Anda di halaman 1dari 3

3.

Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah


Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.
Suatu organisasi atau perusahaan dapat dikatakan efisien apabila :
1) Menghasilkan output yang lebih besar dengan menggunakan input tertentu
2) Menghasilkkan produksi yang lebih besar dari penggunaan sumber dayanya
3) Mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin
Untuk mengukur kinerja pemerintah daerah dalam memobilisasi pererimaan PAD,
indikator rasio efektivitas PAD saja belum cukup, sebab meskipun jika dilihat dari rasio
efektivitasnya sudah baik tetapi bila ternyata biaya untuk mencapai target sangat besar berarti
pemungutan PAD tersebut tidak efisien.
Rasio Efisiensi Daerah dirumuskan sebagai berikut :
Rasio Efisiensi = Biaya yang dikeluarkan memungut PAD X 100%
Realisasi Penerimaan PAD

4. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas adalah pemanfaatan aset perusahaan untuk mengasilkan profit,
khususnya bagi investor yang telah mengeluarkan modal untuk mengeluarkan modal untuk
membeli aset suatu perusahaan. Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dan juga dapat mengukur tingkat
efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga membantu investor dan
analis keuangan mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk
menghasilkan pendapatan dan uang tunai.
Fungsi dasar dari rasio aktivitas adalah membantu analisis mengukur bagaimana
perusahaan menangani manajemen inventaris. Hal tersebut merupakan kunci kelancaran
operasional dan kesehatan fiskal perusahaan secara keseluruhan.
adapun beberapa jenis rasio aktivitas beserta rumusnya :
1) Rasio Perputaran (Total Aset Turnover)
Rasio ini mampu mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
dengan memanfaatkan semua aset jangka panjang dan jangka pendek yang tersedia.
Rumus : Rasio Perputaran = Penjualan Bersih
Total Aset Rata-rata

2) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)


Rasio perputaran modal kerja adalah besaran yang menunjukkan efektivitas usaha
dalam memanfaatkan modal kerjanya.
Rumus : Rasio Perputaran Modal Kerja = Penjualan .
Modal Kerja Rata-rata
3) Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Rasio perputaran piutang juga dikenal sebagai rasio debitur. Rasio aktivitas ini
mengukur efisiensi bisnis dalam mengubah piutang menjadi uang tunai.

Rumus : Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Bersih


Rata-rata piutang bersih

4) Rasio Jangka Hutang Beredar (Days Payable Outstanding)


Rasio ini dibutuhkan jika perusahaan ingin mengetahui seberapa efektif pengelolaan
pembayaran hutangnya.
Rumus : Jangka Hutang Beredar = . Hutang Usaha .
Rata-rata biaya penjualan harian

5) Rasio Perputaran Perseediaan (Inventory Turnover)


Rasio perputaran persediaan menunjukkan seberapa baik bisnis mengelola tingkat
inventaris dan seberapa sering mereka dipasok ulang.
Rumus : Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Persediaan rata-rata

6) Rasio Perputaran Aset tetap (Fixed Aset Turnover)


Rasio ini mengukur kemampuan bisnis untuk menghasilkan penjualan dari aset tetap
seperti properti, pabrik dan peralatan.
Rumus : Rasio Perputaran Aset Tetap = Pendapatan .
Rata-rata aset tetap

5. Derajat Desentralisasi Fiskal


Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dengan Total Penerimaan Daerah. Rasio ini menunjukkan derajat
kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka
semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi.
Tingkat Desentralisasi Fiskal adalah ukuran untuk menunjukkan tingkat kewenangan dan
tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan pembangunan.
Rasio Derajat Desentralisasi dirumuskan sebagai berikut :
Rasio Desentralisasi = Pendapatan Asli Daerah x 100%
Total Pendapatan Daerah

6. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan keuangan daerah menunjukkan tingkat ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Rasio ini didapat dengan pendaatan transfer
dibagi total pendapatan daerah. Semakin tinggi rasio ketergantungan ini maka semakin besar
tingkat ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.
Rasio Ketergantungan dirumuskan sebagai berikut :
Rasio Ketergantungan = Pendapatan Transfer X 100%
Total Pendapatan Daerah

Anda mungkin juga menyukai