PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah
satu sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan
adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat
keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya.
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar
pada saat berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah
penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung
keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting)
bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami
betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar
penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi
melakukan keputus an investasi yang akan berdampak bagus pada
jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu
perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan
capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan
memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan
agar berdampak baik pada perusahaan.
Anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu
tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan
dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan.
Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan ke
suatu kondisi tertentu, misalnya menaikkan volume penjualan 100% di
atas penjualan tahun anggaran yang lalu dengan pengorbanan
sumber daya tertentu. Tanpa anggaran jangka pendek, perusahaan
akan berjalan tanpa arah dengan pengorbanan sumber daya yang
tidak terkendali.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan
rencana kerja jangka pendek, yang pada dasarnya perusahaan
berorientasi pada laba. Pemilihan rencana kerja didasarkan atas
dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Untuk memungkinkan
manajemen puncak melakukan pemulihan rencana yang berdampak
terhadap laba. Setelah perushaan memiih suatu rencana kerja untuk
mencapai sasran anggaran manajer yang berperan untuk
melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan sumber daya untuk
memungkinkannya mencapai sasaran anggaran.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menentukan IRN (Internal Rate of Return)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Penganggaran Modal
Menurut Gomes (1995), anggaran merupakan dokumen yang
berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan
sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran
menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau
tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi
mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001), anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka
waktu satu tahun.
Menurut Supriyono (1990), penganggaran merupakan
perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar
pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode
yang akan datang.
Sedangkan penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah
proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan
penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit)
pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan
dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu
investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama
periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik
awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi
akan berakhir).
B. Menciptakan Ide Untuk Proyek-Proyek Modal
Konsep umum sama yang digunakan dulam valuasi efek juga
akan berlaku pula dalam penganggaran modal, tetapi dengan dua
perbedaan penting. Pertama, saham dan obligasi ada di pasar efek
dan investor memilih dari kumpulan yang tersedia sedangkan dalam
penganggaran modal. perusahaan yang menciptakan proyek. Kedua,
kebunyakan investor di pasar efek tidak memiliki pengaruh atas arus
kas yang diberikan oleh investasi mereka, sementara perusahaan
memiliki pengaruh yang besar pada hasil proyek-proyeknya.
Walaupun begitu, dalam valuasi efek maupun penganggaran modal,
kita terlebih dahulu akan meramalkan rangkaian arus kas, kemudian
menghitung nilai sekarang dari arus kas tersebut, dan melakukan
investasi harya jika PV arus kas masuk lebih besar dibandingkan
dengan biaya investasi. Pertumbuhan suatu perusahaan, dan
kemampuannya untuk tetap kompetitif dan mampu bertahan hidup,
bergantung pada arus konstan ide-ide yang berhubungan dengan
produk-produk baru, tindakan untuk memperbaiki produk-produk yang
sudah ada, dan cara-cara untuk beroperasi secara lebih efisien. Oleh
sebab itu, perusahaan yang dilkelola dengan baik akan memberikan
usaha yang sungguh-sungguh ketika mengembangkan usulan
penganggaran modal yang baik.
C. Klasifikasi Proyek
Menganalisis usulan pengeluaran modal bukan merupakan suatu
operasi yang tidal membutuhkan biaya-ada manfaat yang dapat
diperoleh, namun analisis memang tetap membutuhkan biaya. Bagi
jenis-jenis proyek tertentu, analisis yang relatif rin kemungkinan dapat
dilakukan; untuk proyek-proyek yang lain, sebaiknya digunakan
prosedur yang lebih sederhana. Oleh karena itu, perusahaan pada
umumnya mengelompokkan proyek-proyek dan kemudian melakukan
analisis atas masing masing proyek pada setiap kategori dengan cara
yang sedikit berbeda:
1. Penggantian: dibutuhkan untuk operasi yang tetap dijalankan.
2. Penggantian: pengurangan biaya.
3. Perluasan produk atau pasar yang sudah ada.
4. Perluasan produk atau pasar yang baru.
5. Produk keselamatan dan/atau lingkungan hidup.
6. Lain-lain.
∑❑ CF1 = 0
T =0
(1+IIR)1
F. Perbandingan Metode NPV Dengan IRR
Dalam banyak hal, metode NPV dinilai lebuh baik dibandingkan
IRR, sehingga kita cenderung hanya menjelaskan NPV, menyatakan
bahwa angka tersebut sebaiknya digunakan untuk memilih proyek,
dan kemudian berpindah ketopik berikutnya.
Namun, IRR lebih dikenal oleh banyak eksekutif perusahaan,
metode ini sangat luas penggunaannya di berbagai industri, dan
mengetahui tingkat pengembaliaan yang mungkin akan dihasilkan
suatu proyek merupakan suatu hal berguna. Metode NPV dan IRR
juga dapat memberikan rekomendasi yang bertentangan ketika
digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek mutually exclusive.
Profil NPV
Grafik yang memetakan NPV suatu proyek terhadap tingkat
diskonto yang digunakan untuk menghitung NPV disebut sebagai profil
nilai sekarang bersih (net present value profile—NPV profile) proyek
tersebut. IRR merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV
menjadi sama dengan nol.
Peringkat NPV Bergantung Pada Biaya Modal
Tingkat persilangan (crossover rate) adalah biaya modal
dimana profil NPV dari dua proyek bersilangan, dan dengan demikian
posisi NPV kedua proyek tersebut sama.
G. Proyek-Proyek Independen
Jika suatu proyek independen dengan arus kas yang normal
sedang dievaluasi, maka kriteria NPV dan IRR-nya akan selalu
mengarah pada keputusan diterima/ditolak yang sama: Jika NPV
mengatakan diterima, IRR juga akan mengatakan diterima. Sebab :
1. Kriteria IRR untuk penerimaan adalah biaya modal proyek tersebut
lebih kecil dari (atau berada di sebelah kiri) IRR
2. Jika biaya modal kurang dari IRR, maka nilai NPV akan Positif. Jadi,
setiap biaya modal yang nilainya kurang dari 14,49 persen, Proyek S
akan dapat diterima oleh kriteria NPV maupun IRR, sementara kedua
metode akan menolak proyek jika biaya modal lebih besar dari 14,49
persen. Grafik yang sama juga dapat digunakan untuk proyek L, atau
proyek-proyek normal lainnya, dan kita dapat tetap akan meraih
kesimpulan yang sama. Jadi, untuk-proyek normal, ternyata selalu
terbukti bahwa seandainya IRR diterima, maka begitu pula dengan
NPV-nya
I. IRR Berganda
Suatu proyek dikatakan memiliki arus kas normal jika memiliki
satu atau lebih arus kas keluar (biaya) diikuti dengan serangkaian arus
kas masuk. Akan tetapi jika ada 1 arus kas keluar terjadi setelah arus
kas masuk diterima, yang artinya tanda arus kas berubah lebih dari
sekali, maka proyek tersebut dikatakan memiliki arus yang tidak
normal.
Contoh :
Normal: -+++++ atau ---+++++
Tidak normal: -++++- atau -+++-+++
Jika suatu proyek memiliki arus kas tidak normal proyek itu
dapat memiliki dua atau lebih IRR, atau IRR berganda. Hal ini terjadi
ketika kita menghitung persamaan 11-2 untuk mencari IRR untuk
proyek tersebut, dimungkinkan untuk mendapatkan lebih dari satu
solusi nilai untuk IRR.
Untuk mengilustrasikan masalah ini, kita andaikan suatu
perusahaan sedang mempertimbangkan pengembangan satu
pertambangan Proyek M). Tambang tersebut membutuhkan biaya
sebesar $1,6 juta, lalu ia akan menghasilkan arus kas sebesar $10
juta pada akhir tahun ke-1, dan kemudian pada akhir tahun ke-2,
perusahaan harus mengeluarkan uang sebesar $10 juta untuk
memulihkan tanah kembali ke kondisi awalnya. Jadi arus kas bersih
proyek yang diharapkan adalah sebagai berikut dalam jutaan dolar:
NPV sama dengan nol ketika IRR = 25% dan ketika IRR = 400%. Jadi
proyek M memiliki IRR sebesar 25% dan yang lain sebesar 400% dan kita
tidak tahu mana yang akan digunakan grafik ini dibuat. Grafik ini dibuat
dengan memetakan NPV, proyek pada berbagai tingkat diskonto yang
berlainan. Perhatikan bahwa tidak akan ada dilema yang timbul jika
menggunakan metode npv kita hanya perlu menggunakan persamaan 11-1,
menghitung NPV, dan menggunakannya untuk mengevaluasi proyek ini jika
biaya modal proyek m adalah 10% maka N pipinya akan sebesar Min 0,77
dollar juta dan proyek tersebut sebaiknya ditolak jika R berada di antara 25
persen dan 400 persen, NPV akan positif.
Proyek MM memiliki arus kas seperti yang disajikan berikut ini.
Hitunglah NPV MM pada tingkat diskonto 0,10,12, 2258, 25, 122, 1470, dan
1150 persen. Berapakah IRR MM? Jika biaya modal 10 persen, apakah
proek tersebut sebaiknya diterima atau ditolak? (NPV berada pada rentang -
$350 sampai +$164 dan kembali ke -$94, IRR adalah 12,23 dan 122,15
persen).
0 1 2 3
PV biaya = TV
(1+MRR)N
BAB III
PEMBAHASAN
Contoh
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
*. Perhitungannya
Proyek A = n + (a-b)
x 1 thn
c-b
= 2 + (100.000-90.000)
x 12 bulan
(120.000-90.000)
= 2 + 10.000 x 12
30.000
= 2 + 4 bulan
n + (a-b) x 1 thn
Proyek B =
c-b
= 3 + (100.000-80.000)
x 12 bulan
(130.000-80.000)
= 2 + 20.000
x 12
50.000
= 3 + 4,8 bulan
Keputusannya pemilihan proyek : Proyek A, karena memiliki waktu
pengembalian yang lebih pendek
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan
merupakan teknik capital budgeting yang banyak digunakan. NPV adalah
jumlah present value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan
menggunakan discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor)
dikurangi jumlah investasi (initial cash outflow). Net Present Value yaitu: “The
Net Present Value is found by subtracting a project’s initial investment from
the present value of its cash inflows discounted at a rate equal to the firm’s
cost of capital”.
nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io
t=1
Dimana:
CF = Net Cash Flow (Prodeeds) pada tahun ke – t
t
Contoh :
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Jawaban :
0 – 100.000 – 100.000
1 45.455 9.091
2 33.058 24.793
3 22.539 30.053
4 13.660 34.151
5 6.209 12.419
Keputusan :
Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value
dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata
lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR
juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan
diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal
Rate of Return adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan
cost of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital
proyek tersebut ditolak.
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error).
Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian
hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau
PV dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya,
maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara
demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat
menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya.
Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati
nol.
Contoh
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
PROYEK A
IRR Proyek A
Tahun PVIF(20%) PV Proyek A PVIF(21%) PV Proyek A
PV 100.470 98.762
PROYEK B
IRR Proyek B
Tahun PVIF(14%) PV Proyek B PVIF(13%) PV Proyek B
PV 98848 101587
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital
budgeting) sangatlah penting dalam menentukan alur kas,investasi
dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan
untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan
bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan
sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati
dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu
perusahaan.
Penganggaran modal meliputi seluruh priode investasi yang
mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit)
yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan
penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi
lainnya.
Ada beberapa manfaat penganggaran modal yang dapat diketahui,
diantaranya:
• Agar tidak terjadi over investment atau under investment.
• Dapat lebih terperinci dan teliti karena dana semakin banyak
dan dalam jumlah yang sangat besar.
• Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena
dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
• Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
Dalam penilaian investasi ada beberapa metode yang dapat
digunakan, diantaranya yautu:
a. Interest Rate of Return (ARR)
b. Payback Period (PP)
c. Net Present Value (NPV)
B. Saran
Metoda perhitungan anggaran modal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Payback Period, NPV, IRR, dan PI. Metoda
perhitungan anggaran modal sangat penting karena metoda ini
sangat membantu menganalisis dengan lebih akurat sehingga
dapat diperoleh suatu keputusan investasi yang lebih tepat.