Anda di halaman 1dari 76

MODAL KERJA

Pelatihan Dasar Penilai 1


Penilai Usaha

Ivan Teguh Khristian


E-mail : ivan.teguh.khristian@gmail.com
087838285864
1
Tujuan

• Menjelaskan perbedaan definisi “Modal Kerja” dari sudut pandang Akuntan


dan Analis.
• Memahami dua masalah fundamental dalam pengelolaan Modal Kerja.
• Membahas penentuan Aset Lancar yang Optimal.
• Menjelaskan hubungan antara profitabilitas, likuiditas dan risiko dalam
pengelolaan Modal Kerja.
• Menjelaskan cara mengklasifikasikan Modal Kerja berdasarkan komponen
dan berdasarkan waktu (permanen atau sementara).
• Menjelaskan pendekatan hedging (maturity matching) untuk pendanaan
dan keuntungan/ kerugian dari pendanaan jangka pendek vs jangka
panjang.

2
Pendahuluan

Komposisi aktiva lancar dan utang lancar pada neraca merupakan cerminan
dari kebijakan modal kerja (working capital) suatu perusahaan. Sebagian
besar kegiatan harian manajer keuangan berhubungan dengan pengelolaan
modal kerja. Suatu pekerjaan yang tampaknya sederhana, tetapi apabila
tidak di kelola dengan sungguh-sungguh, berpeluang memperburuk tingkat
likuiditas, yang pada akhirnya memungkinkan perusahaan mengalami
kebangkrutan.

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk dapat


menjalankan operasional sehari hari, misalnya:
• Uang muka pembelian bahan baku / mentah.
• Membayar upah Karyawan, gaji karyawan

Dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk
kedalam perusahaan dalam waktu yang pendek (tidak melebihi satu kali
siklus akuntansi) melalui hasil penjualan produksinya.

3
Content
 PENGERTIAN MODAL KERJA

 RASIO-RASIO MODAL KERJA

 RISIKO VS PROFITABILITAS

 STRATEGI PENDANAAN MODAL KERJA

 CASH CONVERSION CYCLE

 HUTANG USAHA

4
Pengertian Modal Kerja

Pelatihan Dasar Penilai 1


Penilai Usaha

5
Pengertian Modal Kerja

Definisi

• Modal kerja dibedakan menjadi dua macam, yakni modal


kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih
(net working capital).
• Modal kerja kotor = aset lancar
• Modal kerja bersih = aset lancar – liabilitas lancar
• Modal Kerja Operasi Bersih = aset lancar – liabilitas lancar yg
tidak dikenakan bunga

6
Pengertian Modal Kerja

Contoh
Tahun 2010 Tahun 2011

Aset Lancar Rp 750,00 Rp 700,00


Utang lancar Rp.800,00 Rp 400,00

Modal kerja kotor Rp 750,00 Rp 700,00


Modal kerja bersih (Rp 50,00) Rp 300,00

Rasio lancar 93.75% 175%

• Berdasarkan modal kerja kotor, kondisi modal kerja untuk tahun


2010 lebih baik karena nilai aset lancarnya lebih besar daripada
tahun 2011.
• Jika diukur dengan modal kerja bersih, modal kerja tahun 2011
lebih baik karena tahun 2011 nilainya positif Rp 300,00,
sedangkan pada tahun 2010 bernilai negative Rp 50,00.
7
Pengertian Modal Kerja

Oleh karenanya, sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mengelola


modal kerjanya dengan baik.

8
Pengertian Modal Kerja

Working Capital Management


“Working capital management is the management of the short-term investment and
financing of a company.”

Goals :
1. Arus kas operasional perusahaan yang memadai
2. Penggunaan sumber daya yang dimiliki secara optimal.

9
Pengertian Modal Kerja

• Dalam perusahan manufaktur tertentu, aset lancar


jumlahnya lebih dari setengah total aset.
• Aset Lancar yang berlebih dapat menyebabkan Return
on Investment (ROI) menjadi rendah .
• Liabilitas Lancar merupakan sumber pendanaan
eksternal utama untuk perusahaan-perusahaan kecil.
• Pengelolaan MK memerlukan pengawasan terus
menerus dari hari ke hari.
• Pengelolaan MK mempengaruhi risiko, tingkat
kembalian dan nilai Perusahaan.
10
Pengertian Modal Kerja

Manfaat Modal Kerja & Hubungan dengan Profitabilitas


• Manfaat utama modal kerja adalah : menjaga tingkat likuiditas suatu perusahaan.
Dengan modal kerja yang memadai, suatu perusahaan akan mampu membayar seluruh
kewajiban jangka pendeknya, memiliki cadangan yang cukup untuk menghindari
kekurangan persediaan,dan memberikan piutang kepada pelanggan sehingga hubungan
dengan pelanggan dapat terus dipertahankan.

• Kita dapat menggunakan kembali informasi dari tabel diatas untuk menjelaskan
keterkaitan antara modal kerja dan likuiditas. Rasio lancar (salah satu ukuran rasio
likuiditas) untuk tahun 2010 hanya 93,75% (kurang dari 100%) sehingga likuiditasnya
tergolong tidak likuid (tidak mampu membayar sebagian utang lancarnya). Sementara itu,
rasio lancar pada tahun 2011 adalah 175% yang menunjukan kodisi likuiditas perusahaan A
tergolong baik.

• Ilustrasi sederhana di atas mengungkapkan adanya hubungan yang erat antara kondisi
modal kerja dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan. Kondisi perusahaan yang tidak
likuid akan ditunjukkan oleh modal kerja bersih yang negative dan rasio lancar kurang dari
100%, sedangkan kondisi perusahaan yang likuid akan ditunjukan oleh modal kerja bersih
yang positif, dan rasio lancar lebih dari 100%.

11
Rasio-rasio Modal Kerja

Pelatihan Dasar Penilai 1


Penilai Usaha

12
Rasio-rasio Modal Kerja

Rasio
• Rasio adalah suatu bentuk perbandingan
• Rasio merupakan awal dari suatu analisis bukan
akhir analisis.
• Rasio tidak terbebas dari keterbatasan, beberapa
catatan yang perlu diketahui adalah:
– Hubungan Matematik vs Hubungan Ekonomi
– Rasio menghilangkan ukuran
– Keberadaan angka negatif
– Benchmark untuk perbandingan
– Analisis mempunyai pregerensi.
13
Rasio-rasio Modal Kerja

Rasio..
• Rasio merupakan hubungan matematis, dimana makna
ekonomis bisa tidak muncul apabila rasio tidak mencerminkan
hubungan ekonomis.
• Rasio menghilangkan ukuran, oleh karenanya perlu dilakukan
pengelompokan kelas berdasarkan ukuran.
• Benchmark?- berapa angka rasio yang standar? Dsb....
• Analis mempunya preferensi masing-masing
• Keberadaan angka negatif
Keterangan A B C D
Laba Bersih 10 -10 10 -10
Modal Sendiri 100 100 -100 -100
Laba Bersih Thd Modal Sendiri
(ROE) 10% -10% -10% 10%
14
Rasio-rasio Modal Kerja

Rasio dalam kaitan modal kerja


• 1. Inventory Conversion Period (Periode Konversi Persediaan)
ICP = Persediaan
HPP/365
Turnover Persediaan= HPP/Persediaan
ICP dapat juga dicari dengan = 365/Turnover Persediaan
*asumsi, persediaan disini adalah rata-rata persediaan
• 2. Average Receivable Collection Period – ACP (Periode Penerimaan Rata2) atau DSO –
Days Sales Outstanding
ACP = Piutang.
Penjualan/365
Turnover piutang: Penjualan/Piutang
ACP dapat juga dicari dengan = 365/Turnover Piutang
*asumsi, sale disini diasumsikan penjulan secara kredit.
• 3. Payable Deferral Period - PDP (Periode Penangguhan Utang)
PDP = Utang = Utang
Pembelian/365 HPP/365
Turnover utang: HPP/Utang
PDP dapat juga dicari dengan = 365/Turnover Utang. 15
Rasio-rasio Modal Kerja

Contoh Soal
• Contoh Soal :
Penjualan $.1.216.666
Harga Pokok Penjualan $.1.013.889
Persediaan $ 250.000
Piutang Usaha $ 300.000
Utang Usaha $ 150.000

16
Rasio-rasio Modal Kerja

Jawaban Soal
• 1. ICP = Persediaan = $250.000 = 90 hari
HPP/365 $1.013.889/365

• 2. ACP = Piutang = $300.000 = 90 hari


Penjualan/365 $1.216.666/365

• 3. PDP = Utang = Utang = $150.000


Pembelian/365 HPP/365 $1.013.889/365
= 54 hari

17
Rasio-rasio Modal Kerja

Penentuan Kebutuhan Modal Kerja


• Besarnya kebutuhan modal kerja tergantung kepada 2 (dua)
faktor:
- Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja.
- Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya.

• Keterangan :
- Makin lama periode perputarannya, jumlah modal kerja yang dibutuhkan
makin besar.
- Makin besar pengeluaran kas rata-rata setiap hari makin besar kebutuhan
modal kerja.

18
Rasio-rasio Modal Kerja

Siklus Operasi Perusahaan

Receive
Sell
Purchase Product
Cash
Pay for
resources On credit
Resources
purchases

Inventory Receivable
conversion Conversion
period period

Cash conversion
Payable
cycle
Deferral
period

Operating
cycle

19
Rasio-rasio Modal Kerja

20
Rasio-rasio Modal Kerja

Source : cfa institute


21
Rasio-rasio Modal Kerja

• Dalam pengertian Akuntansi, modal kerja adalah perbedaan antara aset


lancar (persediaan, kas dan AR dengan hutang yang jatuh tempo dalam
satu tahun) ( hutang dagang, hutang jangka pendek dan hutang yang akan
jatuh tempo setahun mendatang)
• Definisi yang lebih jelas dari “Modal Kerja” dari sudut pandang “Arus Kas”
adalah perbedaan antara “Aset Lancar Non-Kas” dengan “Liabilitas Lancar
yang bukan hutang (hutang usaha).
• Setiap investasi dalam modal kerja akan membutuhkan kas. Oleh karena
itu, setiap kenaikan (penurunan) Modal Kerja akan mengurangi
(menambah) arus kas di periode tersebut.
• Saat membuat forecast untuk pertumbuhan masa mendatang, penting
untuk melakukan forecast efek dari pertumbuhan tersebut terhadap
kebutuhan Modal Kerja dan mencerminkan efek ini dalam “Arus Kas”.

22
Rasio-rasio Modal Kerja

Berapa Besar Modal Kerja yang Dibutuhkan


Perusahaan?
• Tergantung kepada:
– Volume Penjualan
– Besarnya Hutang Usaha yang dapat diperoleh
– Apakah Kegiatan usaha dalam posisi bertumbuh
– Lama waktu siklus operasi (dari pembayaran bahan
mentah sampai menerima pembayaran dari pelanggan)
– Tingkat Inflasi

23
Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Faktor Penjelasan
Kebutuhan untuk Beberapa usaha perlu untuk menyimpan persediaan dalam jumlah signifikan untuk meme
menyimpan nuhi kebutuhan pelanggan, misalnya retailer dan distributor.
persediaan

Waktu yang Produk yang dapat dibuat dan dijual dalam waktu singkat mmerlukan persediaan dalam
dibutuhkan untuk jumlah yang lebih sedikit dibandingkan yang memerlukan waktu produksi panjang.
Produksi

Lean production Usaha yang berhasil menerapkan teknik produksi yang “Lean” dapat mengurangi jumlah
persediaan yang harus disimpan.

Jangka Waktu Kredit Dalam kegiatan usaha tertentu preiode kredit yang diberikan kepada nasabah cukup
Pelanggan panjang sehingga kebutuhan modal kerja menjadi tinggi.

Efektivitas Bagian Kredit yang dikelola dengan buruk akan mengijinkan pelanggan memperoleh kredit
Pengendalian Kredit dalam jumlah besar dan menunda pembnayaran cukup lama, ini akan memicu kebutuhan
modal kerja menjadi tinggi.
Jangka Waktu Kredit Semakin panjang jangka waktu pelunasan kredit yang diberikan pemasok, semakin baik
Pemasok dampaknya terhadap arus kas dan modal kerja.
24
Rasio-rasio Modal Kerja

Dimensi Pengelolaan Modal Kerja

Dimension I
Profitability,
Risk, & Liquidity

25
Rasio-rasio Modal Kerja

Contoh Soal Kebutuhan Modal kerja


• P.T. “PP” pada tahun 2012 merencanakan memproduksi dan menjual suatu produk
sebanyak 120.000 unit sebulan. Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga
puluh) hari. Setiap Produk membutuhkan 10 kg bahan baku. Harga beli bahan baku
per kg adalah Rp 900 (Sembilan ratus rupiah). Pembelian bahan baku selalu
dilakukan secara tunai. Setelah dibeli sambil menunggu proses produksi, bahan
baku disimpan digudang selama 15 hari (tidak ada biaya adm selam
penyimpanan). Sedangkan proses produksi membutuhkan waktu selama 5 hari.
Setelah selesai diproduksi sebelum dijual, produk jadi harus dikeringkan yang
membutuhkan waktu selama 5 hari. Penjualan produk jadi dilakukan secara kredit
dan baru ditagih selama 35 hari. Upah tenaga kerja langsung Rp 5.000 per unit.
Biaya pemasaran dan administrasi ditaksir sebesar Rp120.000.000 per bulan.
Sedang untuk berjaga-jaga disediakan kas kecil sebesar Rp 20.000.0000. Dari data-
data diatas, hitunglah besar kebutuhan modal kerja P.T “PP” untuk tahun 2012.

26
Rasio-rasio Modal Kerja

Contoh Soal Kebutuhan Modal kerja


Perputaran bahan baku:
• Penyimpanan bahan baku 15 hari
• Proses produksi 5 hari
• Pengeringan 5 hari
• Penagihan Piutang 35 hari
60 hari
Perputaran upah tenaga kerja langsung:
• Proses produksi 5 hari
• Pengeringan 5 hari
• Administrasi 35 hari
45 hari

27
Rasio-rasio Modal Kerja

Contoh Soal Kebutuhan Modal kerja


• Pengeluaran kas per hari:
– Bahan baku 4.000 X 10 kg X Rp 900 = Rp 36.000.000
– Upah langsung 4.000 X Rp 5.000 = Rp 20.000.000
– Biaya administrasi & pemasaran = Rp 4.000.000

• Kebutuhan modal kerja :


– Bahan baku: 60 hari X Rp 36.000.000 =Rp 2.160.000.000
– Upah langsung 45 hari X Rp 20.000.000 =Rp 900.000.000
– Biaya administrasi & pemasaran: 45 hari X Rp 4.000.000 =Rp 180.000.000
– Kas kecil =Rp 20.000.000
Jumlah kebutuhan modal kerja =Rp 3.260.000.000

28
Rasio-rasio Modal Kerja

Trade of in Working Capital

29
Modal Kerja: Risiko vs
Profitabilitas
Pelatihan Dasar Penilai 1
Penilai Usaha

30
Risiko vs Profitabilitas

Hubungan antara Likuiditas dan Profitabilitas

Hubungan berbanding terbalik antara likuiditas (modal


kerja) dan profitabilitas, akan dijelaskan melalui rumus
ROA (return on asset) sebagai berikut:

ROA = Laba bersih = Laba bersih .


Total Aset .(Aset lancar + Aset
tetap)

31
Risiko vs Profitabilitas

Adapun terkait dengan Profitabilitas perusahaan dan


likuiditas perusahaan, sering digunakan rasio-rasio
sebagai berikut :

Rasio Profitabilitas ;
• ROI : Laba Bersih / Total Aset

Rasio Likuiditas
• Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar)
• Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang
lancar))

32
Risiko vs Profitabilitas

Masalah Modal Kerja

Jumlah Optimal (Level) untuk Aset Lancar

Asumsi
• 50,000 maximum units Policy A

of production Policy B

ASSET LEVEL ($)


• Produksi Policy C
berkesinambungan
• Ada tiga kebijakan Current Assets
pengelolaan aset
lancar yang dapat
dilakukan. 0 25,000 50,000
OUTPUT (units)
33
Risiko vs Profitabilitas

Pengaruh terhadap liquidity Analisis

Optimal Amount (Level) of Current Assets


Liquidity Analysis
Policy Liquidity Policy A

A High Policy B

B Average ASSET LEVEL ($) Policy C

C Low
Semakin besar Aset Lancar akan Current Assets
menghasilakn likuiditas lebih
tinggi; dengan asumsi semua
faktor lain konstan.
0 25,000 50,000
OUTPUT (units)
34
Risiko vs Profitabilitas

• Misalkan suatu perusahaan hanya mempunyai dua jenis aset, yakni aset lancar dan
aset tetap. Apabila aset tetap dan laba bersih dianggap konstan, peningkatan aset
lancar (modal kerja kotor) akan menurunkan ROA (salah satu rasio profitabilitas).
Dengan demikian, jika hal-hal lain tetap,peningkatan likuiditas (modal kerja) justru
akan menurunkan tingkatan profitabilitas suatu perusahaan. Demikian juga
sebaliknya.

• Likuiditas yang tinggi merupakan indikator bahwa risiko perusahaan rendah.


Artinya, perusahaan aman dari kemungkinan kegagalan membayar berbagai
kewajiban lancar. Namun, hal itu harus dicapai dengan merelakan rendahnya
tingkat profitabilitas, yang akan berdampak terhadap rendahnya pertumbuhan
perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan menginginkan profitabilitas yang tinggi,
perusahaan harus bersedia menghadapi rendahnya likuiditas atau risiko yang kian
meningkat atas kegagalan membayar kewajiban jangka pendek (yang bisa
menyebabkan kebangkrutan usaha).

35
Risiko vs Profitabilitas

• Hubungan berbanding terbalik antara likuiditas dan


profitabilitas dapat juga dikatakan sebagai hubungan
berbanding lurus antara risiko dan imbal hasil.
Likuiditas mengungkapkan risiko, sedangkan
profitabilitas mencerminkan imbal hasil. Makin tinggi
imbal hasil yang diinginkan perusahaan makin tinggi
pula risiko yang bakal ditanggung perusahaan. Begitu
pula sebaliknya.

36
Risiko vs Profitabilitas

Pengaruh terhadap Profitabilitas yang Diharapkan

Optimal Amount (Level) of Current Assets


Return on Investment =
Policy A
Net Profit
Total Assets Policy B

Current Assets = (Cash + Rec. ASSET LEVEL ($) Policy C


+ Inv.)
Current Assets
Return on Investment =
Net Profit
Current + Fixed Assets
0 25,000 50,000
OUTPUT (units)
37
Risiko vs Profitabilitas

Pengaruh terhadap Profitabilitas yang Diharapkan

Optimal Amount (Level) of Current Assets

Profitability Analysis
Policy Profitability Policy A

A Low Policy B

B Average ASSET LEVEL ($) Policy C

C High
Current Assets
Saat Aset Lancar menurun,
total aset akan menurun dan
ROI meningkat.
0 25,000 50,000
OUTPUT (units)
38
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Menghasilakan Laba (Profitability) dan Risiko


(Risk)
• Laba perusahaan bisa meningkat melalui 2 ( Dua) cara:
1. Meningkatkan pendapatan / laba dari penjualan
2. Menurunkan biaya biaya

• Biaya dapat dikurangi dengan meningkatkan efisiensi pengeluaran pada


pos pos tertentu.
• Laba (profit) dapat ditingkatkan dengan meningkatkan investasi dalam
aset yang menguntungkan: yang mampu menghasilkan tingkat laba yang
tinggi.
• Risiko tidak mampu membayar Utang diukur dengan: besar kecilnya modal
kerja bersih (net working capital ). Semakin besar modal kerja bersih,
perusahaan semakin tidak berisiko berarti perusahaan likuid. Sebaliknya
semakin kecil modal kerja bersih, perusahaan semakin berisiko berarti
perusahaan illikuid.

39
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Menghasilakan Laba (Profitability) dan Risiko


(Risk)
Efek Perubahan Utang Lancar

Efek perubahan utang lancar terhadap kemampuan menghasilkan laba dan risiko
dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Utang Lancar
Total Aset

Kalau risikonya naik maka kemampuan memperoleh laba dan risiko naik. Kemampuan
memperoleh laba naik karena turunnya biaya penggunaan pembiayaan dimana lebih
besar pembiayaan jangka pendek daripada pembiayaan jangka panjang. Biaya
pembiayaan jangka pendek yang lebih rendah menyebabkan laba naik. Modal kerja
bersih turun karena aktiva lancar tetap sedangkan utang lancar naik.
Turunnya modal kerja bersih >>>>> menyebabkan naiknya risiko

40
Risiko vs Profitabilitas

Klasifikasi Modal Kerja

 Components

 Cash, marketable securities,


receivables, and inventory
• Time
– Permanent
– Temporary

41
Risiko vs Profitabilitas

Pengaruh Terhadap Risiko

Optimal Amount (Level) of Current Assets


• Mengurangi cash juga mengurangi
kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya > Policy A
Risiko Meningkat!
Policy B

ASSET LEVEL ($)


• Kebijakan pemberian kredit yang Policy C
lebih ketat akan mengurangi piutang
dan mungkin menurunkan penjualan
dan kehilangan pelanggan> Risiko
Meningkat!
Current Assets
• Mengurangi Persediaan
menyebabkan persediaan tidak
mencukupi dan kehilangan
penjualan > Risiko meningkat! 0 25,000 50,000
OUTPUT (units)
42
Risiko vs Profitabilitas

Pengaruh Terhadap Risiko

Optimal Amount (Level) of Current Assets

Risk Analysis
Policy Risk Policy A

A Low Policy B

B Average ASSET LEVEL ($) Policy C

C High
Current Assets
Risiko meningkat seiring
dengan dengan
pengurangan Aset Lancar. 0 25,000 50,000
OUTPUT (units)
43
Risiko vs Profitabilitas

Analisis Jumlah Optimal Aset Lancar dan Risiko

SUMMARY OF OPTIMAL CURRENT ASSET ANALYSIS


Policy Liquidity Profitability Risk
A High Low Low
B Average Average Average
C Low High High

1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan


likuiditas.
2. profitabilitas bergerak seiring dengan Risiko.
(risk and return go hand in hand!)
44
Risiko vs Profitabilitas

45
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba


Contoh
Neraca P.T. Pendowo (dalam ribuan rupiah )

Aset Lancar Rp 2.700 Liabilitas Lancar Rp 1.600


Aset Tetap Rp 4.300 Utang Jk. Panjang Rp 2.400
Modal Rp 3.000
Total Aset Rp 7.000 Total Liabilitas & Rp 7.000
Modal

Diperkirakan keuntungan dari: Aset Lancar 2 %, Aset Tetap 15 %

Efek Perubahan Aset Lancar


Maka laba atas total aset sebagai berikut :
(2 % X Rp 2.700.000) + (15 % dari Rp 4.300.000) = Rp 54.000 + Rp 645.00 = Rp 699.000
Jumlah modal kerja bersih;
Rp 2.700.000-Rp 1.600.000 = Rp 1.100.000

Rasio aset lancar /total aset:

Rp 2.700.000 X 100% = 38,6%


Rp 7.000.000
46
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba


Jika perusahaan mengurangi aktva lancar sebesar Rp 200.000 kemudian
menambahkannya kepada aktiva tetap maka rasio baru adalah
Rp 2.700.000 – Rp 200.000 X 100% = 35%
Rp 7.000.000

Laba atas total aset:


(2% X Rp 2.500.000) + (15% X Rp 4.500.000) = Rp 725.000
Modal kerja bersih;
Rp 2.500.000 - Rp 1.600 000 = Rp 900.000
Efek Perbandingan Aset Lancar (Current Assets)
Keterangan Rasio Aset Lancar Sebelum Perubahan Setelah Perubahan

Terhadap Total Aset 38.6% 35.7%


Laba atas total aset Rp699.000 Rp725.000
Tingkat Pendapatan (ROA) 9.98% 10.35%
Modal Kerja Bersih Rp1.100.000 Rp900.000 47
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba

Rp 699.000 . Rp 725.000 . X 100% = 10,35%


1) X 100% = 9,98% 2) Rp 7.000.000
Rp 7.000.000

Penurunan modal kerja sebesar Rp 200.000 akan menaikkan laba sebesar Rp 26.000
atau 0.37% (9.98% >>>10.35%)

Kesimpulan: Modal kerja turun sebesar Rp 200.000 >>> risiko illikuid naik >>>
sejalan dengan naiknya kemampuan memperoleh laba.

48
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba


Efek Perubahan Utang Lancar

Efek perubahan utang lancar terhadap kemampuan menghasilkan laba dan risiko
dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Utang Lancar
Total Aset

Kalau risikonya naik maka kemampuan memperoleh laba dan risiko naik.
Kemampuan memperoleh laba naik karena turunnya biaya penggunaan pembiayaan
dimana lebih besar pembiayaan jangka pendek daripada pembiayaan jangka
panjang. Biaya pembiayaan jangka pendek yang lebih rendah menyebabkan laba
naik. Modal kerja bersih turun karena aset lancar tetap sedangkan utang lancar naik.
Turunnya modal kerja bersih >>>>> menyebabkan naiknya risiko

49
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba


Efek Perubahan Utang Lancar
Asumsi biaya modal untuk utang lancar 3% dan rata-rata biaya modal untuk
utang jangka panjang dan modal 11%

Keterangan Rasio Aset Lancar Sebelum Perubahan Setelah Perubahan

Terhadap Total Aset 22,8% 25,7%


Biaya Pembelanjaan Rp642.000 Rp626.000

Modal Kerja Bersih Rp1.100.000 Rp900.000

Rp 1.600.000 . X 100% = 22,8%


1
Rp 7.000.000
Rp 1.800.000 . X 100% = 25,7%
2
Rp 7.000.000

50
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba


Biaya semula = (3% X Rp 1.600.000) + (11% X Rp 5.400.000)
= Rp 48.000 + Rp 594.000
= Rp 642.000

Utang lancar terjadi penambahan sebesar Rp.200.000,- dan sebaliknya utang jangka
panjang dan modal berkurang sebesar Rp.200.000,-.
Biaya setelah perubahan = (3% X Rp 1.800.000) + (11% X Rp 5.200.000)
= Rp 54.000 + Rp 572.000 = Rp 626.000
Modal kerja bersih turun menjadi Rp 900.000 (Rp 2.700.000 – Rp 1.800.000)

Penghematan Biaya Rp 26.000 >>>> laba naik Rp 26.000 >>>>


Naiknya risiko

51
Risiko vs Profitabilitas

Kemampuan Aktiva menghasilkan Laba


Kombinasi Efek Perubahan

Keterangan Perubahan dalam laba Perubahan Modal kerja


bersih
Turunnya Rasio Aktiva lancar + Rp 26.000 - Rp 200.000
Dengan Total Aktiva
Naiknya Rasio Utang Lancar
Dengan Total Aktiva + Rp 16.000 - Rp 200.000
Kombinasi Efek + Rp 42.000 - Rp 400.000

Lebih baik melakukan perubahan pada aktiva lancar daripada perubahan utang lancar,
karena kenaikan laba lebih tinggi.

52
Strategi Pendanaan Modal Kerja

Pelatihan Dasar Penilai 1


Penilai Usaha

53
Strategi Pendanaan

• Setiap Perusahaan mempunyai keunikan bisnis yang


berbeda satu sama lain, oleh karena itu tentunya kebutuhan
akan modal kerja akan menjadi berbeda satu sama lain.
• Secara garis besar , karakteristik kebutuhan modal kerja
dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

54
Strategi Pendanaan

Modal Kerja Permanen

Jumlah Aset Lancar yang diperlukan untuk


memenuhi kebutuhan minimum jangka panjang.
DOLLAR AMOUNT

Permanent current assets

TIME
55
Strategi Pendanaan

Modal Kerja Sementara (Temporary)

Jumlah Aset Lancar yang variasinya bersifat


musiman

Temporary current assets


DOLLAR AMOUNT

Permanent current assets

TIME
56
Strategi Pendanaan

Pendanaan Aset Lancar : Perpaduan JK Pendek dan JK


Panjang

Pendanaan Spontan (Spontaneous Financing):


Hutang dagang dan beban lain yang masih harus
dibayar serta Akrual yang muncul secara spontan
dalam kegiatan usaha sehari-hari.
– Berdasarkan kebijakan mengenai pembayaran untuk
pembelian, upah, pajak dan biaya-biaya lainnya.
– Perlu diperhatikan pengelolaan pendanaan spontan
ini.

57
Strategi Pendanaan

Pendekatan Lindung Nilai ( atau “Maturity Matching” )

Metode pendanaan dimana setiap aset akan di-offset dengan instrumen


keuangan yang mempunyai jatuh tempo yang mendekati.

Short-term financing**
DOLLAR AMOUNT

Current assets*

Long-term financing
Fixed assets

TIME
58
Strategi Pendanaan

Pendekatan Lindung Nilai ( atau “Maturity Matching” )

* Less amount financed spontaneously by payables and accruals.


** In addition to spontaneous financing (payables and accruals).

Short-term financing**
DOLLAR AMOUNT

Current assets*

Long-term financing
Fixed assets

TIME
59
Strategi Pendanaan

Kebutuhan Pendanaan dan Pendekatan Lindung Nilai


( Hedging)

• Aset Tetap dan porsi non-musiman dari Aset Lancar didanai


oleh Hutang Jangka Panjang dan Ekuitas (Profitabilitas
jangka panjang dari Aset untuk mencukupi biaya pendanaan
jangka panjang Perusahaan)
• Kebutuhan musiman didanai dengan pinjaman jangka
pendek (dalam kondisi operasi normal, arus kas yang
memadai diharapkan dapat mencukupi biaya pendanaan
jangka pendek).

60
Strategi Pendanaan

Sifat “Self-Liquidating” dari Pinjaman Jangka Pendek

• Pesanan Musiman menyebabkan perlu untuk membeli


persediaan yang lebih tinggi dari posisi saat ini.
• Kenaikan persediaan digunakan untuk memenuhi kenaikan
permintaan produk akhir.
• Penjualan menjadi piutang.
• Piutang ditagih menjadi kas..
• Arus Kas yang diperoleh bisa digunakan untuk membayar
kebutuhan pinjaman jangka pendek yang bersifat musiman
dan menutup biaya pinjaman jangka panjang.

61
Strategi Pendanaan

Risk vs Cost Trade Off (Pendekatan Conservative)

• Manfaat Pendanaan Jangka Panjang


– Mengurangi kekhawatiran untuk mendanai kewajiban jangka
pendek.
– Mengurangi ketidakpastian berkenaan dengan biaya bunga di
masa mendatang.
• Risiko Pendanaan Jangka Panjang
– Meminjam melebihi keperluan
– Meminjam dengan bunga yang lebih mahal (biasanya)
• Akibat
– Manajer memilih profit yang lebih rendah sebagai pertukaran
untuk mengambil risiko yang lebih rendah.

62
Strategi Pendanaan

Risk vs Cost Trade Off (Pendekatan Conservative)

Perusahaan dapat mengurangi risiko terkait dengan pinjaman jangka pendek


dengan menggunakan pinjaman jangka panjang dalam porsi yang lebih besar

Short-term financing
DOLLAR AMOUNT

Current assets

Long-term financing
Fixed assets

TIME
63
Strategi Pendanaan

Perbandingan dengan Pendekatan Agresif

• Manfaat Pendanaan Jangka Pendek


– Mendanai kebutuhan pinjaman menggunakan pinjaman
yang berbunga lebih rendah
– Meminjam sesuai kebutuhan
• Risiko Pendanaan Jangka Pendek
– Refinancing pinjaman jangka pendek di masa mendatang
– Ketidakpastian biaya bunga di masa mendatang
• Akibat Manager menerima expected return yang lebih tinggi
sebagai pertukaran untuk mengambil risiko yang lebih besar

64
Strategi Pendanaan

Risk vs Cost Trade Off (Agressive Approach)

Perusahaan meningkatkan risiko terkait dengan pinjaman jangka pendek


dengan menggunakan porsi pendanaan jangka pendek yang lebih besar.

Short-term financing

Current assets
DOLLAR AMOUNT

Long-term financing
Fixed assets

TIME
65
Summary Conservative vs agressive policy

66
Strategi Pendanaan

Ringkasan Pendanaan Jangka Pendek vs Jangka


Panjang

Financing
Maturity
SHORT-TERM LONG-TERM
Asset
Maturity

SHORT-TERM Moderate Low


(Temporary) Risk-Profitability Risk-Profitability

High
LONG-TERM Moderate
Risk-Profitability
(Permanent) Risk-Profitability

67
Strategi Pendanaan

Pengelolaan Modal kerja

• Investasi Jangka Pendek


– Pengelolaan Kas
– Pengelolaan Piutang Usaha
– Pengelolaan Persediaan
• Pendanaan Jangka Pendek
– Hutang dagang
– Pinjaman Bank (KMK)
– Commercial Paper
– Pendanaan Piutang Dagang/ Persediaan

68
Strategi Pendanaan

Pengelolaan Modal kerja


Trade Off of Short Term Assets & Short Term Financing
Short Term Assets Cost 1 Cost 2

Cash and Marketable Opportunity Cost of Funds Illiquidity and solvency cost
Securities
Accounts Receivable Cost of investment in A/R and bad Opportunity cost of lost sales
debts due to overly restrictive credit
policy and/ or terms
Inventory Carrying cost of inventory, including Order and setup costs
financing, warehousing cost, etc. associated with replenishment
and production of finished
goods

Short Term Financing Cost 1 Cost 2


Accounts Payable Financing costs resulting from
Accruals and Notes payable the use of lessexpensive short
Cost of reduced liquidity caused by
term financing rather than
increasing current liabilities
more expensive long tgerm
debt and equity financing

69
Cash Conversion Cycle

Pelatihan Dasar Penilai 1


Penilai Usaha

70
Cash Conversion Cycle

• Model cash Conversion fokus kepada jangka


waktu antara saat perusahaan membayar kepada
pemasoknya dan saat perusahaan menerima
pembayaran dari pelanggannya.

Inventory Receivables Payables


CCC = conversion + collection – deferral
period period period

71
Cash Conversion Cycle

Inventory Receivables Payables


CCC = conversion + collection – deferral
period period period

Payables
Days per year Days sales
CCC = Inv. turnover + outstanding – deferral
period
365
CCC = + 46 – 30
4.82

CCC = 76 + 46 – 30

CCC = 92 days.
72
Cash Conversion Cycle

Kas tidak Menghasilkan Laba, Kenapa Harus


Dipegang?
Motif/ Alasan memegang Kas:
1. Transactions – harus memiliki kas untuk kepentingan
operasi.
2. Precaution (berjaga-jaga) – “safety stock”. Dikurangi
dengan ketersediaan line of credit dan marketable
securities.
3. Compensating balances (saldo kompensasi) – untuk
pinjaman dan/ atau layanan yang diberikan..
4. Speculation – untuk memperoleh keuntungan dari
tawar menawar dan untuk memperoleh diskon. to
take advantage of bargains and to take discounts.
Dikurangi dengan ketersediaan line of credit dan
marketable securities..

73
Cash Conversion Cycle

Tujuan Pengelolaan Kas

• Memenuhi tujuan yang telah disebutkan


sebelumnya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan transaksi dan menjaga agar
posisi kas tidak berlebih.
• Meminimalkan saldo untuk kepentingan
transaksi dan kebutuhan lain yang harus
dibyarkan dengan kas..

74
Referensi

– Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11, Eugene F. Brigham dan Joel F.


Houston, Penerbit Salemba Empat, 2011.
– Inti Sari Manajemen Keuangan, Handono Mardiyanto, Penerbit Grasindo,
2009.
– Ehrdhart, Michael & Brigham, Eugene: Corporate Finance, A Focused
Approach
– Fundamentals of Financial Management, 12/e, Gregory A. Kuhlemeyer,
Ph.D., Pearson Education Limited 2004
– http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/
– Working Capital Mgt by Sunny Sabharwal on May 13, 2009
– Cfa Institute 2013.
– Terry Fegarty, Seneca College. 2006 by Nelson, a division of Thomson
Canada Limited.
– Laporan Keuangan susuai IFRS & PSAK, Toto Prihadi, PPM Manajemen,2012

75
Terima Kasih

Ivan Teguh Khristian M.Ec.Dev., MAPPI (cert)


(KJPP Yanuar Bey & Rekan)
E-mail : ivan.teguh.khristian@gmail.com
087838285864
2AE32460

76

Anda mungkin juga menyukai