Anda di halaman 1dari 12

RASIO LIKUIDITAS

Difinisi
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.
 
Fungsi
Ratio likuiditas adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha)
maupun didalam perusahaan (likuiditas perusahaan).
Rasio Likuiditas
sering disebut Rasio Modal Kerja, yang digunakan untuk
mengetahui seberapa likuidnya perusahaan.
Caranya dengan membandingkan komponen yang ada di neraca yaitu
total aktiva lancar dengan total utang lancar.

Misalnya total aktiva lancar Rp. 1.200.000,- dan utang yang segera jatuh
tempo Rp. 1.000.000, maka perusahaan dianggap Likuid. Meskipun
perusahaan dikatakan likuid, tetapi menghawatirkan, sehingga butuh
standar yang layak.
Tujuan

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar
secara keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar
tanpa memperhitungkan Persediaan atau piutang.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja
perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagi alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
7. Untuk mengetahui kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.
 
 
Manfaat

Bagi pihak internal, untuk menilai kinerja manajemen dalam


membayar utang jangka pendek.

Bagi pihak ekternal, untuk menilai kemampuan perusahaan


dalam membayar kewajiban jangka pendek.
 
Jenis-jenis Rasio Likuiditas

1. Current Ratio (Rasio Lancar)


2. Quick Ratio atau Acid tes ratio (Rasio sangat lancar)
3. Cash Ratio (Rasio kas)
4. Rasio perputaran kas
5. Inventory to net working capital.
1. Current ratio perbandingan................ Aktiva lancar / Hutang Lancar

2. Quick ratio perbandingan.................... Aktiva lancar – persediaan / Hutang lancar

3. Cash ratio perbandingan..................... Kas + Bank /Hutang lancar

4. Rasio perputaran Kas perbandingan... Penjualan bersih / Modal kerja bersih

5. Inventory to Net Working Capital perbandingan........Inventory / AL - HL


PT ABC
Neraca per 31 Desember
  2015 2016
Aktiva Lancar :    
Kas 50 140
Piutang 440 680
Persediaan 400 560
Total AL 890 1.380
Total AT 1.940 2.020
Total Aktiva 2.830 3.400
     
Utang Jg. Pdk 500 530
Utang Jg. Pjg 250 250
Total Utang 750 780
     
Ekuitas :    
Modal Setor 1.830 2.250
Laba ditahan 250 370
Total Ekuitas 2.080 2.620
Total Passiva 2.830 3.400
     
1. Current Ratio Standar = 2x

untuk Tahun 2015

Current Ratio 890


500 1,78 Atau 178 %
Artinya jumlah aktiva lancar 1,8 x dari utang lancar
atau setiap utang lancar 1 rupiah dijamin 1,8 rupiah aktiva lancar

Untuk Tahun 2016

Current Ratio 1.380


530 2,6 Atau 260%

Artinya jumlah aktiva lancar 2,6 x dari utang lancar


atau setiap utang lancar Rp. 1,- dijamin Rp. 2,6,- aktiva lancar

Jika rata-rata industri Current Ratio adala 2 x


dengan demikian keadaan perusahaan untuk tahun 2016 lebih baik dari
keadaan tahun 2015, karena tahun 2016 Current Ratio lebih dari 2x sedang
Current Ratio 2015 lebih kecil dari rata-rata industri 2 x
2. Quick Ratio (Rasio Cepat) standar 1,5 x
atau Acid Tes Ratio

kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar –

tanpa memperhitugkan nilai persediaan.

Untuk Tahun 2015


890 - 400
Acid Tes Ratio = 500 0,98 Atau 98 %

Jika Rata-rata industri Acid Tes Ratio = 1,5 kali atau 150% dari utang lancar
maka keadaan perusahaan kurang baik dibandingkan dengan perusahaan lain.
dengan demikian perusahaan harus menjual nilai persediaan.

Untuk Tahun 2016


1.380 - 560
Acid Tes Ratio = 530 1,6 Atau 160 %

Jika Rata-rata industri Acid Tes Ratio = 1,5 kali atau 150% dari utang lancar
maka keadaan perusahaan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain.
karena Acid Tes Ratio Tn 2016 melebihi rata-rata industri Acid Tes Ratio1,5 kali
dan Acid tes Ratio Th. 2016 lebih baik dari Tn 2015.
3. Cash Ratio (Rasio Kas) Standar 0,50

alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia
untuk membayar utang jangka pendek.

Untuk Tahun 2015


50
Cash Ratio = 500 0,1 10%

Jika Rata-rata industri Cash Ratio = 0,5 kali dari utang atau 50% dari utang lancar
maka keadaan perusahaan kurang baik dibandingkan dengan perusahaan lain.
dengan demikian perusahaan harus menjual nilai persediaan.

Untuk Tahun 2016


140
Acid Tes Ratio = 530 0,26 x 26%

Jika Rata-rata industri Cash Ratio = 50% dari utang lancar


maka keadaan perusahaan kurang baik dibandingkan dengan perusahaan lain.
karena Cash Ratio Tn 2016 kurang dari rata-rata industri Cash Ratio
Tetapi Cash Ratio Th. 2016 lebih baik dari Tn 2015.
Namun perusahaan tetap harus berusaha meningkatkan tersedianya kas
4. Rasio Perputaran Kas Standar 10 x

Alat untuk mengukur tingkat tersediannya kas untuk membayar tagihan (utang)
dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Rumusnya = Penjualan bersih = .... X


AL – HL

Hasil perhitungan Ratio perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut :


1. apabila ratio perputaran kas tinggi, berarti ketidak mampuan perusahaan
dalam membayar tagihan.
2. sebaliknya bila rendah, berarti kas yang tertanam dalam aktiva yang sulit dicairkan
dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yg sedikit

Bila rata-rata industri Rasio perputaran kas adalah 10 %, maka bisa dijadikan standar.
5. Inventory to Net Working Capital Standar 12 %

Alat yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.

contoh misal : 2015 2016


Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750
Persediaan 250 310

untuk Tahun 2015


250
Inventory to NWC = 1.640 - 750 11%

Untuk Tahun 2016


310
Inventory to NWC = 1.340 - 750 15%

Jiika rata-rata industri Inventory to NWC adalah 12 %


Keadaan perusahaan pada Tahun 2015 kurang baik karena masih dibawah
Rata-rata industri, namun tidak terlalu buruk karena mendekati rata2 industri, hanya saja masih perlu ditingkatkan.
Untuk Tahun 2016 kondisinya baik karena berada diatas rata2 indutri, perusahaan melakukan peningkatan Inventory to NWC

Anda mungkin juga menyukai