Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN ALK UTS NOVEMBER 2020

Analisa Laporan Keuangan


Berdasarkan Laporan Keuangan dari PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk, anda sebagai seorang
analis diminta untuk menganalisa:
1. Analisa Likuiditas
2. Analisa Solvabilitas
3. Analisa Rentabilitas
4. Analisa Aktivitas
5. Apa langkah-langkah yang anda ambil apabila likuiditasnya rendah?
6. Apa upaya yang anda lakukan bila rentabilitas perusahaan rendah?
Jawab :

1. Analisa Likuiditas
1) Current Ratio

 2018 : = 146%

 2019 : = 285%

Current ratio ini menunjukkan perbandingan antara jumlah aktiva


lancar dengan hutang lancar. Digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam membayar utang lancarnya yang akan jatuh tempo ketika
ditagih secara keseluruhan.Pada tahun 2018 dan 2019 jumlah aktiva lancar
bisa menjamin hutang lancar sebesar 146 , dan meningkat pada tahun 2019
menjadi sebesar 285%. Ini berarti PT. Astra dapat melunasi hutang lancarnya lebih
baik di tahun 2019.

2) Quick Ratio
 2018 : = 69%

 2019 : = 159%

Dilihat dari rasio kedua yaitu quick ratio yang memperlihatkan


kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Pada tahun 2018
menunjukkan presentase sebesar 69 , yang artinya sebesar 69 aktiva lancar selain
persediaan dapat menjamin hutang lancar. Dan pada 2019 aktiva lancar selain
persediaan dapat  menjamin hutang lancar meningkat menjadi 159 .

3) Cash Ratio

 2018 : = 2%

 2019 : = 24%

Dilihat dari rasio ketiga yaitu kas, pada tahun 2018 dan 2019 kas hanya dapat
menjamin hutang lancar sebesar 2 dan 24 saja. Ini diperkirakan bahwa
perusahaan ini memiliki piutang dan persediaan yang banyak, dan
diperkirakan bahwa perusahaan ini banyak berharap pada piutang ataupun
investasinya  pada persediaan untuk membayar hutang lancarnya.

4) Modal Kerja
Aktiva Lancar – Hutang Lancar
 2018 : 4,500,628 – 3,076,530 = Rp 1,424,098,000
 2019 : 4,472,011 – 1,566,765 = Rp 2,905,246,000

5) Cash Return Ratio

 2018 = = 13x (27 Hari)

 2019 = = 6x (60 Hari)

Pada tahun 2018 dan 2019 PT. Astra Agro Lestari Tbk. mengalami penurunan
modal kerja tetapi seluruh hutang lancar dapat benar-benar dibiayai oleh aktiva
lancar tanpa mengganggu likuiditasnya. Pada 2018 setiap m odal Rp.1 modal
kerja dapat menghasilkan Rp.13,40 penjualan netto dan dan pengumpulannya
dalam waktu 27 Hari atau 1 Bulan, Kemudian pada 2019 setiap modal Rp. 1
modal kerja dapat menghasilkan Rp. 6,01 penjualan netto dan
pengumpulannya 60 hari atau 2 bulan.
2. Analisa Solvabilitas
1) Rasio Modal dengan Total Aktiva

 2018 : = 73%

 2019 : = 70%

PT. Astra Agro Lestari Tbk. Ini pada tahun 2018 sebesar 73% total aktivanya
dibiayai oleh modal sendiri, tidak jauh presentasenya dengan tahun 2019 yaitu sebesar
70%. Dilihat dari presentasenya belum dikatakan baik, karena masih dibawah 100%.

2) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

 2018 : = 191%

 2019 : = 193%
Pada rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap ini menunjukkan seberapa besar
aktiva tetap perusahaan dibiayai oleh modal sendiri. Pada tahun 2018 sebesar 191%
aktiva tetap PT. Astra dibiayai oleh modal sendiri. Dan pada tahun 2019 sebesar 193%
aktiva tetap PT. Astra dibiayai oleh modal sendiri. Walaupun mengalami peningkatan
yang tidak begitu besar, PT. Astra dikatakan baik kondisinya karena presentasenya diatas
100%.

3) Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

 2018 : = 237%

 2019 : = 153%

Pada rasio aktiva tetap terhadap hutang jangka panjang ini menunjukkan seberapa
besar aktiva tetap dapat menjamin hutang jangka panjang. Pada tahun 2018 PT. Astra
menunjukkan presentase 273% aktiva tetap dapat menjamin hutang jangka panjang. Dan
pada tahun 2019, PT. Astra menunjukkan presentase 153% aktiva tetap dapat menjamin
hutang jangka panjang sebesar. Walaupun mengalami penurunan, kondisi ini masi
dikatakan baik karena menunjukkan presentase diatas 100%, dimana aktiva benar-benar
dapat menjamin hutang jangka panjang.

4) Hutang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri

 2018 : = 22%

 2019 : = 34%
Pada rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri, dimana modal sendiri
perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Pada tahun 2018, PT.
Astra menunjukkan presentase sebesar 22% dan pada tahun 2019 sebesar 34%. Jika
presentasenya semakin tinggi, maka kondisi perusahaan akan semakin bagus.

5) Rasio Hutang terhadap Ekuitas

 2018 : = 38%

 2019 : = 42%

Pada rasio hutang terhadap ekuitas ini menunjukkan seberapa besar ekuitas
perusahaan dapat memenuhi hutang perusahaan pada periode tersebut. pada tahun 2018,
PT. Astra menunjukkan presentase sebesar 38% ekuitas perusahaan dapat memenuhi atau
membayar hutang perusahaan. Dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi
42%. Peningkatan presentase ini menunjukkan kemampuan perusahaan yang semakin
bagus untuk memenuhi atau membayar hutang perusahaan.
6) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

 2018 : = 27%

 2019 : = 30%

Rasio total hutang terhadap total aktiva ini menunjukkan seberapa besar aktiva
perusahaan dapat menjamin hutang perusahaan. Pada tahun 2018, PT. Astra
menunjukkan presentase sebesar 27% hutang dapat dijamin oleh aktiva sebesar. Dan pada
tahun 2019 meningkat menjadi 30%. Peningkatan presentase pada rasio ini
mencerminkan kondisi perusahaan semakin bagus dalam menjamin hutang
perusahaannya.

3. Analisa Rentabilitas
1) Ratio Laba Usaha dengan Aktivitas Usaha

 2018 : % = 8%
 2019 : % = 2%

Dilihat pada tahun 2018 PT Astra Agro Lestari Tbk mendapat presentase 8% dan
pada tahun 2019 mendapat 2%.

2) Perputaran Aktivitas Usaha

 2018 : = 0.71059 (507 Hari)

 2019 : = 0.64702 (556 Hari)

Pada rasio perputaran aktiva usaha, menunjukan seberapa jauh aktiva telah
dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali aset operasi
berputar per periode. PT. Astra Agro Lestari Tbk. Mengalami rasio perputaran aktiva
usaha sebanyak 507 hari pada 2018. Dan meningkat menjadi 556 hari pada 2019. Yang
berarti manajemen kurang efektif dalam mengefisienkan aktiva dan penjualannya.

3) Gross Margin Ratio

 2018 : % = 19%

 2019 : % = 12%

Pada rasio laba kotor ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani
oleh biaya lain-lain. Pada 2018 PT. Astra menunjukkan presentase sebesar 19% dan pada
2019 mengalami penurunan menjadi 12%. Hal ini menunjukkan kegiatan operasional
perusahaan yang menurun sehubungan dengan penghasilan laba atau adanya harga pokok
penjualan yang lebih besar daripada penjualan.
4) Operating Margin Ratio

 2018 : = 12%

 2019 : = 4%

Pada rasio laba usaha ini menunjukkan laba usaha dimana laba dari kegiatan
utama perusahaan dan sudah dikurangi oleh biaya-biaya produksi. Sudah seharusnya laba
ini memberikan hasil lebih besar dibandingkan dengan laba yang bukan utama. Pada
2018 PT. Astra menunjukkan presentase sebesar 12% dan pada 2019 sebesar 4%.

5) Net Marjin Ratio

 2018 : = 8%

 2019 : = 1%

Pada rasio laba bersih atas penjualan ini mengukurhasil akhir kegiatan operasi
perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa
beban yang ditanggung perusahaan untuk biaya-biaya non-operasional.Pada 2018 PT
Astra menunjukkan presentase sebesar 8% dan pada 2019 sebesar 1% laba usaha yang
dihasilkan dari penjualan.
6) Rate of ROI

 2018 : = 8%

 2019 : = 2%

Perhitungan rasio ROI ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh aset yang
digunakan dapat menghasilkan laba. Aset yang dihitung disini hanya aset yang
memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha. Pada PT. Astra tahun 2018
menunjukkan presentase sebesar 8% dan pada 2019 sebesar 2%. Berarti sebesar 8% atau
2% laba usaha yang dihasilkan dari aktiva. Pada rasio ini jika mengalami kenaikan
presentase tiap periode berikutnya maka akan semakin bagus.

7) Net Rate of ROI

 2018 : = 6%

 2019 : = 1%

Pada rasio Net Rate of ROI sama halnya dengan ROI, perbedaannya pada
perhitungannya menggunakan laba usaha setelah dikurangi pajak. Pada tahun 2018, PT.
Astra menunjukkan presentasi sebesar 6% dan pada tahun 2019 sebesar 1%. Semakin
tinggi presentase rasio ini berarti semakin baik dalam mengelola aktiva usaha untuk
menghasilkan laba.
8) Rentabilitas Modal Sendiri

 2018 : = 8%

 2019 : = 1%

Rasio Rentabilitas Modal Sendiri berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil
yang diperoleh dari semua modal yang tertanam diperusahaan, termasuk saldo laba. Pada
tahun 2018, PT. Astra menunjukkan presentaase sebesar 8% dan pada tahun 2019 sebesar
1%. Ini berarti 8% laba usaha dapat dihasilkan oleh penanaman modal sendiri.
4. Rasio Aktivitas
1) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

 2018 : = 13.4

 2019 : =6

Rasio perputaran modal kerja ini untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan
dalam satu periode. Pada tahun 2018 PT. Astra mengalami 13,4 kali perputaran modal
kerja. Dan pada 2019 mengalami penurunan menjadi 6 kali perputaran modal kerja. Hal
ini berarti tidak efektifnya kegiatan operasional perusahaan dalam satu periode.

2) Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)


 2018 : = 1.9

 2019 : = 1.8

Rasio perputaran aktiva tetap ini berguna untuk mengukur dan mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka
meningkatkan penjualan. Pada tahun 2018 PT. Astra mengalami 1,9 kali perputaran
aktiva per periode tersebut. dan mengalami penuruan pada tahun 2019 menjadi 1,8 kali
perputaran aktiva per periode tersebut. hal ini berarti kurang efektifnya perusahaan
menggunakan aktiva tetapnya dalam meningkatkan penjualan.
3) Perputaran Piutang = Penjualan / Rata-rata Piutang
 2018 : 19,084,387 / 663,429 = 25 x
 2019 : 17,452,736 / 710,837 = 24,55 x
4) Priode Pemgumpulan piutang = 360 / Perputaran piutang
 2018 : 360 / 25 x = 13 Hari
 2019 : 360 / 24,55 x = 15 Hari
5) Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan
 2018 : 15,544,881 / 2,368,363 = 6,6 x
 2019 : 15,544,881 / 2,171,199 = 7 x
6) Lamanya persediaan Tersimpan di Gudang = 360 / Perputaran
 2018 : 360 / 6,6 x = 55 Hari
 2019 : 360 / 7 x = 51 Hari
5. Langkah –langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan likuiditas adalah
 Menjual sebagian dari aset Tetap yang tidak Produktif , sehingga
menambah kas dan menambah aset lancar , sehingga meningkatkan
likuiditas
 Menambah Modal Saham ,sehingga menambah aset lancar dan
meningkatkan likuiditas
 Menambah Hutang jangka Panjang dan mengurangi hutang lancar
,sehingga meningkatkan likuiditas
6. Upaya yang dapat dilakukan apabila rentabilitas rendah

1) Menaikkan profit margin yaitu dengan jalan mengusahakan kenaikan net sales
lebih besar daripada kenaikan operating expenses.
2) Menaikkan profit margin dengan mengusahakan penurunan sales dengan harapan
hal ini disertai dengan turunnya operating expenses yang jauh lebih besar.
3) Menaikkan turnover of operating assets yaitu dengan mengusahakan kenaikan net
sales yang jauh lebih besar daripada kenaikan operating assets.
4) Menaikkan turnover of operating assets dengan menurunkan net sales dengan
harapan operating assets dapat diturunkan lebih banyak.
5) Menaikkan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets yaitu
mengusahakan kenaikan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets.

Anda mungkin juga menyukai