Anda di halaman 1dari 34

Analisis Rasio Likuiditas

2.1 Pengertian Rasio


Likuiditas
Secara umum, rasio likuiditas merupakan suatu
perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menutupi utang-utang jangka pendeknya dengan aktiva
lancar.
Sedangkan menurut Fred Weston menyebutkan bahwa
rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya,
apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu
untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang
sudah jatuh tempo.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk
menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahan (likuiditas badan
usaha) maupun didalam perusahaan (likuiditas
perusahaan).
2.2 Tujuan Dan Manfaat Rasio
.L
Tujuan utama rasio keuangan adalah untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibanya. Sedangkan manfaat perhitungan rasio
likuiditas bagi berbagai pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan dan
manajemen perusahaan. Kemudian, pihak luar
perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak
kreditor misalnya perbankan atau juga pihak distributor
atau supplier yang menyalurkan atau menjual barang
yang pembayaran secara angsuran kepada perusahaan.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat dari hasil rasio likuiditas:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar


kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih.

2. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk


memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas
yang ada pada saat ini.

3.Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar


kewajiaban jangka pendek dengan aktiva lancar. Dalam
hal ini aktiva lancar dikurangi kesediaan dan utang yang
dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Untuk melihat kondisi dan posisi likuidas perusahaan


dari waktu kewaktu dengan membandingkan untuk
beberapa periode.

5.Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang


tersedia untuk membayar utang.
Contoh studi kasus Rasio:

1. Sebuah perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo senilai


Rp.2.000.000,00, sementara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan sebesar
Rp.2.400.000,00. Maka, perusahaan ini dikatakan likuid. Artinya, perusahaan
mampu membayar utang tersebut. Meskipun kondisi dalam keadaan likuid, posisi
keuangannya mengkhawatirkan karena sisa harta lancar tinggal Rp.400.000,00.
Hal ini berbahaya karena misalnyaada kewajiban lainya jadi ukuran perusahaan
yang baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi standar
likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainya.

2. Sebaliknya, jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan hanya sebesar


Rp.1.600.000,00 perusahaan ini dikatakan ilikuid. Artinya perusahaan tidak
mampu membayar utang dengan seluruh aktiva lancar yang dimilikinya.
Perusahaan masih kekurangan sebesar Rp.400.000,00 untuk menutupi utangnya.
2.3. Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas  yang dapat digunakan


perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaannya,
yaitu:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)


Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalammembayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka
pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sendiaan
(inventari). Artinya sediaan kita diabaikan , dengan cara dikurangi dari nilai
total aktiva lancar.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas adalah rasio yang digunakan untuk


membandingkan total kas (tunai) dan setara kas perusahaan
dengan kewajiban lancarnya.
 

4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)


Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan sebagai
berikut:
• Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti,
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihan.

• Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan


kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam
waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan
kas yang lebih sedikit.
5. Investory Net Working Capital

Investory to net working capital merupakan rasio


yang mengukur atau membandingkan antara jumlah
persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

Rasio ini dipakai untuk menilai likuiditas dengan


menghitung total aktiva dan posisi modal kerja.
Rumus untuk mencari rasio lancar (current ratio) :

Aktivalancar
Current ratio =
Kewajiban jangka
pendek

Untuk pembahasan rasio-rasio ini kita menggunakan laporan keuangan PT. Multi Marindo.

Contoh:

KomponenLaporanKeuangan Tahun Tahun 2006


2005

Total AktivaLancar(current 1.640.000 1.340.000


assets)

Total UtangLancar(current 750.000 750.000


liabilities)
Penyelesaian:

Untuk tahun 2005

Rp
1.640.000
(dibulatkan menjadi
Current ratio = =
2,187 2,2 kali)
Rp
750.000

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 2,2 kali utang lancar,


atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 2,2 rupiah harta
lancar yaitu 2,2 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Penyelesaia
n:
Untuk tahun 2006
Rp
1.640.000 (dibulatkan menjadi
Current ratio = =
Rp 2,187 2,2 kali)
750.000

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,8 utang lancar, atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh Rp.1,8 harta lancar atau 1,8 antara aktiva lancar
dengan hutang lancar.

Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah dua kali, keadaan perusahaan
untuk tahun 2005 berada dalam kondisi baik mengingat rasionya diatas rata-rata
industri. Namun untuk tahun 2006 kondisinya kurang baik jika dibandingkan
dengan perusahaan lain karena rasionya masih dibawah rata-rata industri.
Rumus untuk mencari quick ratio :

Aktivalancar - Persediaan
Quick ratio =
Kewajiban jangka pendek

Contoh:
Komponen Laporan Keuangan Tahun 2005 Tahun 2006

Total Aktiva Lancar(current 1.640.000 1.340.000


assets)

Total Utang Lancar(current 750.000 750.000


liabilities)

Persediaan (Inventory) 250.000 310.000


Penyelesaian:

Untuk tahun 2005


 
Rp. 1.640.000 – Rp.
250.000
Quick ratio = = 2,52
 
Rp. 750.000

Untuk tahun 2006

Rp. 1.340.000 – Rp. 310.000


Current ratio = = 2,2

Rp. 750.000
Rumus untuk mencari rasio kas
atau cash ratio :

Kas – Setara Kas


Cash ratio =
Hutang Lancar

Contoh:
Komponen Laporan Keuangan Tahun 2005 Tahun 2006

Total Aktiva Lancar (current assets) 1.640.000 1.340.000

Total Utang Lancar (current liabilities) 750.000 750.000

Kas 250.000 250.000

Giro (Bank) 350.000 300.000


Penyelesai
an :
Untuk tahun 2005

 
Rp. 250.000 – Rp.
350.000 0,8 atau
Cash ratio = =
80%
 
Rp. 750.000

Untuk tahun 2006

Rp. 250.000 – Rp.


300.000
0,746 atau
Cash ratio = =
75%

Rp. 750.000
Rumus yang digunakan untuk
mencari rasio perputaran kas :
Penjualan Bersih
Rasio perputaran kas =
Modal Kerja Bersih

Contoh:
Komponen Laporan Keuangan Tahun Tahun
2005 2006

Penjualan Bersih (net sales) 5.950.0 5.550.000


00

Total Aktiva Lancar (current 1.640.0 1.340.000


assets) 00

Total Utang Lancar (current 750.000 750.000


liabilities)
Penyelesaian :
Untuk tahun 2005

Rp. 5.950.000  
6,68 dibulatkan jadi
Rasio perputaran kas = Rp. 1.640.000-Rp.   =
(7 kali)
750.000

Untuk tahun 2006

 
Rp. 5.540.000

 
9,4 dibulatkan jadi
Rasio perputaran kas = =
(10 kali)
Rp. 1.340.000-Rp.
750.000
Rumus Rasio Investory Net Working
Capital :

Persediaan

Investory Net Working Capital =

Aktiva lancar – kewajiban jangka


pendek

Anda mungkin juga menyukai