( Current Assets−( Cash+ Marketable Securities ) )−¿ (Current Liabilities−( Short Term+Current Porti
¿
Sales
PJAA 2018
¿−0,273 atau
PJAA 2017
JGLE 2018
Sales
¿
OperatingWorkingCapital
PJAA 2018
PJAA 2017
Rp 1.240 .030.157 .039
¿ =43,479 atau 43
Rp 28.520 .317.727
JGLE 2018
Rp288.471 .478 .784
¿ =0,263 atau <1
Rp 1.112 .919 .162.678
Hasil Analisis: Pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menunjukkan bahwa rasio
Operating Working Capital Turnover mengalami penurunan yang cukup signifikan
dari 2017 yaitu 43 kali menjadi 5 kali saja. Hal ini berarti bahwa kemampuan
modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) yang
terdapat pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk bahwa dana yang tertanam dalam
modal kerja berputar yang awalnya pada tahun 2017 dengan rata-rata 43 kali
selama setahun menjadi negatif hingga berpengaruh pada modal kerja yang tidak
dapat memenuhi pengembalian kas sebesar 5 kali pada tahun 2018. Sedangkan jika
dibandingkan dengan PT Graha Andresentra Propertindo Tbk pada tahun 2018
yang memiliki rasio sebesar 0,263 atau dibawah 1 maka jika dibandingkan dengan
perusahaan pesaingnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk akan mengalami
kegagalan pengembalian modal kerja.
Sales
¿
Account Receivable
PJAA 2018
PJAA 2017
Rp 1.240 .030.157 .039
¿ =12
Rp 100.317 .915.873
JGLE 2018
Rp 288.471 .478.784
¿ =10
Rp 29.884 .139 .108
Hasil Analisis: Berdasarkan analisis pada A/R Turnover bahwa PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk dari tahun 2017 ke 2018 mengalami penurunan
yaitu dari 12 kali menjad 11 kali. Artinya tingkat perputaran piutang pada tahun
2018 sebesar 11 kali dalam setahun, dari penjualan kredit. Sedangkan pada
tahun 2017 sebesar 12 kali. Maka jika perputaran piutang dari tahun 2017 ke
2018 mengalami penurunan sebenarnya berpengaruh tidak baik karena piutang
dari penjualan kredit akan semakin lama piutang tersebut diterima oleh PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Sedangkan, jika dibandingkan dengan
perusahaan pesaing yaitu PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk yang memiliki
A/R Turnover lebih rendah maka PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah
memiliki kebijakan penjualan kredit yang lebih ketat karena semakin tinggi
perputaran piutang suatu perusahaan semakin baik.
4. Inventory Turnover
Inventory Turnover atau perputaran persediaan adalah untuk menghitung
Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan rata-rata persediaan atau dapat juga
dihitung dengan membandingkan penjualan dengan persediaan. Rasio ini
digunakan untuk mengukur bagaimana efektivitas yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan dalam mengelola persediaannya.
Sales
¿
Inventory
PJAA 2018
PJAA 2017
Rp 1.240 .030.157 .039
¿ =177
Rp7.022 .219.262
JGLE 2018
Rp 288.471 .478.784
¿ =2
Rp 129.365 .363 .313
Hasil Analisis: Berdasarkan analisis pada Inventory Turnover bahwa PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk dari tahun 2017 ke 2018 mengalami penurunan
yaitu dari 177 kali menjadi 143 kali. Artinya perputaran persediaan pada tahun
2017 sebesar 177 kali dan pada tahun 2018 menjadi 143 kali menunjukkan
bahwa dana yang tertanam atau diinvestasikan pada persediaan berputar
sebanyak 177 kali dalam setahun menjadi 143 kali dalam satu tahun. Jadi, hal
tersebut berarti PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk belum maksimal dalam
melakukan efektifitas manejemen yang lebih baik dalam mengelola persediaan.
Sedangkan, jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing yaitu PT Graha
Andrasentra Propertindo Tbk yang memiliki Inventory Turnover yang sangat
rendah yaitu hanya 2 kali saja, maka PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dinilai
lebih efektif dalam mengelola persediannya dibandingkan perusahaan
pesaingnya yaitu PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk.
Sales
¿
Account Payable
PJAA 2018
PJAA 2017
Rp 1.240 .030.157 .039
¿ =20
Rp 61.595 .457.467
JGLE 2018
Rp 288.471 .478.784
¿ =5
Rp59.979 .092.273
Hasil Analisis: Berdasarkan analisis pada A/P Turnover bahwa PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk dari tahun 2017 ke 2018 mengalami kenaikan
yaitu dari 20 kali menjadi 30 kali. Artinya, jika rasio ini naik seiring dengan
berjalannya waktu, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa PT Pembangunan
Jaya Ancol Tbk telah membayar suplier lebih cepat daripada sebelumnya, yang
mungkin ini akan mengindikasikan kondisi keuangan PT Pembangunan Jaya
Ancol Tbk yang semakin membaik. Sedangkan, jika dibandingkan dengan
perusahaan pesaing yaitu PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk yang memiliki
A/P Turnover yang sangat rendah yaitu hanya 5 kali saja, maka PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk dinilai lebih telah lebih cepat membayar suplier
terkait utang dagangnya daripada PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk.
Account Receivable
Da y ' s Receivable=
Average Sales per Day
Inventory
Da y ' s Inventory =
Average COGS per Day
Account Receivable
Da y ' s Payable=
Average Purchase ( ¿COGS ) per Day
PJAA 2018
Rp 8.993 .646.407
Da y ' s Inventory = =5
Rp 1.642 .883.972
PJAA 2017
Rp100.317 .915 .873
Da y ' s Receivable= =30
Rp 3.397 .342 .896
Rp 7.022.219 .262
Da y ' s Inventory = =4
Rp 1.755.520 .407
Rp 61.595.457 .467
Da y ' s Payable= =35
Rp 1.755.520 .407
JGLE 2018
Rp 129.365.363 .313
Da y ' s Inventory = =2
Rp 360.022.691
Hasil Analisis:
1. Days Receivables, pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengalami kenaikan
dari tahun 2017 yaitu 30 hari menjadi 32 hari pada tahun 2018. Hal ini berarti
secara rata-rata PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengumpulkan piutangnya
dalam jangka waktu 32 hari pada tahun 2018 dimana pengumpulan piutang
tersebut lebih cepat daripada tahun 2017. Jika dibandingkan dengan PT Graha
Andrasentra Propertindo Tbk tahun 2018 yang memiliki perputaran 38 hari yaitu
lebih cepat daripada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sehingga pengumpulan
piutang pada PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk lebih cepat 8 hari.
2. Day’s Inventory, pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengalami kenaikan
dari tahun 2017 yaitu 4 hari menjadi 5 hari pada tahun 2018. Hal ini berarti secara
rata-rata PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menjadikan persediaan dalam jangka
waktu 5 hari pada tahun 2018 dimana persediaan tersebut lebih cepat terjual
daripada tahun 2017. Jika dibandingkan dengan PT Graha Andrasentra
Propertindo Tbk tahun 2018 yang memiliki perputaran 2 hari saja yaitu lebih
lambat dibandingkan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sehingga persediaan yang
terjual pada PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk lebih lambat.
3. Day’s Payable, pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengalami penurunan
dari tahun 2017 yaitu 35 hari menjadi 26 hari pada tahun 2018. Hal ini berarti
secara rata-rata PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk membayar utang dagang
kepada supplier dalam jangka waktu 26 hari pada tahun 2018 dimana utang
dagang tersebut lebih lambat dibayarkan daripada tahun 2017. Jika dibandingkan
dengan PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk tahun 2018 yang memiliki
perputaran 167 hari yaitu lebih cepat dibandingkan PT Pembangunan Jaya Ancol
Tbk sehingga pembayaran utang dagang kepada supplier oleh PT Graha
Andrasentra Propertindo Tbk sangat lebih cepat.
Sales
¿
Total Long Term Assets−Non Interest Bearing LongTerm Liabilities
PJAA 2018
Rp 1.283.885 .459 .736
¿ =0,401atau <1
Rp 3.372 .353.348 .445−Rp 168.808 .486 .131
PJAA 2017
Rp1.240 .030 .157 .039
¿ =0,424 atau<1
Rp 3.060 .645.948 .920−Rp139.432 .062.501
JGLE 2018
Rp 288.471 .478.784
¿ =0,214 atau <1
Rp 2.372 .545.387 .095−Rp 42.656 .225.654
Sales
¿
Net PPE
PJAA 2018
Rp 1.283 .885.459 .736
¿ =0,634 atau 1
Rp 2.025 .977 .001.676
PJAA 2017
Rp1.240 .030 .157 .039
¿ =0,717 atau 1
Rp 1.729 .307 .714 .017
JGLE 2018
Rp288.471 .478 .784
¿ =0,138 atau<1
Rp 2.090 .622.155 .811
PJAA 2018
PJAA 2017
¿ 11,26 % ׿
JGLE 2018
0
Dividend Payout Ratio=
−Rp 16.147 .305 .240
¿−0,71 % × ( 1−0 % ) =0 %
Hasil Analisis: Pada rasio SGR PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengalami
penurunan yaitu menjadi negatif dari tahun 2017 sebesar 2,252% menjadi -3,6%
pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan yang melibatkan ROE
tersebut dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang dapat meningkatkan ROE
akan meningkatkan sustainable growth rate. Maka ketika ROE pada tahun 2018
menurun maka SGR akan menurun juga. Apabila dibandingkan dengan PT Graha
Andrasentra Propertindo Tbk pada tahun yang sama yaitu 2018, bahwa PT Graha
Andrasentra sebagai pesaing tidak memiliki dividend payout ratio karena
kemungkinan kebijakan pembayaran dividend menggunakan pembayaran dengan
saham sesuai dengan penjelasan pada CALK PT Graha Andrasentra Propertindo
Tbk sehingga untuk rasio SGR pada industri yang sama PT Pembangunan Jaya
Ancol Tbk memiliki tingkat SGR yang lebih tinggi.