Anda di halaman 1dari 11

RASIO LIKUIDITAS & RASIO SOLVABILITAS

Assalamualaikum.wr.wb selamat siang ibu rizka dan bapak pras serta teman teman
semuanya,kami dari kelompok 6 akan mempresentasikan hasil tugas kami untuk mata kuliah
analisa laporan keuangan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas, sebelumnya izinkan
saya memperkenalkan anggota kelompok 6

A. PENGETIAN RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan adalah salah satu metode analisa keuangan yang digunakan sebagai
indikator penilaian perusahaan. Dilakukan dengan mengambil data atau angka-angka dari
laporan keuangan selama periode akuntansi tertentu untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam laporan keuangan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui kinerja
maksimum keuangan perusahaan dan tidak salah dalam mengambil keputusan.

Rasio keuangan yang akan dijelaskan dalam bab ini ada 2, yaitu :

1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas

B. RASIO LIKUIDITAS

Rasio Likuiditas adalah rasio keuangan untuk mengetahui kemampuan suatu


perusahaan dengan mengukur kemampuan likuiditas aktiva lancer (jangka pendek)
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancer (jangka pendek) pada saat jatuh tempo.

Note : Semakin tinggi Rasio Likuiditas, semakin tinggi pula Kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya.

Berikut Jenis-jenis Rasio Likuiditas :

1. Current Ratio,
2. Quick Ratio, dan
3. Cash Ratio.

4. Working Capital

Tujuan & Manfaat Rasio Likuiditas:

1) Mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan
segera jatuh tempo.
2) Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan total asset lancar.
3) Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan asset sangat lancar.
4) Menaksir skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.
5) Perencanaan finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan
perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek.
6) Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan masing-masing periode dengan
membandingkannya.

B.1 CURRENT RASIO

Rasio ini untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya yang dipakai dalam perhitungan
akuntansi sesuai jenis jenis laporan keuangan.

Jika perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar bernilai tinggi maka
kemampuan perusahaan juga tinggi untuk melunasi utang lancarnya. Jika rasio lancar
(current rasio) menunjukkan perbandingan 1:1 atau 100% berarti aktiva lancar bisa
melunasi kewajiban jangka pendek.

Rumus :

Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar

Contoh :

Laporan Posisi Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 109

2019 2018

Tahun 2018

Aktiva Lancar
=
Kewajiban Lancar
Rp 12.647 .858 .727 .872
=
Rp 4.764 .510 .387 .113

= 2,65

Tahun 2019

Aktiva Lancar
=
Kewajiban Lancar

Rp 12.776 .102.781 .531


=
Rp 3.726 .359 .539.201

= 3,14

B.2 QUICK RASIO

Quick Ratio dipakai untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva lancar, namun tanpa
persediaan karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi uang
dibandingkan aset lainnya. Quick asset meliputi piutang dan surat-surat berharga.

Semakin besar nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik. Jika rasio
sebesar 1:1 atau 100% maka ini likuiditas perusahaan baik. jika terjadi masalah
likuiditas maka perusahaan akan mudah untuk mengubah aktiva menjadi uang untuk
membayar kewajiban (utang).

Rumus :

aktiva lancar−persediaan
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar

Contoh :

Laporan Posisi Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 109

2019 2018
Tahun 2018

Aktiva Lancar−Persediaan
=
Kewajiban Lancar

Rp 12.647 .858 .727 .872−Rp3.351 .796 .321.991


=
Rp 4.764 .510.387 .113

= 1,95

Tahun 2019

Aktiva Lancar−Persediaan
=
Kewajiban Lancar

Rp 12.776 .102.781 .531−Rp 2.790 .633.951 .514


=
Rp 3.726 .359.539 .201

= 2,68

B.3 CASH RASIO

Cash Ratio digunakan untuk mengukur ketersediaan uang kas untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek. Uang kas bisa berbentuk rekening giro.

Jika rasio sebesar 1:1 atau 100% berarti perbandingan kas atau setara kas dengan
utang akan semakin baik sehingga perusahaan bisa melunasi utang sesuai jatuh tempo
atau sebelum jatuh tempo.

Rumus :

Kas atau Setara Kas+ Surat Berharga


Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar

Contoh :

Laporan Posisi Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 109

2019 2018
Tahun 2018

Kas atau Setara Kas+ Surat Berharga


=
Kewajiban Lancar

Rp 2.495.655 .019 .108


=
Rp 4.764 .510.387 .113

= 52% atau 0,52

Tahun 2019

Kas atau Setara Kas+ Surat Berharga


=
Kewajiban Lancar

Rp 2.982 .004 .859.009


=
Rp3.726 .359 .539 .201

= 80% atau 0,80

B.4 WORKING CAPITAL

Working capital disebut juga dengan Modal Kerja Bersih. Artinya, perbedaan
antara jumlah aset perusahaan dengan liabilitas dalam periode waktu saat ini. Secara
ringkas, Working Capital adalah dana yang tersedia untuk membiayai keperluan
operasional bisnis.

Semakin besar selisih antara aset dengan utang jangka pendek, dapat disebut
kondisi bisnis perusahaan sehat. Jika jumlah utang berada di atas aset dan
menimbulkan angka Working Capital negatif maka perusahaan berada di ambang
kebangkrutan.

Rumus :

Contoh :

Laporan Posisi Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 109
2019 2018

Tahun 2018

= Current Assets - Current Liabilites

= Rp 12.647.858.727.872 - Rp 4.764.510.387.113

= Rp 7.883.348.340.759

Tahun 2019

= Current Assets - Current Liabilites

= Rp 12.776.102.781.531. - Rp 3.726.359.539.201

= Rp 9.049.743.242.330

C. RASIO SOLVABILITAS
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai dan mengukur
kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya (Lancar & Panjang) dengan
jaminan asset perusahaan.
Sebesar apa beban utang yang ditanggung perusahaan akan dibandingkan dengan
aktivinya. Jadi, secara singkat dapat kita simpulkan bahwa solvabilitas adalah rasio
pengukur bisa tidaknya perusahaan membayar utang di masa depan.

Berikut Jenis-jenis Rasio Solvabilitas :

1. Debt Assets Rasio (DAR),


2. Return on Asset (ROA), dan
3. Return on Equity (ROE).

Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas :


1) Meninjau posisi sebuah perusahaan yang dilihat dari kewajibannya kepada pihak
lainnya (kreditor).
2) Mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban tetap seperti
angsuran pinjaman termasuk bunga.
3) Meninjau nilai aktiva khususnya,aktiva tetap terhadap modal, apakah sudah seimbang
atau belum.
4) Mengetahui jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang.
5) Meninjau pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva apakah
berpengaruh signifikan atau tidak.
6) Mengetahui besarnya bagian dari modal perusahaan yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang.
7) Meninjau jumlah dana pinjaman yang segera jatuh tempo (akan ditagih) terhadap
modal yang dimiliki oleh perusahaan.

C.1 DEBT TO ASSETS RATIO (D/A Ratio)

Rasio Utang Terhadap Aktiva (Debt to Asset Ratio) merupakan perbandingan antara
jumlah kewajiban belum dibayar dan total aset perusahaan saat ini. Aset yang dihitung
di sini termasuk aset tak lancar seperti mesin/bangunan dan aset lancar seperti
kas/uang tunai/tabungan bank non-deposito.

Semakin kecil rasio ini maka akan memperbaiki keadaan perusahaan, artinya semakin
kecil utang yang dimiliki maka semakin aman.

Rumus:

Contoh :

Laporan Posisi Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 109

2019 2018

Tahun 2018
Total Hutang Rp 9.049 .161 .944 .940
= x 100% = x100% = 51,4% atau 0,51
Total Aktova Rp 17.591 .706.426 .634

Tahun 2019

Total Hutang Rp9.137 .978 .611 .155


= x 100% = x100% = 48% atau 0,48
Total Aktova Rp 19.037 .918 .806 .473

C.2 DEBT TO EQUITY RATIO (D/E Ratio)

Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Debt-to-equity ratio), yakni perbandingan jumlah


kewajiban dengan total modal operasional bisnis, atau yang disebut juga sebagai
ekuitas. Jika rasio hutang perusahaan lebih besar dari modal operasionalnya, maka ini
salah satu tanda solvabilitas perusahaan tersebut bermasalah.

Semakin kecil rasio ini berarti kondisi perusahaan semakin baik karena modal untuk
menjamin utang lancar masih cukup besar. Batas terendah dari rasio ini adalah 100%
atau 1:1.

Rumus:

Contoh :

2019 2018

Tahun 2018

Total Hutang Rp 4.284 .651.557 .827


= x 100% = x100% = 50,1% atau 0,5
Modal Rp 8.542.544 .481 .694

Tahun 2019

Total Hutang Rp5.411 .619.071 .954


= x 100% = x100% = 54,7% atau 0,54
Modal Rp 9.899 .940 .195 .318

C.3 DEBT RATIO


Rasio Utang (Debt Ratio) menilai seberapa besar perusahaan tersebut berpatokan
pada utang membiayai assetnya. Rasio ini membandingkan total utang (liabilities)
dengan total aset yang dimiliki. Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
untuk bisa mendapatkan pinjaman baru sebagai tambahan modal dengan jaminan
aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Jika tingkat rasio ini semakin tinggi, maka jaminan berupa aset yang ada dan uang yang
diberikan oleh kreditor dalam jangka panjang semakin terjamin.

Besaran presentasi rasio ini minimum 100% atau 1:1. Artinya, Rp1 utang jangka
panjang bisa dijamin Rp1 aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Rumus:

Contoh :

Laporan Posisi Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 109

2019 2018

Tahun 2018

Total Hutang Rp 9.049 .161 .944 .940


= x 100% = x100% = 51,4% atau 0,51
Total Aktova Rp 17.591 .706.426 .634

Tahun 2019

Total Hutang Rp9.137 .978 .611 .155


= x 100% = x100% = 48% atau 0,48
Total Aktova Rp 19.037 .918 .806 .473

C.4 TIMES INTEREST EARNED RATIO

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga pada
masa yang akan datang.
Jumlah rasio yang lebih besar dianggap lebih menguntungkan daripada rasio yang lebih
kecil karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar pembayaran
bunganya ketika jatuh tempo. Hal ini diperlihatkan adanya Rasio yang lebih tinggi
mengimplikasikan rendahnya risiko kredit, sedangkan rasio yang rendah menunjukkan
risiko kredit tinggi.

Rumus:

Contoh :

Laporan Laba Rugi PT MAYORA INDAH Tbk, pada tahun 2018 – 2019 :

2019 2018

TIE tahun 2018

Laba Sebelum Pajak ∧Bunga Rp 2.381 .942.198 .855


= = = 4,84
Beban Bunga Rp 492.638 .756 .739

TIE tahun 2019

Laba Sebelum Pajak ∧Bunga Rp 2.704 .466 .581 .011


= = = 7,6
Beban Bunga Rp 355.074 .879 .758

DAFTAR PUSTAKA

Buku Financial Reporting & Analysis by Charles H. Gibson

LIKUIDITAS :

http://eprints.polsri.ac.id/6140/3/BAB%20II.pdf

https://accurate.id/akuntansi/rasio-keuangan/

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16448/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.modalrakyat.id/blog/working-capital-adalah

SOLVABILITAS :

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-rasio-solvabilitas-dan-cara-penyelesaiannnya/
#:~:text=Rasio%20solvabilitas%20adalah%20metrik%20utama,oleh%20calon%20pemberi
%20pinjaman%20bisnis.

https://lifepal.co.id/media/rasio-solvabilitas/

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/20/rasio-solvabilitas-adalah

Anda mungkin juga menyukai