Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 1

Alfiera Nuariani
Amirah Sakinah
Andri Setiawan
Leni Rahayu

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

RASIO LIKUIDITAS

M Fauzi Meilandi
Nita Novita
Resa Noviani
Tiara Pujia Bangsa
Widya Dwi Puspita

Assalamualaikum

Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata
lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana tingkatan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Untuk dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo perusahaan harus
memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas yang baik atau aset lancar lainnya
yang juga dapat dengan segera dikonversi atau diubah menjadi kas.

Rasio likuiditas sering juga dikenal sebagai rasio modal kerja (rasio aset lancar),
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu perusahaan.
Rasio modal kerja ini dihitung dengan membandingkan antara total aset lancar
dengan total kewajiban lancar. Pengukuran dan evaluasi terhadap rasio ini
dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga dapat dilihat perkembangan
kondisi tingkat likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Penyebab perusahaan tidak dapat


melunasi kewajiban jangka pendeknya:

Ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka


pendeknya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. perusahaan dapat saja tidak mampu membayar utang jangka


pendeknya karena memang perusahaan tidak memiliki dana sama
sekali
2. bisa juga bahwa sesungguhnya perusahaan tidak mengalami kesulitan
finansial, hanya saja pada saat terdapat utang yang jatuh tempo,
perusahaan masih perlu menunggu untuk mencairkan beberapa aset
lancar lainnya menjadi kas, seperti melakukan penagihan piutang
usaha, menjual persediaan barang dagang, atau bahkan menjual
beberapa sekuritas jangka pendeknya

Ilustrasi likuiditas perusahaan

Untuk mengilustrasikan penetapan perusahaan pada kategori likuid atau tidak likuid, misalkan
bahwa PT. Cemerlang memiliki kewajiban lancar sebesar Rp 100jt. Total aset lancar dimilikinya
adalah Rp 135jt. Dalam kondisi ini, perusahaan dapat dikatakan likuid, yaitu mampu membayar
kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Sebaliknya, apabila perusahaan
hanya memiliki total aset lancar yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah kewajiban lancarnya
(100jt) maka perusahaan tersebut dikatakan tidak likuid, yaitu tidak akan sanggup membayar
kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

Pada saat PT. Cemerlang memiliki total aset lancar sebesar 135jt, meskipun dikatakan likuid
(mampu membayar kewajiban lancar sebesar 100jt), namun posisi keuangan ini tergolong
menghawatirkan karena total aset lancar yang tersisa hanyalah sebesar 35jt. Jumlah ini
tergolong sangat kecil dan beresiko terutama apabila ada kewajiban lainnya (yang tidak
terduga) yang memerlukan pembayaran dalam waktu segera.

Kondisi keuangan yang baik adalah tidak hanya sekedar likuid melainkan juga harus memenuhi
standar likuiditas tertentu, khususnya untuk menghadapi kewajiban keuangan yang tidak
terduga namun memerlukan pembayaran yang segera.

Standar likuiditas yang baik untuk ukuran perbandingan antara total


aset lancar dengan total kewajiban lancar adalah 200% atau 2:1.
Jadi apabila perusahaan memiliki kewajiban lancar sebesar 100jt maka
besarnya total aset lancar yang harus dimiliki perusahaan adalah 2
kalinya, yaitu sebesar 200jt. Namun perlu dicatat bahwa standar
likuiditas ini tidaklah mutlak karena harus diperhatikan juga faktor
lainnya seperti tipe (karakteristik) industri, efisiensi persediaan,
manajemen kas, dan sebagainya.

Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang


yang akan segera jatuh tempo.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka


pendek dengan menggunakan total aset lancar.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam embayar kewajiban jangka


pendek dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan
persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya).

Untuk mengukur tingkat ketersediaan uang kas perusahaan dalam membayar


utang jangka pendek.

Sebagai alat perencanaan keuangan di masa mendatang terutama yang berkaitan


dengan perencanaan kas dan utang jangka pendek.

Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya selama beberapa periode.

Jenis-jenis Rasio Likuiditas

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera
jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.
Dengan kata lain, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar
jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan
dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung
sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban
lancar.

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai
barikut :

Rasio Lancar =

Aset Lancar
Kewajiban lancar

Contoh Soal
PT GALAXY SOLARIA, Tbk :
2014

2013

Total Aset Lancar

2.000.000

2.080.000

Total Kewajiban Lancar

1.100.000

1.600.000

Untuk tahun 2014:


Rasio Lancar =

Rp.2.000.000
Rp.1.100.000

= 1,82

Artinya, perusahaan memiliki asset lancar sebanyak 1,82 kali dari total
kewajiban lancar (1,82:1), atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1
Kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,82 asset lancar.

Untuk tahun 2013:


Rasio Lancar =

Rp.2.080.000
Rp.1.600.000

= 1,3

Artinya, perusahaan memiliki asset lancar sebanyak 1,3 kali dari total
kewajiban lancar (1,3:1), atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1
Kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,3 asset lancar.
Interpretasi:
Rasio lancar tahun 2014 jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rasio lancar
tahun 2013. sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industry untuk rasio
lancar adalah 1,7 maka tingkat likuiditas perusahaan di tahun 2013 dapat
disimpulkan cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan
sejenis lainnya karena besarn rasionya (1,3) masih berada di bawah rata-rata
industry (1,7). Sedangkan tingkat likuiditas perusahaan untuk tahun 2014 dapat
disimpulkan cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis
lainnya karena besaran rasionya (1,82) berada di atas rata-rata industry (1,7).

2. Rasio Sangat Lancar(Quick Ratio)

Rasio sangat lancar atau rasio cepat merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat
lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tidak termasuk persediaan
barang dagang dan aset lancar lainnya. Dengan kata lain, rasio sangat
lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset
sangat lancar (di luar persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya)
yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar.
Oleh sebab itu, rasio sangat lancar dihitung sebagai hasil bagi antara aset
sangat lancar (aset yang dapat dengan segera dikonversi menjadi kas
tanpa mengalami kesulitan) dengan total kewajiban lancar.

Rumus Quick Ratio:

Rasio Cepat =

Kas+sekuritas jangka pendek+piutang


Kewajiban lancar

PT. Galaxy Solaria:


2014

2013

kas

700.000

500.000

Piutang usaha

500.000

700.000

Total kewajiban
lancar

1.100.000

1.600.000

Untuk tahun 2014 :


Rasio cepat=

Rp.700.000+Rp.500.
000
Rp.1.100.000

Rp. 1.200.000
=

= 1,09
Rp. 1.100.000

artinya, perusahan memiliki asset sangat lancar sebanyak 1,09 x dari total
kewajiban lancar (1,09:1), atau dengan kata lain bahwa setiap Rp. 1
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 1,09 asset sangat lancar

Untuk tahun 2013:


Rasio cepat=

Rp 500.000+Rp
700.000

Rp. 1.200.000
=

= 0,75

Rp 1.600.000
Rp. 1.600.000
Artinya, perusahaan hanya memiliki aset sangat lancar sebanyak 0,75 kali
dari total kewajiban lancar (0,75:1), atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1
kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,75 aset sangat lancar.
Interpretasi:
Rasio sangat lancar tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan rasio sangat
lancar tahun 2013. di tahun 2014, posisi total kewajiban lancar dapat ditutup
sepenuhnya oleh aset sangat lancar, sedangkan di tahun 2013 kemampuan aset
sangat lancar dalam memenuhi total kewajiban lancar hanyalah sebesar
75%nya.
Sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk rasio sangat lancar
adalah 1,5 maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan aset sangat lancar adalah cenderung kurang baik jika
dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya untuk
tahun 2013 (0,75) maupun untuk tahun 2014 (1,09) masih berada di bawah ratarata industri (1,5).

3. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang
jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang
sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera
jatuh tempo menggunakan uang kas atau stara kas yang ada

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas


Rasio kas =

Kas dan setara kas


Kewajiban lancar

PT. Galaxi Solaria:


2014

2013

kas

700.000

500.000

Total kewajiban lancar

1.100.000

1.600.000

Untuk tahun 2014


Rasio kas =

Rp.700.000
Rp.1.100.000

= 0,64

Artinya, perusahaan memiliki kas sebanyak 0,64 kali dari total


kewajiban lancar (0,64:1), atau dengan kata lain bahwa setiap Rp1
kewajiban lancar dijamin oleh Rp 0,64 kas.

Untuk tahun
2013:
Rasio kas =

Rp.500.000
Rp.1.600.000

= 0,31

Artinya, perusahaan hanya memiliki kas sebanyak 0,31 kali dari total
kewajiban lancar (0,31:1), atau dengan kata lain bahwa setiap Rp1
kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp031 kas.

Interpretasi:

Rasio kas untuk tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan rasio kas
tahun 2013. sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk rasio
kas adalah 0,5 maka kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas
atau setara kas yang tersedia di tahun 2013 dapat disimpulkan cenderung
kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena
besaran rasionya (0,31) masih berada di bawah rata-rata industri (0,5).

Sedangkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya


yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara
kas yang tersedia di tahun 2014 dapat disimpulkan cenderung lebih baik
jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran
rasionya (0,64) berada di atas rata-rata industri (0,5).

Any Question???

wassalMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai