1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya
dalam jangka pendek.
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
financial jangka pendek dengan menggunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga
atau efek jangka pendek.
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban financial jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang lebih
likuid (Liquid Assets).
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini adalah minimum sebesar
150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum
(EBIT) / Penjualan Netto X 100%
= Rp. 300.278.949.716 - Rp.236.131.228.703 – Rp. 19.797.458.176 /
Rp. 300.278.949.716 X 100%
= 0,14769687611
c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba bersih dari penjualan.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%
=Rp. 17.199.020.715 / Rp. 300.278.949.716 X 100%
=0,0239744435
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan pendapatan bersih.
f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan
pendapatan bersih.
g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk
mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi
pemegang saham.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin
baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industry sejenis
di pasar.
a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengansejumlah aktiva yang dimilikinya.
b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal
nilainya adalah 200%.
4. RasioAktifitasatau Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.
a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap
penjualan.
b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih (AktivaLancar-HutangLancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari
perusahaan.
c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang
dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap yang dimiliki secara efisien dalam rangk ameningkatkan
pendapatan.
d. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisien si pengelolaan perputaran
persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang
efisien.
e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
f. Receivable Turn Over, rasio untuk menguku rtingkat perputaran piutang dengan
membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah.
=39,2339131362