Anda di halaman 1dari 8

Nama : Febriandita Putri Cendikia

NIM : 170422620677

OFF :E

1. Laba Ekonomi mengukur perubahan kekayaan para pemegang saham selama


satu periode. Laba ekonomi berguna ketika tujuan analisis untuk menentukan imbal
hasil yang pasti bagi pemegang saham untuk periode yang bersangkutan. Artinya laba
ekonomi merupakan indikator bottom-line dari kinerja perusahaan mengukur
pengaruh keuangan dari semua kejadian selama periode tertentu secara komprehensif.
Laba ekonomi merupakan perbedaan antara pendapatan penjualan – biaya implisit
dan eksplisit termasuk biaya peluang dari modal ekuitas.
Sedangkan Laba Akuntansi didasarkan pada seperangkat aturan yang telah
berkembang selama periode waktu yang lama untuk memenuhi beberapa tujuan yang
sering bertentangan. Laba akuntansi merupakan produk lingkungan pelaporan
keuangan yang melibatkan standar akuntansi, mekanisme pelaksanaan dan insentif
manajer. Lalu selisih atau perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasl dari
operasional perusahaan pada suatu periode tertentu dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut.
2. Manajemen laba adalah bagaimana perusahaan mempercantik laba untuk
kepentingan pribadi manajemen seperti meningkatkan kompensasi, menghindari
perjanjian utang, memenuhi prakiraan analis, dan memengaruhi harga saham.
Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara: pertama mengubah metode
akuntansi, yang merupakan bentuk manajemen laba yang terlihat, kedua mengubah
estimasi dan kebijakan akuntansi yang menentukan angka akuntansi, yang merupakan
bentuk manajemen laba yang tersembunyi.
3. Laporan Keuangan Unilever Tahun 2019
a. Rasio likuiditas
 Modal Kerja 2019 = Aset lancar – Utang lancar
= 8.530.334 – 13.065.308
= - 4.534.974
2018 = 8.257.910 – 11.273.822
= - 3.015.912

Artinya, modal kerja yang dihasilkan PT Unilever tahun 2019 adalah


- 4.534.974 dan pada tahun 2018 adalah - 3.015.912 , jadi perusahaan
dalam melunasi utang jangka pendek pada tahun 2019 adalah - 4.534.974
dan perusahaan mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan
tahun 2018
 Current Ratio 2019 = Aktiva Lancar
Utang Lancar

= 8.530.334 = 0,65 X

13.065.308

2018 = 8.257.910 = 0,73 X

11.273.822

Artinya, Current Ratio yang dihasilkan PT Unilever tahun 2019 adalah


0,65 dan tahun 2018 adalah 0,73. Jadi hasil rasio lancar yang baik
umumnya adalah 1 kali, sedangkan pada tahun 2019 hasil rasio lancar
adalah 0,65, maka kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya mengalami penurunan.

 Quick Ratio 2019 = Akiva lancar – Persediaan – Persekot B. x 100%


Utang Lancar
= 8.530.334 – 2.429.234 – 24.700 x 100%

13.065.308

= 0,47 kali

2018 = 8.257.910 - 2.658.073 – 144.764 x 100%

11.273.822

= 0,48 kali

Artinya, Quick Ratio yang dihasilkan PT Unilever tahun 2019 adalah 0,47
dan tahun 2018 adalah 0,48. Pada tahun 2019 dan 2019 perusahaan tidak
memiliki kondisi keuagan yang baik karena quick ratio perusahaan
dibawah 1.

 Perputaran piutang 2019 = Penjualan kredit

Rata-rata Piutang

= 5.335.489 = 1,03411 kali

5.159.480
2018 = 4.983.471 = 1,02762 kali

4.849.512

Artinya, perputaran piutang pada setiap tahun 2018 dan 2019 sebesar 1,03
kali, angka 1 kali ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang
perusahaan adalah sebsar 7 kali dari penjualan. Nilai penjualan dalam satu
tahun adalah 1 kali dari piutangnya. Rasio perputaran piutang PT Unilever
diatas tampak sedikit naik, tetapi stabil. PT Unilever memiliki manajemen
piutang yang tidak buruk karena perputaran piutang yang stabil.

Jumlah hari per tahun


 Jumlah hari piutang 2019 = Perputaran piutang
= 365 = 354,37 hari
1,03

2018 = 365 = 354,37 hari

1,03

Artinya, jumlah hari penjualan dalam piutang sebanyak 354 hari pada
pelanggan maka rata-rata jangka waktu penagihan piutang sebesar 354
hari.

Harga Pokok Penjualan


 Perputaran persediaan 2019 =
Rata−rata Persediaan

= 20.893.870 = 8,214
2.543.653
2018 = 20.697.246 = 8,194
2.525.806

Artinya, dari rasio perputaran persediaan, tampak selama 2 tahun dari


tahun 2018 dan 2019 PT Unilever mengalami kenaikan. PT Unilever
mengalami perputaran persediaan yang baik karena perusahaan masih
mampu menjaga perputaran persediaan dengan stabil.
Jumlah hari per tahun
 Jumlah hari persediaan 2019 =
Perputaran Persediaan
= 365 = 44,44
8,214

2018 = 365 = 44,54

8,194

Artinya, PT Unilever membutuhkan rata-rata sebanyak 44 hari untuk


membeli, menjual, dan mengganti persediaan. Pada tahun 2019
mengalami penurunan yaitu 44,44 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membeli, menjual, dan
mengganti persedian. Hal ini juga dapat mengurangi risiko barang rusak
digudang.

Struktur Modal

Total Utang
 D ebt−¿−Equity 2019=
Total Modal

= 15.367.509

5.281.862

= 2,91

2018 = 12.943.202

7.383.667

= 1,75

Artinya, PT Unilever pada tahun 2019 memiliki DER lebih dari satu, hal
ini sangat menganggu pertumbuhan kinerja perusahaanya juga menganggu
pertumbuhan harga sahamnya. Para investor juga menghindari perusahaan
yang memiliki angka DER lebih dari 2.

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT )


 Time Interest Earned 2019=
Biaya Bunga
= 9.901.772 = 43,01
230.230
2018 = 12.148.087 = 63,30
191.900
Artinya, Pada tahun 2019 Menunjukkan besarnya jaminan keuntungan
untuk membayar bunga liabilitas jangka panjang. Setiap rupiah bunga
liabilitas jangka panjang dijamin oleh keuntungan Rp. 43,01.

ROI

ROA Laba setelah pajak, tapi sebelum


2019 bunga x 100%
= Aktiva Rata-rata

= 7.392.837 = 0,36 atau 36%


20.488.120

2018 = 9.081.187 = 0,45 atau 45%


20.089.329

Artinya, ROA yang dihasilkan PT Unilever pada tahun 2019 adalah rasio
yang lebih rendah dari tahun 2018 menunjukan bahwa perusahaan tersebut
kurang efektif dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan jumlah laba
bersih yang lebih besar. 

ROE Laba bersih setelah pajak – Dividen saham


2019 istimewa x 100%
= Rata-rata modal saham biasa

= 7.392.837 = 1,40 atau 140%

5.281.862

2018 = 9.081.187 = 1,23 atau 123%

7.383.667

Artinya, ROE yang dihasilkan PT Unilever pada tahun 2019 mendekati 1


menunjukkan semakin efektif dan efisiennya penggunaan ekuitas
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, demikian sebaliknya jika
ROE PT Unilever mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelola
modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan pendapatan.

b. Rasio Pemanfaatan aset dan Aktivitas

 Total assets turn over 2019 = Penjualan x 100%


total aktiva
= 42.922.563 x 100%
20.649.371
= 2,08 atau 208%
2018 = 41.802.073 x 100%
20.326.869
= 2,06 atau 206%

Artinya, Total assets turn over yang dihasilkan PT Unilever pada tahun
2019 mampun memaksimalkan aset yang ia miliki untuk
menghasilkan penjualan yang lebih tinggi disbanding tahun 2018.

 Working capital turn over 2019 = Penjualan

aktiva lancar – utang lancar

= 42.922.563 = 9,46 kali

- 4.534.974

2018 = 41.802.073 = 13,86 kali

- 3.015.912

Artinya, nilai rasio tahun 2019 adalah 9,5 menginformasikan bahwa


modal kerja untuk PT Unilever berputar 9,5 kali dalam setahun. Ini juga
berarti bahwa nilai penjualan bersih yang diperoleh adalah 9,5 kali dari
modal kerjannya.
 Fixed assets turnover 2019 = Penjualan x 100%

aktiva tetap

= 42.922.563 = 4,00 atau 400,67%

10.715.376

2018 = 41.802.073 = 3,93 atau 393,34%

10.627.387

Artinya, Fixed assets turnover yang dihasilkan PT Unilever pada tahun


2019 adalah 4,00 maka perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap efektif
dari pada pada tahun 2018 yaitu 3,93.

 Perputaran persediaan (at market) 2019 = Penjualan

Persediaan

= 42.922.563 = 17,67 kali

2.429.234

2018 = 41.802.073 = 15,73 kali

2.658.073

Artinya, Perputaran persediaan (at market) yang dihasilkan PT Unilever


pada tahun 2019 sebesar 17,67 kali menunjukkan bahwa dana yang
tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 17,67 kali dalam setahun.

Anda mungkin juga menyukai