Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN IPSAS”

DOSEN PENGAMPU :
Ivan Yudianto, S.E., Ak., M.Si

OLEH :
Nurrizkyanti Rachmi F (120110170070)
Anisah Nadiya Zahiroh (120110170087)
Muhammad Rizki Pratama (120110170097)
Anggraini (120110170112)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang ini . Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ivan Yudianto, S.E., Ak., M.Si selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Disamping itu kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Akuntansi Sektor Publik. Kami
menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat di masa
yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandung, 21 April 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
2.1 International Public Sector Accounting Standards (IPSAS).....................6
2.2 Tujuan Utama Dari IPSAS........................................................................7
2.3 Konvergensi IPSAS dengan IFRS.............................................................8
2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan...............................................................9
2.5 PP No.71 Tahun 2010..............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah


standar akuntansi untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh
International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB). IPSASB
merupakan badan yang bernaung di bawah International Federation
ofAccountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional
yang didirikan tahun 1977. Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat
nyata informasi keuangan yang konsistendan terbandingkan (comparable) lintas-
jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor
publik, diharapkan memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat
tersebut.Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB
sangat mendorong keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai
negara melalui penyampaiantanggapan/komentar atas proposal-proposal
IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft. IPSAS yang diterbitkan oleh
IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik, baik untuk yang
masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah mengadopsi basis akrual
(accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan mengacu
kepada International Financial ReportingStandards (IFRS), standar akuntansi
bisnis yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board
(IASB), sepanjang ketentuan-ketentuan di dalam IFRS dapat diterapkan di
sektor publik. Meskipun demikian, IPSASB tetap memperhatikan isu-isu yang
spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di dalam IFRS. Diadopsinya IPSAS oleh
pemerintah di berbagai negara diharapkan akan meningkatkankualitas dan daya
banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas sektor publik
di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-
ketentuan akuntansi sektor publikdi berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB
menghormati hak pemerintah dan penyusun standar ditingkat nasional dalam

4
menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksimereka
masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana munculnya IPSAS (International Public Sector Accounting
Standards) ?
1.2.2 Apa tujuan dari IPSAS ?
1.2.3 Bagaimana konvergensi IPSAS dengan IFRS ?
1.2.4 Bagaimana penerapan IPSAS di Indonesia dengan mengacu pada PP No
71 Tahun 2010 ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Dapat memahami cara pelaporan keuangan berdasarkan IPSAS dan PP
No 71 Tahun 2010 dalam sektor publik
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Dapat memahami bagaimana awal munculnya IPSAS
b. Dapat mengetahui apa tujuan dari IPSAS
c. Dapat memahami konvergensi IPSAS dengan IFRS
d. Dapat memahami penerapan IPSAS di Indonesia dengan mengacu
pada PP No 71 Tahun 2010

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah standar


akuntansi untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International
Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan
yang bernaung di bawah International Federation of Accountants (IFAC),
organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun 1977.
Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi
keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-jurisdiksi.
IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan
memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut.
Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat
mendorong keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai negara
melalui penyampaian tanggapan/komentar atas proposal-proposal IPSASB yang
dinyatakan dalam exposure draft.
IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan
sektor publik, baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun
yang telah mengadopsi basis akrual (accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual
dikembangkan dengan mengacu kepada International Financial Reporting
Standards (IFRS), standar akuntansi bisnis yang diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB), sepanjang ketentuan-ketentuan di dalam
IFRS dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian, IPSASB tetap
memperhatikan isu-isu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di
dalam IFRS.
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan
entitas-entitas sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian
dan harmonisasi ketentuan-ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara
dengan IPSAS, IPSASB menghormati hak pemerintah dan penyusun standar di

6
tingkat nasional dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di
dalam jurisdiksi mereka masing-masing.
Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh
mengklaim telah mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua
ketentuan yang berlaku di dalam masing-masing standar.

Dalam hal ini nilai dari Pertanggungjawaban dan beberapa Transparansi dalam
sektor publik adalah sebagai berikut :
Langkah Pertama :
1. Bertanggungjawab hanya sebatas aspek keuangan saja (sampai tahun
1980an).
2. Bertanggungjawab dalam hal hubungan dan tujuan seberapa besaran
jumlah anggaran yang ingin dicapai (dari input – throughput – output).
3. Bertanggungjawab dengan adanya dialog stakeholder (1990 – 2004) (dari
input – throughput – output – sampai hasil).
4. Jaringan dari organisasi dan stakeholder kemitraan (2006) (Dari input –
throughput – output – sampai kepada hasil).

2.2 Tujuan Utama Dari IPSAS

Agar dapat improvisasi kualitas dalam pelaporan keuangan untuk


tujuan umum oleh entitas sektor publik, yang mengarah kepada penilaian
informasi yang lebih baik dari segala alokasi sumber daya keputusan yang
telah dibuat oleh Pemerintah, sehingga dapat meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dari sektor publik.

Cakupan IPSAS adalah standar akuntansi untuk aplikasi oleh


Pemerintah nasional, regional (contohnya adalah, negara bagian, propinsi,
teritorial) Pemerintahan, lokal (misalnya, kota, kota) Pemerintah dan juga
badan pemerintah yang terkait (misalnya, lembaga,dan komisi. Standar
IPSAS secara lebih luas akan digunakan oleh setiap organisasi antar
pemerintah. IPSAS sebenarnya sama sekali tidak berlaku untuk badan usaha
milik pemerintah.

2.3 Konvergensi IPSAS dengan IFRS

7
Ketentuan IPSAS berdasarkan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), sebelumnya,
lebih dikenal sebagai IAS. IFRS yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Internasional (IASB). IPSASB IFRS sudah menyesuaikan dengan
konteks sektor publik yang lebih tepat. IPSASB mudah beradaptasi dengan
IFRS dalam hal konteks sektor publik jika memang di perlukan. Dalam
melaksanakan proses tersebut, segala upaya dari IPSASB, Jika memang
memungkinkan, untuk mempertahankan segala perlakuan akuntansi dan teks
asli dari IFRS kecuali apabila terdapat isu yang signifikan terhadap sektor
publik.

Beberapa Standar akuntansi dari sektor publik yang telah dihasilkan oleh
IPSASB sampai tahun 2010 ini adalah sebagai berikut :
1. IPSAS 1—Presentation of Financial Statements.
2. IPSAS 2—Cash Flow Statements.
3. IPSAS 3—Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and
Errors.
4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates.
5. IPSAS 5—Borrowing Costs.
6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements.
7. IPSAS 7—Investments in Associates.
8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures.
9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions.
10. IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies.
11. IPSAS 11—Construction Contracts.
12. IPSAS 12—Inventories.
13. IPSAS 13—Leases.
14. IPSAS 14—Events After the Reporting Date.
15. IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation.
16. IPSAS 16—Investment Property.
17. IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment.
18. IPSAS 18—Segment Reporting.
19. IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets.
20. IPSAS 20—Related Party Disclosures.
21. IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets.
22. IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government
Sector (IFAC, 2010).
23. IPSAS 23—Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and
Transfers).
24. IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements.

8
25. IPSAS 25—Employee Benefits.
26. IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets.
27. IPSAS 27—Agriculture.
28. IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation.
29. IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement.
30. IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures.
31. IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010).

2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip


akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan
Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta
peningkatan kualitas LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam bentuk
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang diberi
judul, nomor, dan tanggal efektif. Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

PSAP dapat dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar


Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) atau Buletin Teknis SAP. IPSAP dan
Buletin Teknis SAP disusun dan diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP) dan diberitahukan kepada Pemerintah dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Rancangan IPSAP disampaikan kepada BPK
paling lambat empat belas hari kerja sebelum IPSAP diterbitkan. IPSAP
dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari
salah tafsir pengguna PSAP. Sedangkan Buletin Teknis SAP dimaksudkan
untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis
penerapan PSAP atau IPSAP.

SAP yang Berlaku di Indonesia

1. Pada tanggal 13 Juni 2005 Presiden menandatangani Peraturan Pemerintah


Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
2. Pada tahun 2010 diterbitkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No. 24 Tahun 2005

9
dinyatakan tidak berlaku lagi. PP No. 71 Tahun 2010 mengatur
penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual.

2.5 PP No.71 Tahun 2010

SAP tercantum dalam dua lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71


Tahun 2010, yaitu:

a). SAP Berbasis Akrual


Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial
berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBN/APBD. SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam
bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses
baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut
merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap
terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Yang membedakan antara Laporan Keuangan Perusahaan dengan Laporan
Keuangan Pemerintahan adalah terletak pada jenis bidang usaha yaitu
pelayanan publik serta nomor rekening perkiraan yang digunakan.
b). SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara bertahap dari


penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP
Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih
lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada
pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan
lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap
pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam

10
Negeri. Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan
memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan.
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan
dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP
dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Sebelumnya, SAP Berbasis Kas Menuju Akrual digunakan dalam SAP
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003menyatakan bahwa selama pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan,
digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat
lima tahun. Karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Konsekuensi Ditetapkannya PP SAP

Dengan ditetapkan PP SAP, diharapkan akan adanya transparansi,


partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangn negara guna mewujudkan
pemerintahan yang baik (good governance). Sehingga diperlukan langkah-
langkah strategis yang perlu segera diupayakan dan diwujudkan bersama
dalam rangka implementasi Standar akuntansi Pemerintahan. Salah satu
langkah yang akan dilakukan pemerintah adalah menyusun sistem akuntansi
yang mengacu pada SAP.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo, M. A. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

12

Anda mungkin juga menyukai