Bisa disimpulkan bahwa nilai rasio yang tinggi menunjukkan aktivitas perusahaan
yang semakin baik. Hal ini karena perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak
penjualan dengan beberapa tingkat aset tertentu, begitu juga sebaliknya.
2. Rasio Perputaran Aset Tetap
(Fixed Asset Turnover Ratio)
Rasio Perputaran Aset Tetap adalah rasio yang menunjukkan cara suatu perusahaan
memanfaatkan aset tetapnya. Rasio ini bisa dikatakan rasio untuk mengukur efisiensi
dan produktivitas aset tetap dalam menghasilkan pendapatan.
Angka rasio yang tinggi menunjukkan suatu perusahaan memanfaatkan aset tetapnya
untuk menghasilkan pendapatan dengan tepat, begitu juga sebaliknya.
3. Rasio Siklus Konversi Kas
(Cash Conversion Cycle Ratio)
Rasio Siklus Konversi Kas adalah jumlah hari yang dibutuhkan suatu perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan. Istilah lain dari rasio ini adalah net operating cycle
ratio.
Untuk menghitungnya kira memerlukan dua akun, yaitu harga pokok penjualan (Cost
of Goods Sold atau COGS) dan persediaan. Kamu dapat menemukan kedua akun
tersebut di laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya, bagilah COGS dengan rata-rata
persediaan dalam dua tahun terakhir.
Manajemen persediaan yang efektif bisa dilihat dari nilai rasio yang tinggi. Hal ini
menunjukkan perusahaan cepat dalam mengkonversi persediaan produknya menjadi
penjualan.
Beda halnya dengan nilai rasio yang rendah akan menunjukkan perusahaan tidak
dapat menjual barangnya dengan cepat. Akibatnya, beban perusahaan meningkat
karena persediaan menumpuk di gudang untuk waktu yang lama.
2020
12.290.171.0043.163
2.924.782.420.696
4.20
86.86