Anda di halaman 1dari 14

Nama : Riski Kurnia Sari

Npm : 15020 40099

Kelas : A/ESY

TUGAS MODAL KERJA

Analisis work sheet sumber dan penggunaan modal kerja PT.BISI


INTERNASIONAL:

1. Sumber-sumber modal kerja naik dari sisi naik/turun pada segi aktiva lancar
yaitu:

a. kas dan setara kas Rp 140.230

b. piutang usaha pihak ketiga-neto Rp 4.677

c. piutang usaha pihak berelasi Rp 3.217

d. persdediaan Rp 178.354

e. uang muka Rp 478

f. piutang usaha lain-lain-pihak ketiga Rp 77.041

g. biaya dibayar dimuka Rp 1.035

h. pajak pertambahan nilai dibayar dimuka Rp 488

2. Sumber-sumber modal kerja dari sisi naik/turun pada segi lialibilitas jangka
pendek yaitu:

a. utang usaha berelasi Rp 9.719

b. provisi jangka pendek Rp 5.533

c. utang usaha pihak ketiga Rp 41.126

d. utang usaha lain-lain-pihak ketiga Rp 4.950


e. utang pajak Rp 9.381

f. beban karual Rp 27.661

g. lialibilitas imbalan kerja jangka pendek Rp 259

Sehingga dapat dikatakan daris segi modal kerja naik/turun menyebabkan modla
kerja naik Rp 180.267

3. Sumber-sumber modal kerja naik dari sisi sumber yaitu:

a. piutang usaha berelasi non-usaha Rp 22

b. Tagihan pajak pengahsilan Rp 1.468

c. utang pajak berelasi non-usaha Rp 16

d. lialibilitas pajak tangguhan Rp 544

e. lialibilitas imbalan kerja jangka panjang Rp 2.542

f. saldo laba telah ditentukan penggunaanya Rp 10.000

g. saldo laba belum ditentukan penggunaanya Rp 192.025

h. kepentingan non pengendali Rp 41

4. Sumber-sumber modal kerja dari sisi penggunaan dana :

a. aset pajak tangguhan Rp 6.118

b. aset tetap-neto Rp 17.559

c. aset tidak lancar lainnya Rp 2.714

Dan dapat dimpulkan bahwa modal kerja naik dilihat dari seumber Rp 206.658
leboh besar daro penggunaan sebesar Rp 26.391. Sehingga modal kerja
mengalami kenaikan sebesar Rp 180.267

Sehingga perusahaan tidak perlu takut kekurangan modal kerja dalam aktivitas
perusahaanya.
Analisis laporan keuangan dari Modal kerja:

1. Kenaikan modal kerrja disebabkan oleh pos-pos aset tidak lancar, utang jangka
panjang, dan ekuitas. Tetapi yang memiliki kontribusi kenaikan sumber modal
kerja paling tinggi adalah pos-pos ekuitas

Persentase:

Aset tidak lancar = 1.490 X 100% = 0,72%


206.658
Likuiditas jangka panjang = 3.102 X 100% = 1,50%
206.658
Ekuitas = 202.066 X 100% = 97,77%
206.658
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan modla kerja disebabkan oleh pos-pos
ekuitas yang memeliki kontribusi kenaikan sumber modal kerja paling tinggi
sebesar 97,77%

2. Dalam kenaikan modal kerja ekuitas digunakan untuk penambahan modal kerja
saham yaitu dengan menanam saham sehingga modal kerja perusahaan
bertambah

Selain itu digunakan untuk pembelianaktiva tetap seperti peralatan dan


bangunan dan telah membayar lunas kepemilikan saham

Dan digunakan untuk penambahan laba yang mempengaruhi ekuitas


3. Ratio likuiditas

1. Current Ratio

2015:

Current Ratio = Aktiva lancar


Utang lancar
= 1.778.384
279.244
= 6,36 kali (dibulatkan menjadi 6,4)
Artinya, jumlah aktiva labar sebanyak 6,4 kali utang lancar atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin 6, 4 rupiah utang lancar atau 6,4 : 1 antara aktiva lancar
dengan utang lancar

2014:

Current Ratio = Aktiva lancar


Utang lancar
= 1.529.992
211.119
= 7,24 kali (dibulatkan menjadi 7,2 kali)
Artinya jumlah aktiva lancar sebnayak 7,2 kali utang lancar atau setiap i rupiah
utang lancar dijamin oleh 7,2 harta lancar atau 7,2 : 1 antara aktiva lancar dengan
utang lancar

Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah 2 kali keadaan perusahaan untuk
tahun 2014 berada dalam kondisi baik mengingat rasionya di atas rata-rata insutri.
Begitu juga pada tahun 2015 berada dalam kondisi baik mengingat rasionya diatas
rata-rata industri walaupun sedikit menurun dari tahun 2014.

2. Rasio cepat

2015:
Ratio cepat = Current assets – inventory

current lialibilities

= 1.778.384 – 712.599

279.244

= 3.81 kali

2014:

Ratio cepat = Current assets – inventory

current lialibilities

= 1.529.992 – 534.245

211.119

= 4,71 kali

Jika rata-rata industri untuk quick ratio adalah 1,5 kali maka keadaan perusahaan
lebih baik dari perusahaan lain keadaan tersebut menunjukan bahwa perusahaan
tidak harus menjual persediaan bila tidak melunasi utang lancar, tetapi dapat
menjadi penagihan piutang.

3. kas ratio

2015:

Cash ratio = Cash or cash equivalent

Current lialibilities

= 314.655

279.244

= 1,12 atau 112,68 %

2014:
Cash ratio = Cash or cash equivalent

Current lialibilities

= 174.425

211.119

= 0,82 atau 82,61 %

Jika rata-rata untuk cash ratio 50% maka keadaan perusahaan pada tahun 2015
dan 2014 lebih baik daro perusahaan lain. Tetapi kalau ratio terlalu tinggi kurang
baik karena dana yang menganggur atau tidak atau belum digunakan optimal.

4. Rasio perputaran kas

2015:

Rasio perputaran kas = penjualan bersih

modal kerja bersih

= 1.437.531

1.778.384 – 279.244

= 0,95 kali (menjadi 1 kali)

2014:

Rasio perputaran kas = penjualan bersih

modal kerja bersih

= 1.155.560

1.529.992 – 211.119

= 0,87 kali (menjadi 0,9 kali)

Jika rata-rata imdustri untuk perputaran kas adalah 10% keadaan perusahaan pada
tahun 2015 dan 2014 kurang baik karena masih jauh dibawah rata-rata imdustri.
5. Inventory to net working capital

2015:

Inventory to NWC = Inventory

current assets – current lialibilities

= 712.599

1.728.834 – 279.344

= 0,475 dibulatkan (48%)

2014:

Inventory to NWC = Inventory

current assets – current lialibilities

= 534.245

1.529.992 – 211.119

= 0,405 dibulatkan (41%)

Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capital adalah 12% keadaan
perusahaan tahun 2015 dan 2014 sangat baik karena berada diatas rata-rata
industri.

4. Ratio Aktivitas

1. Receivable turn over

2015:

Receivable turn over = Penjualan kredit

rata-rata piutang

= 1.437.531

756.928
= 1,89 kali (dibulatkan 1,9 kali)

2014:

Receivable turn over = Penjualan kredit

rata-rata piutang

= 1.155.560

756.928

= 1,52 kali (dibulatkan 1,5 kali)

2. Rata-rata penagihan piutang

2015:

Days of receivable = Jumlah hari

perputaran piutang

= 365

1,9

= 192,10 hari atau dibulatkan 192 hari

2014:

Days of receivable = Jumlah hari

perputaran piutang

= 365

1,5

= 243,3 hari atau dibulatkan 243 hari

Rata-rata industri penagihan = 365 / 15 = 24,33 atau 25 hari piutang adalah 25


hari.
Sebelum menyimpulkan lebih lanjut, perlu terlebih dulu dilihat syarat-syarat
kredit yang diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60. Jika syarat yang
pertama yang pertama yang berlaku tahun 2015 dan 2014 kelebihan atau melebihi
tanggal jatuh tempo. Namun, apabila syarat kedua yang berlaku, maka hari rata-
rata penagihan piutang belum juga dikatakan baik karena melebihi hari yang
ditentukan.

Penjualan per hari = Penjualan

360

Rata-rata jangka waktu penagihan = Piutang

penjualan perhari

2015:

Penjualan per hari = Penjualan

360

= 1.437.531

360

= Rp 3,99

Rata-rata jangka penagihan = 422.354

3,99

= 105,85 hari (106 hari)

2014:

Penjualan per hari = Penjualan

360

= 1.155.560

360
= Rp 3,20

Rata-rata jangka penagihan = 791.501

3,20

= 247,34 hari (248 hari)

Jika rata-rata imdustri 25 kali, artinya kondisi perusahaan untuk rata-rata jangka
waktu penagihan untuk tahun 2015 dan 2014 kurang baik karena konsumen
membayar tagihan tidka tepat waktu.

3. Perputaran persediaan

2015:

Inventory turn over = Penjualan

sediaan

= 1.437.531

712.599

= 2,01 kali atau 2 kali

Rasio ini menunjukan 1,2 kali atau 2 kali sediaan barang diganti dalam satu tahun.
Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalah 20 kali, berarti
inventory turn over kurang baik. Perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang
berlebihan.

2014:

Inventory turn over = Penjualan

sediaan

= 1.155.560

534.245

= 2, 16 kali atau 2,2 kali


Rasio ini menunjukan 2,2 atau 1,1 kali sediaan diganti dalam satu tahun. Apabila
rata-rata industri 20 kali, berarti inventory turn over tidak baik. Perusahaan
menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan.

4. Rata-rata sediaan tersimpan

2015:

360

2 = 180 hari

Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20 adalah
18,2 atau sama dengan 19 hari, ini berarti terdapat perlamabatan perubahan
sediaan menjadi piutang 1 hari.

2014:

360

2,2 = 164 hari

5. Perputaran modal kerja

2015:

Perputaran modal kerja = Penjualan bersih

modal kerja

= 1.437.531

1.778.384

= 0,80 kali (dibulatkan 1 kali)

Perputaran modal kerja tahun 2015 sebnayak 1 kali, artinya setiap Rp 1,00 modal
ketja dapat menghasilkan Rp 1 penjualan

2014:

Perputaran modal kerja = Penjualan bersih


modal kerja

= 1.155.560

1.529.992

= 0,75 (dibulatkan 1 kali )

Perputaran modal kerja tahun 2014 sebanyak 1 kali, artinya setiap Rp 1,00 modal
kerja dapat menghasilkan Rp 1 penjualan.

6. Fixed asset turn over

2015:

Fixed asset turn over = Penjualan

total aktiva tetap

= 1.437.531

363.216

= 3,95 kali (4 kali)

Persediaan perputaran aktiva tetap tahun 2015 sebnayak 4 kali, artinya setiap Rp
1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 4 kali penjulaan

2014:

Fixed asset turn over = Penjualan

total aktiva tetap

= 1.155.560

338.316

= 3,41 kali (3,4 kali)

Perputaran aktiva tetap tahun 2014 sebnayak 3,4 kali, artinya setiap Rp 1,00
aktiva tetap dapat mengasilkan 3,4 kali penjualan
7. Total assets turn over

2015:

Total assets turn over = Penjualan

total aktiva

= 1.437.531

2.41.600

= 0,671 kali dibulatkan 0,7 kali

2014:

Total assets turn over = Penjualan

total aktiva

= 1.155.560

1.868.307

= 0,618 kali dibulatkan 0,6 kali

Artinya perputaran totalaktiva tahun 2014 sebanyak 0,6 kali artinya setiap Rp 1,00
aktiva tetap dapat mengahsilkan 0,6 kali penjualan.

Jadi, dapat disimpulkan kenaikan modal kerja terjadi pada pos-pos ekuitas dan
pada rasio likuiditas baik dan aktivitas terjadi penurunan pada perputaran piutang
yang jauh di bawah rata-rata industri sehingga menyebabkan penagihan piutang
menjadi terganggu dan tidak tepat waktu dalam pembayaran sehingga
menyebabkan terganggunya perputaran kas pada rasio likuiditas.

Selanjutnya pada perputaran persediaan yang terdapat di rasio aktivitas terjadi


penurunan walaupun dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan tetapi
dalam perputaran piutang masih diabawah rata rata industri sehingga perusahaan
masih menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan dan itu mengakibatkan
rata-rata sediaan yang tersimpan menjadi cukup lama dan dan kecepatan
perubahan sediaa menjadi piutang semakin lamabat.

Anda mungkin juga menyukai