Anda di halaman 1dari 2

Financial Statement Analysis.

Rasio
2
Efisiensi (Efficiency Ratio):
Rasio
2
efisiensi adalah kumpulan rasio yang terdapat dalam Balance sheet dan
Income Statement, dengan menggabungkan sebuah laporan keuangan yang
dinamis, yakni income statement dan sebuah laporan keuangan yang statis,
balance sheet. Rasio
2
ini penting untuk mengukur efisiensi dari suatu perusahaan
dalam mengatur inventory, sales, assets, accounts receivables atau payables. Rasio
ini juga menunjukkan kemam-puan perusahaan untuk dapat memenuhi obligasi
pembayaran jangka pendek dan jangka panjang kepada Principals/suppliers.
Karena bila Perusahaan tidak menerima pembayaran tepat waktu, bagaimana
mereka dapat membayar supplier tepat waktu juga. Sering kita mendengar alasan
Saya akan membayar setelah saya menerima pembayaran dari pelanggan atau
Pelanggan saya belum membayar!'
RASIO EFISIENSI PERTAMA
DSO (Days Sales Outstanding): Rasio Days Sales Outstanding menunjukkan rata
2

waktu untuk mengubah tagihan (receivables) menjadi cash dan usia accounts
receivable suatu perusahaan (diukur dalam hari).
Rasio ini adalah cermin efisiensi suatu perusahaan serta Efektivitas untuk menagih
piutang yang ada dipasaran. Rasio ini sangat penting untuk mengatur kredit dan
tagihan.
Best Possible DSO adalah tolok ukur dengan mengabaikan penyimpangan
2
yang
ada dan hanya memakai angka tagihan (receivables) yang ada pada suatu saat.
Dipakai sebagai pengukuran, makin dekat regular DSO pada Best Possible DSO,
makin dekat pula tagihan (receivables) pada tingkat yang optimal.
Best Possible DSO mempergunakan 3 informasi untuk perhitungan:
Tagihan yang berjalan (Current Receivables)
Total penjualan kredit dalam periode perhitungan
J umlah hari dalam periode perhitungan
Rumus:
Best Possible DSO =Tagihan berjalan (Current Receivables)/Total penjualan x jumlah
hari
Rumus:
Regular DSO =(Total Tagihan/Total Penjualan kredit) x J umlah hari dalam masa
analisa
Contoh dari Balance sheet dan Income Statement suatu Perusahaan distribusi:
Total Accounts Receivables (dari Balance Sheet) =Rp. 97,456,132,236.-
Total Penjualan Kredit (dari Income Statement) =Rp. 727,116,287,322.-
J umlah hari dalam masa perhitungan =1 tahun =360 hari
DSO =[ Rp 97,456132,236.-, / Rp. 727,116,116,287,322 ] x 360 =48.25 hari
Interpretasi:
Perusahaan diatas membutuhkan waktu kira2 48 hari untuk menerima
pembayaran. Dibandingkan dengan Term of Payment mereka yang 30 hari, berarti
Pelanggan nya melakukan pembayaran terlambat 18 hari dari masa bayar yang
seharusnya.
Bandingkan dengan Norma dan rasio dalam Industri untuk dilihat apakah diatas,
diba-wah atau sama, dimana untuk industry distribusi di Indonesia adalah 29 hari.
RASIO EFISIENSI KEDUA
Inventory Turnover ratio (ITR). Ini adalah rasio hasil pembagian Total Penjualan
dengan Total persediaan (Inventory). Rasio ini menunjukkan efisiensi dan indikasi
kemampuan perusahaan untuk memutarkan persedian stock penjualan nya.
Rumus:
Inventory Turnover Ratio =Netto penjualan / Stock dalam persediaan (Total
inventory)
Dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Inventory Turnover Ratio =Cost of Goods Sold (COGS) / Inventory
Contoh diambil dari Balance sheet dan Income Statement:
Netto Penjualan =Rp. 727,116,287,322.- (dari Income Statement)
Total Inventory =Rp. 64,921,145,000 (dari Balance sheet )
Inventory Turnover Ratio =Rp. 727,116,287,322.- / Rp. 64,921,145,000
Inventory Turnover =11.2 kali
Interpretasi:
Perusahaan tersebut mampu untuk memutar inventory nya 11.2 kali dalam satu
tahun fiskal. Dibandingkan dengan Norma dan Rasio dalam industry distribusi yang
terletak pada angka 12.1 kali, maka rasio diatas tidak terlampau jelek.
RASIO EFISIENSI KETIGA
Accounts Payable to Sales (%): Rasio ini diperoleh sebagai hasil pembagian
'Accounts Payable' dari 'Penjualan Netto tahunan (Annual Net Sales) perusahaan.
Rasio ini mem-berikan indikasi berapa permodalan yang diberikan oleh
Principals/ Supplier untuk mem-beayai sales yang dicapai. Makin tinggi rasio ini
berarti Perusahaan ini memperoleh permodalan murah dari Principal/supplier nya.
Hakekatnya modal kerja (working capital) dari perusahaan itu didanai oleh Principals
mereka.
Rumus:
Accounts Payables to Sales Ratio =[Accounts Payables / Penjualan Netto ] x 100
Contoh diambil dari Balance sheet dan Income Statement:
Accounts Payables =Rp. 152,240,112,230.- (dari Balance sheet)
Penjualan Netto (Net Sales) =Rp. 727,116,287,322.- (dari Income Statement)
Accounts Payables to Sales Ratio =[Rp. 152,240,112,230.- / Rp. 727,116,287,322.-] x
100
Accounts Payables to Sales Ratio =20.9%.
Interpretasi:
Hampir 21% dari permodalan perusahaan di-dana-i oleh Principals/ suppliers nya.
Sangat menguntungkan!
Semoga rasio
2
ini bermanfaat bagi anda dalam mengelola perusahaan anda.

Hanz Agus Rivai

Anda mungkin juga menyukai