Menurut Kasmir (2016:105) Dalam praktik, analisa rasio keuangan suatu perusahaan
dapat digolongkan menjadi sebagai berikut :
Jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pertumbuhan (Kasmir, 2016:129-172):
1. Rasio Likuiditas
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyk 2,2 kali utang lancar, atau setiap 1
Rupiah utang lancar dijamin oleh 2,2 rupiah harta lancar atau 2,2 : 1 antara
aktiva lancar dengan utang lancar.
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,8 kali utang lancar, atau setiap 1
Rupiah utang lancar dijamin oleh Rp 1,8 harta lancar atau 1,8 : 1 antara aktiva
lancar dengan utang lancar.
Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah dua kali, keadaan perusahaan
untuk tahun 2005 berada dalam kondisi baik mengingat rasio diatas rata-rata
industri. Namun untuk tahun 2006 kondisi kurang baik jika dibandingkan
dengan perusahaan lain.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Current Liabilities
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia
untuk membayar utang. Dapat dikatakan bahwa rasio ini menunjukkan
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya.
Current Liabilities
Contoh : laporan keuangan PT Yumiko Maharani,Tbk
Jika rata-rata industri cash ratio adalah 50% maka keadaan perusahaan
lebih baik dari perusahaan lain. Namun kondisi rasio kas terlalu tinggi juga
kurang baik karena ada dana yang menganggur atau yang tidak atau belum
digunakan secara optimal. Sebaliknya apabila rasio kas dibawah rata-rata
industri, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk membayar
kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva
lancar lainnya.
Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (Cash turn over) berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkah ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang)
dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Menurut J. Fred Weston Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari
jumlah kali perolehan bunga. Jumlah kali perolehan bunga atau Times Interest
Earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat
menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu
membayar biaya bunga tahunan.
Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 10 kali, rasio untuk tahun
2005 baik. Akan tetapi, untuk tahun 2006, dinilai kurang baik karena maish
dibwah rata-rata industri 10 kali. Hal ini akan menyulitkan perusahaan untuk
memperolah tambahan pinjaman kemudian pinjaman dikemudian hari.
Fixed Charge Coverage atu lingkup biaya tetap merupakan rasio yang
menyerupai times interestearned ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio
ini dilakukan apabila perusaaan memperoleh utang jangka panjang atau
menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease Contract).
a. Rasio Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Margin laba kotor
menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan
bersih dikurangi harga pokok penjualan.
b. Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Margin laba bersih
menunjukkan seberapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan.
c. Rasio Pengembalian Atas Aset (Return On Assets) Rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
dana yang tertanam dalam aset.
d. Rasio Pengembalian Atas Modal (Return On Equity) Rasio ini
menunjukkan berapa persen perolehan laba bersih bila diukur dari modal
pemilik. Semakin besar semakin bagus.
4. Rasio Aktivitas
5. Rasio Pertumbuhan