Anda di halaman 1dari 15

RESUME/SUMMARY

MK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MATERI ANALISIS RASIO AKTIVITAS

Nama : Novita Sari Hutajulu

NIM : 2020041034415

Kelas :C

Dosen Pengampu : Dr. Meinarni Asnawi,SE.,M.Si,CBV,CMA.

ANALISIS RASIO AKTIVITAS

Penerapan rumus rasio aktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi organisasi
terkait pemanfaatan asetnya. Dengan begitu, pendapatan perusahaan atau bisnis bisa
meningkat dan menghasilkan kas. Rumus rasio aktivitas juga dipakai untuk mengecek
tingkat investasi atau penanaman modal yang dialokasikan pada aset serta pendapatan
yang diperolehnya. arena alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai rasio operasi atau
analisis rasio perputaran.

Peran rasio aktivitas atau rasio perputaran dalam evaluasi efisiensi bisnis dengan analisis
yang cermat atas persediaan, aset tetap dan piutang. Rasio ini juga berguna untuk
membandingkan bagaimana kinerja perusahaan berdasarkan tren dari waktu ke waktu
dalam analisis pernyataan horizontal atau bagaimana kinerja perusahaan bersaing dengan
kompetitor dalam analisis perusahaan yang sebanding.

MANFAAT RASIO AKTIVITAS

Bagi bisnis atau perusahaan, rasio aktivitas tentu mempunyai beragam manfaat . Berikut
beberapa di antaranya:
1. Membantu perusahaan atau bisnis dalam membandingkan perkembangannya pada lini
usaha yang setara.
2. Mengidentifikasi masalah serta membantu perusahaan dalam melakukan koreksi yang
dibutuhkan terhadap aktivitas bisnisnya.
3. Menyederhanakan analisis melalui penyediaan data keuangan menggunakan format
yang lebih simpel agar pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan lebih optimal
dan tepat sasaran.
4. Investor mampu menggunakan informasi dari rasio ini guna membantu
mengoptimalkan aktivitas investasi atau penanaman dananya karena proses evaluasi
dan analisisnya didasarkan pada data serta angka yang akurat.

JENIS RASIO AKTIVITAS

1. Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)


Rasio ini mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan melalui asetnya.
RUMUS:
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata

Semakin tinggi nilai rasio ini, artinya perusahaan lebih mampu untuk menciptakan
penjualan lebih banyak menggunakan sejumlah tingkatan aset tertentu. Nilai rasio ini
bisa dibandingkan dengan bisnis atau perusahaan dengan ukuran dan industri yang
serupa.

2. Rasio Perputaran Aset Lancar (Current Asset Turnover)


Mirip dengan rasio perputaran persediaan, perbedaannya adalah rasio perputaran aset
lancar mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari aset lancarnya,
seperti kas, inventaris, piutang, dll .
RUMUS:
Perputaran Aset Lancar = Penjualan Bersih ÷ Aset Lancar Rata-rata

Nilai yang lebih besar untuk rasio ini lebih disukai karena ini berarti kemampuan
menghasilkan lebih banyak penjualan dari sejumlah aset lancar tertentu.
3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Jenis rasio ini bisa disebut pula sebagai perputaran dari modal kerja dan dihitung
untuk menganalisis likuiditas.
RUMUS:
Penjualan menjadi Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Rata-rata

Rasio ini mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat
penjualan tertentu. Mengingat hal ini, modal kerja yang tinggi kemungkinan besar
mengindikasikan penggunaan modal kerja yang menguntungkan.

4. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)


Jenis rasio ini bisa digunakan untuk menilai kemampuan piutang yang dapat diubah
perusahaan menjadi dana tunai.
RUMUS:
Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Bersih ÷ Rata-rata Piutang Bersih

Hasil perhitungan dapat disajikan dalam waktu per tahun atau dalam hari. Jika diukur
dalam hitungan kali per tahun, tren penurunan rasio ini akan berdampak negatif bagi
suatu perusahaan, artinya kemampuan mengubah piutang menjadi kas menjadi lebih
rendah.
Namun, jika diukur dalam hitungan hari, tren penurunan rasio ini direkomendasikan,
karena ini berarti lebih sedikit hari yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi
uang tunai. Rumus penghitungan piutang dalam hitungan hari sedikit berbeda:
RUMUS:
Perputaran Piutang Usaha (Hari) = Rata-Rata Piutang Kotor ÷ (Penjualan
Bersih ÷ 360)

Sering disebut sebagai periode penagihan rata-rata, perputaran piutang dalam


beberapa hari juga dapat dihitung sebagai berikut:
RUMUS:
Periode Penagihan Rata-rata (Perputaran Piutang dalam Hari) = 360 ÷
Perputaran Piutang
Secara umum, indikator tersebut menilai jumlah hari dari tanggal penjualan pinjaman
atau kredit dilakukan, serta hari saat uang sudah diterima dari pihak pemberi.

5. Rasio Perputaran Hutang (Accounts Payable Turnover)


Jenis rasio lainnya yang bisa digunakan untuk menganalisis kegiatan perusahaan
adalah rasio perputaran utang. Lain halnya dengan rasio perputaran piutang, jenis
rasio ini menilai berapa kali perusahaan harus membayar utang pada pemasok atau
kreditor setiap tahunnya.
RUMUS:
Rasio perputaran hutang = Harga pokok penjualan ÷ Hutang usaha

Rasio perputaran hutang yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan


untuk membayar hutangnya kepada kreditor secara sehat dan teratur.
RUMUS:
Perputaran Hutang = Pembelian ÷ Rata-Rata Hutang

6. Rasio Hutang Beredar (Days Payable Outstanding)


Jenis rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah rata-rata hari yang diperlukan
perusahaan dalam membayar utang pada kreditur.
RUMUS:
Hari Hutang Hutang = Hutang Usaha ÷ Rata-rata biaya penjualan harian

Secara umum, rendahnya nilai rasio ini berarti penggunaan modal kerja yang efisien.
Namun, rasio hutang hari yang lebih besar tidak selalu menunjukkan posisi
perusahaan yang buruk, karena menunda pembayaran kepada pemasok hingga tanggal
terakhir dapat dilakukan oleh perusahaan secara teratur untuk mempersingkat siklus
konversi kas.

7. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)


Rasio ini menunjukkan berapa hari yang biasanya dibutuhkan perusahaan untuk
mengubah persediaan menjadi penjualan.
RUMUS:
Perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan ÷ Persediaan Rata-rata
Rasio perputaran persediaan yang lebih rendah akan menunjukkan bahwa lebih sedikit
waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi
penjualan. Tren penurunan perputaran persediaan perusahaan umumnya menunjukkan
peningkatan modal kerja.

Penghitungan rasio ini dalam hitungan hari adalah sebagai berikut:


RUMUS:
Perputaran Persediaan dalam Hari = Persediaan Rata-Rata ÷ Harga Pokok
Penjualan ÷ 365

Rumus ini menghitung jumlah hari tertentu yang diperlukan agar persediaan
perusahaan diubah menjadi uang tunai.
RUMUS:
Perputaran Inventaris dalam Hari = 360 ÷ Perputaran inventaris (Inventaris
Hari Beredar)

8. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)


Efisiensi penggunaan kas perusahaan ditunjukkan oleh rasio perputaran kas. Ini
mengukur berapa kali kas perusahaan telah dibelanjakan selama beberapa periode.
RUMUS:
Perputaran Kas = Penjualan ÷ Kas Rata-Rata dan Setara Kas

Biasanya nilai rasio yang tinggi ini dianggap lebih baik, karena hal ini berarti
perusahaan menggunakan kasnya secara efektif dan lebih sering melakukan
penyerahan. Namun, dalam beberapa kasus, nilai tinggi rasio rasio ini dapat
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki dana yang tidak mencukupi dan mungkin
segera membutuhkan pembiayaan jangka pendek.
RUMUS:
Perputaran Kas = Penjualan ÷ Kas Rata-Rata dan Setara Kas dan Saham yang
Dapat Dipasarkan

9. Rasio Siklus Operasi (Operating Cycle)


Siklus operasi adalah jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah
persediaannya menjadi uang tunai. Dengan kata lain, ini adalah periode antara tanggal
perolehan barang dan tanggal realisasi kas dari penjualan. Biasanya, siklus operasi
bisnis berlangsung kurang dari satu tahun, namun ada pengecu alian.
RUMUS:
Siklus Operasi = Perputaran Piutang dalam Hari + Perputaran Persediaan
dalam Hari

10. Rasio Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)


Pengukuran lain dari efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan adalah siklus
konversi kas. Ini didefinisikan sebagai jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan dari asetnya.
RUMUS:
Siklus Konversi Kas = Periode Konversi Persediaan + Periode Konversi Piutang
– Periode Konversi Hutang

Dibagi menjadi tiga tahap, perhitungan siklus konversi kas meliputi:


 Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan
bahan, memproduksi dan menjual produk jadi;
 Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengumpulkan kas
untuk barang yang dijual (piutang);
 Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membayar hutang
kepada pemasoknya.

RASIO AKTIVITAS DALAM BISNIS

Pada dasarnya, jenis rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kecepatan
bisnis dalam mengubah aset menjadi tunai. Rasio tersebut juga bisa menjadi indikator
terkait seberapa bagus bisnis telah dijalankan. Karenanya, pemahaman tentang rasio
aktivitas ini penting untuk dimiliki perusahaan agar aktivitas bisnisnya berjalan dengan
lancar.

Departemen manajemen dan akuntansi dapat menggunakan beberapa rasio aktivitas untuk
mengukur efisiensi bisnis mereka. Rasio yang paling populer adalah perputaran
persediaan dan perputaran total aset. Kami sangat menyarankan Anda untuk menganalisis
dan membandingkan rasio dengan bisnis lain di industri dan skala yang sama.
RESUME/SUMMARY

MK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MATERI 5

Nama : Novita Sari Hutajulu

NIM : 2020041034415

Kelas :C

Dosen Pengampu : Dr. Meinarni Asnawi,SE.,M.Si,CBV,CMA.

ANALISIS NERACA (AKTIVA DAN PASIVA), ANALISIS AKTIVITAS


PENDANAAN DAN INVESTASI, ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI:
INVESTASI ANTAR PERUSAHAAN

A. ANALISIS NERACA (AKTIVA DAN PASIVA)


Neraca Keuangan (Balance Sheet) adalah gambaran posisi keuangan suatu perusahaan
pada saat tertentu. Neraca tidak menggambarkan posisi keuangan setiap saat secara
terus menerus.
Analisa neraca digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas
dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek.
Analisa neraca dapat dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan
dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan
keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha
sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan
manajemen misalnya :
 Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu
usaha.
 Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi.
 Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi.
 Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh
pinjam-an bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
 Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan
yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.

Ada dua hal pokok yang digambarkan dalam neraca, yaitu bagian Aktiva: semua harta
yang dimiliki perusahaan, dan bagian Pasiva: kewajiban yang harus dipenuhi oleh
perusahaan kepada pihak ketiga.

1. Analisis Modal kerja


Rumus:
Total Aset Liquid/Total Pasiva Lancar

Aset Liquid: semua sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam bentuk kas/yang
dapat dicairkan segera (uang tunai, surat berharga, piutang dagang, persediaan
baik dalam proses maupun dalam bentuk barang jadi, dan biaya dibayar d imuka)

Pasiva Lancar: semua kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang
dari 1 tahun (utang dagang, pinjaman jangka pendek, pajak, biaya yang harus
dibayar, uang muka)

2. Analisis Perputaran Persediaan


Rumus:
Biaya Produk yang Dijual/Rata-rata Persediaan Barang

Semakin besarnya frekuensi perputaran persediaan mencerminkan bahwa


perusahaan itu memiliki tingkat persediaan yang relatif rendah dan ada
kemungkinan akan kehabisan stok. Sebaliknya, frekuensi perputaran persediaa n
semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan menyimpan banyak stok, yang
merupakan kerugian bagi perusahaan karena engeluarkan biaya besar dalam
menyimpan persediaannya.
Kondisi baik terjadi saat tingkat perputaran persediaan relatif besar dan
perusahaan mempertahankan stok pengaman
3. Analisis Rasio Hutang
Penggunaan hutang yang efisien adalah penggunaan dengan biaya rendah untuk
memaksimalkan laba. Terdapat dua rasio hutang yg sering digunakan untuk alat
analisis, yaitu:
1) Total Hutang Dibagi Dengan Total Aktiva
Rasio ini membandingkan total hutang (jangka pendek + panjang) dengan total
aktiva, sehingga dapat diketahui % total hutang seluruhnya dibandingkan
dengan total aktiva perusahaan
2) Total Hutang Dibagi Modal Sendiri (Equity)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara posisi kreditur dan pemilik, semakin
besar rasionya semakin sulit perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya dan mengembangkan usaha.

4. Analisis Piutang
Ukuran umum untuk analisis piutang adalah rasio periode penerimaan tagihan.
Semakin cepat periode penerimaan tagihan perusahaan semakin baik. Rumus
untuk menghitung periode penerimaan tagihan :
 Mencari jumlah rata-rata nilai penjualan setiap hari:
Rumus:
Total Penjualan Pertahun/360 hari = Rata-rata Penjualan Perhari

 Periode penerimaan tagihan :


Rumus:
Piutang/Rata-rata Penjualan Perhari = ….. hari

B. ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN DAN INVESTASI


1. ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN
Aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk memproleh dana uang untuk menutupi kebutuhan-
kebutuhan perusahaan. Aktivitas Pendanaan merupakan aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang
dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang. Dalam
suatu aktivitas bisnis terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor
ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman).
Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di
pasar keuangan. Pasar keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan.
Investor menyediakan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian
atas investasi, setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan
(expected return) dan risiko.
1) Arus Masuk Kas Dari Aktivitas Pendanaan Antara Lain:
a. Penerimaan Dari Utang Obligasi.
b. Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah.
c. Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah.

2) Arus Keluar Kas Dari Aktivitas Pendanaan Antara Lain:


a. Pembayaran Pokok Utang Obligasi.
b. Pengeluaran Kas Untuk Dipinjamkan Kepada Pemerintah Daerah.
c. Pengeluaran Kas Untuk Dipinjamkan Kepada Perusahaan Daerah.

2. ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI


Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas
bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di
masa yang akan dating berupa perolehan dan pelepasan investasi (baik jangka
pendek (yang tidak termasuk dalam setara kas) maupun jangka panjang), Aset
tetap, serta Aset lainnya.
1) Arus Masuk Kas Dari Aktivitas Investasi Terdiri Dari:
a. Penjualan Aset Tetap.
b. Penjualan Aset Lainnya.
c. Pencairan Dana Cadangan.
d. Penerimaan Dari Divestasi.
e. Penjualan Investasi Dalam Bentuk Sekuritas.
2) Arus Keluar Kas Dari Aktivitas Investasi
a. Perolehan Aset Tetap.
b. Perolehan Aset Lainnya.
c. Pembentukan Dana Cadangan.
d. Penyertaan Modal Pemerintah.
e. Pembelian Investasi Dalam Bentuk Sekuritas.

C. ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTAR PERUSAHAAN


EFEK INVESTASI
Efek investasi disebut juga efek yang dapat diperdagangkan. Efek investasi dapat
berbentuk utang atau ekuitas. Efek utang merupakan efek yang merepresentasikan
hubungan kreditor dengan entitas lain. Efek ekuitas merupakan efek yang
mencerminkan kepentingan kepemilikan pada entitas lain.

Akuntansi untuk Efek Investasi


Efek investasi dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan atau
nilai wajar (pasar), tergantung pada jenis efek dan tingkat pengaruh atau kontrol
sebuah perusahaan investor terhadap perusahaan tempat investasi.
Kelompok efek investasi:
1. Efek Utang
Merupakan instrumen yang menunjukkan hubungan antara kreditor dengan entitas
lain. Efek utang dikelompokkan menjadi:
1) Dimiliki hingga jatuh tempo, merupakan sekuritas utang yang ingin dan
mampu dimiliki manajemen hingga jatuh tempo.
2) Diperdagangkan, merupakan utang yang dibeli dengan tujuan akan dikelola
secara aktif dan akan dijual untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu
dekat.
3) Tersedia untuk dijual merupakan sekuritas utang yang tidak tergolong
sekuritas diperdagangan atau dimiliki hingga jatuh tempo.
4) Pengalihan antar kategori.

2. Efek Ekuitas
Merupakan efek yang mewakili kepemilikan pada entitas lain, yang dapat
diklasifikasikan menjadi 3:
1) Tidak memiliki pengaruh – kepemilikan kurang dari 20%
2) Pengaruh signifikan – kepemilikan antara 20%-50%
3) Pihak yang mengedalikan – kepemilikan lebih dari 50%

Analisis Efek Investasi


Analisis sekuritas investasi memiliki dua tujuan yaitu:
1. Memisahkan kinerja dan asset operasi dari kinerja dan aset investasi.
2. Menganalisa distorsi akuntansi dari efek. Potensi distorsi akibat akuntansi efek
investasi yang harus diperhatikan analis:
a) Peluang untuk memperoleh keuntungan yang diperdagangkan.
b) Kewajiban yang diakui sebesar biaya perolehan.
c) Definisi efek ekuitas yang tidak konsisten.
d) Klasifikasi berdasarkan niat.

AKUNTANSI METODE EKUITAS


Akuntansi metode ekuitas diperlukan untuk investasi antar perusahaan ketika
perusahaan investor dapat menggunakan pengaruh signifikan terhadap investee.

Mekanisme Metode Ekuitas


Ada beberapa hal penting terkait akuntansi metode ekuitas:
1) Akuntansi investasi dilaporkan pada jumlah yang sama dengan bagian
proporsional ekuitas pemegang saham dari perusahaan investee.
2) Pendapatan investasi harus dipisahkan dari laba operasi inti dalam analisis laba
perusahaan investor jika investasi itu sifatnya tidak dianggap strategis.
3) Investasi yang dihitung menggunakan metode ekuitas dilaporkan pada biaya
perolehan yang telah disesuaikan, bukan pada nilai pasar.
4) Investor harus menghentikan akuntansi metode ekuitas ketika investasi tersebut
dikurangi menjadi nol dan seharusnya tidak memberikan kerugian tambahan,
kecuali jika investor harus menjamin kewajiban investee atau berkomitmen untuk
memberikan dukungan lebih lanjut pada investee.
5) Jika jumlah investasi awal melebihi bagian proporsional dan nilai buku perusahaan
investee, kelebihan tersebut dialokasikan pada asset berwujud dan tidak berwujud
yang dapat diidentifikasi yang disusutkan atau diamortisasi selama masa
manfaatnya.

Implikasi Analisis Atas Investasi Antarperusahaan


1) Pengakuan laba perusahaan investasi, uang yang dihasilkan perusahaan penerima
investasi sebanding dengan uang yang diterima investor.
2) Investasi modal yang tidak diakui.
3) Cadangan pajak atas laba anak perusahaan yang tidak dibagikan.

KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis mengacu pada merger atau akuisisi suatu bisnis. Terjadi jika
perusahaan mengakuisisi sebagian besar efek ekuitas perusahaan lainnya:
Beberapa alasan ekonomi melakukan kombinasi bisnis:
1) Untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, teknologi, jaringan
pemasaran, atau pangsa pasar yang tidak ternilai.
2) Untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap sumber keuangan.
3) Memperkuat manajemen.
4) Meningkatkan efisiensi operasi.
5) Mendorong diversifikasi.
6) Mempercepat masuk ke pasar.
7) Mencapai skala ekonomi.
8) Memperoleh manfaat pajak.

Akuntansi Kombinasi Bisnis

Akuntansi untuk Kombinasi Bisnis adalah sebagai berikut:

1) Laporan Keuangan Konsolidasian


2) Mekanisme Konsolidasi
3) Penurunan Nilai Goodwill

Permasalahan dalam Kombinasi Bisnis


Terdapat beberapa permasalah yang terjadi dalam melakukan Kombinasi Bisnis,
antara lain:

1) Pertimbangan Kontijensi
2) Alokasi Total Biaya.
3) Penelitian dan Pengembangan dalam Proses
4) Utang Dalam Laporan Keuangan Konsolidasian
5) Keuntungan atas IPO Entitas Anak
6) Penjualan Dan Laba Sebelum Akuisisi
7) Akuntansi Push And Down
8) Keterbatasan Tambahan Dalam Laporan Keuangan Konsolidasian

EFEK DERIVATIF

Untuk mengurangi risiko pasar, perusahaan melakukan transaksi lindung nilai.


Instrumen yang digunakan dalam transaksi lindung nilai: instrumen keuangan
derivatif. Derivatif merupakan instrumen keuangan yang nilainya diturunkan dari nilai
aset lainnya, kelompok aset, atau variabel ekonomi.

Berbagai macam instrumen keuangan digunakan untuk kegiatan lindu ng nilai,


termasuk berikut ini:

1) Kontrak Masa Depan (Futures Contract)


2) Kontrak Swap (Swap Contract)
3) Kontak Opsi (Option Contract)

Analisis Derivatif

 Tujuan Penggunaan Derivatif


 Eksposur Risiko dan Efektivitas Strategi Lindung Nilai
 Eksposur Risiko Transaksi Khusus Versus Transaksi Keseluruhan Perusahaan
 Penyertaan dalam Laba Operasi dan Non-Operasi
Akuntansi Untuk Derivatif

Pengungkapan Derivatif

Terdapat 4 pengungkapan Derivatif, antara lain:

1) Pengungkapan Kualitatif
Garis besar mengenai jenis aktivitas lindung nilai yang digunakan dan metode
akuntansi.
2) Pengungkapan Kuantitatif
Menyediakan informasi kuantitatif mengenai aktivitas lindung nilai suku bunga
dan mata uang asing pada laporan tahunan.
3) Eksposur Risiko Suku Bunga
Perjanjian swap: mempertahankan hubungan yang diinginkan antara utang suku
bunga tetap dan mengambang.
4) Eksposur Valuta Asing
Risiko valas terkait mata uang asing.

Anda mungkin juga menyukai