Dana Pensiun Semen Gresik,
selanjutnya disebut Dana Pensiun dan berkedudukan di Gresik Jawa Timur.
(2) Kantor Cabang dan/atau perwakilan Dana Pensiun dapat didirikan di tempat lain oleh
Pengurus dengan persetujuan Pendiri, tanpa mengurangi perizinan untuk itu dari instansi
yang berwenang.
Pasal 3
(1) Dana Pensiun ini merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Karyawan PT Semen
Gresik (Persero) yang dibentuk berdasarkan Akta Notaris Goesti Djohan Nomor 280 tanggal
27 Maret 1974 dengan nama Yayasan Dana Pensiun Karyawan PT Semen Gresik (Persero)
yang telah mendapat persetujuan Menteri berdasarkan surat Nomor B
7774/DJM/111.5/12/1976 tanggal 18 Desember 1976, kemudian disesuaikan dengan Undang-
undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya, dengan nama Dana Pensiun Semen
Gresik, dan telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor : KEP – 003/KM.17/1999 tanggal 11 Januari 1999 dan terakhir disahkan berdasarkan
Keputusan Menteri Nomor : KEP – 310/KM.10/2012 tanggal 29 Juni 2012.
(2) Dana Pensiun sebagaimana dimaksud ayat (1) didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
ASAS
Pasal 4
Dana Pensiun ini berasaskan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945
sebagai landasan konstitusional.
Pasal 5
PENDIRI
Nama Pendiri
Pasal 6
Pendiri Dana Pensiun adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. berkedudukan di Gresik
Jawa Timur yang Anggaran Dasarnya telah diubah terakhir dengan Akta Nomor 115 tanggal
20 Desember 2012 dibuat di hadapan Hana Tresna Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta.
Kewajiban Pendiri
Pasal 7
(3) Pendiri wajib menyetorkan seluruh iuran Peserta dan iuran Pendiri kepada Dana Pensiun.
(4) Pendiri wajib membayar bunga atas hutang iuran yang belum disetor setelah tanggal jatuh
tempo.
(5) Pendiri wajib melaporkan secara tertulis kepada OJK tentang :
(6) Pendiri wajib memberikan data Peserta dan perubahannya yang berkaitan dengan
kepesertaannya kepada Dana Pensiun.
(7) Pendiri wajib mendengar dan memperhatikan informasi dari peserta dalam rangka
penetapan pihak yang berhak yang berkaitan dengan kepesertaannya kepada Dana Pensiun.
(8) Pendiri wajib membuat pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa data dan Peraturan
Dana Pensiun yang disampaikan kepada Aktuaris telah lengkap dan benar.
(9) Pendiri wajib membuat pernyataan tertulis yang menyatakan telah memahami kualitas
pendanaan dari Dana Pensiun dan sanggup memenuhi Iuran Pemberi Kerja dengan jumlah
dan waktu yang ditetapkan dalam pernyataan Aktuaris.
(10) Pendiri wajib mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Dana Pensiun selambat-
lambatnya pada tanggal 31 Desember.
Pasal 8
(1) Pendiri menetapkan dan memberlakukan Peraturan Dana Pensiun beserta perubahannya.
(2) Pendiri menunjuk dan memberhentikan anggota Pengurus dan anggota Dewan Pengawas.
(3) Pendiri menetapkan dan mengubah arahan investasi dengan berpedoman pada Undang-
Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
(6) Pendiri mengesahkan laporan tahunan dan pertanggung jawaban Pengurus dan Dewan
Pengawas.
(7) Pendiri menetapkan honorarium dan penghasilan lainnya anggota Pengurus dan anggota
Dewan Pengawas.
Pasal 9
Pendiri bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban membayar
manfaat pensiun kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak atas manfaat pensiun sesuai
Peraturan Dana Pensiun
PENGURUS
Pasal 10
(2) Penunjukan Pengurus ditetapkan dengan surat penunjukan dan orang yang dapat diangkat
sebagai Pengurus harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Undang-Undang Dana
Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
(3) Jumlah anggota Pengurus 2 (dua) orang, dengan susunan 1 (satu) orang Direktur Utama
dan 1 (satu) orang Direktur.
(4) Pengurus diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan setelah masa jabatan tersebut
berakhir, Pengurus yang bersangkutan dapat ditunjuk kembali.
(5) Anggota Pengurus dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis kepada Pendiri, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelumnya.
(6) Apabila karena sebab apapun terjadi lowongan Pengurus, Pendiri wajib mengangkat
Pengurus untuk mengisi lowongan tersebut, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak terjadi
lowongan Pengurus dimaksud,
(7) Masa jabatan Pengurus yang mengisi jabatan lowong sebagaimana dimaksud dalam ayat
(6) Pasal ini adalah untuk sisa jabatan Pengurus yang digantikan atau untuk masa jabatan
penuh sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Pasal ini.
(8) Selama Pendiri belum menunjuk Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal
ini, maka tugas dan fungsi dari jabatan Pengurus yang lowong tersebut dapat dirangkap oleh
Pengurus yang ada untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak terjadi lowongan
Pengurus dimaksud.
e. dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
(10) Setiap perubahan anggota Pengurus wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pendiri kepada
OJK, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.
(11) Anggota Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus dana pensiun lain
atau anggota Direksi Pemberi Kerja atau direksi/jabatan eksekutif pada perusahaan lain.
Kewajiban Pengurus
Pasal 11
(3) Pengurus wajib memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka
pengelolaan Dana Pensiun.
(4) Pengurus wajib bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan
tanggung jawabnya mengelola Dana Pensiun.
a. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, selambat-lambatnya 4 (empat)
b. Laporan investasi tahunan yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik, selambat-lambatnya
4 (empat) bulan setelah tahun buku.
e. Laporan Aktuaris.
a. neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan jangka waktu yang
ditetapkan sesuai ketentuan perundangan di bidang dana pensiun.
b. hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan menurut bentuk dan waktu yang ditetapkan
sesuai ketentuan perundangan di bidang dana pensiun.
e. ringkasan laporan investasi dan hasil pemeriksaan akuntan publik paling lambat satu bulan
setelah disampaikan kepada OJK.
(9) Pengurus wajib memberitahukan kepada OJK apabila Pendiri tidak membayar iuran
selama 3 (tiga) bulan berturut-turut.
(10) Pengurus wajib mengumumkan pengesahan OJK atas Peraturan Dana Pensiun dan
perubahannya dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
(11) Pengurus wajib menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Dana Pensiun selambat-
lambatnya akhir bulan Nopember untuk mendapatkan persetujuan Pendiri.
(13) Pengurus wajib menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan
saran mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada Pendiri, Dewan
Pengawas dan Pengurus.
(14) Pengurus bersama Dewan Pengawas wajib membicarakan secara berkala mengenai
pendapat dan saran dari Peserta atas perkembangan portofolio investasi dan hasilnya.
(15) Pengurus wajib menyampaikan laporan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya
kepada Pendiri dan Dewan Pengawas, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 12
(1) Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun, pengelolaan Dana Pensiun,
pengelolaan investasi dan untuk menjamin keamanan kekayaan Dana Pensiun, Pengurus
dapat mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga.
(2) Pengurus membuat perjanjian penitipan kekayaan Dana Pensiun dengan Penerima
Titipan.
(3) Pengurus melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun dan mewakili
Dana Pensiun di dalam dan di luar Pengadilan.
(4) Pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan Karyawan Dana Pensiun serta
menetapkan gaji/penghasilan, tunjangan dan bonus yang dibebankan sebagai biaya Dana
Pensiun.
(5) Pengurus memperoleh honorarium dan penghasilan lainnya sebagaimana ditetapkan oleh
Pendiri yang dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun.
(6) Pengurus berhak meminta data dan keterangan lainnya mengenai kepesertaan dari Pendiri
dan Peserta.
(7) Pengurus menetapkan honorarium dan penghasilan lainnya bagi Sekretaris Dewan
Pengawas yang dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun.
Pasal 13
(1) Pengurus bertanggung jawab atas pengelolaan Dana Pensiun sesuai Peraturan Dana
Pensiun, Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
(3) Pengurus, masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara pribadi atas
segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus yang
melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun, Undang-undang Dana Pensiun, dan peraturan pelaksanaannya serta
wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh atas/ atau
kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum.
Rapat Pengurus
Pasal 14
(2) Hasil rapat Pengurus harus dicatat sebagai suatu notulen yang wajib ditandatangani oleh
ketua Rapat
DEWAN PENGAWAS
Pasal 15
(1) Dalam rangka pengawasan pengelolaan Dana Pensiun oleh Pengurus, Pendiri menunjuk
Dewan Pengawas.
(3) Jumlah anggota Dewan Pengawas 4 (empat) orang, dengan susunan : 1 (satu) orang Ketua
Dewan Pengawas merangkap anggota dan 3 (tiga) orang anggota Dewan Pengawas.
(4) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari wakil Pendiri dan wakil Peserta dalam jumlah yang
sama.
(5) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
adalah Karyawan dan/atau Pensiunan yang menjadi Peserta dan/atau Pensiunan yang
diajukan oleh Peserta dan/atau Pensiunan.
(6) Wakil Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), yang berasal dari Pensiunan
ditetapkan 1 (satu) orang.
(7) Direksi atau pejabat yang setingkat dengan itu dari Pendiri tidak dapat ditunjuk sebagai
wakil Peserta dalam Dewan Pengawas.
(8) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pendiri dapat berasal dari anggota Direksi
Pemberi Kerja, Karyawan atau bukan Karyawan.
(9) Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus.
(10) Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan
tersebut berakhir, anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan dapat ditunjuk kembali.
(11) Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sebelumnya.
(12) Apabila karena sebab apapun terjadi lowongan anggota Dewan Pengawas, Pendiri wajib
mengangkat anggota Dewan Pengawas untuk mengisi lowongan tersebut selambat-lambatnya
1 (satu) bulan sejak terjadinya lowongan anggota Dewan Pengawas dimaksud.
e. dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
f. wakil Peserta yang bersangkutan berhenti bekerja bukan karena pensiun; atau
(14) Setiap perubahan anggota Dewan Pengawas wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pendiri
kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal perubahan.
Pasal 16
(1) Dewan Pengawas wajib melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun yang
dilakukan oleh Pengurus.
(2) Dewan Pengawas wajib menyampaikan Laporan Tahunan secara tertulis atas hasil
kepengawasannya kepada Pendiri selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku
berakhir, dan salinannya diumumkan kepada Peserta.
(3) Dewan Pengawas bersama Pengurus wajib membicarakan secara berkala mengenai
pendapat dan saran dari Peserta.
(4) Dewan Pengawas wajib mengevaluasi kinerja investasi Dana Pensiun sekurang-
kurangnya sekali untuk satu tahun buku yang didasarkan pada :
Pasal 17
(4) Anggota Dewan Pengawas berhak meminta keterangan kepada Pengurus yang berkenaan
dengan Dana Pensiun.
(5) Anggota Dewan Pengawas menerima honorarium dan penghasilan lainnya yang
ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun.
(6) Dewan Pengawas memberikan persetujuan atas rencana investasi tahunan yang disusun
oleh Pengurus, selambat-lambatnya pada tanggal 15 Desember.
(7) Sekretaris Dewan Pengawas menerima honorarium dan penghasilan lainnya yang
ditetapkan oleh Pengurus dan dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun.
Pasal 18
Pasal 19
(1) Dewan Pengawas wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.
(2) Panggilan untuk rapat Dewan Pengawas harus dilakukan oleh Ketua Dewan Pengawas
dengan surat resmi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan dengan
menyebutkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat serta keterangan singkat tentang hal-hal
yang akan dibicarakan.
(3) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas atau apabila Ketua
Dewan Pengawas berhalangan hadir, rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan
Pengawas yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengawas.
(4) Rapat Dewan Pengawas sah apabila lebih dari setengah jumlah anggota Dewan Pengawas
hadir.
(5) Dalam hal rapat Dewan Pengawas tidak mencapai kuorum, maka rapat tersebut ditunda
dan rapat berikutnya harus diadakan paling cepat 7 (tujuh) hari dan selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari setelah tanggal rapat pertama itu dan rapat kedua ini dapat mengambil
keputusan yang sah dan mengikat, apabila jumlah yang hadir minimal setengah dari jumlah
anggota Dewan Pengawas.
(6) Keputusan rapat Dewan Pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah dan apabila
dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan, maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak dari suara yang dikeluarkan dengan sah dan setiap anggota Dewan Pengawas
berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
(7) Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan
diambil oleh Ketua Rapat.
(8) Hasil rapat harus dicatat sebagai notulen yang wajib ditandatangani oleh Ketua Rapat.
(9) Keputusan-keputusan Dewan Pengawas dapat pula diambil tanpa menyelenggarakan rapat
Dewan Pengawas dengan catatan semua anggota Dewan Pengawas telah diberitahu secara
tertulis tentang usul yang bersangkutan dan lebih dari setengah jumlah anggota Dewan
Pengawas menyetujui usul tersebut secara tertulis.
KEKAYAAN DANA PENSIUN
Pasal 20
a. iuran Pendiri;
b. iuran Peserta;
c. hasil investasi;
(3) Kekayaan Dana Pensiun dikembangkan sesuai arahan investasi yang digariskan Pendiri.
(4) Kekayaan Dana Pensiun tidak dapat diagunkan atau dipinjamkan dalam bentuk apapun,
kecuali dalam bentuk investasi yang diperkenankan berdasarkan ketentuan di bidang dana
pensiun.
Pasal 21
(2) Kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan pada Penerima Titipan dilaksanakan sesuai
perjanjian antara Pengurus dengan Penerima Titipan.
(3) Setiap perubahan perjanjian penitipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pengurus
kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.
(4) Setiap perubahan penunjukan Penerima Titipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh
Pendiri kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya
perubahan.
c. Pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan informasi dan menyediakan buku, catatan,
dan dokumen yang berkenaan dengan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dalam rangka
pemeriksaan, baik yang dilakukan oleh OJK, atau oleh akuntan publik dan/atau aktuaris yang
ditunjuk OJK atau oleh Dewan Pengawas maupun oleh auditor yang ditunjuk Dewan
Pengawas.
KEPESERTAAN
Pasal 22
(1) Setiap Karyawan yang telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan telah
terdaftar pada Dana Pensiun pada tanggal 29 Juni 2012 berhak menjadi Peserta.
(2) Untuk menjadi Peserta, Karyawan wajib mendaftarkan diri dan menyatakan kesediaannya
untuk dipotong gajinya guna membayar iuran kepada Dana Pensiun.
(3) Kepesertaan pada Dana Pensiun dimulai sejak Karyawan terdaftar sebagai Peserta dan
berakhir pada saat Karyawan meninggal dunia atau berhenti bekerja dan telah mengalihkan
haknya ke dana pensiun lain.
(4) Dalam hal karyawan diberhentikan atau mengundurkan diri, maka Penghasilan Dasar
Pensiunnya adalah Gaji Dasar Pensiun Terakhir.
(5) Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari Dana Pensiun apabila
ia masih memenuhi syarat kepesertaan.
(6) Dalam hal Karyawan diangkat sebagai Direksi Badan Usaha Milik Negara atau Direksi
anak perusahaan yang semula berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara, maka terhitung
sejak tanggal pengangkatan dimaksud, kepesertaan Karyawan yang bersangkutan pada Dana
Pensiun dihentikan dan manfaat pensiun yang menjadi haknya dihitung atas dasar Manfaat
Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun Dipercepat atau Pensiun Ditunda berdasarkan usia
yang bersangkutan pada saat diangkat menjadi Direksi Badan Usaha Milik Negara atau
Direksi anak perusahaan yang semula berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara, dengan
ketentuan :
a. Masa Kerja yang diperhitungkan adalah Masa Kerja selama menjadi Karyawan di tempat
Pemberi Kerja;
b. Penghasilan Dasar Pensiun yang dipergunakan adalah Penghasilan Dasar Pensiun yang
disesuaikan dengan pangkat tertinggi di tempat Pemberi Kerja.
(7) Direksi Pemberi Kerja yang diangkat bukan berasal dari Karyawan, tidak diperbolehkan
menjadi Peserta.
(8) Dalam hal Karyawan diangkat sebagai Direksi Anak Perusahaan dan status
kepegawaiannya tetap sebagai Karyawan Pemberi kerja, maka kepesertaannya pada Dana
Pensiun tetap tidak terputus.
MASA KERJA
Pasal 23
(1) Masa Kerja Peserta yang dihitung sebagai Masa Kerja untuk perhitungan manfaat pension
adalah :
b. Masa Kerja di luar Pendiri, yaitu Masa Kerja sebelum bekerja pada Pendiri, khusus bagi
Karyawan yang telah berstatus sebagai Peserta pada tanggal 1 April 1976, atas persetujuan
Pendiri. Bagi Karyawan yang diakui sebagai Peserta setelah tanggal 1 April 1976, Masa
Kerja yang dimilikinya sebelum bekerja di Pendiri tidak dapat dihitung sebagai Masa Kerja;
c. Peserta yang telah memiliki Masa Kerja pada pemberi kerja lain dan mengalihkan dananya
ke Dana Pensiun.
(2) Dalam hal pengalihan dana dari peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja lain melebihi
kecukupan dana berdasarkan Peraturan Dana Pensiun, maka pengakuan Masa Kerja
diperhitungkan lebih lama dari pada masa kerja yang sebenarnya.
(3) Dalam hal pengalihan dana dari peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja lain kurang dari
kecukupan dana berdasarkan Peraturan Dana Pensiun, maka kekurangan dana dimaksud
menjadi tanggung jawab Pendiri.
(4) Untuk menetapkan besarnya manfaat pensiun, Masa Kerja ditetapkan dalam tahun dan
bulanan bulat, dengan ketentuan Masa Kerja 1 (satu) hari atau lebih dibulatkan menjadi 1
(satu) bulan penuh.
IURAN
Pasal 24
(1) Setiap Peserta wajib membayar iuran sebesar 5 % (lima per seratus) dari Penghasilan
Dasar Pensiun.
(2) Iuran Peserta dimulai dari bulan Karyawan terdaftar sebagai Peserta dan berakhir pada
saat Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia atau pensiun.
(3) Pendiri wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan
Aktuaria.
(4) Iuran Pendiri terdiri dari iuran normal dan iuran untuk angsuran Hutang Masa Kerja Lalu.
(5) Pendiri wajib menyetorkan seluruh iuran Peserta yang dipungutnya dan iuran Pendiri
kepada Dana Pensiun setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya.
(6) Iuran Peserta dan iuran Pendiri yang belum disetor setelah melampaui 2,5 (dua setengah)
bulan sejak jatuh tempo, dinyatakan :
a. sebagai hutang Pendiri yang dapat ditagih dan dikenakan bunga yang layak, yaitu bunga
deposito Bank Umum milik Pemerintah yang paling menguntungkan bagi Peserta yang
dihitung sejak hari pertama dari bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), dan
b. sebagai piutang Dana Pensiun yang memiliki hak utama dalam melaksanakan eksekusi
putusan Pengadilan, apabila Pendiri dilikuidasi.
USIA PENSIUN
Pasal 25
HAK PESERTA
Pasal 26
(1) Peserta berhak atas Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun Dipercepat atau
Manfaat Pensiun Cacat atau Pensiun Ditunda.
(2) Peserta yang berhenti bekerja dan telah mencapai Usia Pensiun Normal, berhak atas
Manfaat Pensiun Normal.
(3) Peserta yang berhenti bekerja dan telah mencapai Usia Pensiun Dipercepat, tetapi belum
mencapai Usia Pensiun Normal, berhak atas Manfaat Pensiun Dipercepat.
(4) Peserta yang berhenti bekerja karena mengalami Cacat, berhak atas Manfaat Pensiun
Cacat.
(5) Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun
berhak atas iuran Peserta dan bunga yang layak, dan dibayarkan secara sekaligus.
(6) Peserta berhak menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio
investasi dan hasilnya kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus.
Pasal 27
(1) Besarnya Manfaat Pensiun Normal (MPN) sebulan dihitung dengan menggunakan rumus:
2,5% x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun.
(2) Besarnya Manfaat Pensiun Normal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setinggi-
tingginya 80% (delapan puluh per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun.
Pasal 28
Besarnya Manfaat Pensiun Dipercepat (MPD) sebulan dihitung dengan menggunakan rumus :
Nilai Sekarang x (2,5 % x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun).
PENSIUN DITUNDA
Pasal 29
(1) Besarnya hak atas Pensiun Ditunda (PD) dihitung dengan menggunakan rumus : Nilai
Sekarang x (2,5 % x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun).
(2) Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan apabila Peserta
mencapai Usia Pensiun Dipercepat atau setelahnya, berdasarkan pilihan Peserta.
c. dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan, dengan ketentuan Peserta masih hidup
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berhenti bekerja.
(4) Dalam hal Peserta memilih hak atas Pensiun Ditunda dialihkan ke Dana Pensiun Pemberi
Kerja lain atau dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan, hak atas dana yang dialihkan
adalah nilai sekarang dari Pensiun Ditunda pada saat pengalihan.
Pasal 30
(1) Besarnya Manfaat Pensiun Cacat (MPC) dihitung dengan menggunakan rumus : 2,5 % x
Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun.
(2) Dalam hal Peserta Cacat, Masa Kerja dihitung seolah-olah Peserta mencapai Usia Pensiun
Normal.
Pasal 31
(1) Dalam hal Peserta/Pensiunan meninggal dunia, maka Janda/Duda berhak atas Manfaat
Pensiun Janda/Duda.
(2) Dalam hal Peserta/Pensiunan tidak mempunyai Janda/Duda, atau Janda/Duda meninggal
dunia atau Janda/Duda kawin lagi, maka manfaat pensiun dibayarkan kepada Anak.
(3) Manfaat Pensiun Anak wajib dibayarkan sampai Anak mencapai usia 21 (dua puluh satu)
tahun.
(4) Manfaat Pensiun Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat diteruskan sampai
dengan Anak mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun dengan ketentuan :
b. belum menikah.
Pasal 32
(1) Dalam hal pensiunan meninggal dunia, besarnya Manfaat Pensiun Janda/Duda adalah
60% (enam puluh per seratus) dari manfaat pensiun yang telah dibayarkan kepada Pensiunan.
(2) Dalam hal Peserta meninggal dunia yang disebabkan bukan karena kecelakaan kerja,
maka Janda/Duda berhak atas manfaat pensiun sebesar 60% (enam puluh per seratus) dari
yang seharusnya dibayarkan kepada Peserta apabila Peserta pensiun sesaat sebelum Peserta
meninggal dunia.
(3) Dalam hal Peserta meninggal dunia yang disebabkan karena kecelakaan kerja sesuai
peraturan perundang–undangan yang berlaku, maka Janda/Duda berhak atas manfaat pensiun
sebesar 100% (seratus per seratus) dari hak Peserta atas manfaat pensiun, dengan masa kerja
dihitung seolah-olah Peserta mencapai usia Pensiun Normal.
(4) Dalam hal Peserta meninggal dunia dan belum mencapai usia Pensiun Dipercepat, maka
berdasarkan pilihan Janda/Duda, hak atas manfaat pensiun dapat dibayarkan secara bulanan
atau sekaligus.
(5) Besarnya Manfaat Pensiun Anak sama dengan besarnya Manfaat Pensiun Janda/Duda.
Pasal 33
(1) Dalam hal jumlah manfaat pensiun yang akan dibayarkan per bulan kurang dari atau sama
dengan Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu), maka berdasarkan pilihan Peserta atau
Pihak Yang Berhak atas manfaat pensiun, nilai sekarang dari manfaat pensiun tersebut dapat
dibayarkan secara bulanan atau sekaligus.
(2) Berdasarkan pilihan Peserta pada saat Peserta berhenti bekerja, atau bagi Janda/Duda atau
Anak pada saat Peserta meninggal dunia, untuk menerima pembayaran secara sekaligus
sebanyakbanyaknya 20% (dua puluh per seratus) dari nilai sekarang dari manfaat pensiun.
(3) Dalam hal Peserta meninggal dunia dan tidak mempunyai Isteri/Suami dan Anak, maka
nilai sekarang dari hak atas manfaat pensiun dibayarkan secara sekaligus kepada Pihak Yang
Ditunjuk.
(4) Dalam hal pembayaran manfaat pensiun kepada Peserta/Pensiunan, Janda/Duda dan Anak
telah berakhir, dan ternyata jumlah seluruh manfaat pensiun yang telah dibayarkan kurang
dari jumlah akumulasi iuran Peserta beserta hasil pengembangannya sampai pada saat
dimulainya pembayaran manfaat pensiun, maka selisih jumlah tersebut wajib dibayarkan
sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Peserta.
(5) Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia Pensiun Dipercepat dan memiliki
masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, maka kepadanya dibayarkan secara sekaligus
jumlah iuran Peserta sendiri ditambah bunga yang layak, yaitu bunga Bank Umum milik
Pemerintah yang paling menguntungkan bagi Peserta yang bersangkutan.
MANFAAT PENSIUN
Pasal 34
(1) Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun Dipercepat atau Manfaat Pensiun Cacat
dibayarkan sejak Peserta pensiun.
(2) Pensiun Ditunda mulai dibayarkan sejak Peserta mencapai usia Pensiun Dipercepat atau
setelahnya berdasarkan pilihan Peserta.
(3) Pembayaran manfaat pensiun Peserta berakhir pada akhir bulan Peserta meninggal dunia.
Pasal 35
(1) Manfaat Pensiun Janda/Duda mulai dibayarkan sejak Peserta/Pensiunan meninggal dunia.
(2) Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda berakhir pada akhir bulan Janda/Duda
meninggal dunia atau kawin lagi.
Pasal 36
(1) Manfaat Pensiun Anak dibayarkan sejak Peserta/Pensiunan meninggal dunia dan tidak
mempunyai Janda/Duda, atau Janda/Duda meninggal dunia, atau Janda/Duda kawin lagi.
(2) Pembayaran Manfaat Pensiun Anak berakhir pada akhir bulan Anak meninggal dunia atau
tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) dan ayat (4).
Pasal 37
(1) Pembayaran manfaat pensiun dilakukan secara bulanan, kecuali pembayaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4) dan Pasal 33
(2) Manfaat pensiun yang jatuh tempo harus dibayarkan kepada Peserta/Pensiunan atau Pihak
Yang Berhak atas manfaat pensiun tepat pada waktunya oleh Pengurus.
(3) Pembayaran manfaat pensiun dilakukan secara tunai di kantor Dana Pensiun pada jam
kerja atau dibayarkan langsung oleh Pengurus dengan memindah bukukan ke dalam rekening
Peserta/Pensiunan atau Pihak Yang Berhak atas manfaat pensiun.
Pasal 38
(1) Manfaat pensiun bagi Pensiunan, Janda/Duda atau Anak dinaikkan secara berkala setiap
tahun sebagai berikut :
a. Bagi penerima manfaat pensiun sampai dengan Desember 2001 sebesar 5% (lima per
seratus) dari Manfaat Pensiun terakhir;
b. Bagi penerima manfaat pensiun setelah Desember 2001 sebesar 2,5% (dua setengah per
seratus) dari Manfaat Pensiun terakhir.
(2) Manfaat pensiun minimum bagi Pensiunan, Janda/Duda atau Anak diatur sebagai berikut :
a. Manfaat pensiun minimum bagi Pensiunan ditetapkan sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah);
b. Manfaat pensiun minimum bagi Janda/Duda atau Anak ditetapkan sebesar Rp. 600.000,-
(enam ratus ribu rupiah). Manfaat pensiun minimum sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2012.
(3) Ketentuan kenaikan manfaat pensiun berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
manfaat pensiun minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya berlaku untuk
pembayaran manfaat pensiun secara bulanan.
(4) Untuk menghindari penerimaan manfaat pensiun yang kecil, terhitung mulai tanggal 1
Juni 2014 Dana Pensiun menaikkan manfaat pensiun bagi penerima manfaat pensiun sampai
dengan tanggal 31 Mei 2014 dan berlaku 1 (satu) kali kenaikan sesuai ketentuan sebagai
berikut :
a. Bagi penerima manfaat pensiun lebih kecil atau sama dengan Rp. 1.000.000,- dinaikkan
manfaat pensiunnya sebesar Rp. 850.000,-
b. Bagi penerima manfaat pensiun lebih besar dari Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp.
2.000.000,- dinaikkan manfaat pensiunnya sebesar Rp. 700.000,-.
c. Bagi penerima manfaat pensiun lebih besar dari Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp.
3.000.000,- dinaikkan manfaat pensiunnya sebesar Rp. 550.000,-.
d. Bagi penerima manfaat pensiun lebih besar dari Rp. 3.000.000,- sampai dengan Rp.
6.000.000,- dinaikkan manfaat pensiunnya sebesar Rp. 350.000,-.
e. Bagi penerima manfaat pensiun lebih besar dari Rp. 6.000.000,- dinaikkan manfaat
pensiunnya sebesar Rp. 300.000,-.
Pasal 39
(1) Tanggal kelahiran atau usia Peserta untuk menetapkan hak atas manfaat pensiun
ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang terdaftar yang disebutkan dalam surat
pengangkatan sebagai Karyawan menurut bukti-bukti yang sah.
(2) Tanggal kelahiran atau usia Janda/Duda dan Anak ditentukan atas dasar tanggal kelahiran
yang terdaftar pada Pendiri dan/atau Dana Pensiun menurut bukti-bukti yang sah.
PENGALIHAN/PEMINDAHAN HAK ATAS
MANFAAT PENSIUN
Pasal 40
(1) Hak atas manfaat pensiun yang dibayarkan oleh Dana Pensiun tidak dapat digunakan
sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun disita.
Pasal 41
(1) Pajak penghasilan atas manfaat pensiun dibebankan kepada Peserta/Pensiunan atau Pihak
Yang Berhak atas manfaat pensiun pada saat pembayaran manfaat pensiun.
(2) Dana Pensiun sebagai wajib pungut atas pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) wajib menyetorkannya kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Pasal 42
(1) Peserta wajib memberitahukan kepada Dana Pensiun tentang perubahan susunan
keluarganya, seperti pernikahan, perceraian, perujukan, kematian, kelahiran dan perubahan
alamat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya perubahan.
(2) Peserta yang tidak mempunyai istri/suami dan anak dapat menunjuk Pihak Yang Ditunjuk
dengan surat penunjukan.
(3) Peserta wajib memberitahukan Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) kepada Dana Pensiun, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pensiun.
(4) Apabila terjadi perubahan Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
Peserta wajib memberitahukan kepada Dana Pensiun selambat – lambatnya 1 (satu) hari
sebelum pensiun .
Pasal 43
a. biaya honorarium dan penghasilan lainnya bagi Pengurus, Dewan Pengawas dan Sekretaris
Dewan Pengawas;
b. biaya kepegawaian;
c. biaya umum;
d. biaya pihak ketiga termasuk tetapi tidak terbatas biaya untuk Akuntan Publik, Aktuaria,
Jasa Penilai, Penerima Titipan, Notaris, Penasihat Hukum, Penasihat Investasi dan
Pengelolaan Dana;
f. biaya rapat;
i. biaya penyusutan;
k. biaya investasi;
l. biaya pembubaran dan likuidasi dalam hal terjadi pembubaran Dana Pensiun.
Pasal 44
Tahun buku Dana Pensiun dimulai pada tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.
Pasal 45
(1) Perubahan Peraturan Dana Pensiun hanya dapat dilakukan oleh Pendiri dan harus
mendapat pengesahan OJK.
(2) Perubahan Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi manfaat pensiun yang
menjadi hak Peserta/Pensiunan yang diperoleh selama kepesertaan sampai dengan pada saat
pengesahan OJK.
Pasal 46
Dana Pensiun dapat dibubarkan dengan mengikuti ketentuan Undang-Undang Dana Pensiun
dan Peraturan Pelaksanaannya.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 47
a. Karyawan yang telah menjadi Peserta Yayasan Dana Pensiun Karyawan PT Semen Gresik
(Persero), secara otomatis menjadi Peserta Dana Pensiun.
b. Semua kekayaan dan kewajiban Yayasan Dana Pensiun Karyawan PT Semen Gresik
(Persero), sepanjang yang menyangkut program pensiun, beralih ke Dana Pensiun.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 48
(1) Dengan berlakunya Peraturan Dana Pensiun ini, maka Peraturan Dana Pensiun yang
ditetapkan Pendiri dengan Surat Keputusan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Nomor : 019/Kpts/Dir/2013 tanggal 20 Mei 2013 sebagaimana telah disahkan oleh Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dengan Keputusan Nomor : KEP-684/NB.1/2013 tanggal
18 Desember 2013 dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal yang bersifat teknis dan/atau administratif dalam rangka pelaksanaan Peraturan
Dana Pensiun ditetapkan oleh Pendiri dan/atau Pengawas dan/atau Pengurus, baik secara
bersama – sama maupun sendiri – sendiri sesuai dengan lingkup bidang tugas dan
kewenangan masing – masing.
(3) Peraturan Dana Pensiun ini berlaku sejak tanggal pengesahan OJK.
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun diperlukan adanya ketentuan yang mengatur mengenai pembentukan Dana Pensiun
Pemberi Kerja dan penyelengaraan Program Pensiun;
b. bahwa untuk penyelengaraan Program Pensiun oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja
diperlukan ketentuan mengenai kepengurusan, pengelolaan kekayaan Dana Pensiun,
penyediaan Manfaat Pensiun secara berkesinambungan, dan jaminan atas hak-hak Peserta
termasuk dalan hal terjadi penangguhan pemupukan Manfaat Pensiun, pemisahan dan
penggabungan serta likuidasi Dana Pensiun Pemberi Kerja;
c. bahwa sehubungan dengan itu, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja;
Mengingat :
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477);
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Undangundang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
3. Janda/Duda adalah istri/suami yang sah dari Peserta atau pensiunan yang meninggal dunia,
yang telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta meninggal dunia atau pensiun;
4. Anak adalah semua anak yang sah dari Peserta atau pensiunan, yang telah terdaftar pada
Dana Pensiun sebelum Peserta meninggal dunia atau pensiun;
BAB II
Bagian Pertama
Pasal 2
Setiap pembentukan Dana Pensiun oleh Pemberi Kerja wajib mendapat pengesahan Menteri.
Pasal 3
(1) Permohonan pengesahan Dana Pensiun diajukan oleh Pendiri dengan menggunakan
formulir yang ditetapkan Menteri, dengan melampirkan:
d. arahan investasi;
e. laporan aktuaris, apabila Dana Pensiun menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti;
(2) Ketentuan pelaksanan mengenai tata cara permohonan pengesahan Dana Pensiun
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan Menteri.
Pasal 4
b. nama Pendiri;
g. pembentukan kekayaan Dana Pensiun yang terpisah dari kekayaan Pemberi kerja;
h. tata cara penunjukan, penggantian dan penunjukan kembali Pengurus dan Dewan
Pengawas;
l. hak, kewajiban dan tanggung jawab Pengurus, Dewan Pengawas, Peserta dan Pemberi
Kerja, termasuk kewajiban Pemberi Kerja untuk membayar iuran;
p. tata cara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas Manfaat Pensiun apabila
Peserta meninggal dunia;
Pasal 5
Peraturan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 hanya dapat menjadi dasar
penyelenggaraan 1 (satu) jenis Program Pensiun.
Bagian Ketiga
Pasal 6
Pernyataan tertulis Pendiri dan pernyataan tertulis Mitra Pendiri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b harus disetujui oleh pemilik perusahaan, atau rapat umum
pemegang saham, atau yang setara dengan itu, serta memuat :
Pasal 7
(1) Perjanjian penitipan kekayaan Dana Pensiun antar Pengurus dan Penerima Titipan
sekurangkurangnya memuat ketentuan:
c. pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan informasi dan menyediakan buku, catatan,
dan dokumen yang berkenaan dengan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dalam rangka
pemeriksaan, baik yang dilakukan oleh Menteri, atau oleh akuntan publik dan atau oleh
aktuaris yang ditunjuk Menteri atau oleh Dewan Pengawas maupun auditor yang ditunjuk
Dewan Pengawas.
(2) Perubahan perjanjian penitipan dan atau perubahan penunjukan Penerima Titipan wajib
dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya
perubahan.
Pasal 8
(1) Penerima Titipan bertanggung jawab atas pengamanan kekayaan Dana Pensiun sesuai
dengan ketentuan Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Penerima Titipan wajib mencatat dan membukukan kekayaan Dana Pensiun secara
terpisah dari kekayaan Penerima Titipan.
(3) Kekayaan Dana Pensiun yang ditittipkan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum
terhadap kekayaan Penerima Titipan
Bagian Kelima
Pasal 9
(1) Perubahan Peraturan Dana Pensiun dilakukan oleh Pendiri, dan harus mendapatkan
pengesahan Menteri.
(2) Pengesahan Menteri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak diperlukan dalam hal
penangguhan dan pengakhiran penangguhan kepesertaan karyawan Mitra Pendiri.
(3) Perubahan Peraturan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
pemberlakuannya harus dinyatakan dalam pernyataan tertulis Pendiri.
(4) Dalam hal perubahan Peraturan Dana Pensiun dimaksud mengakibatkan perubahan atas
pendanaan dan atau besarnya Manfaat Pensiun, maka pernyataan Pendiri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) harus mendapat persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum
pemegang saham atau yang setara dengan itu.
Pasal 10
(1) Untuk mendapat pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pendiri
mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri yang memuat uraian tentang latar belakang
dan tujuan perubahan Peraturan Dana Pensiun, serta dilengkapi dengan:
b. pernyataan tertulis Pendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (4);
(2) Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya permohonan
pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun secara lengkap dan memenuhi ketentuan
Undang-undang Dana Pensiun dan Peraturan Pemerintah ini serta peraturan pelaksanaannya,
maka Peraturan Dana Pensiun tersebut wajib disahkan Menteri dan dicatat dalam Buku
Daftar Umum yang disediakan untuk itu.
(3) Dalam hal permohonan ditolak, Menteri wajib menyampaikan surat pemberitahuan
penolakan yang disertai alasan penolakan, dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2).
(4) Perubahan Peraturan Dana Pensiun berlaku sejak tanggal pengesahan Menteri.
(5) Pengurus wajib mengumumkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Bagian Keenam
Pasal 11
(1) Atas permohonan Pendiri, Menteri dapat memberikan persetujuan untuk menangguhkan
pembayaran iuran dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
persetujuan.
(2) Atas permohonan Pendiri, Menteri dapat menetapkan tanggal mulai berlakunya
penangguhan sebelum tanggal persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), paling
lama sejak tanggal pengiriman permohonan.
(3) Penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan apabila
Pendiri mengalami kerugian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diajukan secara tertulis
kepada Menteri dan dilampiri bukti-bukti yang mendukung adanya kerugian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3).
Pasal 12
(1) Iuran sampai dengan tanggal mulai berlakunya penangguhan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) atau ayat (2) harus tetap dibayarkan kepada Dana Pensiun.
(2) Selama masa penangguhan, ketentuan-ketentuan lain dari Peraturan Dana Pensiun,
termasuk ketentuan tentang pembayaran Manfaat Pensiun, tetap berlaku.
Pasal 13
(1) Pada masa penangguhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) atau ayat (2),
Pendiri dapat mengakhiri penangguhan pembayaran iuran dengan cara menyetor iuran kepada
Dana Pensiun.
(2) Berakhirnya penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaporkan kepada
Menteri dengan melampirkan bukti pembayaran iuran.
Pasal 14
Apabila masa penangguhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) atau ayat (2)
berakhir, ternyata Pendiri tetap tidak dapat membayar iuran, maka Dana Pensiun dimaksud
harus dibubarkan dengan memenuhi ketentuan tentang pembubaran sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya
BAB III
KEPENGURUSAN
Bagian Pertama
Pengurus
Pasal 15
(2) Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertanggung jawab kepada Pendiri.
(3) Pengurus ditunjuk untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat ditunjuk
kembali.
Pasal 16
(1) Penunjukan Pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) ditetapkan dengan
surat penunjukkan.
(2) Surat penunjukkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a. nama orang atau badan usaha yang ditunjuk sebagai Pengurus;
(3) Surat penunjukkan Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilampiri pernyataan
tertulis Pengurus tentang kesediaannya untuk ditunjuk sebagai Pengurus, dan mengelola
Dana Pensiun sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun dan Undang-undang Dana Pensiun serta
peraturan pelaksanaannya.
Pasal 17
(1) Pengurus wajib mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan Peserta dan
pihak lain yang berhak atas Manfaat Pensiun.
(2) Pengurus wajib memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka
pengelolaan Dana Pensiun.
(3) Pengurus wajib bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan
tanggung jawabnya mengelola Dana Pensiun.
Pasal 18
b. laporan teknis yang disusun oleh Pengurus atau oleh Pengurus dan aktuaris sesuai
ketentuan yang ditetapkan Menteri;
a. neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan
Menteri;
b. hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan dalam bentuk dan waktu yang ditetapkan
Menteri;
Pasal 19
Perubahan Pengurus dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 dan wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum berlakunya perubahan.
Pasal 20
Pasal 21
Pengurus, masing-masing atau bersama-sama, bertanggung jawab secara pribadi atas segala
kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus yang melanggar
atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun dan peraturan perundang-undangan tentang Dana Pensiun, serta wajib
mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari
kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum.
Bagian Kedua
Dewan Pengawas
Pasal 22
(1) Dalam rangka pengawasan pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri menunjuk anggota Dewan
Pengawas.
(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertanggungjawab kepada
Pendiri.
(3) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat ditunjuk kembali.
Pasal 23
(1) Penunjukan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1),
ditetapkan dengan surat penunjukan.
(2) Surat penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sekurang-kurangnya memuat:
(3) Surat penunjukan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilampiri dengan pernyataan tertulis anggota Dewan Pengawas tentang kesediaannya untuk
ditunjuk sebagai anggota Dewan Pengawas guna melakukan pengawasan pengelolaan Dana
Pensiun.
Pasal 24
(1) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta adalah karyawan yang menjadi Peserta
dan atau pensiunan.
(2) Dalam hal anggota Dewan Pengawas yang mewakili peserta lebih dari 1 (satu) orang,
sekurangkurangnya 1 (satu) orang diantaranya adalah pensiunan, apabila jumlah pensiunan
lebih dari 50 (lima puluh) orang.
(3) Direksi atau pejabat yang setingkat dengan itu dari Pemberi Kerja, tidak dapat ditunjuk
sebagai wakil Peserta dalam Dewan Pengawas.
(4) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja dapat berasal dari karyawan
atau bukan karyawan.
(5) Wakil Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh Peserta.
Pasal 25
b. menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasannya kepada Pendiri
dan salinannya diumumkan kepada Peserta;
d. menunjuk aktuaris untuk menyusun laporan aktuaris bagi Dana Pensiun yang
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti;
e. menetapkan arahan investasi bersama Pendiri, dalam hal Dana Pensiun menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Pasti.
Pasal 26
Pasal 27
e. dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
BAB IV
HAK PESERTA
Pasal 28
(1) Peserta berhak atas Manfaat Pensiun berdasarkan Peraturan Dana Pensiun.
(2) Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari karyawan, pensiunan dan bekas
karyawan yang masih berhak atas Manfaat Pensiun.
Pasal 29
(1) Dalam hal Peserta meninggal dunia, Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Janda/Duda atau
Anak.
(3) Dalam hal tidak ada Janda/Duda yang sah, atau Janda/Duda meninggal dunia, atau
Janda/Duda kawin lagi, Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Anak.
(4) Manfaat Pensiun kepada Anak wajib dibayarkan sampai Anak tersebut mencapai usia
sekurangkurangnya 21 (dua puluh satu) tahun.
Pasal 30
(1) Dalam hal Peserta meninggal dunia dan tidak ada Janda/Duda atau Anak, maka dana yang
merupakan hak Peserta dibayarkan kepada pihak yang ditunjuk oleh Peserta.
(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara sekaligus.
Pasal 31
(1) Pengurus Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, atas
permintaan dan pilihan Peserta, membeli anuitas seumur hidup dari Perusahaan Asuransi
Jiwa, dengan syarat:
a. anuitas yang dipilih menyediakan Manfaat Pensiun bagi Janda/Duda atau Anak
sekurangkurangnya 60% dan sebanyak-banyaknya 100% dari Manfaat Pensiun yang diterima
Peserta;
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a tidak berlaku bagi pembelian
anuitas berdasarkan permintaan dan pilihan Janda/Duda atau Anak.
Pasal 32
(1) Pada Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, apabila
pembayaran Manfaat Pensiun berakhir, dan ternyata jumlah seluruh Manfaat Pensiun yang
telah dibayarkan kurang dari himpunan iuran Peserta beserta hasil pengembangannya sampai
dengan saat dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, maka Pengurus wajib membayarkan
selisihnya sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Peserta.
(2) Pada Program Pensiun Iuran Pasti, apabila pembayaran Manfaat Pensiun berakhir, dan
ternyata jumlah seluruh Manfaat Pensiun yang telah dibayarkan kurang dari jumlah haknya
pada saat dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, maka Perusahaan Asuransi Jiwa wajib
membayarkan selisihnya sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Peserta.
BAB V
Pasal 33
(1) Penangguhan kepesertaan karyawan Mitra Pendiri dapat dilakukan oleh Pendiri untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Mitra Pendiri telah 3 (tiga) bulan
berturut-turut tidak membayar iuran, dengan melakukan perubahan Peraturan Dana Pensiun.
(2) PerubahanPeraturan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
dilaporkan kepada Menteri dengan melampirkan pernyataan tertulis Pendiri tentang
penangguhan kepesertaan Mitra Pendiri dan bukti yang menunjukkan bahwa Mitra Pendiri
tidak membayar iuran.
(3) Apabila sebelum jangka waktu penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berakhir ternyata Mitra Pendiri telah membayar iurannya, maka Pendiri mengakhiri
penangguhan kepesertaan karyawan Mitra Pendiri dengan melakukan perubahan Peraturan
Dana Pensiun.
(4) Perubahan Peraturan Dana Pensiun dalam rangka pengakhiran penangguhan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3), wajib dilaporkan kepada Menteri dengan melampirkan pernyataan
tertulis Pendiri tentang pengakhiran penangguhan kepesertaan Mitra Pendiri dam bukti
pembayaran iuran Mitra Pendiri.
(5) Selama masa penangguhan, ketentuan-ketentuan lain dari Peraturan Dana Pensiun,
termasuk ketentuan tentang pembyaran Manfaat Pensiun, tetap berlaku.
Pasal 34
Dalam hal jangka waktu penangguhan kepesertaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
ayat (1) berakhir dan ternyata Mitra Pendiri tetap tidak membayar iuran, Pendiri wajib
mengakhiri kepesertaan karyawan Mitra Pendiri dengan melakukan perubahan Peraturan
Dana Pensiun.
Pasal 35
(1) Dalam hal Pendiri mengakhiri kepasertaan karyawan Mitra Pendiri, Pendiri wajib:
(2) Bagi pensiunan,Janda/Duda atau Anak yang telah menerima pembayaran Manfaat
Pensiun dan bagi Peserta yang telah berhak menerima pembayaran Manfaat Pensiun,
pengalihan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan dengan
membelai anuitas dari Perusahaan Asuransi Jiwa.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilengkapi pula dengan:
c. laporan keuangan sebelum dan sesudah berakhirnya kepesertaan karyawan Mitra Pendiri,
yang telah diaudit oleh akuntan publik;
d. laporan aktuaris sebelum dan sesudah berakhirnya kepesertaan karyawan Mitra Pendiri,
apabila Dana Pensiun menyelenggarkan Program Pensiun Manfaat Pasti.
(4) Biaya yang timbul sebagai akibat pengalihan kekayaan dan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) huruf c dan huruf d menjadi tanggung jawab
Mitra Pendiri.
BAB VI
Pasal 36
(1) Penggabungan Dana Pensiun hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dana Pensiun yang melakukan penggabungan memiliki Program Pensiun yang sama, dan
b. harus ada Pemberi Kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban yang berkaitan dengan
masa kerja Peserta, sebagaimana detetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun sebelum
berlakunya pengabungan.
(2) Penggabungan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mendapat
pengesahan atau persetujuan Menteri.
Pasal 37
(1) Dalam hal penggabungan Dana Pensiun menyebabkan perubahan Perturan Dana Pensiun
dari Dana Pensiun yang menerima penggabungan, maka Pendiri dana Pensiun yang
menerima penggabungan mengajukan permohonanpengesahan perubahan Peraturan Dana
Pensiun dan Pendiri Dana Pensiun yang menggabungkan diri mengajukan permohonan
pembubaran Dna Pensiun, yang diajukan secara bersama-bersama.
(2) Dalam hal penggabungan Dana Pensiun tidak menyebabkan perubahan Peraturan Dana
Pensiun dari Dana Pensiun yang menerima penggabungan, maka Pendiri Dana Pensiun yang
menerima penggabungan mengajukan permohonan persetujuan atas penggabungan Dana
Pensiun dan Pendiri Dana Pensiun yang menggabungkan diri mengajukan permohonan
pembubaran Dana Pensiun, yang diajukan secara bersama-bersama.
(3) Permohonan persetujuan penggabungan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) harus dilengkapi dengan:
a. pernyataan tertulis Pendiri dari Dana Pen siun yang menerima penggabungan tentang
kesediaannya untuk menerima kepesertaan, kekayaan dan kewajiban dari Dana Pensiun yang
menggabungkan diri;
b. laporan keuangan dari Dana Pensiun yang menerima penggabungan sebelum dan sesudah
penggabungan serta laporan keuangan dari Dana Pensiun yang menggabungkan diri pada saat
penggabungan, yang telah diaudit oleh akuntan publik;
c. laporan aktuaris dari Dana Pensiun yang menerima penggabungan sebelum dan sesudah
penggabungan serta laporan aktuaris dari Dana Pensiun yang menggabungkan diri pada saat
penggabungan, bagi Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti.
Pasal 38
(1) Permohonan pengesahan penggabungan Dana Pensiun sebagimana dimaksud dalam Pasal
37 ayat (1) dilakukan berdasarkan tata cara sebagimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10
serta dilengkapi pula dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3).
(2) Dalam rangka penggabungan sebagaimana dimaksud dala Pasal 37 ayat (1) atau ayat (2),
Menteri menetapkan pada tanggal yang sama keputusan pengesahan perubahan Peraturan
Dana Pensiun atau persetujuan penggabungan Dana Pensiun dan keputusan pembubaran
Dana Pensiun yang menggabungkan diri.
Pasal 39
(1) Pengurus Dana Pensiun yang menerima penggabungan mengumumkan pembubaran Dana
Pensiun yang menggabungkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
(2) Status badan hukum Dana Pensiun yang menggabungkan diri berakhir sejak pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 40
Sejak tanggal pengesahan atau persetujuan Menteri atas penggabungan Dana Pensiun, maka
seluruh kepesertaan, kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun yang menggabungkan diri
beralih ke Dana Pensiun yang menerima penggabungan.
Pasal 41
(1) Pemisahan Dana Pensiun hanya dapat dilakukan apabila ada Pemberi Kerja yang
bertanggung jawab atas kewajiban yang berkaitan dengan masa kerja Peserta sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun sebelum berlakunya pemisahan.
(2) Pemisahan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mendapat
pengesahan atau persetujuan Menteri.
Pasal 42
(1) Dalam hal pemisahan Dana Pensiun menyebabkan perubahan Peraturan Dana Pensiun
dari Dana Pensiun yang melakukan pemisahan, maka Pendiri Dana Pensiun yang melakukan
pemisahan mengajukan permohonan pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun dan
Pendiri Dana Pensiun yang baru mengajukan permohonan pendirian Dana Pensiun, yang
diajukan secara bersama-sama.
(2) Dalam hal pemisahan Dana Pensiun tidak menyebabkan perubahan Peraturan Dana
Pensiun, maka pendiri Dana Pensiun melakukan pemisahan Dana Pensiun dan Pensiri Dana
Pensiun yang baru mengajukan permohonan pendirian Dana Pensiun, yang diajukan secara
bersama-sama.
(3) Permohonan persetujuan pemisahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus
dilengkapi dengan:
a. Pernyataan tertulis Pendiri dari Dana Pensiun yang melakukan pemisahan tentang
kesediaannya untuk memisahkan sebagian kepesertaan, kekayaan, dan kewajiban ke Dana
Pensiun yang baru;
b. Pernyataan tertulis Pendiri dari Dana Pensiun baru tentang kesediaannya untuk menerima
sebagian kepesertaan, kekayaan dan kewajiban dari Dana Pensiun yang melakukan
pemisahan; menjadi kepesertaan, kekayaan, kekayaan dan kewajiban awal Dana Pensiunnya.
c. laporan keuangan dari Dana Pensiun yang melakukan pemisahan sebelum dan sesudah
pemisahan serta laporan keuangan dari Dana Pensiun yang baru, yang telah diaudit oleh
akuntan publik;
d. laporan aktuaris dari Dana Pensiun yang melakukan pemisahan sebelum dan sesudah
pemisahan serta laporan aktuaris dari Dana Pensiun yang baru, apabila Dana Pensiun
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti.
Pasal 43
(1) Permohonan pengesahan pemisahan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
ayat (1) dilakukan berdasarkan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10
dan dilengkapi pula dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3).
(2) Dalam rangka pemisahan sebagaimana dimaksud dlam Pasal 42 ayat (1) atau ayat (2),
Menteri menetapkan pada tanggal yang sama keputusan pengesahanperubahan Peraturan
Dana Pensiun dan pengesahan atau pembentukan Dana Pensiun baru.
(3) Pengurus wajib mengumumkan pengesahan Menteri atas perubahan Peraturan Dana
Pensiun dan pembentukan Dana Pensiun baru sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Pasal 44
Sejak tanggal pengesahan atau persetujuan Menteri atas pemisahan Dana Pensiun,maka
sebagian kepesertaan, kekayaan dan kewajiban dari Dana Pensiun yang melakukan
pemisahan beralih ke Dana Pensiun yang baru.
Pasal 45
Penggabungan dan pemisahan Dana Pensiun tidak boleh menyebabkan berkurangnya hak
Peserta sampai pada saat pengesahan atau persetujuan Menteri.
BAB VII
PENGALIHAN KEPESERTAAN
Pasal 46
(1) Pengalihan Peserta dari suatu Dana Pensiun ke Dana Pensiun yang lain, yang merupakan
kebijaksanaan Pemberi Kerja, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan :
b harus ada Pemberi Kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban yang berkaitan dengan
masa kerja kelompok karyawan yang dialihkan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Dana Pesniun sebelum berlakunya pengalihan.
(2) Dalam hal pengalihan Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
pengalihan kelompok Peserta yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau pengalihan
Mitra Pendiri, maka pengalihan harus dilakukan dengan merubah Peraturan Dana Pensiun.
Pasal 47
(1) Pendiri Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) mengajukan
permohonan pengesahan atas perubahan Peraturan Dana Pensiun dengan memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10.
a Pernyataan tertulis Pendiri dari Dana Pensiun yang mengalihkan tentang kesediaannya
untuk melakukan pengalihan kelompok Peserta atau Mitra Pendiri;
b pernyataan tertulis Pendiri atau Mitra Pendiri dari Dana Pensiun yang menerima pengalihan
tentang kesediaannya untuk menerima pengalihan.
c laporan keuangan sebelum dan sesudah pengalihan dari Dana Pensiun yang melakukan
pengalihan dan Dana Pensiun yang menerima pengalihan, yang telah diaudit oleh akuntan
publik;
d laporan aktuaris sebelum dan sesudah pengalihan dari Dana Pensiun yang melakukan
pengalihan dan Dana Pensiun yang menerima pengalihan, apabila Dana Pensiun
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti;
(3) Dalam hal Pemberi Kerja dari kelompok Peserta yang dialihkan atau Mitra Pendiri yang
dialihkan menjadi Mitra Pendiri dari Dana Pensiun yang menerima pengalihan, maka
permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus delengkapi dengan pernyataan
tertulisnya selaku Mitra Pendiri, tentang kesediaannya untuk tunduk pada Peraturan Dana
Pensiun dari Dana Pensiun yang menerima pengalihan, serta pemberian kuasa penuh kepada
Pendiri untuk melaksanakan Peraturan Dana Pensiun.
Pasal 48
(1) Dalam hal pengalihan mengakibatkan perubahan Peraturan Dana Pensiun yang
melakukan pengalihan dan perubahan Peraturan Dana Pensiun yang menerima pengalihan,
maka Menteri menetapkan pada tanggal yang sama keputusan pengesahan perubahan
Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun yang menerima pengalihan dan perubahan
Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun yang melakukan pengalihan.
(2) Dengan pengesahan Menteri tentang perubahan Peraturan Dana Pensiun, maka seluruh
kepesertaan dan kewajiban serta kekayaan dari kelompok peserta yang dialihkan beralih ke
Dana Pensiun yang menerima pengalihan.
Pasal 49
Pengalihan kepesertaan tidak boleh menyebabkan berkurangnya hak Peserta sampai pada saat
pengalihan.
BAB VIII
YANG DILIKUIDASI
Pasal 50
(1) Pembagian kekayaan Dana Pensiun yang dilikuidasi dilakukan dengan urutan sebagai
berikut :
a. Peserta, pensiunan, Janda/Duda, Anak, dan pihak lain yang berhak atas Manfaat Pensiun;
(2) Pembagian kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah dipenuhi
kewajiban kepada Negara
Pasal 51
(1) Pada Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, dalam hal
masih terdapat kelebihan kekayaan setelah seluruh kewajiban kepada pihak-pihak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 diselesaikan, maka kelebihan dimaksud wajib
dipergunakan untuk meningkatkan Manfaat Pensiun bagi Peserta, pensiunan, Janda/Duda,
Anak dan pihak lain yang berhak sampai batas maksimum yang ditetapkan Menteri.
(2) Dalam hal masih terdapat kelebihan kekayaan setelah dilakukan peningkatan Manfaat
Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka kelebihan dimaksud wajib dibagikan
secara sekaligus kepada Peserta, pensiunan, Janda/Duda, Anak dan pihak lain yang berhak
atas
Manfaat Pensiun, secara berimbang sebanding dengan besar Manfaat Pensiun yang menjadi
hak masing-masing pihak.
(3) Dalam rangka peningkatan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Peserta yang memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun berhak atas Manfaat
Pensiun berdasarkan rumus Manfaat Pensiun yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.
Pasal 52
Pada Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, dalam hal sisa
kekayaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
ayat (1) huruf a, maka Manfaat Pensiun bagi Peserta, pensiunan, Janda/Duda, Anak dan pihak
lain yang berhak dikurangi secara berimbang, sehingga jumlah seluruh kewajiban terhadap
pihak-pihak tersebut sama dengan sisa kekayaan Dana Pensiun.
Pasal 53
(1) Bagi Peserta yang belum berhak menerima pembayaran Manfaat Pensiun dari Dana
Pensiun yang dilikuidasi, haknya dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
(2) Bagi Pensiunan, Janda/Duda atau Anak yang telah menerima pembayaran Manfaat
Pensiun dan bagi Peserta yang telah berhak menerima pembayaran Manfaat Pensiun dari
Dana Pensiun yang dilikuidasi, haknya dibagikan dengan membeli anuitas dari Peresahaan
Asuransi jiwa berdasarkan pilihan Peserta atau pihak yang berhak.
(3) Dalam hal pembagian hak Peserta, pensiunan, Janda/Duda atau anak atau pihak lain yang
berhak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menghasilkan Manfaat Pensiun yang lebih
kecil dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) Undang-undang Dana Pensiun, maka nilai sekarang
Manfaat Pensiun tersebut dapat dibayarkan sekaligus.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
(1) Setiap Yayasan Dana Pensiun yang dinyatakan telah mendapatkan pengesahan sebagai
Dana Pensiun berdasarkan Undang-undang Dana Pensiun, wajib menyesuaikan diri dengan
ketentuan Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
(2) Penyesuaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Pendiri dengan
mengajukan permohonan kepada Menteri.
b. anggaran Dasar dan peraturan pensiun Yayasan Dana Pensiun yang berlaku sampai dengan
tangggal 20 April 1992;
c. pernyataan tertulis Pendiri dan pernyataan tertulis Mitra Pendiri bila ada;
e. arahan investasi,
f. Laporan aktuaris per tanggal 31 desember 1991 apabila Yayasan dana Pensiun
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti;
h. Laporan Keuangan per tanggal 31 Desember 1991 yang telah diaudit oleh akuntan Publik;
i. Rekapitulasi Peserta bagi Dana Pensiun yang menyelenggarakan pembayaran uang secara
sekaligus;
Pasal 55
(1) Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 tetap dapat melanjutkan Program
Pensiun yang menjanjikan pembayaran uang sekaligus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
61 ayat (4) Undang-undang dana Pensiun bagi karyawan yang telah menjadi Peserta sebelum
tanggal 20 April 1992.
(2) Dalam hall dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menyelenggarakan
Program Pensiun bagi karyawan yang menjadi Peserta setelah tanggal 20 April 1992, maka
Program Pensiun yang diselenggarakan harus berdasarkan Undang-undang Dana Pensiun dan
peraturan pelaksanaannya.
(3) Peserta Program Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih menjadi
Pesertta ke Program Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(4) Bagi Peserta yang beralih kepesertaannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), pada
saat pensiun, dapat memilih untuk menerima pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus
sampai sebanyak-banyak 20% (dua puluh per seratus) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (4) Undang-undang Dana Pensiun, atau sebesar yang seharusnya diterima pada tanggal
20 April 1992 berdasarkan Program Pensiun sebagaiman dimaksud dlam ayat (1).
Pasal 56
Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, yang sebelum tanggal 20 April 1992
telah menetapkan Manfaat Pensiun secara berkala melebihi Manfaat Pensiun maksimum
sebagaimana ditetapkan Menteri berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (2) Undang-undang
Dana Pensiun, tetap dapat melanjutkan pembayaran dimaksud sampai diselesaikannya
seluruh kewajiban bagi karyawan yang telah menjadi Peserta sebelum tanggal 20 April 1992.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 57
(1) Setiap orang atau badan usaha yang telah menjalankan program yang menjanjikan
pembayaran sejumlah uang yang dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu sebelum tanggal
20 April 1992, dengan nama apapun baik dengan atau tanpa iuran, apabila tetap melanjutkan
program tersebut wajib mengajukan permohonan pengesahan pembentukan Dana Pensiun
kepada Menteri selambat-lambatnya sebelau tanggal 20 April 1993.
(2) Permohonan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh Pendiri
dengan memenuhi persyaratan dan tata cara pengesahan dalam Peraturan Pemerintah ini.
(3) Persyaratan sebagimana dimaksud dalam ayat (2) dilengkapi pula dengan :
(4) Ketentuan mengenai penyesuaian investasi, pembayaran Manfaat Pensiun sekaligus, dan
pembayaran Manfaat Pensiun maksimum secara berkala, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
61 ayat (3) Undang-undang Dana Pensiun, serta ketentuan Pasal 55 dan Pasal 56 Peraturan
Pemerintah ini berlaku pula bagi Dana Pensiun yang mendapat pengesahan Menteri
berdasarkan ketentuan dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3).
Pasal 58
Terhitung sejak tanggal 1 Januari 1993, Perusahaan Asuransi Jiwa dilarang menjual program
yang didalamnya terkandung janji Pemberi Kerja kepada karyawannya untuk membayarkan
sejumlah uang yang pembayarannya dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.
Pasal 59
Perusahaan Asuransi Jiwa yang telah menjual program sebagaimana dimaksud dalam Pasal
58 sebelum tanggal 1 Januari 1993 tetap dapat melanjutkan program tersebut sampai
berakhirnya perjanjian pertanggungan dimaksud.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Peraturan Pemerintah ihi mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Sewa
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya,
yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.Sebagai Lessor
Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar
jumlah investasi sewa neto Grup. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan
pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang
konstan atas investasi bersih lessor. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai
pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi
dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat aset
sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.Sebagai Lessee Aset pada
sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Grup yang
ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian
sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban
keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat
suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada
periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Aset tetap (aset sewa pembiayaan) disusutkan selama jangka waktu yang lebih
pendek antara umur manfaat aset sewa pembiayaan dan periode masa sewa, jika tidak ada
kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa
sewa.
Untuk sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis
lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat
lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen
diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa
operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui
sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar
sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
Analisis Komparatif
Laba Rugi
Untuk menemukan laba rugi komparatif bisa dilihat dari rumus berikut:
JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk 1,295,417,884 4,395,313,845 -3,099,895,961 -70.53%
Kepentingan nonpengendali 19,156,581 -26,969,981 46,126,562 -171.03%
JUMLAH PENGHASILAN 1,314,574,465 4,368,343,864 -3,053,769,399 -69.91%
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN
Pada tahun 2017, proporsi komponen-komponen yang ada pada laporan laba rugi
terhadap penjualan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Terutama pada komponen
beban pokok pendapatan yang mengalami peningkatan sebesar 21.97%. Sementara pada
komponen laba kotor mengalami penurunan sebesar 19.24% dan pada laba operasi
mengalami penurunan sebesar 55.87%. Beban pajak meningkat sebesar 9.88% . Dan pada
laba bersih mengalami penurunan sebesar 63.62% .
Komparatif
2018 2017 jumlah persentase
PENDAPATAN 30,687,625,970 27,813,664,176 2,873,961,794 10.33%
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas liabilitas
imbalan pasti 413,113,083 -399,261,278 812,374,361 -203.47%
Manfaat (beban) pajak penghasilan -97,606,073 97,034,342 -194,640,415 -200.59%
Pengukuran kembali atas - setelah pajak
liabilitas imbalan pasti 315,507,010 -302,226,936 617,733,946 -204.39%
Pos-pos yang akan diklasifikasikan ke
laba rugi:
Mutasi neto lindung nilai arus kas - -56,801
Selisih kurs dari penjabaran kegiatan
usaha luar negeri 116,162,487 -33,148,049 149,310,536 -450.44%
Jumlah penghasilan komprehensif lain 431,669,497 -335,431,786 767,101,283 -228.69%
tahun berjalan-setelah pajak
JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 3,517,373,733 1,314,574,465 2,202,799,268 167.57%
JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk 3,475,788,182 1,295,417,884 2,180,370,298 168.31%
Kepentingan nonpengendali 41,585,551 19,156,581 22,428,970 117.08%
JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 3,517,373,733 1,314,574,465 2,202,799,268 167.57%
Pada tahun 2018, proporsi komponen-komponen yang ada pada laporan laba rugi
terhadap penjualan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Terutama pada komponen
beban pokok pendapatan mengalami peningkatan sebesar 7.57%. sementara pada komponen
laba kotor mengalami peningkatan sebesar 17.22% dan pada laba operasi mengalami
peningkatan sebesar 82.13%. beban pajak meningkat sebesar 68.78%. dan pada laba bersih
mengalami peningkatan sebesar 87.01%.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan Entitas Anak
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2019
Komparatif
2019 2018 jumlah persentase
PENDAPATAN 40,368,107 30,687,626 9,680,481 31.55%
Pada tahun 2018, proporsi komponen-komponen yang ada pada laporan laba rugi
terhadap penjualan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Terutama pada komponen
beban pokok pendapatan menglami peningkatan sebesar 29.48%. sementara pada komponen
laba kotor mengalami peningkatan sebesar 36.26% dan pada laba operasi mengalami
penurunan sebesar 22.15%. Beban pajak menurun sebesar 19.10%. Kemudian, pada laba
bersih mengalami penurunan sebesar 23.15%.
PT Semen Indonesia (Persero Tbk)
Jumlah ekuitas perseroan pada 31 Desember 2019 tercatat sebesar Rp33.892 miliar,
meningkat 3,92% dibandingkan tahun sebelumnya Rp32.615 miliar, peningkatan tersebut
terutama berasal dari peningkatan saldo laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk yang belum ditentukan penggunaannya Rp1.161 miliar sejalan dengan pencapaian laba
perseroan tahun 2019.
Neraca komparatif
Tahun 2017
Untuk mendapatkan presentase : jumlah di bagi dengan tahun sebelumnya lalu dikali dengan
100%
Komparatif
ASET
ASET LANCAR
Investasi jangka
8.453.004 (4.809.620) turun
pendek 13.262.624 -36,26%
Piutang usaha
- Pihak ketiga,
setelah dikurangi
4.031.171.228 831.453.539 naik
cadangan
penurunan nilai 3.199.717.689 25,99%
- Pihak berelasi,
setelah dikurangi
854.495.086 216.294.565 naik
cadangan
penurunan nilai 638.200.521 33,89%
Piutang lain-lain
- Pihak ketiga,
setelah dikurangi
73.004.526 (81.743.124) turun
cadangan
penurunan nilai 154.747.650 -52,82%
- Pihak berelasi,
setelah dikurangi
36.343.891 10.726.039 naik
cadangan
penurunan nilai 25.617.852 41,87%
Persediaan –
3.686.332.189 1.015.187.672 naik
bersih 2.671.144.517 38,01%
Beban dibayar
95.802.638 21.417.725 naik
dimuka 74.384.913 28,79%
Pajak dibayar
1.132.561.717 538.338.854 naik
dimuka 594.222.863 90,60%
Aset lancar
8.045.804 (441.066) turun
lainnya 8.486.870 -5,20%
Jumlah Aset
13.801.818.533 3.428.659.706
Lancar 10.373.158.827 33,05%
ASET TIDAK
LANCAR
Investasi pajak
764.351.543 11.859.220 naik
tangguhan 752.492.323 1,58%
Investasi pada
83.664.640 (10.320.003) turun
entitas asosiasi 93.984.643 -10,98%
Beban tangguhan
115.933.340 (1.720.381) turun
– bersih 117.653.721 -1,46%
Aset takberwujud
- bersih dan 1.269.644.424 (85.435.146) turun
goodwill 1.355.079.570 -6,30%
Uang muka
14.254.911 (164.962.139) turun
investasi 179.217.050 -92,05%
Jumlah Aset
35.261.317.815 1.407.580.660 naik
Tidak Lancar 33.853.737.155 4,16%
LIABILITAS
DAN EKUITAS
LIABILITAS
JANGKA
PENDEK
Pinjaman jangka
1.193.063.247 374.038.533 naik
pendek 819.024.714 45,67%
Utang usaha
Utang lain-lain
Uang muka
31.528.385 (17.938.057) turun
penjualan 49.466.442 -36,26%
Liabilitas jangka
panjang yang
jatuh tempo
dalam satu tahun
- Liabilitas sewa
125.271.821 313.085 naik
pembiayaan 124.958.736 0,25%
Jumlah
Liabilitas 8.803.577.054 651.903.626 naik
Jangka Pendek 8.151.673.428 8,00%
LIABILITAS
JANGKA
PANJANG
Liabilitas pajak
71.538.186 32.887.306 naik
tangguhan 38.650.880 85,09%
Liabilitas imbalan
kerja jangka 1.279.712.096 456.682.114 naik
panjang 823.029.982 55,49%
Liabilitas jangka
panjang setekah
dikurangi yang
jatuh tempo
dalam satu tahun
- Liabilitas sewa
389.956.191 (71.440.992) turun
pembiayaan 461.397.183 -15,48%
Provisi jangka
224.035.574 41.274.881 naik
panjang 182.760.693 22,58%
Liabilitas jangka
46.806.640 40.265.127 naik
panjang lainnya 6.541.513 615,53%
Jumlah
Liabilitas 9.720.873.610 4.220.042.513 naik
Jangka Panjang 5.500.831.097 76,72%
JUMLAH
18.524.450.664 13.652.504.525 4.871.946.139 naik
LIABILITAS 35,69%
EKUITAS
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan
kepada pemilik
entitas induk
Modal saham -
nilai nominal
Modal dasar
Modal
ditempatkan dan 593.152.000 - tetap
disetor 593.152.000 -
Tambahan modal
1.458.257.900 - tetap
disetor 1.458.257.900 -
Selisih transaksi
ekuitas dengan
28.928.287 - tetap
pihak non-
pengendali 28.928.287 -
Komponen
101.295.697 426.872.903 (325.577.206) turun
ekuitas lainnya -76,27%
Saldo laba
- Ditentukan
253.338.000 -
penggunaannya 253.338.000
- Belum
ditentukan 26.087.003.278 (187.643.392) turun
penggunaannya 26.274.646.670 -0,71%
Jumlah ekuitas
yang dapat
diatribusikan 28.521.975.162 (513.220.598) turun
kepada pemilik
entitas induk 29.035.195.760 -1,77%
Kepentingan non-
1.524.057.477 (15.138.220) turun
pengendali 1.539.195.697 -0,98%
Jumlah Ekuitas 58.568.007.801 59.609.587.217 (1.041.579.416) turun -1,75%
JUMLAH
LIABILITAS 77.092.458.465 32.865.562.483 naik
DAN EKUITAS 44.226.895.982 74,31%
Investasi pajak tangguhan : mengalami kenaikan sebesar 11.859.220 dihasilkan dari selisi
h antara investasi pajak tangguhan tahun 2017 dan 2016, dengan presentase sebesar 1,58%
Pinjaman jangka pendek : mengalami kenaikan sebesar 374.038.533 dari hasil selisih ant
ara pinjaman jangka pendek tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar 45,67%
Utang usaha
Pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar 821.118.845 yang dihasilkan dari ut
ang usaha pihak ketiga tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar 25,27
%
Pihak berelasi mengalami keniakan sebesar 28.201.048 yang dihasilkan dari se
lisih antara pihak berelasi tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar 3,4
0%
Utang lain-lain
Pihak ketiga : mengalami penurunan sebesar (30.140.976) yang dihasilkan da
ri selisih antara pihak ketiga tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar -
11,21%
Pihak berelasi mengalami kenaikan sebesar 47.357.093 yang dihasilkan dari s
elisih antara pihaK berelasi tahun 2017 dan 2016, dengan presentase sebesar 1
21,84%
Beban akrual : mengalami penurunan sebesar (47.324.751) yang dihasilkan da
ri selisih antara beban akrual tahun 2017 dan 2016 dengan oresentase sebesar -
6.99%
Utang pajak : mengalami penurunan sebesar (118.139.294) yang dihasilkan da
ri selisih antara utang pajak tahun 2017 dan 2016 dengan oresentase sebesar32,
47%
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek : mengalami penurunan sebesar
(141.215.656) yang dihasilkan dari selisih liabilitas imbalan kerja jangka pend
ek tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar -16.28%
Uang muka penjualan : mengalami penurunan sebesar (17.938.057) yang dih
asilkan dari selisih uang muka penjualan tahun 2017 dan 2016 dengan presenta
se sebesar -36,26%
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Pinjaman bank : mengalami penurunan sebesar (264.366.244) yang dihasilkan dari
selisih Pinjaman bank tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar 30,51%
Liabilitas sewa pembiayaan mengalami kenaikan sebesar 313.085 yang dihasilkan
dari selisih Liabilitas sewa pembiayaan 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar
0,25%
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar 651.903.626 yang di
hasilkan dari selisih Jumlah Liabilitas Jangka Pendek ahun 2017 dan 2016 dengan pr
esentase sebesar 8,00%
Modal dasar
Modal ditempatkan dan disetor : mengalami ketetapan karena saldo tahun 2017 dan 20
16 sama sehingga tidak ada peningkatan atau penurunan
Tambahan modal disetor : mengalami ketetapan karena saldo tahun 2017 dan 2016 sa
ma sehingga tidak ada peningkatan atau penurunan
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak non-pengendali: mengalami ketetapan karena sa
ldo tahun 2017 dan 2016 sama sehingga tidak ada peningkatan atau penurunan
Komponen ekuitas lainnya : mengalami penurunan sebesar (325.577.206) yang dihasil
kan dari selisih Komponen ekuitas lainnya tahun 2017 dan 2016 dengan presentase seb
esar -76,27%
Saldo laba
- Ditentukan penggunaannya : mengalami penurunan sebesar (187.643.392) yang d
ihasilkan dari selisih antara Ditentukan penggunaannya tahun 2017 dan 2016 deng
an presentase sebesar 0,71%
- Belum ditentukan penggunaannya : mengalami penurunan sebesar (513.220.598)
tahun 2017 dan 2016 dengan presentase sebesar -1,77%
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk :
Neraca komparatif
Tahun 2018
2018 2017
ASET
ASET LANCAR
Piutang lain-lain
LIABILITAS DAN
EKUITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang usaha
Utang lain-lain
- Liabilitas sewa
88.384.638 125.271.821
pembiayaan (36.887.183) turun -29,45%
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
- Liabilitas sewa
273.292.868 389.956.191
pembiayaan (116.663.323) turun -29,92%
EKUITAS
Modal dasar
Saldo laba
- Ditentukan
253.338.000 253.338.000
penggunaannya - tetap -
- Belum ditentukan
28.360.440.327 26.087.003.278
penggunaannya 2.273.437.049 naik 8,71%
Kepentingan non-
1.544.210.540 1.524.057.477
pengendali 20.153.063 naik 1,32%
Piutang usaha
- Pihak ketiga, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai : mengalami kenaikan se
besar 554.168.206 yang dihasilkan dari selisih antara Pihak ketiga, tahun 2017 d
an 2018,dengapresentase sebesar 13,75%
- Pihak berelasi, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai : mengalami kenaikan s
ebesar 346.380.837 yang dihasilkan dari selisih antara pihak berelasi tahun 2017 d
an 2018,dengapresentase sebesar 40,54%
Piutang lain-lain
- Pihak ketiga, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai : mengalami kenaikan se
besar 55.191.543 yang dihasilkan dari selisih antara Pihak ketiga tahun 2017 dan
2018,dengapresentase sebesar 75,60%
- Pihak berelasi, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai mengalami kenaikan se
besar 8.961.944 yang dihasilkan dari selisih antara pihak berelasi tahun 2017 dan
2018,dengapresentase sebesar 24,66%
- Persediaan - bersih : mengalami penurunan sebesar (142.189.760) yang dihasilkan
dari selisih antarapersediaan bersih tahun 2017 dan 2018,dengapresentase sebesar -
3,86%
Uang muka : mengalami penurunan sebesar (46.143.136) yang dihasilkan dari selisih a
ntara Uang muka tahun 2017 dan 2018,dengapresentase sebesar -22,07%
Beban dibayar dimuka : mengalami penurunan sebesar (34.074.646) yang dihasilkan d
ari selisih antara Beban dibayar dimuka tahun 2017 dan 2018,dengapresentase sebesarn
35,57%
Pajak dibayar dimuka : mengalami penurunan sebesar (146.833.401) yang dihasilkan da
ri selisih antara pajak dibayar dimuka tahun 2017 dan 2018,dengapresentase sebesar 12,9
6%
Aset lancar lainnya: mengalami penurunan sebesar (164.176) yang dihasilkan dari se
lisih antara aset lancar lainya tahun 2017 dan 2018,dengapresentase sebesa -2,04%
Jumlah Aset Lancar : mengalami kenaikan sebesar.205.867.094 yang dihasilkan dari se
lisih antara Jumlah Aset Lancar tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebesar 15,98%
Utang usaha
Utang lain-lain
- Pihak ketiga : mengalami kenaikan sebesar 25.348.467 yang dihasilkan dari
selisih antara pihak ketiga tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebesar 10,
73%
- Pihak berelasi : mengalami penurunan sebesar(39.495.715) yang dihasilkan
dari selisih antara pihak berelasi tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebe
sar -45,81%
- Beban akrual : mengalami kenaikan sebesar 271.375.790 yang dihasilkan dari
selisih antara beban akrual tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebesar 43,
07%
- Utang pajak : mengalami kenaikan sebesar 117.095.617 yang dihasilkan dari s
elisih antara utangpajak tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebesar 47,66
%
Uang muka penjualan : mengalami kenaikan sebesar 6.271.899 yang dihasilkan dari s
elisih antara Uang muka penjualan tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebesar 1
9,89%
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang tahun 2017 dan 2018 dengan presentase sebes
ar -19,38%
Liabilitas jangka panjang setekah dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun
EKUITAS
Modal dasar
Modal ditempatkan dan disetor : tidak mengalami kenaikan atau penurunan karena sol
do modal ditempatkan dan disetor tahun 2017 dan 2018 tetap
Tambahan modal disetor : tidak mengalami kenaikan dan penurunan karena saldo tam
bahan modal disetor tahun 2017 dan 2016 tatap
Saldo laba
Neraca komparatif
Tahun 2019
2019 2018
ASET
ASET LANCAR
Piutang lain-lain
Tagihan pengembalian
pajak
LIABILITAS DAN
EKUITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang usaha
Utang lain-lain
Utang pajak
- Liabilitas sewa
27.981 88.387
pembiayaan (60.406) turun -68,34%
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan 3.838.407 207.233 3.631.174 naik 1752,22%
- Liabilitas sewa
24.457 273.293
pembiayaan (248.836) turun -91,05%
DANA SYIRKAH
2.000.000 -
TEMPORER 2.000.000 naik 100%
EKUITAS
Modal dasar
Saldo laba
- Ditentukan
253.338 253.338
penggunaannya - tetap -
- Belum ditentukan
29.520.945 28.360.440
penggunaannya 1.160.505 naik 4,09%
Kepentingan non-
1.615.109 1.423.230
pengendali 191.879 naik 13,48%
JUMLAH LIABILITAS
79.807.067 50.783.836
DAN EKUITAS 29.023.231 naik 57,15%
Piutang lain-lain
- Pihak berelasi : mengalami kenaikan sebesar 66.688 yang dihasilkan Dariselisih
antara pihak berelasi tahun 2018 dan 2019 dengan presentase sebesar 147,19%
- Pihak ketiga : mengalami kenaikan sebesar 129.540 yang dihasilkan Dariselisih
antara pihak ketiga tahun 2018 dan 2019 dengan presentase sebesar 101,05%
Beban dibayar dimuka: : mengalami kenaikan sebesar 39.268 yang dihasilkan Darisel
isih antara Beban dibayar dimuka tahun 2018 dan 2019 dengan presentase sebesar
22,26%
Aset lancar lainnya : mengalami kenaikan sebesar 16.038 yang dihasilkan Dariselisi
h antara Aset lancar lainnya tahun 2018 dan 2019 dengan presentase sebesar
203,48%
Jumlah Aset Lancar :mengalami kenaikan sebesar 567.507 yang dihasilkan Darisel
isih antara Jumlah Aset Lanar tahun 2018 dan 2019 dengan presentase sebesar
3,53%
Kas yang dibatasi penggunaannya : mengalami kenaikan sebesar 26.024 yang dihasil
kan Dariselisih antara Kas yang dibatasi penggunaannya tahun 2018 dan 2019 dengan
presentase sebesar 83,06%
Aset pajak tangguhan : mengalami kenaikan sebesar 95.653 yang dihasilkan Dariselisi
h antara Aset pajak tangguhan tahun 2018 dan 2019 dengan presentase sebesar
17,00%
Investasi pada entitas asosiasi : mengalami kenaikan sebesar 3.363 yang dihasilkan D
ariselisih antara Investasi pada entitas asosiasi tahun 2018 dan 2019 dengan presentas
e sebesar 3,93%
Investasi pada ventura bersama : mengalami penurunan sebesar (3.714) yang dihasil
kan Dariselisih antara Investasi pada ventura bersama tahun 2018 dan 2019 dengan p
resentase sebesar -6,65%
Goodwill dan aset takberwujud : mengalami kenaikan sebesar 3.175.372 yang dihas
ilkan Dariselisih antara Goodwill dan aset takberwujud tahun 2018 dan 2019 dengan p
resentase sebesar 292,75%
Utang usaha
- Pihak berelasi : mengalami kenaikan sebesar 194.087 yang dihasilkan dari seli
sih antara Pihak berelasi tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar 28,94%
- Pihak ketiga : mengalami kenaikan sebesar 999.523 yang dihasilkan dari seli
sih antara pihak ketiga tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar 26,27%
Utang lain-lain
Akrual :mengalami kenaikan sebesar 321.079 yang dihasilkan dari selisih antara
akrual tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar 35,62%
Utang pajak
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek : mengalami kenaikan sebesar 342.493 yang
dihasilkan dari selisih liabilitas imbalan kerja jangka pendek tahun 2019 dan 2018 de
ngan presentase sebesar 87,24%
Uang muka penjualan : mengalami kenaikan sebesar 82.118 yang dihasilkan dari se
lisih antara uang muka penjualan tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar
217,24%
Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun
- Pinjaman bank : mengalami kenaikan sebesar 13.015.817 yang dihasilkan dari
selisih antara pinjaman bank tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar
280,27%
- Utang obligasi : mengalami kenaikan sebesar 4.070.443 yang dihasilkan dari
utang obligasi tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar 135,91%
- Liabilitas sewa pembiayaan : mengalami penurunan sebesar (248.836) yang
dihasilkan dari selisih antara liabilitas sewa pembiayaan tahun 2019 dan 2018
dengan presentase sebesar -91,05%
Provisi jangka panjang : mengalami kenikan sebesar 36.703 yang dihasilkan dari
selisih antara provinsi jangka panjang tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar
16,08%
EKUITAS
Modal dasar
Modal ditempatkan dan disetor : tidak mengalami keniakan dan penurunan karena
saldo tahun 2018 dan 2019 tetap
Tambahan modal disetor : tidak mengalami keniakan dan penurunan karena saldo tah
un 2018 dan 2019 tetap
Saldo laba :
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk : mengalami ke
naikan sebesar 1.084.730 yang dihasilkan dari selisih ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar 3,48%
Jumlah Ekuitas : mengalami kenaikan sebesar 1.276.609 yang dihasilkan dari selisi
h jumlah ekuitas tahun 2019 dan 2018 dengan presentase sebesar 3,91%
Common Size
Untuk bisa menemukan hasil Common Size bisa dilihat rumus seperti berikut :
a. Aktiva :
Komponen Aktiva
Aktiva = X 100 %
Total Aktiva
b. Pasiva :
Komponen Liabilitias
Liabilitas = X 100 %
Total Pasiva
Komponen Ekuitas
Ekuitas = X 100 %
Total Pasiva
Common Size
2017 % 2018 %
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 28.733.149 0,06% 31.332.430 0,06%
Piutang usaha
- Pihak ketiga, setelah dikurangi cadangan 4.585.339.434 8,96%
4.031.171.228 8,23%
penurunan nilai
- Pihak berelasi, setelah dikurangi cadangan 1.200.875.923 2,35%
854.495.086 1,75%
penurunan nilai
Piutang lain-lain
- Pihak ketiga, setelah dikurangi cadangan 128.196.069 0,25%
73.004.526 0,15%
penurunan nilai
- Pihak berelasi, setelah dikurangi cadangan 45.305.835 0,09%
36.343.891 0,07%
penurunan nilai
Persediaan – bersih 3.686.332.189 7,53% 3.544.142.429 6,93%
Utang usaha
Utang lain-lain
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
Modal saham - nilai nominal
Modal dasar
Saldo laba
31 Desember 2019
Common Size
2019 %
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3.950.448 4,95%
Piutang usaha
- Pihak berelasi 1.493.872 1,87%
- Pihak ketiga 4.995.989 6,26%
Piutang lain-lain
- Pihak berelasi 111.994 0,14%
- Pihak ketiga 257.736 0,32%
Persediaan - bersih 4.641.646 5,82%
Uang muka 136.159 0,17%
Beban dibayar dimuka 215.667 0,27%
Pajak dibayar dimuka
Utang usaha
- Pihak berelasi 864.792 1,08%
- Pihak ketiga 4.804.967 6,02%
Utang lain-lain
- Pihak berelasi 19.462 0,02%
- Pihak ketiga 555.664 0,70%
Akrual 1.222.508 1,53%
Utang pajak 0,00%
EKUITAS
Modal dasar
Saldo laba