Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS BIAYA MODAL KERJA, MODAL RATA-RATA

TERTIMBANG DAN RASIO KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN


PT PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS TAHUN 2022
(Saldo dalam Analisis disajikan dalam ribuan Dollar Amerika Serikat (US$))

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Keuangan Lanjutan
Dosen pengampu: Ali Jamaludin, SE., M.Si

Disusun Oleh:

Vidia Ria Cantika (030121209)

PRORAM STUDI AKUNTANSI


STIE DR. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2023
A. Jenis Analisis Laporan Keuangan
1. Modal Kerja
Modal kerja adalah salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.
Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk
menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada
elemen-lemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau
berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efisiensi
penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat perputaran modal kerja semakin efisien
penggunaan modal kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil. Oleh
karena itu manajer keuangan dituntut agar pengelolaan modal kerja dengan baik sehingga
meningkatkan efisiensi modal kerja. Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik
penting yang seringkali dihadapi oleh perusahaan, karena modal kerja dan aktiva lancar
merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva, sehingga perusahaan dituntut untuk
selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh
perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal.
Menurut Jumingan (2006:71) modal kerja dibagi beberapa jenis yaitu:
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja minimal
yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau
sejumlah modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah tergantung dari perubahan keadaan.

Rumus Modal Kerja = Aktiva Lancar – Liabilitas Lancar

Modal Kerja (2021) = Aktiva Lancar - Liabilitas Lancar

2. Biaya Modal Perusahaan


3. Biaya Rata-rata Tertimbang Perusahaan
4. Rasio Keuangan
 Current Rasio (CR)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan aset lancar. Semakin tinggi rasio ini, semakin likuid perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rumusnya adalah: Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban

Current Ratio (2021) = Aset Lancar / Kewajiban


= 1.790.048/1.177.364
= 1,5204
Current Ratio (2022) = Aset Lancar / Kewajiban
= 2.322.368 / 1.553.696
= 1,4947

 Quick Ratio (QR)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aset lancar yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini,
semakin likuid perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa harus menjual
persediaan.
Rumusnya adalah: Quick Ratio = (Aset Lancar - Persediaan) / Kewajiban Lancar
Quick Ratio (2021) = (Aset Lancar - Persediaan) / Kewajiban Lancar
= (1.790.048 - 359.217) / 1.177.364
= 1.430.831 / 1.177.364
= 1,2152
Quick Ratio (2022) = (Aset Lancar - Persediaan) / Kewajiban Lancar
= (2.322.368 – 374.118 / 1.553.696
= 1.948.250 / 1.553.696
= 1,2539
 Cash Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan kas dan setara kas. Semakin tinggi rasio ini, semakin likuid
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan setara kas.
Rumusnya adalah: Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar
Cash Ratio (2021) = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar x 100 %
= 297.264/ 1.177.364 x 100 %
= 0,2525 %
Cash Ratio(2022) = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar x 100 %
= 698.481 / 1.553.696 x 100 %
= 0,4496 %

5. Rasio Solvabilitas
 Debt to Equity Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar jumlah utang perusahaan dibandingkan
dengan ekuitas atau modal yang dimiliki. Rumusnya adalah total utang / total
ekuitas
Debt to Equity Ratio (2021) = total utang / total ekuitas x 100%
= 3.007.424 / 3.077.275 x 100%
= 0,977 %
Debt to Equity Ratio (2022) = total utang / total ekuitas x 100 %
= 3.122.356 / 3.366.802 x 100 %
= 0,927 %

 Debt Asset Ratio


Rasio ini mengukur seberapa besar jumlah utang perusahaan dibandingkan
dengan total aset yang dimiliki. Rumusnya adalah total utang / total asset
Debt Asset Ratio (2021) = total utang / total asset x 100 %
= 3.007.424 / 6.084.699 x 100 %
= 0,494 %
Debt Asset Ratio (2022) = total utang / total asset x 100 %
= 3.122.356 / 6.965.937 x 100 %
= 0,448 %

 Long-Term Debt to Equity Ratio


Rasio ini mengukur seberapa besar jumlah utang jangka panjang perusahaan
dibandingkan dengan ekuitas atau modal yang dimiliki. Rumusnya adalah total
utang jangka panjang / total ekuitas

Long-Term DER (2021) = Total utang jangka panjang / total ekuitas


= 1.830.060 / 3.077.275
= 0,5947
Long-Term DER (2022) = Total utang jangka panjang / total ekuitas
= 1.568.660 / 3.843.581
= 0,4081

6. Rasio Profitabilitas
 Profit Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan Perusahaan menghasilkan laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung pada
analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa
diintepretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi dan Halim,
2000:84). Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik, karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi
(Harahap, 2002:304). Rumusnya : Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan x
100%
Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan x 100%
= 414.928 / 1.877.336 x 100%
= 0,2210%
Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan x 100%
= 765.884 / 2.314.423 x 100%
= 0,3309%

 Gross Profit Margin


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yangakan
menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Denganpengetahuan atas
rasio ini dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetapatau biaya operasi
sehingga perusahaan dapat menikmati laba. Semakinbesar rasionya semakin baik
(Harahap, 2002:306)
Rumusnya : Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan x 100%
Gross Profit Margin (2021) = Laba Kotor / Penjualan x 100%
= 514.058 / 1.877.336 x 100%
= 0,2738 %
Gross Profit Margin (2022) = Laba Kotor Penjualan x 100%
= 725.734 / 2.314.423 x 100%
= 0,3135 %
 Net Profit Margin
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu
rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu.
Rumusnya : Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan x 100%
Net Profit Margin (2021) = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan x 100%
= 414.928 / 1.877.336 x 100%
= 0,2210 %
Net Profit Margin (2022) = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan x 100%
= 765.884/ 2.314.423 x 100%
= 0,3309 %
 Return On Assets
Menurut Sawir, ROA adalah rasio keuangan yang digunakan untuk alat analisis
mengukur kinerja bentuk manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba
menyeluruh. Semakin tinggi nilai sebuah ROA pada suatu perusahaan, semakin
baik serta efektif pula perusahaan dalam menggunakan asset.
Rumus ROA = (Laba bersih/Total Asset) x 100%
Return On Assets (2021) = (Laba bersih/Total Asset) x 100%
= (414.928 / 6.084.699) x 100%
= 0,0681 %
Return On Asset (2022) = (Laba bersih/Total Asset) x 100%
= (765.884 / 6.965.937) x 100%
= 0,1099 %
 Return On Equity
ROE adalah rasio profitabilitas yang berguna untuk menilai kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan
yang dinyatakan dalam persentase.
ROE menunjukan seberapa berhasilnya perusahaan dalam mengelola modal,
sehingga keuntungannya dapat diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang
saham perusahaan. ROE pun dikenal dengan rentabilitas modal sendiri atau yang
disebut juga rentabilitas usaha. ROE dihitung dari income perusahaan terhadap
modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham
preferen dan biasa). Rumus ROE = Laba Bersih / Total Ekuitas) x 100%

Ruturn On Equity (2021) = (Laba Bersih / Total Ekuitas ) x 100%

= (414.928 / 3.077.275) x 100%

= 0,1348 %

Return On Equity (2022) = (Laba Bersih / Total Ekuitas ) x 100%


= (765.884 / 3.843.581) x 100%
= 0,1992 %

7. Rasio Aktivitas
 Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam
satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam
pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan
dalam hubungan dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran
seberapa cepat piutang Perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari
piutang, menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih (jangka waktu
pelunasan). Semakin lama jangka waktu pelunasannya, semakin besar pula resiko
kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan Juliaty, 2003:82).
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi tingkat
perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Sutrisno,2001:252).
Accounts Receivable Turn Over (2021) = Penjualan / Piutang Usaha
= 1.877.336 / 117.132
= 16,027
Accounts Receivable Turn Over (2022) = Penjualan / Piutang Usaha
= 2.314.423 / 192.781
= 12,005

 Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio)


Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginyapersediaan
berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitasmanajemen
persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran persediaan rendahmenunjukkan
pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi danHalim, 2000:80).
Inventory Turn Over Ratio (2021) = Penjualan / Persediaan
= 1.877.336 / 359.217
= 5,226
Inventory Turn Over Ratio (2022) = Penjualan / Persediaan
= 2.314.423 / 374.118
= 6,186

 Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)


Rasio perputaran total aset gunanya untuk menghitung aktivitas aset dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui asetnya.
Total Assets Turn Over = Penjualan / total asset
= 1.877.336 / 6.084.699
= 0,3085
Total Assets Turn Over = Penjualan / total asset
= 2.314.423 / 6.965.937
= 0,3322
B. KINERJA KEUANGAN

No Rasio 2022 2021 Standar Kinerja


Akuntansi
1. Rasio Keuangan
a. Current Ratio 2,452 kali 3,254 kali 2 kali Kurang Baik
b. Quick Ratio 1,183 kali 3,188 kali 1,5 kali Kurang Baik
c. Cash Ratio 0,049 % 0,009 % 0,5 % Kurang Baik
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt to Equity 0,43 % 0,31 % 90 % Kurang Baik
Ratio
b. Debt to Asset 0,30 % 0,23 % 35 % Kurang Baik
Ratio
c. Long-Term DER 0,054 kali 0,062 kali 10 kali Kurang Baik
3. Rasio Profitabilitas
a. Profit Margin 0,07 % 0,06 % 20 % Kurang Baik
b. Gross Profit 0,08 % 0,08 % 30 % Kurang Baik
Margin
c. Net Profit Margin 0,06 % 0,06 % 20% Kurang Baik
4. Rasio Aktivitas
a. Accounts 2,153 kali 2,400 kali 15 kali Kurang Baik
Receivable Turn
Over
b. Inventory Turn 1,192 kali 4,033 kali 20 kali Kurang Baik
Over Ratio
c. Total Assets Turn 0,402 kali 0,507 kali 2 kali Kurang Baik
Over
C. KESIMPULAN

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Ada lima laporan dalam proses akuntansi yang terdiri dari laporan
posisi keuangan, laporan laba Komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan. Para pemakai laporan keuangan, terutama investor dan
kreditor yang punya kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah disajikan sebelumnya, dengan menggunakan beberapa
rasio keuangan maka dapat kita ketahui bahwa dari segi Likuiditas perusahaan yang diukur
pada Current Rasio tahun 2020 adalah 2,452 kali dan pada tahun 2021 adalah 3,254 kali
sedangkan untuk standar akuntansi nya adalah 2 kali. Dari hasil tersebut dapat saya
simpulkan bahawa kinerja keuangan perusahaan masih kurang baik walau pun pada tahun
2020-2021 perusahaan likud.
Dilihat dari segi Solvabilitas perusahaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio, Debt to
Asset Ratio, dan Long Term DER kinerja keuangan perusahaan bisa dikatakan kurang baik.
Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh
aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.Dilihat dari Profitabilitas pun
dengan menggunakan Rasio Profit Margin, Gross Profit Margin dan Net Profit Margin
masih kurang baik dikarenakan sangat jauh dari persentase rata-rata standar akuntansi yang
mengharuskan perusahaan likuid. Dan dari segi Aktivitas dengan mrnggunakan Rasio
Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over), Perputaran Persediaan
(Inventory Turn Over Ratio), dan Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) hailnya
kurang baik jika dibandingkan dengan standar akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan pada PT Indo Acidatama Tbk dari tahun 2020-2021 itu kurang baik
berdasarkan standar industri.

D. SARAN
1. Bagi perusahaan PT Pindo Del Pulp and Paper Mills hendaknya perusahaan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat menarik investor untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dan perusahaan juga harus lebih memperhatikan
kegiatan operasional perusahaan lebih baik lagi terutama dalam penggunaan modal,
pemakaian aktiva lancar. Selain dari itu perusahaan juga harus efisien dalam
pengendalian harga pokok penjualan supaya perusahaan bisa memperoleh laba.
2. PT. Indo Acidatama Tbk memiliki rasio Likuiditas yang cukup baik tetapi dikatakan
kurang baik karena melebihi rata-rata standar akuntansi, untuk lebih meningkatkan lagi
perusahaan perusahaan harus menyeimbangkan utang dan piutangnya.

Anda mungkin juga menyukai