Dapat dilihat bahwa aktiva lancar tidak mampu untuk menutupi utang lancar pada
kedua tahun, hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya tingkat pengembalian aktiva lancar
yaitu piutang usaha, karena menunjukan jumlahnya yang paling tinggi pada aset lancar pada
ke dua tahun tersebut, sehingga diartikan tingginya piutang yang masih belum tertagih pada
kedua tahun tersebut. Sedangkan untuk utang jangka pendek menunjukan jumlah yang paling
tinggi yaitu utang usaha pihak ketiga, yang kemungkinan tingginya utang pada kedua tahun
tersebut dalam pembelian bahan baku ke supplier sebagai akibat dari piutang yang juga tinggi
pada aset lancar.
• Rasio Cepat
Quick Ratio =
Artinya setiap Rp. 1 utang lancar dapat ditutupi oleh aset lancar selain persediaan sebesar
Rp. 0,4.
Jika rata-rata industry 2 kali, Artinya dapat dilihat bahwa keadaan perusahaan
kurang baik diantara ke dua tahunnya, karena dibawah rata- rata industri.
Jika rata-rata industry 50%, maka keadaan perusahaan dikatakan kurang baik untuk
ke dua tahunnya, artinya, rasio kas terlalu rendah sehingga akan sulit bagi perusahaan
mengeluarkan dana cash saat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasionalnya atau
menutupi utang yang ada.
RASIO SOLVABILITAS
atau
Leverage Ratio
Rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang.
RUMUS: DAR=
RUMUS: DER=
3. Long Term Debt to Equity Ratio (Utang Jangka Panjang dengan Modal)
Digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang.
RUMUS: LTDtER=
RUMUS: TIE=
Contoh:
Dari laporan keuangan PT. Maju Bersama diatas, hitunglah dan interpretasikan
dengan menggunakan Rasio Solvabilitas:
INGAT: dikatakan masih diatas rata- rata industri, karena perusahaan dibiayai
hampir separuhnya hutang. Artinya disini, semakin tinggi rasio DAR, maka
pendanaan dengan utang semakin banyak. Semakin rendah Rasio ini, maka
semakin baik (Kasmir: 2015)
dalam hal ini, dibuktikan dengan tingginya utang bank jangka pendek dan
utang bank jangka panjang diantara kedua tahun tersebut. Sehingga kondisi ini, akan
sulit bagi perbankan untuk masa yang akan datang dalam memutuskan peminjaman dana
pada perusahaan.
• Debt to Equity Ratio DER ==
Untuk tahun 2018:
DER = = 0,911 (dibulatkan 91%)
Ini menunjukan bahwa setiap Rp 1 modal, maka sebesar Rp 0,91 yang
dijadikan untuk jaminan utang.
Rata- rata industri DER adalah 80%, perusahaan masih dianggap kurang baik
karena masih diatas rata- rata industri, begitu juga tahun 2019. artinya disini perusahaan
cukup banyak dibiayai dengan utang sehingga tidak ada peningkatan dalam penyediaan
dana untuk modal sendiri.
LTDtER=
Untuk tahun 2018:
LTDtER = = 0,577
TIE tahun 2018 adalah 10 kali artinya biaya bunga dapat ditutupi 10 kali dari
laba sebelum bunga dan pajak.
Rata- rata industri adalah 10 kali, maka rasio utk tahun 2018 adalah baik, akan
tetapi untuk tahun 2019, dinilai kurang baik karena masih dibawah rata- rata industri, hal
ini akan menyulitkan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman dikemudian hari.
INGAT: Semakin tinggi rasio TIE semakin baik, karena perusahaan dianggap
mampu untuk membayar beban bunga periode tertentu dengan jaminan laba operasi
yang diperolehnya pada periode tertentu dan sebaliknya. (Fahmi : 2011)