Anda di halaman 1dari 2

1.

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.
- Current rasio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan utang
lancar (current liabilities). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang lancar dengan aktiva lancar.

Aktiva lancar Rp 9.001,938,755


Current Rasio = = x 100% = 162,12
Utang lancar Rp5.552,461,635

- Quick Rasio merupakam Kemampuan perusahaan untuk menutup atau membayar


kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memalsukan nilai persediaan.

Aktiva lancar−Persediaan Rp 9.001,938,755−Rp1.257,785,082


Quick Rasio = = x
Hutang lancar Rp 5.552,461,635
100% = 139,47

- Cash Ratio merupakan digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara
kas dengan kewajiban lancar.

Kas+ Efek Rp 5,550,677,020


Cash Ratio = = x 100% = 99,96
Hutanglancar Rp 5.552,461,635

2. Rasio solvabilitas adalah suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjang seperti bunga atas utang, pembayaran pokok akhir dan
kewajiban-kewajiban tetap lainnya.
- DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik
hutang jangka pendek maupun hutang jangka Panjang, semakin rendah rasio ini maka
semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin baik.

Total hutang Rp 11.523,869,935


DAR = = x 100% = 38,39
Ekuitas pemegang saham Rp30.014,273,452

- DER digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri semakin keciil
rasio ini makan akan semakin baik untuk perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak
melebihi modal perusahaan itu sendiri

Total hutang Rp11.523,869,935


DER = = x 100% = 62,32
Ekuitas Rp 18.490,403,517

3. Rasio prifitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan atau mendapatkan laba, jika angkanya semakin besar maka tandanya
semakin baik dan jika terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya berarti perusahaan mengalami
kenaikan pertumbuhan.
- GPM digunakan untuk membandingkan laba kotor dengan penjualan.
Laba kotor Rp 1.643,892,446
GPM = = x 100% = 12,99%
Penjualan Rp 12.653,619,205

- NPM digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


keuntungan bersih setelah dipotong pajak.

Lababersih setelah pajak Rp 136,503,269


NPM = x 100% = x 100% = 10,78%
Total pendapatan Rp 12.653,619,205

- ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalama menghasilkan laba


dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya.

Laba sebelum pajak Rp 454,396,524


ROA = x 100% = x 100% = 15,13%
Total asset Rp 30.014,273,452

- ROE menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba, ROE yang
baik berada diatas 15%, bila dibawah 15% artinya perusahaan kurang dalam menghasilkan
laba.

Lababersih setelah pajak Rp136,503,269


ROE = x 100% = x 100% = 0,738%
Total ekuitas Rp 18.490,403,517

- EPS mempresentasikan jumlah uang/rupah yang akan diterima oleh para pemegang saham
atas setiap lembar saham yang dimilikinya saat pembagian keuntungan saham yang beredar
pada akhir tahun.

Lababersih setelah pajak Rp 136,503,269


- EPS = X 100% = x 100% = 5,856%
Jumlah saham yang beredar Rp 2.330,655,281

Anda mungkin juga menyukai