Dian Patmawati
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas mathlaul Anwar Banten
Email : dianf3409@gmail.com
Abstract
Basically, working capital management is a form of managing the company's current assets and current liabilities
with the aim of achieving a balance between profit and risk so that it can make a positive contribution to the
company's value, namely increasing profits and reducing risk. So, capital is a very important element for the
continuity of a business, without capital a business will not operate. Capital is divided into two passive capital
and active capital. And there are three concepts that explain the meaning of working capital, including
quantitative concepts, qualitative concepts and functional concepts. Types of working capital are also grouped
into two, namely: Permanent working capital and variable working capital.
Abstrak
Pada dasarnya manajemen modal kerja merupakan bentuk dari pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar
perusahaan dengan tujuan agar tercapainya keseimbangan antara laba dan resiko sehingga nantinya dapat
memberikan kontribusi positif terhadap nilai perusahaan, yaitu peningkatan laba dan peenurunan resiko. Jadi,
Modal merupakan elemen yang sangat penting bagi kelangsungan suatu bisnis, tanpa modal suatu bisnis tidak
akan beroperasi. Modal terbagi atas dua modal pasif dan modal aktif. Dan Terdapat tiga konsep yang
menerangkan pengertian modal kerja diantaranya konsep kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep fungsional.
Jenis Modal kerja juga dikelompokan menjadi dua yaitu: Modal kerja permanen (Permanent working capital)
dan Modal kerja variable (variable working capital).
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan operasional perusahaan, keberadaan modal kerja adalah sangat penting. Tanpa
adanya modal kerja, manajemen perusahaan bersangkutan tidak dapat mengambil keputusan
strategis dengan baik. Misalnya, kas atau uang tunai. Walaupun perusahaan tersebut
melaporkan adanya laba akuntansi yang cukup tinggi, namun bila semua penjualan dilakukan
secara kredit maka mungkin saja saldo kas negatif, terutama saldo kas dari kegiatan
operasional. Kondisi tersebut, yaitu tidak memiliki uang tunai, akan membuat kegiatan
perusahaan terganggu.
Pemahaman yang lengkap tentang kinerja keuangan dan modal kerja menjadikan manajemen
mampu mengambil langkah yang tepat dalam menjalankan perusahaan. Lebih jauh lagi,
benturan kepentingan antara pihak satu dengan yang lain akan dapat diminimalkan. Manajer
yang baik akan mampu menghadirkan nilai maksimal bagi semua pihak (stakeholder's), bukan
hanya keuntungan besar bagi pemodal (investor) saja.
METODE PENELITIAN
Metode yang di gunakan metode kepustakaan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menelaah atau membaca dari beberapa jurnal, buku-buku, dan dokumen lainnya.
Aset lancar mencakup segala sesuatu yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai
dalam waktu 12 bulan. Ini adalah aset perusahaan yang sangat likuid. Beberapa aset lancar
termasuk uang tunai, piutang, inventaris, dan investasi jangka pendek. Kewajiban
lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam 12 bulan berikutnya. Ini termasuk akrual
untuk biaya operasional dan bagian pembayaran utang jangka panjang saat ini.
Menurut hassan (2017) Terdapat Tujuan modal kerja bagi perusahaan antara lain :
Modal merupakan elemen penting bagi kelangsungan suatu bisnis, tanpa modal suatu bisnis
tidak akan beroperasi. Modal terbagi atas dua modal pasif dan modal aktif. Modal pasif atau
abstrak ialah modal yang tidak memiliki wujud atau bentuk fisik. Hal ini berarti modal tersebut
tidak dapat terlihat oleh mata. Meskipun tidak berwujud keberadaannya tetap sangat penting
bagi perusahaan. Sedangkan Modal aktif merupakan modal yang digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional. Salah satu jenis modal aktif yaitu modal kerja.
Menurut Riyanto (2009:57) terdapat tiga konsep yang menerangkan pengertian modal kerja,
yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dan unsur-unsur aktiva lancar
dimana ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva
dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu pendek, dengan
demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai
dari modal pemilik, utang jangka panjang maupun utang jangka pendek, sehingga dengan
modal kerja besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang
besar juga, bahkan modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan
operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini mendasarkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja
adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek (Net Working Capital), yaitu
jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik
perusahaan. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukan tersedia aktiva lancar yang
lebih besar daripada utang lancarnya (utang jangka pendek) dan menunjukkan pula margin of
protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin
kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan.
3. Konsep fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan
pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana- dana yang dimiliki oleh
suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan.
PT. XYZ
NERACA
Per 31 Desember 2022
Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah besarnya modal kerja kuantitatif, modal kerja
kualitatif, dan modal kerja fungsional PT. XYZ Dengan Jumlah Kas sebesar Rp 10.000.000
Tingkat piutang dagang sebesar 75%, dan margin laba piutang sebesar 25%?
Penyelesaian:
Jenis-jenis modal kerja menurut Abimbola & Kolawole (2017) dikelompokan menjadi dua
yaitu:
1. Modal kerja permanen (Permanent working capital) merupakan modal kerja yang semestinya
ada pada Perusahaan sehingga dapat mendukung kegiatan operasional. Modal kerja permanen
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Modal kerja primer (primary working capital) merupakan modal kerja minimum yang
mesti terdapat pada Perusahaan sehingga memudahkan kegiatan operasional usaha.
b. Modal kerja normal (variable working capital) merupakan kerja yang dibutuhkan supaya
perusahaan dapat beraktivitas sesuai Tingkat produksi normal.
2. Modal kerja variable (variable working capital) merupakan modal kerja yang volumenya
berubah-ubah disesuaikan transformasi kegiatan lain yang berdampak bagi Perusahaan.
Modal kerja variable dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital) merupakan modal kerja yang volumenya
berubah-ubah karena perubahan musim.
b. Modal kerja siklis (cyclical working capital) merupakan modal kerja yang volume
kebutuhannya berubah-ubah karena perubahan konjungtur ekonomi.
c. Modal kerja darurat (emergency working capital) merupakan modal kerja yang volume
kebutuhannya berubah-ubah karena kondisi darurat yang terdapat diluar kapabilitas
perusahaan.
Faktor yang memengaruhi besar-kecilnya kebutuhan modal kerja menurut Deb & Baruah
(2022), antara lain:
Contoh:
PT. DEF merencanakan membeli bahan baku dan bahan pembantu dalam kegiatan produksi
dengan menyerahkan uang muka untuk supplier 5 x 24 jam sebelum perusahaan menerima
barang. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam memproses kegiatan produksi selama 4 hari.
Panci aluminium yang sudah jadi akan disimpan pada
gudang selama 5 hari, dan penjualan yang dilakukan dengan kredit dilaksanakan selama 6
hari. PT. DEF juga menentukan kas minimum sebanyak Rp600.000,00.
Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah kebutuhan modal kerja PT. DEF dengan
Menggunakan metode keterikatan modal kerja?
Penyelesaian:
Langkah 1: Menghitung Periode Keterikatan Modal kerja pada bahan baku dan
bahan pembantu Perusahaan.
Produksi 4 hari
Penyimpanan 5 hari
Penjualan kredit 6 hari
Periode keterikatan modal kerja 15 hari
Kebutuhan periode
Keterangan Jumlah biaya
kas/hari
Bahan baku Rp 1.050.000,00 20 Rp 21.000.000,00
Biaya bahan pembantu Rp 600.000,00 20 Rp 12.000.000,00
Biaya tenaga kerja Rp 750.000,00 15 Rp 11.250.000,00
Biaya overhead pabrik Rp 26.000,00 15 Rp 390.000,00
Biaya penjualan Rp 72.000,00 15 Rp 1.080.000,00
Total biaya Rp 45.720.000,00
Kas minimum Rp 600.000,00
Kebutuhan modal kerja Rp 46.320.000,00
Metode perputaran modal kerja dihitung dengan cara mengukur komponen-komponen yang
membentuk modal kerja meliputi perputaran kas, piutang, dan persediaan. Periode
perputaran modal kerja (working capital turn over periode) adalah alat yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan manajemen modal kerja. Periode perputaran modal kerja
dimulai sejak kas diinvestasikan pada elemen modal kerja melalui prosedur operasi sampai
kembali lagi menjadi kas. Semakin singkat prosedur operasinya, maka tingkat perputaran
Modal kerja akan semakin cepat.
Contoh:
PT. ABC mempunyai data keuangan sebagai berikut:
Penyelesaian :
KESIMPULAN
Manajemen modal kerja merupakan bentuk dari pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar
perusahaan dengan tujuan agar tercapainya keseimbangan antara laba dan resiko sehingga
nantinya dapat memberikan kontribusi positif terhadap nilai perusahaan, yaitu peningkatan
laba dan penurunan resiko. Modal merupakan elemen penting bagi kelangsungan suatu
bisnis, tanpa modal suatu bisnis tidak akan beroperasi. Modal terbagi atas dua modal pasif
dan modal aktif.
REFERNSI