MODUL VII
RASIO AKTIVITAS
1.1 Pendahuluan
Dalam modul bab 7 ini akan dibahas mengenai :
1. Pengertian Rasio Aktivitas
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas
3. Jenis-jenis Rasio Aktivitas
4. Pengaruh Positif Rasio Aktivitas terhadap Nilai Perusahaan
Analisis laporan keuangan memakai perhitunganrasio-rasio supaya bisa mengevaluasi kondisi
finansial industri pada waktu kemudian, saat ini, serta masa yang akan datang. Salah satu
rasio yang digunakan merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengenali seberapa
efisien industri dalam menggunakan seluruh sumber energi yang terdapat padanya.
Di samping itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata- rata persediaan
tersimpan di gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva dalam satu periode,
pemakaian segala aktiva terhadap penjualan serta rasio yang lain. Dengan demikian, dari hasil
pengukuran ini jelas kalau keadaan perusahaan periode ini sanggup ataupun tidak untuk
mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.
Apabila tidak sanggup untuk mencapai sasaran, pihak manajemen harus mampu mencari
sebab-sebab tidak tercapainya sasaran yang sudah ditetapkan. Tetapi, apabila sanggup
mencapai sasaran yang sudah ditetapkan, sebaiknya bisa dipertahankan ataupun ditingkatkan
untuk periode selanjutnya. Penggunaan rasio aktivitas ialah dengan cara membandingkan
antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya
diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva
seperti persediaan, piutang, dan aktiva tetap lainnya.
d) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerjaberputar dalam
satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan (working capital turn over)
e) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode
f) Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan
penjualan.
Kemudian, di samping tujuan yang ingin dicapai di atas, terdapat beberapa manfaat
yang dapat ambil dari rasio aktivitas, yaitu:
1. Dalam bidang piutang.
a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutangmampu ditagih
selama satu periode. Kemudian, manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana
yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Dengan demikian, dapat
diketahui efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days
of receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari piutang tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih.
a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap berputar dalam satu periode
b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan
dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.
rata-rata piutang.
Rumusan untuk mencari Receivable Turn Over adalah sebagai berikut:
Receivable turn over = Penjualan kredit
Rata-rata Piutang
Tahun 2005 = 5.950 = 11,81 kali (12)
550
Tahun 2006 = 5.550 = 15,41kali (15,5)
360
Artinya perputaran piutang untuk tahun 2005 adalah 12 kali dibandingkan dengan
pejualan dan perputaran piutang untuk tahun 2006 adalah 15,5 kali dibandingkan
penjualan. Jika rata-rata perusahaan untuk perputaran piutang adalah 15 kali, maka
untuk tahun 2005 dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manjeman
dianggap tidak berhasil, namun untuk tahun 2006 dianggap berhasil karena melebih
angka rata-rata perusahaan.
2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan
nama rasio perputaran persediaan. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup
popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
manajemen mengontrol modal yangada pada persediaan. Dapat pula diartikan bahwa
perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang
persediaan diganti dalam satu tahun.
Turunan dari perputaran persediaan adalah jumlah hari untuk menjual persediaan (days
to sell inventory). Cara menghitung rasio perputaran persediaan dilakukan dengan dua
cara yaitu:
• Membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan,
• Membandingkan antara penjualan nilai sediaan.
Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja
secara efesien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran
persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efesien atau tidak produktif
dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi
dalam tingkat pengembalian yang rendah.
Rumusan untuk mencari Inventory Turn Over yaitu:
Inventory turn over = Penjualan
Persediaan
Untuk 2005
Inventory turn over = 5.90 = 23,8 kali (24kali)
250
Rasio ini menujukan 24 kali persediaan barang dagang diganti dalam satu
tahun. Apabila rata-rata perusahaan untuk Inventory Turn Over adalah 20 kali, berarti
Inventory Turn Over lebih baik. Perusahaan tidak menahan persediaan dalam jumlah
yang berlebihan.
3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan,
seperti modal kerja bersih, yang merupakan selisih antara total aktiva lancar dengan
total utang lancar. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari
perusahaan, diharapkan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali dalam jangka
waktu yang relatif pendek (Raissa, 2012). Umumnya, aktiva lancar terdiri dari kas
bank, surat-surat berharga yangmudah diuangkan (giro, cek, deposito), piutang dagang
dan persediaan dengantingkat perputarannya maksimal satu tahun.
Sedangkan Perputaran Modal Kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur
atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja perusahaan berputar selama suatu periode atau dalam
suatu periode. Untuk mengukur rasio ini kita perlu membandingkan antara penjualan
dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Dari hasil penilaian, apabila
perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan
modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan,
piutang atau saldo kas yang terlalu besar.
Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkindisebabkan
tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu
kecil.
Rumus:
Perputaran Modal kerja = Penjualan Bersih
Modal Kerja
Modal kerja dapat dihitung dengan cara mengurangkan kewajiban aktiva perusahaan dari
aset aktivanya.
Untuk tahun 2005 = 5.950 = 3,62 kali (3,7)
1.640
Berdasarkan hal tersebut, maka perputaran total aset merupakan faktor yang sangat
penting. Perputaran aset yang cepat dalam kurun waktu tertentu, hal ini merupakan signal
positif bagi pasar, karena cerminan dari efektifitas perusahaan dalam mengelola aset.
Perusahaan dalam kondisi seperti ini, akan menarik bagi calon investor untuk bergabung
menanamkan dananya. Kondisi ini dapat mendongkrak harga saham, yang kemudian nilai
perusahaan dapat meningkat. Korelasi yang linier ini secara empiris dibuktikan oleh
Rahardian, (2011) dimana hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa perputaan
total aset yang cepat dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Fahmi (2013:132) rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkansejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang
aktivitas perusahaan, di mana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal
dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Menurut Fahmi (2011:2) kinerja keuangan
adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan
ketentuan dalam SAK (Standar Akutansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted
Accouting Principle).
Pentingnya rasio aktivitas bagi kinerja keuangan adalah rasio ini dapat digunakan
untuk memprediksi laba. Jika laba meningkat maka kinerja keuangan dalam kondisi bagus
atau sehat, karena berkaitan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan yang ada untuk
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio aktivitas maka semakin baik pula bagi
perusahaan. Rasio aktivitas juga mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan
perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan (Dermawan dan Purba,
2013).