Anda di halaman 1dari 37

Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas dari PT.

Indofood
Sukses Makmur Tbk

1.

Rasio Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban
keuangannya
yang
harus segera
dipenuhi, atau
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri dari :
A. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan
utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) X 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Current ratio tahun 2010 = ( Rp.14.873.999 / Rp. 12.460.512) x
100%
= 1,193 %
Current ratio tahun 2009 = ( Rp. 14.040.719 / Rp. 13.648.759) x
100%
= 1,028 %
Current
ratio
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
utangnya
yang
harus
segera
dipenuhi
dengan
mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
B. Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva
perusahaan
yang paling
likuid
adalah
kas
dan
surat
berharga.
Cash
ratio
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas
dan surat
berharga
yang dapat
segera
diuangkan. Tidak

terdapat
standar
likuiditas
untuk
cash
ratio
penilaiannya tergantung pada kebijakan
manajemen.

sehingga

Rumus :
Cash Ratio = (Aktiva Lancar / Pinjaman Jangka Pendek) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Cash ratio tahun 2010
= (Rp. 14.873.999 / Rp. 4.643.808) x
100%
= 3,202 %
Cash ratio tahun 2009
= (Rp.14.040.719 / Rp.6.021.903) x
100%
= 2,331 %
C. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio merupakan rasio antara
aktiva lancar sesudah
dikurangi
persediaan
dengan
hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat likuid
yang paling cepat
bisa
digunakan
untuk
melunasi
hutang
lancar.
Persediaan
dianggap aktiva
lancar
yang paling
tidak lancar, sebab
untuk menjadi
uang tunai
(kas)
memerlukan
dua
langkah
yakni
menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar))
x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Quick Ratio tahun 2010
= ((Rp. 14.873.999 Rp.5.035.658) /
12.460.512)) x 100%
= 0,789 %
Quick Ration tahun 2009 = ((Rp.14.040.719-Rp.6.137.113) /
13.648.759)) x 100%
= 0,57 %
2.

Ratio Solvabilitas
Solvabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
segala kewajiban
finansialnya
apabila
sekiranya
perusahaan
tersebut
pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya
sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat
kemungkinan yang dapat
dialami oleh perusahaan yaitu :
a.
Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
b.
Perusahaan yang likuid dan solvable

c.
Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d.
Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid
Tingkat
solvabilitas diukur dengan beberapa
a.

rasio,

yaitu :

Total Debt to Equity Ratio


Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang
Saham) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Total Debt to Equity ratio 2010
Rp.10.743.420) x 100%
Total Debt to Equity
8.814.386) x 100%

Ratio

2009

=
=

(Rp.25.786.846

= 2,4%
(Rp.26.640.979 / Rp.
= 3,02%

b.

Total Debt to Asset


Rumus :
Total Debt to Asset
100%

Ratio
Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x

Hasil dari data laporan keuangan :


Total Debt
to Asset
Ratio 2010
Rp.42.072.894) x 100%
Total Debt
to Asset
Rp.40.324.780) x 100%

Ratio

2009

(Rp.25.786.846

= 0,612%
(Rp.26.640.979 /
= 0,660%

3.

Makin kecil
prosentase ratio
ini berarti
makin
cepat
perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat
solvabilitas
dapat
dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan
alternatif sebagai berikut :
Menambah aktiva tanpa menambah utang atau
menambah aktiva
relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.
Mengurangi hutang tanpa
mengurangi aktiva atau mengurangi
hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.
Rasio Rentabilitas
Rentabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
perbandingan
antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Dengan kata
lain rentabilitas
adalah
kemampuan
suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba
selama
periode
tertentu (Bambang Riyanto, 1997,
hal 35).

Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah :


a. Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
GPM tahun 2010
= (Rp. 5.882.213 / Rp. 18.122.582) x 100 %
= 0,324 %
GPM tahun 2009
= (Rp.4.721.119 / Rp. 18.077.450) x 100%
= 0,261%
b. Net Profit Margin (Margin laba kotor)
Rumus :
NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
NPM tahun 2010
= (Rp. 1.795.697 / Rp.18.122.582) x 100%
= 0,099%
NPM tahun 2009
= (Rp. 1.203.519 / Rp. 18.077.450) x 100%
= 0,066%
c.

Earning Power of Total Investment


Rumus :
EPTI = (Laba sebelum pajak / total aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
EPTI tahun 2010
= (Rp. 2.511.764 / Rp.42.672.894) x 100%
= 0,058%
EPTI tahun 2009
= (Rp.1.789.737 / Rp.40.324.780) x 100%
= 0,044%

d. Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)


Rumus :
ROE = (Laba setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
ROE tahun 2010
= (Rp. 1.795.697 / Rp. 10.743.420) x 100%
= 0,167%
ROE tahun 2009
= (Rp.1.203.519 / Rp, 8.814.386) x 100%

Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas dari PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk

1.

Rasio Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban
keuangannya
yang
harus segera
dipenuhi, atau
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri dari :
A. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan
utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) X 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Current ratio tahun 2010 = ( Rp.14.873.999 / Rp. 12.460.512) x
100%
= 1,193 %
Current ratio tahun 2009 = ( Rp. 14.040.719 / Rp. 13.648.759) x
100%
= 1,028 %
Current
ratio
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
utangnya
yang
harus
segera
dipenuhi
dengan
mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
B. Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva
perusahaan
yang paling
likuid
adalah
kas
dan
surat
berharga.
Cash
ratio
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas
dan surat
berharga
yang dapat
segera
diuangkan. Tidak
terdapat
standar
likuiditas
untuk
cash
ratio sehingga
penilaiannya tergantung pada kebijakan
manajemen.

Rumus :
Cash Ratio = (Aktiva Lancar / Pinjaman Jangka Pendek) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Cash ratio tahun 2010
= (Rp. 14.873.999 / Rp. 4.643.808) x
100%
= 3,202 %
Cash ratio tahun 2009
= (Rp.14.040.719 / Rp.6.021.903) x
100%
= 2,331 %
C. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio merupakan rasio antara
aktiva lancar sesudah
dikurangi
persediaan
dengan
hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat likuid
yang paling cepat
bisa
digunakan
untuk
melunasi
hutang
lancar.
Persediaan
dianggap aktiva
lancar
yang paling
tidak lancar, sebab
untuk menjadi
uang tunai
(kas)
memerlukan
dua
langkah
yakni
menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar))
x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Quick Ratio tahun 2010
= ((Rp. 14.873.999 Rp.5.035.658) /
12.460.512)) x 100%
= 0,789 %
Quick Ration tahun 2009 = ((Rp.14.040.719-Rp.6.137.113) /
13.648.759)) x 100%
= 0,57 %
2.

Ratio Solvabilitas
Solvabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
segala kewajiban
finansialnya
apabila
sekiranya
perusahaan
tersebut
pada saat itu
dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya
sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat
kemungkinan yang dapat
dialami oleh perusahaan yaitu :
a.
Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
b.
Perusahaan yang likuid dan solvable
c.
Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d.
Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid
Tingkat
solvabilitas diukur dengan beberapa
rasio, yaitu :

a.

Total Debt to Equity Ratio


Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang
Saham) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Total Debt to Equity ratio 2010
Rp.10.743.420) x 100%
Total Debt to Equity
8.814.386) x 100%

Ratio

2009

=
=

(Rp.25.786.846

= 2,4%
(Rp.26.640.979 / Rp.
= 3,02%

b.

Total Debt to Asset


Rumus :
Total Debt to Asset
100%

Ratio
Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x

Hasil dari data laporan keuangan :


Total Debt
to Asset
Ratio 2010
Rp.42.072.894) x 100%
Total Debt
to Asset
Rp.40.324.780) x 100%

Ratio

2009

(Rp.25.786.846

= 0,612%
(Rp.26.640.979 /
= 0,660%

3.

Makin kecil
prosentase ratio
ini berarti
makin
cepat
perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat
solvabilitas
dapat
dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan
alternatif sebagai berikut :
Menambah aktiva tanpa menambah utang atau
menambah aktiva
relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.
Mengurangi hutang tanpa
mengurangi aktiva atau mengurangi
hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.

Rasio Rentabilitas
Rentabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
perbandingan
antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Dengan kata
lain rentabilitas
adalah
kemampuan
suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba
selama
periode
tertentu (Bambang Riyanto, 1997,
hal 35).
Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah :
a. Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)
Rumus :

GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%


Hasil dari data laporan keuangan :
GPM tahun 2010
= (Rp. 5.882.213 / Rp. 18.122.582) x 100 %
= 0,324 %
GPM tahun 2009
= (Rp.4.721.119 / Rp. 18.077.450) x 100%
= 0,261%
b. Net Profit Margin (Margin laba kotor)
Rumus :
NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
NPM tahun 2010
= (Rp. 1.795.697 / Rp.18.122.582) x 100%
= 0,099%
NPM tahun 2009
= (Rp. 1.203.519 / Rp. 18.077.450) x 100%
= 0,066%
c.

Earning Power of Total Investment


Rumus :
EPTI = (Laba sebelum pajak / total aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
EPTI tahun 2010
= (Rp. 2.511.764 / Rp.42.672.894) x 100%
= 0,058%
EPTI tahun 2009
= (Rp.1.789.737 / Rp.40.324.780) x 100%
= 0,044%

d. Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)


Rumus :
ROE = (Laba setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
ROE tahun 2010
= (Rp. 1.795.697 / Rp. 10.743.420) x 100%
= 0,167%
ROE tahun 2009
= (Rp.1.203.519 / Rp, 8.814.386) x 100%
http://esarina.blogspot.co.id/2013/04/menghitung-rasio-likuiditas.html

Lena Rosmariani
Selasa, 12 Mei 2015

CONTOH PERHITUNGAN ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN

Pengertian :

Adalah bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisa laporan keuangan
dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur
kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan.
Berikut ini saya akan melakukan analisis rasio laporan keuangan PT. MODERNLAND
REALTY Tbk dan Entitas anak pada tahun 2011 adalah sbb :

1)

Rasio Likuiditas (dalam jutaan rupiah)


Adalah menunjukkan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih (S.Munawir, 1995 hal 31).
Rasio Likiuditas terdiri dari:

Current ratio : perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar.


Current ratio = (Aktiva lancar / hutang lancar) x 100%
Co : Current ratio = (Rp. 630.039 / Rp. 730.482) x 100%
= 86,249%

Quick Ratio : Rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan
hutang lancar.
Quick ratio = [(A.L Persediaan) / H. Lancar ] x 100%
Co : Quick ratio = [(Rp. 630.039 Rp. 212.193) / Rp. 730.482] x 100%
= 57,201%

Cash ratio : aktiva yang paling likuid adalah kas dan hutang beharga untuk
membayar hutang jangka pendek.
Cash Ratio = (Kas / H. lancar) x 100%
Co : Cash ratio = (Rp. 49.053 / Rp. 730.482) x 100%
= 6,715%

2)

Rasio solvabilitas (dalam jutaan rupiah)

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya


apabila sekiranya perusahaan tsb pada saat itu dilikuidasikan.
Tingkat Solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, diantaranya adalah :

Total Debt to Total Asset Ratio :rasio yang dihasilkan dengan membandingkan
jumlah aktiva disatu pihak dengan jumlah hutang.
Total debt ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
Co : Total debt ratio = (Rp. 729.412 / Rp. 2.053.810) x 100%
= 35,515%

Total debt to equity ratio : membandingkan modal sendiri di satu pihak dengan
total hutang dilain pihak.
Total debt to equity = (Total Hutang / total Equity) x 100%
Co : Total debt equity = (Rp. 729.412 / Rp. 1.109.144) x 100%
= 65,763%

3)

Rasio Rentabilitas (dalam jutaan rupiah)


Adalah menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tsb.
Rasio rentabilitas antara lain adalah sbb :

Gross Profit Margin


Gross Profit Margin = (Laba kotor / Penjualan Netto ) x 100%
Co: G.P.M = (Rp. 61.652 / Rp. 126.722) x 100%
= 48,651%

Net Profit Margin


Net Profit Margin = (Laba Setelah Pajak / Penjualan Netto) x 100%
Co : N.P.M = (Rp. 27.542 / Rp. 126.722) x 100%
= 21,734%

Earning Power of total Invesment

Earning Power of total Invesment = ( laba sebelum pajak / Total Aktiva ) x 100%
Co : E.P of total I = (Rp. 32.611 / Rp. 2.053.810) x 100%
= 1,587%

Return on equity
Return on equity = ( laba stlah pajak / equity pemegang saham) x 100%
Co : Return on equity = (Rp. 27.542 / Rp. 1.109.144) x 100%
= 2,483%

Operationg Ratio
Operating ratio = [(Hpp + B.Adm) / penjualan Netto]x 100%
Co : Operating ratio = (Rp. 18.821 / Rp. 126.722) x 100%
= 14,852%

NAMA

: LENA ROSMARIANI T

NPM
KELAS

: 44212170
: 3DA02

TUGAS

: SOFTSKILLS ( AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN )

Diposkan oleh Lena Rosmariani di 09.40


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

4 komentar:
1.
Ryan Anggara12 Juni 2016 08.35
mantap bosss. :)
Balas

2.
andi wijayanto22 Agustus 2016 23.07

Thanks
Balas

3.
andi wijayanto22 Agustus 2016 23.07
Thanks
Balas

4.
zakaria H22 September 2016 21.02
dari laporan keuangan di atas yang termasuk dengan hutang lancar, pos yang mana saja ?tnx
Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2015 (5)

Juli (1)

Mei (2)
Contoh Perhitungan Laporan Sumber dan Penggunaan D...

CONTOH PERHITUNGAN ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN

Maret (1)

Januari (1)

2014 (8)

2013 (21)

2012 (8)

Mengenai Saya

Lena Rosmariani
Lihat profil lengkapku

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

http://lenaros.blogspot.co.id/2015/05/contoh-perhitungan-analisa-rasio_12.html

Pandu Budi Mulya's


Blog
The Indonesian who struggled to reach his dream of becoming a great
Investor
Main menu
Skip to content

Home
About
SEARCH
GO

November 25, 2013

Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Perputaran


Piutang PT COLORPAK INDONESIA, Tbk

3 Comments

Rasio Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri dari :
1.

Current Ratio

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki.
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar)
Pada tahun 2010, CR = (227.819.168.461 / 123.450.557.939)
= 1,845
Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,8 harta lancar atau
perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,8 : 1

1.

Acid test ratio (Ratio Immediate Solvency)

Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar))
Pada tahun 2010, ((QR = 227.819.168.461 82.424.270.814 / 123.450.557.939))
= 1.17
Kesimpulan: rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali
sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka keadaanya sangat baik karena
perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
Ratio Solvabilitias
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari
para pemberi pinjaman (Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan
sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
1.

Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)

Merupakan Perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan


perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibanya .
Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 134.499.083.729) x 100%
= 1,04 = 100%

Kesimpulan: perusahaan dibiayai oleh utang 100% untuk tahun 2010 menunjukan
kreditor menyediakan Rp.100,- untuk setiap Rp.100
1.

Total debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang
dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Rumus:
Total Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 275.390.730.449)
= 0,511 = 51%
Kesimpulan: pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010 artinya
bahwa setiap Rp.100,- pendanaan perusahaan Rp.51,- dibiayai dengan utang
dan Rp.49 disediakan oleh pemegang saham.
Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
1.

Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok


penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Pada tahun 2010, = (62.009.766.595 / 516.581.827.768) 100%

= 0,12 = 12%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor
dari pejualan bersih adalah sebesar 12%
1.

Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus:
NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 516.581.827.768) 100%
= 0,05 = 5%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan
bersih adalah sebesar 5%
1.

c.

Operating Profit Margin

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating


profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap
penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik
RUMUS:
OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Pada tahun 2010, = (39.294.864.546 / 516.581.827.768) x 100%
= 0,07 = 7%
Kesimpulan: Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga
ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba besar.

1.

Return of Asset

adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan
setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari
analisis.
RUMUS:
ROA = (Laba bersih setelah pajak / total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 275.390.730.449) x 100%
= 0,10 = 10%
Kesimpulan: laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 10%
1.

Return of Equity

Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan
mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar
perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang
diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.
RUMUS:
ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 134.499.083.729) x 100%
= 0,021 = 2%
Rasio Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan
volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barangbarang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang
rata-rata merupakan perputaran piutang.

RUMUS:
Perputaran Piutang = (Penjualan / piutang usaha)
Kesimpulan: dalam hasil ini tingkat pengembalian atau imbal balik perusahaan
terhadap investor setiap tahunnya adalah sebsar 2%
Yang dimaksudkan dengan Penjualan dalam formula ini adalah: total nilai penjualan
untuk periode yang diukur, 1 Jan s/d 31 Des 2012 misalnya.
Sedangkan Rata-rata Piutang adalah: Rata-rata saldo piutang untuk periode yang
sama. Menghitung nilai rata-rata ini yang kadang menjebak.
Dalam menghitung rata-rata saldo piutang, terkadang seseorang hanya menggunakan
saldo awal dan saldo akhir piutang, dijumlahkan, lalu dibagi dua. Misalnya: Yang
diambil hanya saldo piutang dagang per 31 Januari ditambah saldo piutang dagang per
31 Desember, lalu dibagi dua. Cara ini akan menghasilkan nilai rata-rata piutang yang
tidak tepat.
Cara terbaik untuk menghitung nilai rata-rata piutang adalah dengan jalan:
menjumlahkan semua saldo piutang disepanjang periode (dari 31 Jan + 28 Feb + 31
Mar. dan seterusnya hingga 31 Desember), lalu dibagi total bulanatau 12 jika
perusahaan menggunakan periodisasi tahunan.
About these ads
Share this:

Twitter

Facebook119

Google

Related

Inflasi dan Perdagangan Internasional dalam Perekonomian IndonesiaIn "Ekonomi"


Permodalan KoperasiIn "Bisnis"

Bahasa Inggris Bisnis 2 post 1In "Bussiness"

Posted by pandubudimulya.
Tagged: Akuntansi, Neraca Keuangan, Pengantar Bisnis, Tugas

Post navigation

Meet Your Idol


First Rabbit

3 thoughts on Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas,


Rentabilitas, dan Perputaran Piutang PT COLORPAK
INDONESIA, Tbk

itankjs

1.

May 22, 2014 at 9:43 pm

nice info gan


http://ji-software.com

Reply

2.

Prabowo
June 28, 2014 at 9:36 am

Ty bro. Ijin Copas

Reply

3.

Pingback: Tugas Kelompok :Akuntansi Komaparatif (Eropa) | welcome


to my blog !
Leave a Reply

RECENT POSTS

Introduction of Ethics as The Study ReviewOctober 3, 2016


2021 July 16, 2016
The Legend of Surabaya July 16, 2016
Biography of Robert Downey Jr. June 12, 2016
Bahasa Inggris Bisnis 2 post 1 April 22, 2016

BLOGROLL

BAAK Universitas Gunadarma


Blog Komunitas Pasar Modal Universitas Gunadarma
Career Center Universitas Gunadarma
E-Learning Universitas Gunadarma
Get Support

iLab Universitas Gunadarma


Kemahasiswaan Universitas Gunadarma
Laboratorium Manajemen Dasar Universitas Gunadarma
Softskill Universitas Gunadarma
Staffsite Universitas Gunadarma
Studentsite Universitas Gunadarma
Universitas Gunadarma
Virtual Class Universitas Gunadarma

GUNADARMA UNIVERSITY

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Archives

October 2016
July 2016
June 2016
April 2016
January 2016
December 2015
November 2015
October 2015
June 2015
April 2015
March 2015
January 2015
November 2014
October 2014
May 2014
April 2014
January 2014
November 2013
October 2013
September 2013

Foto-foto Flickr

More Photos
o

Statistik Blog

404,170 hits

T W T

Oct

Jan
1 2 3

4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
November 2013
Blog at WordPress.com.

Follow

https://pandubudimulya.wordpress.com/2013/11/25/menghitung-rasio-likuiditassolvabilitas-rentabilitas-dan-perputaran-piutang-pt-colorpak-indonesia-tbk/
ww.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-macam-macam-rasio-laporan-keuanganperusahaan-beserta-rumusnya-lengkap.html

Ilmu Ekonomi
Kumpulan Materi Ekonomi

HOME
BLK
SMA
EKONOMI UMUM
MARKUP
ILMU EKONOMI

Home Ekonomi Umum Pengertian Macam-macam Rasio Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Beserta
Rumusnya Lengkap
THURSDAY, 31 MARCH 2016 EKONOMI UMUM

Pengertian Macam-macam Rasio Analisis


Laporan Keuangan Perusahaan Beserta
Rumusnya Lengkap
Untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan dibutuhkan macam-macam rasio,
eperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dan raaio
aktivitas. Sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dalam penggunaan modal untuk
mendapatkan laba dengan tingkat penjualan tertentu. Dengan demikian analisis laporan
keuangan perusahaan tersebut dapat diketahui mana yang harus ditingkatkan dan mana
yang harus dikurangi.

Rasio Keuangan Perusahaan


Pengertian rasio keuangan adalah sebagai alat yang digunakan sebagai pembanding angkaangka yang tertera pada laporan keuangan, agar bisa membaca kondisi keuangan suatau
prusahaan serta bisa menilai kinerja manajemen pada perusahaan tersebut dalam satu
priode.
Menurut James C Van Horne definisi dari rasio keuangan adalah merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.

Analisis rasio keuangan


Analisis rasio merupan cara yang bisa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan dari
beberapa cara yang ada. Cara menganalisisnya yaitu dengan cara menggunakan
perhitungan perbandaingan dengan data kuantitatif yang ditunjukan pada neraca maupun
laba rugi.
Inti dari analisis tersebut yaitu tidak lain hanya ingin mengetahui kenerja keuangan
perusahaan tahun sebelumnya, saat ini dan kemungkinan yang akan datang.
Sedangkan menurut Irwati rasio keuangan adalah teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam
periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode
tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan
keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

Macam macam rasio keuangan

a. Rasio Likuiditas
Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memnuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (hutang jangka
pendek).
Perusahaan yang mampu menyelsaikan hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu
disebut perusahaan yang likuid sedangkan utuk perusahaan yang tidak mampu membayar
hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang ilikuid.
Ada tiga rasio likuid yang digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan, berikut penjelasannya:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan
perusahaan dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan
hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang
lainnya yang segera harus dibayar. Rumus rasio lancar yaitu:
Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar
Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin
besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.
Ketika perbandingan rasio lancar 1:1 atau 100%, itu artinya aktiva lancar dapat menutupi
semua hutang lancar. Jadi sebuah perusahaan dikatakan sehat jika tingkat rasionya berada
dia atas satu atau diatas 100 persen. Sedangkan untuk aktiva lancar harus jauh di atas
jumlah hutang lancar.
2. Rasio Cepat (Quick Rastio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam
menyelesaikan kewajibannya atau utang lancar dengan aktiva aktiva lancar dengan tidak
memperhitungkan nilai persediaan.
Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan
komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas,
surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka
pendek.
Rumus rasio lancar

Aktiva Lancar Persediaan


Quick Ratio = ------------------------------------ x
Hutang Lancar
Ketika dijumpai adanya perbedaan antara quick ratio denan current ratio yang sangat besar,
curret ratio meloncak tinggi sedangkan quick ratio menurun, itu artinya telah terjadi
investasi yang tinggi pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau
1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan
sehat.
3. Cash Ratio
Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang tersimpan di kantor maupun di bank
dalam bentuk rekening Koran.
Sedangkan untuk harta yang mirip atau setara dengan kas adalah harta lancar yang mudah
dicairkan kembali, mudah dipengaruhi oleh perekonomian Negara yang menjadi fomisili
perusahaan bersangkutan.
Kas + Setara kas
Cash Ratio = --------------------------- x 100%
Hutang Lancar
Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai
100%

Macam-macam rasio keuangan

b. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu
perusahaan dalam menyelesaiannya semua kebutuhannya, baik itu jangka pendek atau
panjang, jika terjadi likuidasi.
Solvable adalah sebutah untuk perusahaan yang memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup
banyak sehingga mampu membayar hutang-hutangnya, sedangkan insolvable adalah
perusahaan yang sangat minim aktiva yang dimiliki sehingga kurang mampu membayar
hutang-hutangnya.
Tapi hal tersebut tidak menup kemungkinan bahwa perusahaan yang solvable belum tentu
likid, begitu juga dengan insolvable belum tentu ilikuid. Jika perusahaan dilukuidasi, maka
rasio yang digunakan adalah:
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio yang disebut denga rasio hutang (debt ratio) ini mengukur seberapa banyak aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur prosentase berapa besar dana yang berasal
dari hutang.
Hutang disini adalah hutang perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang
jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Total hutang
Debt to assets ratio = ------------------------------------- x 100%
Modal Aktiva (total aktiva)
Rasio ini menggambarkan seberapa jauh hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin rendah
debt ratio maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Porsi hutang terhadap
aktiva harus lebih kecil.
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah rasio yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal
sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui
berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.
Jika semakin tinggi rasio maka semakin kecil modal sendiri dibanding hutangnya.
Seharusnya kebijakan perusahaan harus memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modal
yang dimiliknya.
Karna semakin kecil rasio ini maka akan memperbaik keadaan perusahaan, artinya semakin
kecil hutang yang dimiliki maka semakin aman. Rumus yang digunakan adalah:

Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri

c. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas


Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam medapatkan laba (profit) dari semua kemampuan dan sumberdaya yang
dimiliki perusahaan tersebut seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan yang
dipekerjakan, dan jumlah cabang yang sudah dimilikinya.
Untuk mengetahui laba yang dihasilkan berikut rasio yang digunakan:
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
Ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran
lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
penjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan,
berikut rumus yang digunakan:
Laba kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan bersih
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat laba yang dihasilkan perusahaan untuk
menutupi biaya-biaya operasi lainnya. Jika rasio pada perusahaan tersebut diketahui untuk
biaya tetap sehingga perusahaan bisa memperoleh laba.
2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk menghitung nilai rupiah dari
setiap laba bersih yang diperoleh dari setiap satu rupiah penjualan dan juga mengukur
seluruh efesiensi baik produksi, administrasi, marketing, pendanaa, penentuan harga
maupun manajemen pajak.
Jadi semakin tinggi tingkat rasio yang dimiliki suatau perusahaan makan semakin tinggi juga
tingkat laba yang deperoleh perusahaan tersebut dari tingkat penjualan tertentu.
Atau bisa saja rasio yang rendah menunjukan tingkat penjualan yang rendah untuk tingkat
biaya tertentu. Atau dengan tingkat biaya yang tetlalu mahan untuk tingkat penjualan
tertentu.
Berikut rumus yang digunakan:
Laba bersih setelah pajak

Net Profit Margin = ---------------------------------- x 100%


Penjualan bersih
Semakin tinggi rasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik laba yang dihasilkan,
karna rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba pada tingkat
penjualan tertentu.
3. Return On investment (ROI)
Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan. Laba yang dimaksuda adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini
dihitung dengan rumus:
EAT
ROI = --------------- x 100%
Investasi
Semakin tinggi rasio yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka semakin baik. Rasio ini
berfungsi untuk mengetahui jumlah rupiah laba bersih dari setiap rupiah yang dikeluarkan
untuk investasi.
4. Return On Assets
Rasio yang juga disebut rentabilitas ekonomis ini digunakan untuk mengetahui seberapa
besar perusahaan dalam mendapatkan laba dengan semua aktivitas yang dimiliki oleh
perusahaan. Tapi laba disini adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Rumus
yang digunakan adalah:
EBIT
Return On Assets = ------------------ x 100%
Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengetahui keuntungan (EBIT) dari total aktiva yang digunakan,
semakin tingi tasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik.
5. Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba
bersih dengan tingkat penjualan tertentu. Kita bisa mengetahui seraca langsung rasio ini di
analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).
Rasio ini juga bisa diartikan sebagai penekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan
pada periode tertentu. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Laba Bersih
Profit Margin = ------------------------ x 100%
Penjualan

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dari setiap penjualan tertentu. Semakin besar tingkat rasio yang
digunakan maka semakin baik.

d. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi atau efektivitas suatu perusahaan dalam memakai aktiva yang
dimilikinya.
Rasio aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya dana kelebihan yang tertenam pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang
digunakan adalah;
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari
persediaan perusahaan. Maksudnya yaitu mengukur tingkat efisiensi suatu perusahaan
dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Efektifitas manajemen persediaan ditunjukan oleh tingginya perputaran persediaan dalam
satu tahun. Sedangkan pengendalian atas perediaan yang kurang efektif ditunjukan dengan
rendahnya perputaran persediaan dalam satu tahun. Rumus yang digunakan adalah:
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn-over (perputaran persediaan) = --------------------------------------- x 1
kali
Rata-rata Persediaan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat efektivitas perusahaan dalam
mengelola persediaannya. Semakin tinggi tingka perputarannya maka semakin efektif juga
pengelolaan pesediaannya.
2. Perputaran aktiva tetap
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar suatau perusahaan dalam
menghasilkan laba dalam penjualannya berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektivitas suatu perusahaan dalam
menggunakan aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi
aktiva tetap tersebut.
Mungkin tingkat penilayai setiap industry berbeda-beda, ada yang mengangap bahwa rasio
ini penting untuk diperhatikan sehingga perusahaan tersebut memiliki aktiva tetap yang
tinggi.

Sedangkan ada beberapa industri jasa yang menilai bahwa rasio tersebut tidak terlalu
penting untuk diperhatikan, sehingga perusahaan tersebut memiliki proporsi aktiva tetap
yang kecil. Untuk menghitung perputaran aktiva tetap dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap = ---------------------Aktiva Tetap
Rasio ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam penggunaak aktiva
tetap untuk menghasilkan laba. Sehingga semakin tingkat perputarannya maka semakin
efektif penggunaan aktiva tetapnya.
3. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Sama halnya dengan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas
penggunaan total aktiva tetap. Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana
perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Tingkat rasio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen
yang baik, begitu sebaliknya tingkat rasio yang rendah menunjukan perusahaan tersebut
memiliki tingkat manajerial yang rendah juga, dan seharusnya perusahaan tersebut harus
membentuk manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi
atau modalnya.
Rumus yang digunakan adalah:
Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pemanfaatan aktiva dalam memperoleh
penjualan. Jadi semakin tinggi tingkat perputarannya maka semakin efektif perusahaan
dalam memanfaatkan aktivanya.
4. Perputaran piutang
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata piutang yang terkumpul dalam satu
tahun. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efissiensi dan kualitas utang suatu
perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan kebijakan kreditnya.
Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang. Rumus yang digunakan adalah:
Penjualan Bersih
Perputaran Piutang = ----------------------------------Rata-rata Piutang Dagang

Sekian pembahasan mengenai macam-macam rasio keuangan, semoga bermanfaat. BY


amsod.

Posted by Ahmad Shodiqin

0
inShare

RELATED POSTS :

Pengertian Definisi dan Arti PNB (produk national Bruto) atau GNP (gross
national produk) Beserta Cara Menghitungnya.Pendapatan Nasional Salah satu indicator telah
terjadinya alokasi yang efisiensi secara makro adala Read More...

7 Perbedaan Koprasi Dengan Badan Usaha Lainnya Atau Non


KoprasiPerbedaan Antara Koprasi dan Non Koprasi Pengertian koperasi menurut UU Menurut UU No 25
Tahun 1992 Read More...

Pengertian Definisi dan Arti PDB (produk domestik Bruto) atau GDP (gross
domestic produk) Beserta Cara Menghitungnya.Pengertian PDB (produk domestik Bruto) atau GDP
(gross domestic produk) Pengertian PDB PDB (produk Read More...

4 Perbedaan Pajak Dengan Retribusi dan Sumbangan Serta Jenis Pungutan


LainnyaPajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan undang-undang.
Sedan Read More...

Pengertian dan Jenis Investasi Reksadana Saham Menurut Para Ahli Semakin
berkembangnya teknologi pada saat ini membuat orang semakin mudah untuk menginvestasikan har Read
More...
0 Response to "Pengertian Macam-macam Rasio Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Beserta Rumusnya Lengkap"
NEWER POSTOLDER POSTHOME
MATERI TERBARU

29 Pertanyaan Tentang Zakat Fitri (Zakat Fitrah) Yang Sering Dijumpai Dalam Masyarakat
Bagaimana Menzakat Tanah Yang Dipersiapkan Untuk Diperjualbelikan

Hukum Memberikan Zakat Terhadap Ibu dan Orang Yang Meninggalkan Shalat
Zakat Tidak Boleh Diangkut Dari Tempat Asal Wajibnya, Zakat Fithri Mengikuti Orang
Dimana Berada
Bagaimana Menzakati Tanah
Apa Hukumnya Menzakati Rumah Dan Kendaraan?
Bagaimana Menzakati Peralatan dan Mobil yang Dijual Dengan Ansuran
Cara Mudah Mengecek Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Online
Cara Menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Bulanan
Kumpulan Lafaz Doa Niat Zakat Fitrah Untuk Keluarga Diri Sendiri, Istri, Anak laki-laki,
Anak Perempuan, Ijab Qobul Zakat Beserta Artinya
LABELS

Akuntansi
Bank dan Lembaga Keuangan
Bea siswa
Ekonomi Internasional
Ekonomi Kls X
Ekonomi Kls XI
Ekonomi Kls XII
Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Syariah
Ekonomi Umum
ESDM
IPS
Perpajakan
Pertanyaan Tentang Zakat
SMA
SMA XI
Tutorial
Zakat Fitrah
Copyright 2014 Ilmu Ekonomi
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates

http://www.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-macam-macam-rasio-laporankeuangan-perusahaan-beserta-rumusnya-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai