Kelas : A/ESY
1. Sumber-sumber modal kerja naik dari sisi naik/turun pada segi aktiva lancar
yaitu:
d. persdediaan Rp 178.354
2. Sumber-sumber modal kerja dari sisi naik/turun pada segi lialibilitas jangka
pendek yaitu:
Sehingga dapat dikatakan daris segi modal kerja naik/turun menyebabkan modla
kerja naik Rp 180.267
Dan dapat dimpulkan bahwa modal kerja naik dilihat dari seumber Rp 206.658
leboh besar daro penggunaan sebesar Rp 26.391. Sehingga modal kerja
mengalami kenaikan sebesar Rp 180.267
Sehingga perusahaan tidak perlu takut kekurangan modal kerja dalam aktivitas
perusahaanya.
Analisis laporan keuangan dari Modal kerja:
1. Kenaikan modal kerrja disebabkan oleh pos-pos aset tidak lancar, utang jangka
panjang, dan ekuitas. Tetapi yang memiliki kontribusi kenaikan sumber modal
kerja paling tinggi adalah pos-pos ekuitas
Persentase:
2. Dalam kenaikan modal kerja ekuitas digunakan untuk penambahan modal kerja
saham yaitu dengan menanam saham sehingga modal kerja perusahaan
bertambah
1. Current Ratio
2015:
2014:
Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah 2 kali keadaan perusahaan untuk
tahun 2014 berada dalam kondisi baik mengingat rasionya di atas rata-rata insutri.
Begitu juga pada tahun 2015 berada dalam kondisi baik mengingat rasionya diatas
rata-rata industri walaupun sedikit menurun dari tahun 2014.
2. Rasio cepat
2015:
Ratio cepat = Current assets – inventory
current lialibilities
= 1.778.384 – 712.599
279.244
= 3.81 kali
2014:
current lialibilities
= 1.529.992 – 534.245
211.119
= 4,71 kali
Jika rata-rata industri untuk quick ratio adalah 1,5 kali maka keadaan perusahaan
lebih baik dari perusahaan lain keadaan tersebut menunjukan bahwa perusahaan
tidak harus menjual persediaan bila tidak melunasi utang lancar, tetapi dapat
menjadi penagihan piutang.
3. kas ratio
2015:
Current lialibilities
= 314.655
279.244
2014:
Cash ratio = Cash or cash equivalent
Current lialibilities
= 174.425
211.119
Jika rata-rata untuk cash ratio 50% maka keadaan perusahaan pada tahun 2015
dan 2014 lebih baik daro perusahaan lain. Tetapi kalau ratio terlalu tinggi kurang
baik karena dana yang menganggur atau tidak atau belum digunakan optimal.
2015:
= 1.437.531
1.778.384 – 279.244
2014:
= 1.155.560
1.529.992 – 211.119
Jika rata-rata imdustri untuk perputaran kas adalah 10% keadaan perusahaan pada
tahun 2015 dan 2014 kurang baik karena masih jauh dibawah rata-rata imdustri.
5. Inventory to net working capital
2015:
= 712.599
1.728.834 – 279.344
2014:
= 534.245
1.529.992 – 211.119
Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capital adalah 12% keadaan
perusahaan tahun 2015 dan 2014 sangat baik karena berada diatas rata-rata
industri.
4. Ratio Aktivitas
2015:
rata-rata piutang
= 1.437.531
756.928
= 1,89 kali (dibulatkan 1,9 kali)
2014:
rata-rata piutang
= 1.155.560
756.928
2015:
perputaran piutang
= 365
1,9
2014:
perputaran piutang
= 365
1,5
360
penjualan perhari
2015:
360
= 1.437.531
360
= Rp 3,99
3,99
2014:
360
= 1.155.560
360
= Rp 3,20
3,20
Jika rata-rata imdustri 25 kali, artinya kondisi perusahaan untuk rata-rata jangka
waktu penagihan untuk tahun 2015 dan 2014 kurang baik karena konsumen
membayar tagihan tidka tepat waktu.
3. Perputaran persediaan
2015:
sediaan
= 1.437.531
712.599
Rasio ini menunjukan 1,2 kali atau 2 kali sediaan barang diganti dalam satu tahun.
Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalah 20 kali, berarti
inventory turn over kurang baik. Perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang
berlebihan.
2014:
sediaan
= 1.155.560
534.245
2015:
360
2 = 180 hari
Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20 adalah
18,2 atau sama dengan 19 hari, ini berarti terdapat perlamabatan perubahan
sediaan menjadi piutang 1 hari.
2014:
360
2015:
modal kerja
= 1.437.531
1.778.384
Perputaran modal kerja tahun 2015 sebnayak 1 kali, artinya setiap Rp 1,00 modal
ketja dapat menghasilkan Rp 1 penjualan
2014:
= 1.155.560
1.529.992
Perputaran modal kerja tahun 2014 sebanyak 1 kali, artinya setiap Rp 1,00 modal
kerja dapat menghasilkan Rp 1 penjualan.
2015:
= 1.437.531
363.216
Persediaan perputaran aktiva tetap tahun 2015 sebnayak 4 kali, artinya setiap Rp
1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 4 kali penjulaan
2014:
= 1.155.560
338.316
Perputaran aktiva tetap tahun 2014 sebnayak 3,4 kali, artinya setiap Rp 1,00
aktiva tetap dapat mengasilkan 3,4 kali penjualan
7. Total assets turn over
2015:
total aktiva
= 1.437.531
2.41.600
2014:
total aktiva
= 1.155.560
1.868.307
Artinya perputaran totalaktiva tahun 2014 sebanyak 0,6 kali artinya setiap Rp 1,00
aktiva tetap dapat mengahsilkan 0,6 kali penjualan.
Jadi, dapat disimpulkan kenaikan modal kerja terjadi pada pos-pos ekuitas dan
pada rasio likuiditas baik dan aktivitas terjadi penurunan pada perputaran piutang
yang jauh di bawah rata-rata industri sehingga menyebabkan penagihan piutang
menjadi terganggu dan tidak tepat waktu dalam pembayaran sehingga
menyebabkan terganggunya perputaran kas pada rasio likuiditas.