Anda di halaman 1dari 5

1.

RASIO LIKUIDITAS
Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengentahui kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
 Current ratio = rasio ini untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam
emmenuhi kewajiban jangka pendek dengan kativa perussahan yang likuid pada saat
innin atau aktiva lancar
RUMUS = Aktiva Lancar/ Utang Lancar x 100%
= 7,145,648/ 22,310,592 X 100%
= 0,32028052
 Quick Ratio
RUMUS = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar X100%
= (7,145,648- 74,60)/ 22,310,592 X100%
=
 Cash Ratio = ratio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban jangka pendek nya dengan menjadikan kas sebagai acuan.
RUMUS = ( Kas+ Setara kas )/ Utang Lancar X 100%
= (1,603,445)/ 22,310,592 X 100%
=
2. RASIO SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas adalah suatu rasio yang digunakan dalam rangka menilai kemampuan
sebuah perusahaan atas pelunasan hutang dan seluruh kewajibannya dengan menggunakan
jaminan modal maupun aktiva ( harta kekayaan dalam bentuk apapun) yang dimiliki dalam
jangka panjang serta jangka penndek.
 Debt Ratio = Rasio yang digunakan untuk mengevaluasi besaran perusahaan sesuai
jumlah utang untuk dapat membiayai aset
RUMUS = Total Utang/ Total Aset X 100%
= 43,603,276 /62,725,242 X 100%
=
 Debt to Equity Ratio = Rasio utas atas ekuitas ( Kepemilikan dalam bentuk nilai
uang)
RUMUS = Total Jumlah Utang/ Ekuitas X100%
= 43,603,276 / 19,121,966 X100%
=
 Times Interest EarnedRatio = Rasio yang evaluasi kemampuan perusahaan untuk
melunasi beban bunga dimasa depan.
RUMUS = Laba sebelum pembayaran pajak dan bunga/ beban bunga X100%
= 1,144,117 /431,538 X 100%
=
3. RASIO PROFITABILITAS
Rasio Profitabilitas adalah ratio yang digunakan untuk mengetahui seberapa baik
perusahaan dalam emnggunakan asetnya untuk menghasilkan laba dan nilai bai pemegang
saham.
 Gross profit Margin = untuk mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya
produksi. Semakin besar gross profir margin, semakin baik (efesiensi)kegiatan
operasional perusahaan.
RUMUS = Laba Kotor/ Total pendapatn X 100%
= 712,579 / 725,857 X 100%
=

 Net Profit Margin = untuk menilai presentase laba bersih yang didapat setelah
dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Semakin tinggi
net profir margin, semakin baik operational suatu perusahaan.
RUMUS = laba bersih setelah Pajak/ Penjualan
= 13,278/ 25,132,628
=
 Return on Asset = untuk menilai presentase laba yang diperoleh perusahaan terkait
total aset sehingga efesiensi suatu perusahaan dalam meneglola asetnya bisa
terlihat dari presentase rasio ini
RUMUS = Laba Bersih/ Total Aset
= 712,579 / 62,725,242
 Return On Equity Ratio = untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut.
RUMUS = Laba bersih setelah pajak/ Ekuitas Pemegang saham
= 13,278/ 0

 Return on Sales ratio = untuk menampilkan tingkat keuntungan perusahaan setelah


pembayaran biaya-biaya variabel produksi.
RUMUS = Laba sebelum pajak dan Bunga/Penjulan X100%
= 1,144,117/ 25,132,628X 100%
 Return On Investment = untuk menghitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak
terhadap total aktiva.
RUMUS = (Laba Atas investasi – Investasi awal)/ (Investasi) X100%
= ( 0-0)/0 X 100%
=0
 Earning per share = untuk menilai tingkat kemapuan per lembar saham dalam
menghasilkan laba untuk perusahaan.
RUMUS = Laba Bersih stelah Pajak – Dividen saham preferen/ saham Biasa
= 13,278 – 0/ 1,068,796
=

4. RASIO MANAJEMEN AKTIVA


 Ratio perputaran persediaan = harga pokok penjualan/persediaan
= / 74,608
 Rasio perputaran piutang = penjualan kredit/ piutang
= 0/251,997
=
 Rasio perputaran aset tetap = penjulan/ aset tetap
= 25,132,628/ 55,579,594
 Rasio perputarantotal aset = penjualan/ total aset
= 25,132,628/62,725,242
5. RASIO MANAJEMEN UTANG
 Ratio utang = total utang/total aktiva
= 43,603,276/ 62,725,242
=
 TIE = EBIT/ beban Bunga

6. PENANAMAN DU POINT
Rumus = Margin laba bersih X perputaran aset X penggadaan ekuitas
= (Laba bersih/ pendaptan) X (pendapatan /rata rat aseet) X (aset rata rata/ekuitas
rata-rata)
= (712,579 / 422,875)X (422,875/ ASET AWAL TAHUN+ TOTAL ASET AKHIR
TAHUN /2 ) x (ASET AWAL TAHUN+ TOTAL ASET AKHIR TAHUN /2) / (EKUITAS AKHIR
TAHUN + EKUITAS AWAL TAHUN/2)
= (712,579 / 422,875)X (422,875/( 62,725,242 + 57,613,954 /2)) / ( 62,725,242 +
57,613,954 /2) / (62,725,242+ 57,613,954/2)
=

Kesimpulan analaisis laporan keuangan = ini saya copy dari laporan tahunan pt xl axiata tahun
2019 juga lal xixixixi

Analisa dan pembahasan kinerja keuangan mengacu pada Laporan Keuangan untuk
tahun yang berakhir 30 September 2019 dan 31 Desember 2018 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota jaringan
Pricewaterhouse Coopers).
Aset Jumlah aset Perseroan naik menjadi Rp62,73 triliun pada Desember 2019, atau
tumbuh 8,87% (year on year atau yoy) dibanding Desember 2018 yang mencapai
Rp57,61 triliun. Peningkatan aset ditopang dari aset tidak lancar yang bertumbuh
9,94% (yoy) menjadi Rp55,58 triliun. Sedangkan aset lancar naik 1,23% (yoy) menjadi
Rp7,15 triliun.

Aset Lancar Pada 2019, posisi jumlah aset lancar Perseroan mengalami peningkatan
1,23% (yoy) menjadi Rp7,15 triliun. Peningkatan disebabkan antara lain kas dan
setara kas bertumbuh 53,13% menjadi Rp1,60 triliun, serta piutang usaha naik
16,46% menjadi Rp662,94 miliar. Di sisi lain, persediaan yang terutama terdiri dari
voucher dan kartu SIM berkurang jumlahnya, dari senilai Rp189,06 miliar pada tahun
2018 menjadi Rp74,61 miliar pada tahun 2019. Hal ini terjadi sedikit banyak karena
mulai berlakunya kebijakan pendaftaran SIM prabayar pada 2018 lalu.

Kas dan Setara Kas Kondisi kas dan setara kas Perseroan menunjukkan peningkatan
pesat menjadi Rp1,60 triliun pada 2019, atau bertumbuh 53,13% (yoy). Menguatnya
kas dan setara kas tersebut terutama didukung dari kenaikan arus kas bersih
Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi.
Piutang Usaha Perseroan membukukan piutang usaha sebesar Rp662,94 miliar pada
tahun 2019, naik 16,46%
(yoy) dibanding capaian tahun 2018 yang sebesar Rp569,24 miliar. Manajemen
Perseroan berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang telah
memadai untuk menutup kerugian atas piutang usaha tidak tertagih.

Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar Perseroan bertumbuh 9,94% (yoy) pada
2019, naik menjadi Rp55,58 triliun dibanding tahun 2018 yang masih sebesar
Rp50,56 triliun. Peningkatan tersebut terutama didukung dari kenaikan aset tetap
yang porsinya terhadap jumlah aset tidak lancar bertambah dari sebelumnya 72,71%
pada 2018 menjadi 75,71%.

Aset Tetap Seiring dengan terus melanjutkan perluasan dan peningkatan kapasitas
jaringan data terutama di luar Jawa selama 2019, aset tetap Perseroan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan meningkat menjadi Rp42,08 triliun pada 2019.
Secara pertumbuhan, aset tetap tersebut bertumbuh 14,48% (yoy) dibanding
posisinya pada akhir 2018 yang sebesar Rp36,76 triliun.

Liabilitas
Liabilitas Jumlah liabilitas Perseroan mengalami peningkatan menjadi Rp43,60 triliun
pada 2019, atau bertumbuh 11,03% (yoy). Peningkatan ini didorong oleh liabilitas
jangka pendek yang porsinya terhadap jumlah liabilitas naik menjadi 48,83%
dibanding 2018 yang masih 40,06%.

Ekuitas
Pada 2019, ekuitas Perseroan meningkat menjadi Rp18,89 triliun atau tumbuh
sebesar 3,03% (ytd). Peningkatan ini karena tambahan modal disetor dan saldo laba
mengalami kenaikan masing-masing menjadi Rp12,20 triliun dan Rp5,63 triliun.

Kenaikan/(Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Pada 2019, Perseroan mencatat kas
dan setara kas bersih sebesar Rp573,86 miliar, atau tumbuh 140,04% (yoy)
dibanding tahun 2018 yang minus Rp1.433,26 miliar. Peningkatan ini disebabkan
arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi dapat mencukupi arus kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi dan pendanaan.

Laba/(Rugi) Tahun Berjalan Pencapaian laba tahun berjalan Perseroan kembali


positif menjadi Rp712,58 miliar pada 2019, atau tumbuh 121,63% (yoy). Pencapaian
ini tak lepas dari keberhasilan Perseroan meningkatkan pendapatan dan
mengendalikan biaya di saat yang bersamaan selama 2019.

Kemampuan Membayar Utang Pada 2019, rasio utang terhadap ekuitas (DER)
Perseroan sebesar 0,7x atau masih sama dengan posisi akhir tahun 2018. Sedangkan
rasio utang terhadap EBITDA mencapai 1,3x atau turun sedikit dibanding tahun 2018
yang sebesar 1,5x. Dengan demikian, Perseroan memiliki kecukupan likuiditas dan
kemampuan untuk membayar utang sangat baik.
Kolektibilitas Piutang Berdasarkan hasil penelaahan atas masing-masing piutang dan
secara kolektif pada 2019, manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai piutang telah memadai untuk menutup kerugian atas
piutang usaha tidak tertagih

Anda mungkin juga menyukai