Anda di halaman 1dari 14

RASIO LIQUIDITAS

z
1. SHALMA SUHADA
2. SELLY STIA TRISILA
3. MARGARETHA ROSALINE.H
4. DANANG FAHROZI
z
PENGERTIAN RASIO LIQUIDITAS

 Rasio likuiditas adalah sebuah rasio yang mampu menunjukkan


kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau membayar
hutang jangka pendeknya. Rasio ini dapat mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan.

 Rasio likuiditas juga bisa diartikan sebagai gambaran posisi uang kas
dan kemampuan perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban
hutang sesuai pada waktu yang sudah disepakati.
z
Manfaat Analisis Rasio Likuiditas Perusahaan

• Membantu mendapatkan gambaran mengenai posisi likuiditas perusahaan

• Menunjukkan bagaimana kekayaan aset perusahaan saat ini

• Menunjukkan berapa banyak hutang yang dapat dilunasi dengan uang yang ada

• Membantu memahami kekuatan perusahaan

• Menunjukkan seberapa cepat perusahaan bisa melunasi kewajiban atau hutangnya

• Membantu memahami seberapa cepat perusahaan bisa mengubah aset lancar menjadi uang jika
perusahaan mengalami defisit

• Menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang dimiliki

• Menunjukkan berapa banyak aset lancar yang digunakan

• Menunjukkan berapa banyak inventaris yang disimpan dalam penyimpanan

• Mengantisipasi dana yang diperlukan saat ada kebutuhan mendesak


z
Mengapa Rasio Likuiditas Penting bagi Perusahaan?

 1. Menentukan Kemampuan untuk Melunasi Kewajiban

 2. Menentukan Kelayakan Kredit

 3. Menentukan Kelayakan Investasi


z

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Contoh cara menghitung rasio likuiditas lancar (current ratio)

Misalkan PT.A memiliki aktiva lancar sebesar Rp10 juta dan kewajiban atau
hutang lancar sebesar Rp5 juta, maka rasio lancar atau current ratio perusahaan
adalah sebesar:

Dengan rumus :

Aktiva lancar

Utang lancar

Rp10.000.000,00 / Rp5.000.000,00 = 2
z Komponen laporan 2005 2006
keuangan
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750

Untuk tahun 2005 :

Current Rasio/ Rasio Lancar = Rp. 1640 = 2,18 kali (dibulatkan 2,2)
Rp. 750
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 2,2 kali utang lancar, atau setiap
1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2,2 rupiah harta lancar atau 2,2 : 1
anatar aktiva lancar dengan utang lancar

Jika rata rata indusetri untuk current rasio adalah 2 kali, maka keadaan
perusahaan dalam kondisi baik, mengingat rasio nya diatas rata rata
industri, begitu pun sebaliknya.
z 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat atau biasa disebut rasio sangat lancar merupakan rasio yang
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban
atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory).

Untuk mencari quick ratio diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan
nilai sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukan biaya yang dibayar di muka
jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.

Rumus untuk mencari rasio cepat :

Quick Ratio = current assets – inventory

current liabilities (total utang lancar)

Atau

Quick ratio = kas + bank + efek + piutang

current liabilities (total utang lancar)


Contoh
z
Komponen laporan 2005 2006
keuangan
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750
Sediaan 250 310

Tahun 2005

Quick rasio = Rp.1.640 – Rp.250 = 2,52 kali

Rp. 750

Rata rata industri untuk quick ratio adalah 1,5 kali, maka pada tahun 2005
keadaan perusahaan lebih baik dari perusahaan lain.
3. Rasio Kas ( Cash ratio)
z
Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening
giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan
rasio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk
membayar utang jangka pendek nya.

Rumus untuk mencari rasio kas :

Cash Ratio = Cash or Cash equivalent

current liabilities

Atau

Cash ratio = Kas + Bank

Current Liabilities
Contoh
z
Komponen laporan keuangan 2005 2006
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750
Kas 250 260
Giro (bank) 350 300

Tahun 2005 :

Cash Ratio = Rp. 250 +Rp. 350 = 0,8 atau 80 %

Rp. 750

Tahun 2006 :
Rata rata industri cash ratio adalah 50% maka keadaan perusahaan lebih
Cash
baik Ratio
dari = Rp. 260
perusahaan + Rp. 300 = 0,746 atau 75 %
lain.
Rp. 750
z

4. Rasio Perputaran kas

Menurut James O Gill, rasio perputaran kas (cash on over) berfungsi


untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Rumus untuk mencari rasio perputaran kas :

Rasio perputaran kas = penjualan bersih

modal kerja bersih


z
Contoh
Komponen laporan keuangan 2005 2006
Penjualan bersih 5.950 5.550
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750

Tahun 2005 :
Rasio perputaran kas = 5.950 = 6,68 kali dibutuhkan (dibulatkan 7
kali)
1.640 – 750
Tahun 2006 :
Rasio perputaran kas = 5.550 = 9,4 kali dibutuhkan (dibulatkan 10
kali)
Jika rata rata industri untuk perputaran kas 10%, maka keadaan perusahaan
1.340 – 750
dikatakan baik.
z

5. Inventory to net working capital

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau


membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan. Modal kerja perusahaan tersebut terdiri dari
pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Rumus untuk mencari inventory to net working capital:

Inventory

Current assets – Current liabilities


z
Contoh
Komponen laporan keuangan 2005 2006
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750
sediaan 250 310

Tahun 2005
Inventory to NWC = 250 = 0,105 (dibulatkan 11%)
1.640 – 750

Tahun 2006
Inventory to NWC = 310 = 0,148 (dibulatkan 15%)
1.340 – 750
Rata rata industri untuk inventory to net working capital adalah 12% . Maka dari itu hasil
perusahaan dikatakan baik jika rata rata industri nya 12% atau melebihi 12%.

Anda mungkin juga menyukai