Disusun oleh :
Hilma Rizki Marista
120110130056
Firda Tyastari
120110130062
120110130128
Erika Handayani
120110130132
Mustika Riskafuri
120110130140
Akuntansi
Fakultas Ekonomi danBisnis
Universitas Padjadjaran
2016
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan
yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan
kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.
rasio
yang
mengukur
efisiensi
2013
Gross Profit Margin=
2014
Gross Profit Margin=
0.320921643 = 32.09%
Nilai Gross Profit Margin pada PT. Ultra Jaya pada tahun 2012, 2013,
dan 2014 secara berturut-turut sebesar 32.09%; 29.3%; 23.92% artinya dari
yaitu
sebesar
5.38%.
Menurunnya
nilai
Gross
Profit
Margin
operasi
perusahaan
dibandingkan
dengan
penjualan
perusahaan.
Operating Profit
Net Sales
2012
Operating Profit Margin=
Rp . 429.342 .000.000
Rp.2 .809 .851.000 .000
2013
Operating Profit Margin=
2014
0.152798849 = 15.28%
0.095518548 = 9.55%
Nilai Operating Profit Margin pada PT. Ultra Jaya pada tahun 2012,
2013, dan 2014 secara berturut-turut sebesar 15.28%; 12.23%; 9.55%
artinya dari volume penjualan bersih akan menghasilkan laba operasi
sebesar persentase tersebut. Nilai Operating Profit Margin PT. Ultra Jaya
cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan penurunan
terbesar terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 3.05%. Menurunnya
operating profitmargin dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa laba operasi
PT. Ultra Jaya mengalami penurunan yang memperlihatkan bahwa kinerja PT.
Ultra Jaya kurang baik di tahun yang bersangkutan.
Net Profit
Net Sales
2013
0.125783227 = 12.58%
2014
Net Profit Margin=
Nilai Net Profit Margin pada PT. Ultra Jaya pada tahun 2012, 2013, dan
2014 secara berturut-turut sebesar 12.58%; 9.4%; 7.23% artinya dari volume
penjualan bersih akan menghasilkan laba bersih sebesar persentase
tersebut. Net profit margin PT Ultra Jaya selama tahun 2012 sampai tahun
2014 mengalami penurunan setiap tahunnya. Menurunnya net profitmargin
dari tahun ke tahun menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik
karena laba bersih dari setiap penjualan yang diperoleh oleh PT Ultra Jaya
semakin tahun semakin menurun.
Return On Asset
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA
mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada
masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang.
Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan,
yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah
diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001), pengembalian atas total aktiva
(ROA) dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia untuk
pemegang saham biasa dengan total aktiva.
2013
325.127.000.000/
2014
283.361.000.000/
2.420.794.000.000=0.1
2.811.621.000.000=0,11
2.917.084.000.000=0,
45998379
56368515
09713844
14,59%
11,56%
9,71%
Return On Equity
Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang membandingkan
antar laba bersih (net profit) perusahaan dengan aset bersihnya (ekuitas
atau modal). Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan
oleh Perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh Pemegang
Saham.
Berikut adalah rumus dari ROE.
2012
353.432.000.000/
2013
325.127.000.000/
2014
283.361.000.000/
1.676.519.000.000=
2.015.145.000.000=0,1
2.265.097.000.000=0,1250
0.210813
747402
988368
21,08%
16,13%
12,51%
Rasio Likuiditas
Current Ratio
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban
lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya.
2012
1.196.427.000.000/
2013
1.565.511.000.000/
592.823.000.000
= 633.795.000.000
2014
1.642.102.000.000/
= 490.967.000.000=3,344
2,018185867
2,470058931
62805
201,82%
247,01%
334,46%
Quick Ratio=
Current AssetInventory
Current Liabilites
1,889517106 = 188,95%
Quick Ratio 2013=
1,625973355 = 162,59%
Dari ketiga data diatas menunjukan bahwa dari tahun 2012 hingga 2014
persentasenya makin meningkat, tetapi pada tahun 2012 perusahaan belum
dapat dikatakan dalam kondisi sehat sebab belum mencapai nilai minimum
sebesar
150%
sedangkan
tahun-tahun
setelahnya
perusahaan
dapat
Cash Ratio
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia
dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek.Nilai ideal dari
analisa rasio ini ini adalah minimum sebesar 150%, semakin besar adalah
semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
Cash Ratio=
Cash
Current Liabilites
Rp .489.284 .795.925
Rp .490 .967.089 .226
0,9965735111 = 99,65%
Cash Ratio 2013=
= 0,9650200328 = 96,50%
Cash Ratio 2012=
= 0,9039621046 = 90,39%
Dari ketiga data diatas menunjukan bahwa dari tahun 2012 hingga 2014
persentasenya makin meningkat tetapi perusahaan belum dapat dikatakan
dalam kondisi sehat sebab belum mencapai nilai minimum sebesar 150%
Rasio Solvabilitas
Rasio
untuk
mengukur
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan
Rasio
Solvabilitas
ini
adalah
semakin
buruk
kemampuan
0,2878406532 = 28,78%
Debt Equity Ratio 2013=
Syamsuddin
(2006:30) Debt
to
Total
Assets
Ratio (DAR)
Debt to Total Assets Ratio (DAR) adalah salah satu rasio yang digunakan
untuk
mengukur
tingkat
solvabilitas
perusahaan.
Tingkat
solvabilitas
2014
=
2013
=
2012
=
651.987.000.000/2.917
796.476.000.000/2.811
744.275.000.000/2.420
.084.000.000
.621.000.000
.794.000.000
0,2235064194243292
0,2832800011096801
0,3074507785462125
(22,35%)
(28,33%)
(30,75%)
Rasio Aktivitas
Rasio
aktivitas
adalah
rasio
yang
mengukur
seberapa
efektif
aktiva merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari
perputaran
maupun
pemanfaatan
total
aktiva
dalam
menghasilkan
untuk
tiap
rupiah
yang
telah
ditanamkan
pada
aktiva
2014
=
2013
=
2012
=
3.916.789.000.000/2.9
3.460.231.000.000/2.8
2.809.851.000.000/2.4
17.084.000.000
11.621.000.000
20.794.000.000
= 1,342706963529333
= 1,230688986886924
(134, 27%)
(123, 07%)
= 1,160714625036248
(116, 07%)
Total Asset Turn Over pada PT. Ultrajaya mengalami peningkatan dari
tahun 2012 2014, yang menandakan bahwa PT. Ultrajaya tiap tahunnya
melakukan penjualan dengan menggunakan asset secara minimal. Berarti,
PT. Ultrajaya dapat menjalankan operasi dengan baik karena mampu
memanfaatkan asset yg dimiliki secara efisien.
penjualan,
atau
berapa
rupiah
penjualan
bersih
yang
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir,
2003:17).
Rasio
ini
berguna
untuk
mengevaluasi
kemampuan
perusahaan
2014
=
2013
=
2012
=
3.916.789.000.000/1.00
3.460.231.000.000/965
2.809.851.000.000/979
3.229.000.000
.975.000.000
.512.000.000
= 3,904182395046395
= 3,582112373508631
= 2,868623355303457
(390, 42%)
(358, 21%)
(286, 86%)
Fixed Asset Turn Over PT. Ultrajaya dari tahun 2012-2014 mengalami
peningkatan tiap tahunnya, yang berarti mencerminkan bahwa PT. Ultrajaya
tiap tahun semakin efektif dalam penggunaan aktiva tetap nya.
Inventory Turnover
Inventory turnover
merupakan
rasio
efisiensi
yang
menunjukan
47.70011774280838
5.269543059451111
2014
47.70011774280838
5.431057706833542
2013
5.269543059451111
2012
5.431057706833542
Inventory Turnover pada PT. Ultra Jaya dari tahun 2012 hingga 2014
memiliki penurunan dan peningkatan. Pada 2013, inventory turnover PT.
Ultra Jaya mengalami penurunan yang dapat terjadi karena peningkatan
inventory. Sedangkan pada tahun 2014 PT. Ultra Jaya memiliki inventory
turnover yang jauh dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 47,70%. Hal ini
menunjukkan bahwa perputaran persediaan pada PT. Ultra Jaya mengalami
peningkatan yang signifikan.
Account Receivable Turnover
mengenai
perputaran
piutang
menurut Drs.
Munawir
dapat
perputaran piutang
dinilai
dengan
menghitung
tingkat
Reeve
(2005:407) perputaran
sering
piutang
usaha
berubah
menjadi
piutang
mengukur
kas
dalam
setahun.
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran
piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata
piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan
piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya
angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh
sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total
penjualan.
Sales
( Account Receivablet + Account Receivablet 1)/ 2
10,62759068740477
10,39187033645006
2014
10,62759068740477
10,16413879799713
2013
10,39187033645006
2012
10,16413879799713
Account Receivable Turnover pada PT. Ultra Jaya dari tahun 2012 hingga
2014 mengalami peningkatan mulai dari 10,16% hingga pada tahun 2014
memiliki account receivable turnover 10,62%. Hal ini menunjukkan bahwa
pada setiap tahunnya PT. Ultra Jaya memiliki account reveivable yang terus
meningkat terhadap penjualannya.
Sumber
Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Kell, W. G. (1996). Accounting
Principles (4th ed.). New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore: John
Wiley & Sons, Inc. p. 802