Anda di halaman 1dari 12

1.

Perputaran piutang (Receivable Turn Over)

Peputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanamkan dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya
kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya hasil semakin rendah ada ove investment
dalam piutang.

Cara mencari rasio ini adalah dengan menbandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata
piutang.

Rumusan untuk mencari Receivable turn over adalah sebagai berikut

Penjualan Kredir
Receivable Turn Over =
Rata-rata Penjualan

Penjualan Kredir
Receivable Turn Over =
Rata-rata Penjualan

Bab Vii : Rasio Aktivitas

Sebagai catatan apa bila data mengenai penjualan kredit tidak ditemukan, dapat digunakan angka
penjualan total

Contoh :

Komponen Laporan Keuwangan 2005 2006


Penjualan 5.950 5.550
Piutang 550 360
Awal tahun
Akhir tahun

Untuk taun 2005

5.950
Receivable Turn Over = = 11,8 Kali , dibulatkan (12 kali )
550
Untuk tahun 2006

5.550
Receivable Turn Over = = 11,8 Kali , dibulatkan (12 kali )
360

Arinya untuk perputaran piutang untuk tahun 2005 adalah 12 kali dibandingkan penjualan dan
perpuaran piutang untuk tahun 2006 adalah 15.5 kali dibandingkan penjualan.

Jika rata-rata industri untuk perputaran piutang adalah 15 kali, maka untuk tahun 2005 dapat
dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manajemen dapat di anggap tidak berhasil, namun
untuk tahun 2006 dianggap berhasil karena melebihi angka rata-rata industri.

Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari rata-rata penagihan piutang
(days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga sering disebut days sales uncollected.

Analisis laporan keuwangan

Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of recceivable) dapat digunakan rumus
sebagai berikut

Puitang rata-rata x 360


days of recceivable =
penjualan kredit

atau
Jumlah hari dalam 1 tahun
days of recceivable =
perputaran piutang

untuk tahun 2005

365
days of recceivable = = 30.41 hari atau dibulatkan 31 hari
12

untuk tahun 2006

365
days of recceivable = = 23.54 hari atau dibulatkan 24 hari
15.5
365
Rata-rata industri penaguhan piuang adalah = = 24.33hari atau dibulatkan 25 hari
12

Sebelum menyimpulkan lebih lanjut perlu terlebih dahulu dilihat syarat-syaratnya kredit
yang diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60. Jika syarat yang pertama yang berlaku tahun
2005 kelebihan atau lebih tanggal jatuh tempo satu hari namun apabila syarat yang kedua yang
berlaku hari rata-rata penagihan piutang dapat di katakan cukup baik.

J Fred Weston menyebutkan rata-rata jangka waktu penagihan adalah ukuran perputaran
piutang yang di hitung dalam dua tahapan berikut

1. Penjualan per hari

penjualan
Penjualan per hari =
360

2. Hari lamanya penjulan terikat dalam benuk piutang

piutang
rata-rata jangka waktu penagihan =
penjualan per hari

Untuk tahun 2005

Rp5.950
Penjualan per hari = = Rp16.5
360

Rp550
rata-rata jangka waktu penagihan = = 33.3 hari (34 hari)
Rp 16.5
Untuk tahun 2006

Rp5.550
Penjualan per hari = = Rp15.4
360

Rp360
rata-rata jangka waktu penagihan = = 23.4 hari (24 hari)
Rp 15.4

Jika rata-rata industri 25 kali artinya kondisi perusahaan untuk rata-rata jangka waktu
penagihan untuk tahun 2005 dan 2006 kurang baik karena konsumen tidak membayar tepat waktu.

Analisis Laporan Keuwangan

2. Perputaran Sediaan (Invertory Turn Over)

Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk megukur berapa kali dana yang
ditanam dalam sediaan inventory ini berpuar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan
nama rasio perputaran sediaan (inverntory turn over). Dapat diartikan pula bahwa
perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan
diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini semakin jelek pula, demikian juga
sebaliknya.

Cara menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara yaitu : pertama.
Membandingkan antara harga pokok barang yang di jual dengan nilai sediaan, dan kedua.
Membandingakan antara penjualan nilai sediaan. Apa bila rasio yang diperoleh tinggi, ini
menunjukkan perusahaan bekerja secara tidak efesien atau tidak produktif dan banyak
barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat
pengembalian yang rendah.

Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat di gunakan dengan dua cara sebagai
berikut.

Menurut James C Va Horne :

Harga poko barang yang di jual


inventory turn over =
sediaan
Menurut J Fred Weston

penjualan
inventory turn over =
sediaan

Bab VII: Rasio Aktivitas

Contoh

Komponen laporan keuwangan 2005 2006


Penjualan (sales) 5.950 5.550
Sediaan (inventory) 205 310

Untuk tahun 2005

Rp5.950
inventory turn over = = 23.8 kali atau 24 kali
Rp 250

Rasio ini menunjukkan 24 kali sediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Apa bila rata-rata
industri untuk inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan dalam jumlah yang
berlebihan (tidak produktif).

Kemudian untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang, dapat dicari
dengan cara membagi jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran sediaanyaitu :

360
= 15 hari
24

Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20 adalah 18.2 atau sama
dengan 19 hari ini berarti terdapat kecepatan perubahan sediaan menjadi piutang 1 hari.
Untuk tahun 2006

Rp5.550
inventory turn over = = 17.9 kali atau 18 kali
Rp 310

Rasio ini menunjukkan 18 kali sediaan barang dagangan di ganti dalam satu tahun. Apa bila rata-rata
industri untuk invertory adalah 20 kali , berarti inventory turn over kurang baik. Perusahaan
menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan (tidak produktif).

Kemudian untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan menyimpan dalam gudang, dapat dicari
dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun di bagi perputaran sediaan, yaitu :

360
= 20 hari
18

Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20 adalah 18,2 hari atau sama
dengan 19 hari, ini berarti terdapat keterlambatan satu hari perubahan sediaan menjadi piutang.

3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau nilai keefiktifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk
mengukur resio ini, kita membandingkan ini antara penjualan dengan modal kerja atau dengan
modal kerja rata-rata.

Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan
sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mengkin disebabkan karena rendahnya perputaran
persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika
perputaran modal kerja tinggi, mungkin di sebabkan tinginya perputaran persediaan atau
perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu kecil.

Rumusan yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut

Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
Modal kerja rata-rata
Atau

Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
Modal kerja

Contoh :

Komponen laporan keuwangan 2005 2006


Penjualan bersih (net sales) 5.950 5.550
Toko aktiva lancar (current assets) 1.640 1.340
Modal kerja rata-rata 1.500 1.300

Untuk tahun 2005:

5.950
Perputaran modal kerja = = 3.62 kali di bulatkan (3,7 kali)
1.640

Perputaran modal kerja tahun 2005 sebanyak 3,7 kali artinya seiap Rp 1,00 modal kerja dapat
dihasilkan Rp3,7, penjualan.

Untuk tahun 2006

5.550
Perputaran modal kerja = = 4.14 kali di bulatkan (4,2 kali)
1.340

Perputaran modal kerja tahun 2006 sebanyak 4,2 kali artinya setiap Rp1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp4,2, di penjualan.

Terlihat ada kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke tahun 2006 hal ini
menunjukkan ada kemajuan yang diperoleh manajemen. Namun jika rata-rata industri untuk
perputaran modal kerja adalah 6 kali, keadaan perusahaan untuk tahun 2005 dan tahun 2006,
dinilai kurang baik karena masih dibawah dari rata-rata industri.

4. Fixed Assets Turn Over

Fixed Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktivitas tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk
mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau
belum. Untuk mencari rasio ini, caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan
aktiva tetap dalam satu periode.

Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over dapat digunakan sebagai berikut.
Penjualan (sales)
Fixed Assets Turn Over =
Total Aktiva Teap (total Fixed Assets)

Contoh :

Komponen laporan keuwangan 2005 2006


Penjualan ( sales) 5.950 5.550
Toko aktiva tetap (total fixel assets) 2.400 2.550

Untuk tahun 2005

5.950
Fixed Assed Turn Over = = 2.479 kali (2,5 kali)
2.400

Perputaran aktiva tahun 2005 sebanyak 2,5 kali, artinya. Setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp2,5 penjualan.

Untuk tahun 2006


5.550
Fixed Assed Turn Over = = 2.176 kali (2,2 kali)
2.550

Perputaran aktiva tatap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya setiap Rp1,000 aktiva tetap
dapat menghasilkan Rp 2,2 penjualan.

Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005
ke tahun 2006 lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turn
over, yaitu 5 kali berarti perusahaan belum mempu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang
dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

5. Total Assets Turn Over

Total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk megukur semua aktiva
yangdimiliki perusahaan dan mengukur jumlah penjualan yangdiperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus untuk mencari Total assets turn over adalah sebagai berikut:

Penjualan (sales)
Total aset turn over =
Total Aktiva (total Assets)
Contoh:

Komponen laporan keuwangan 2005 2006


Penjualan ( sales) 5.950 5.550
Toko aktiva (total assets) 4.200 4.000

Untuk tahun 2005

5.950
Total aset turn over = = 1,416 kali dibulatlakan 1,42 kali
4.200

Perputaran tetap aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp1,42 penjualan.

Untuk tahun 2006

5.550
Total aset turn over = = 1,387 kali dibulatlakan 1,4 kali
4.000

Perputaran toal aktiva tahun 2006 sebanyak 1,4 kali artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp1,4 penjualan.

Kondisi ini perusahaan sangat tidak menggembirakan karena jadi penurunan rasio dari tahun
2005 ke tahun 2006 kemudian , jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets
turn over, yaitu 2 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki.
Perusahaan diharapkan meningkatkan lagi penjualan atau mengurangi sebagian aktiva yang
kekurangan produktif

D. Hasil Pengukuran

Dari mengukuran rasio di aas, dapat kita lihat kondisi dan posisi perusahaan seperti yang terlihat
dalam tabel berikut ini

No Jenis Rasio 2005 2006 Standar Industri


1 Recevable Turn Over 12 kali 15,5 kali 15 kali
2 Days of Receivabe 34 kali 25 kali 60 hari
3 Inventory Turn Over 24 kali 18 kali 20 kali
4 Days of inventory 15 hari 20 hari 19 hari
5 Working Capital Turn Over 3,7 kali 4,2 kali 6 kali
6 Fixea Asset Turn Over 2,5 kali 2,2 kali 5 kali
7 Total Asset Turn Over 1,42 kali 1,38 kali 2 kali

Receivable turn over atau perputaran piutang tahun 2005 ke tahun 2006 meningkat, yaitu dari
12 kali menjadi 15,5 kali. Ini berarti semakin baik karena modal kerja secara cepat atau tepat
waktu. Namun , sebagai pembanding perlu terlebih dahulu dilihat syarat-syarat kredit yang
diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60. Jika syarat yang pertama yang berlaku , pada
tahun 2005 kelebihan atau melebihi tanggal jatuh tempoh 1 hari, namun apabila syarat yang
kedua yang berlaku, hari rata-rata penagihan piutang dapat dikatakan cukup baik.

Rasio inventory tunr over terlihat terjadi penurunan 24 kali pada tahun 2005 dan turun 18 kali di
tahun 2006, yaitu dari 3,7 kali menjadi 4,2 kali. Jika rata-rata industri working capital turn over
adalah 6 kali rasio perusahaan ini untuk tahun 2005 adalah 3,7 kali dan tahun 2006 adalah 4,2
kali kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri.

Untuk rasio fixed assets turn over terjadi sedikit kenaikan dari tahun 2005 sebesar 2,5 kali turun
di tahun 2006, manjadi 2,2 kedua rasio ini kurang baik karena masih dibawah rata-rata industri
artinya penggunaan aktiva oleh perusahaan kurang efisien dibandingkan dengan perusahaan
lain.

Sementara itu, untuk rasio total assets turn over juga terjadi menurun dimana semula tahun
2005 sebesar 1,42 kali , turun pada tahun 2006 menjadi hanya sebesar 1,4 kali. Sementara itu,
rata-rata industri total essets turn over adalah 2 kali. Maka menggunakan aktivanya kurang
efesien dibandingkan dengan perusahaan lain.

F. Soal untuk Duskusi

I. Soal teori

1. jelaskan secara lengkap pengertian rasio aktivitas yang anda ketahui dan alasan penting
rasio bagi perusahaan

2. kita mengetahui bahwa rasio aktivitas memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Jelaskan
manfaat serta tujuan rasio

3. uraikan secara lengkap jenis jenis rasio aktivitas yang anda ketahui berikut ini serta
rumus yang digunakan
4. jelaskan pengertian rasio perputaran piutang serta data-data yang dibutuhkan untuk
mencari rasio ini.
5. Jelaskan pula pengertian rasio perputaran sediaan serta apa saja yang dibutuhkan untuk
mencari rasio ini.
6. Uraikan secara singkat pengertian rasio perputaran modal kerja serta data-data yang
dibutuhkan untuk mencari rasio ini.
7. Jelaskan pengertian rasio perputaran aktiva serta data-data yang dibutuhkan untuk
mencari rasio ini
8. Uraikan rumus untuk mencari perputaran piutang bila perlu serta dengan contoh yang
konkret
9. uraikan rumus untuk mencari perputaran sediaan bila perlu serta dengan contoh yang
konkret
10. Uraikan rumus untuk mencari perputaran AKTIVA bila perlu serta dengan contoh yang
konkret
II. SOAL kasus

Dari kedua laporan keuwangan di bawah ini anda diminta untuk mencari rasio-rasio :

 Perputaran piutang
 Hari rata-rata penagihan piutang
 Perputaran sediaan
 Hari rata-rata penagihan sediaan
 Perputaran modal kerja
 Perputaran aktiva tetap
 Perputaran aktiva

Kemudian, tentukan kondisi dan posisi perusahaan jika anda sendiri yang menen tukan standar
industri.

Neraca PT Sungailiat Tbk

Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

Pos-pos neraca 2005 2006


Aktiva lancar
Kas 2.000 3.150
Rekening tabungan 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.750 2.000
Piutang 1.600 2.300
Sediaan 4.00 3.000
Total aktiva lancar 11.600 13.300
Aktiva tetap
Tanah 7.500 7.500
Mesin 9.500 9.500
Kendaraan 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.300) (1.400)
Total aktiva tetap 19.200 19.600
Total aktiva lainnya 1.400 1.100
Total aktiva 33.100 35.000
Utang jangka pendek
Utang bank 5.200 4.000
Utang dagang 1.800 2.000
Utang weset 500 1.000
Total utang jangka pendek 7.500 7.000
Utang jangka panjang
Utang obigasi 6.600 8.400
Hipotek 3.500 5.000
Total utang jangka panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 10.000
Cadangan laba 5.500 4.600
Total ekuitas 15.500 14.600
Total passiva 33.100 35.000
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi PT Sungailiat Tbk

PT Sungailiat Tbk

Perhitungan Laba Rugi

Per 31 Desember 2006 dan 2005 (dalam ribuan)

Komponen I/R 2005 2006


Total penjualan 40.650 42.950
Harga pokok penjualan 31.150 32.000
Laba kotor 9.500 10.580
Biaya operasi
Biaya umum dan administrasi 600 600
Biaya penjualan 1.000 1.100
Biaya lainnya 200 150
Total biaya operasi 1.800 1.850
Laba kotor operasi 7.700 9.000
Penyusutan 1.300 1.400
Pendapatan bersih operasi 6.400 7.600
Pendapatan lainnya 1.500 1.700
EBIT 7.900 9.300
Biaya bunga
Bunga bank 940 1.060
Bunga obiligasi 660 840
Total biaya bunga 1.600 1.900
EBT 6.300 7.400
Pajak 20% 1260 1.440
EAIT 5.040 5.960

Anda mungkin juga menyukai