Anda di halaman 1dari 10

Hasil Analisis Keuangan PT

Andaro
Alansyah Nazaruddin – 2365190018
Sejarah Singkat
PT Adaro
PT Adaro
Dimulai dari Perusahaan Pemerintah Spanyol, Enadimsa
yang memasang tawaran untuk Blok 8 di wilayah
Tanjung, Kalimantan Selatan karena batubara diketahui
keberadaannya di daerah tersebut dari singkapan yang
telah dipetakan oleh ahli-ahli geologi Belanda pada tahun
1930an dan dari perpotongan pada sumur minyak yang
telah dibor oleh Pertamina pada tahun 1960an.

Kepemilikan

Publik
Sebesar 50 %

PT Trinugraha Thohir PT Saratoga Investama


Sebesar 25 % Sebesar 25 %
Laporan Keuangan

Jangka Pendek Jangka Panjang


Jangka pendek terdiri dari : Current Ratio, Jangka panjang terdiri dari : Debt to Asset
dan Quick Ratio. Ratio, dan Debt to Equity Ratio.
Jangka Pendek
1. Current Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar aset lancar yang dimiliki
oleh perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lancarnya.
Jika hasilnya lebih dari 1, itu menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki lebih banyak aset lancar daripada kewajiban yang
harus dibayar dalam waktu dekat.

Pada tahun 2018 current ratio PT. Adaro 1.96, lalu mengalami penurunan menjadi
1.71 pada tahun 2019. Pada tahun 2020 PT. Adaro memiliki current ratio 1.51, lalu
mengalami kenaikan menjadi 2.08 pada tahun 2021. Pada tahun 2022 PT. Adaro
kembali mengalami kenaikan menjadi 2.17.

Dari hasil perhitungan current ratio meskipun hasilnya menurun, tetapi secara
keseluruhan dalam 5 tahun terakhir perusahaan ini memiliki lebih banyak aset lancar
daripada kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan dalam waktu dekat.
2. Quick Ratio
Rasio ini serupa dengan rasio lancar, tetapi menghilangkan stok
dari aset lancar. Ini memberi gambaran tentang kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban tanpa mengandalkan
penjualan stok yang mungkin memerlukan waktu lebih lama.

Pada tahun 2018 quick ratio perusahaan Adaro 1.82 lalu mengalami penurunan
menjadi 1.61 pada tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020 kembali menurun
menjadi 1.41. Pada tahun 2021 quick ratio mengalami kenaikan menjadi 1.99 dan
kembali mengalami kenaikan menjadi 2.09 pada tahun 2022.

Secara keseluruhan perusahaan Adaro memiliki kemampuan untuk melunasi


kewajiban jangka pendeknya tanpa mengandalkan penjualan stok yang memerlukan
waktu lebih lama.
Jangka Panjang
1. Debt to Asset Ratio
Rasio ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang
atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva, atau mengukur persentase berapa besar dana yang berasal dari utang.

Utang di sini adalah utang perusahaan, baik utang jangka panjang maupun
jangka pendek.

Rasio ini menggambarkan seberapa jauh utang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin rendah debit rasio, maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin
baik.

Pada tahun 2018 hasil perhitungan debt to asset


ratio senilai 0.39, lalu mengalami kenaikan
menjadi 0.45 pada tahun 2019. Kemudian pada
tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 0.38,
dan Kembali mengalami kenaikan menjadi 0.41
pada tahun 2021. Pada tahun 2020 hasil
perhitungan debt to asset ratio kembali mengalami
penurunan menjadi 0.39.

Dari hasil perhitungan tersebut PT. Adaro Energy


Indonesia memiliki tingkat keamanan dana yang
baik. Karena hutang perusahaan tidak memiliki
pengaruh yang besar terhadap pengelolaan aktiva
perusahaan.
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang
dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan,
dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor
dengan pemilik perusahaan.

Jika semakin tinggi rasio, maka semakin kecil modal sendiri dibanding utangnya.
Seharusnya kebijakan perusahaan harus memiliki utang yang tidak lebih besar
dari modal yang dimilikinya.

Karena semakin kecil rasio ini maka akan memperbaiki keadaan perusahaan,
artinya semakin kecil utang yang dimiliki maka semakin aman.

Pada tahun 2018 hasil perhitungan debt to equity


ratio 0.64, lalu mengalami kenaikan menjadi 0.81
pada tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020
mengalami penurunan menjadi 0.61, lalu
meningkat menjadi 0.70 pada tahun 2021. Pada
tahun 2022 debt to equity ratio menurun menjadi
0.65.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa perusahaan Adaro Energy Indonesia
memiliki modal sendiri yang lebih banyak daripada
total hutang jangka panjangnya.
Terima Kasih
Kekasihku Muach . . .

Anda mungkin juga menyukai