Dosen Pembimbing
Rizka Furqorina, SE., M.Si.
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Analisis
Rasio” untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini. Kami berhadap makalah ini dapat memberikan manfaat
pada pembelajaran mata kuliah Analisis Laporan Kuangan.
Kami sangat terbuka atas segala masukan yang dapat memperbaiki kualitas
makalah ini. Sekian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembacanya.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas dalam dunia bisnis tidak lepas dari sistem pendanaan. Banyak cara dapat dilakukan
oleh perusahaan untuk mendapat dana yang cukup sehingga keberlangsungan operasi perusahaan
terjaga. Pendanaan perusahaan bisa berasal dari mana saja salah satunya adalah dari investor.
Pendanaan dari investasi termasuk dari salah satu aset yang memberikan manfaat besar bagi
perusahaan.
Piutang dapat menjadi salah satu aset perusahaan, karena ketika kita meminjamkan uang
kepada pelanggan kita bisa mendapatkan bunga dari jasa tersebut ditambah lagi jika itu piutang
jangka panjang maka akan terjadi perubahan nilai mata uang yang menguntungkan. Tetapi piutang
juga dapat menjadi pembunuh perusahaan, karena risiko yang digantungkan sangat besar. Ketika
perusahaan tidak dapat menagih piutangnya, perusahaan harus menanggung kerugian tersebut
dengan menggunakan cadangan kerugian atas piutang.
Dari semua sumber pendanaan tersebut, digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
investasi pada perusahaan itu sendiri dengan cara membeli peralatan operasional, aset tetap lainnya,
dan sumber daya alam untuk menjaga stabilitas operasional perusahaan.
Makalah ini ingin menjawab bagaimana aktivitas investasi sebuah perusahaan dalam
menjalankan operasionalnya. Selain itu makalah ini juga ingin melihat apa saja peluang investasi
dalam kegiatan operasional perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RATIO LIKUIDITAS
1. MODAL KERJA
Modal kerja merupaka selisih antara total aktiva lancar dan utang lancar. Modal
kerja PT Ernesa Putri Sejati dihitung sebagai berikut (dalam ribuan rupiah) :
2010 2009
Jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan ini menjadi perhatian para
kreditor jangka pendek, kaena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai
dari sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran kembali dalam
jangka pendek. Makin besar angka modal kerja ini, berarti makin besar tingkat
proteksi kreditor jangka pendek, dan makin besar kepastian bahwa utang jangka
pendek akan dilunasi tepat waktu.
2. CURRENT RATIO
Current Ratio untuk PT Ernesa Putri Sejati 2,62:1 (93.781/35.778) untuk tahun
2009 dan 3,63:1 (142.290/39.216) untuk tahun 2010. Dengan kata lain, dibanding
tahun 2009, current ratio tahun 2010 mengalami kenaikan, yang berarti likuiditas juga
mengalami kenaikan.
Angka ratio ini sangat bergantung pada jenis dan sifat industrinya. Kita harus
berhati-hati untuk mengambil kesimpulan mengenai likuiditas suatu perusahaan.
Likuiditas suatu perusahaan yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi
profitabilitas perusahaan tersebut. Terdapat trade-off antara likuiditas dan
profitabilitas, seperti digambarkan oleh grafik berikut ini:
LIKUIDITAS
PROFITABILITAS
Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan akan tetapi
dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan
adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja
tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Untuk menguji apakah alat bayar tersebut
benar-benar likuid (benar-benar dapat digunakan untuk membayar utangnya), maka
alat bayar yang kurang atau tidak likuid harus dikeluarkan dari total aktiva lancar.
Alat bayar yang kurang likuid ini misalnya persediaan dan pos-pos yang analog
dengan persediaan.
Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih teliti ditemukan pada angka ratio yang
disebut acid-test ratio atau quick ratio. Pada ratio ini, pos persediaan dan persekot
biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva
lancar yang likuid saja yang akan dibagi dengan utang lancar. Quick ratio dihitung
dengan formula sebagai berikut:
Acid-test atau quick ratio PT. Ernesa Putri Sejati untuk tahun 2009 dan 2010
dihitung sebagai berikut:
2010 2009
Dibanding tahun 2009, acid-test ratio PT. Ernesa Putri Sejati taun 2010
mengalami kenaikan, yang berarti likuiditas juga mengalami kenaikan. Seperti halnya
pada current ratio, angka acid-test ini juga perlu dicermati masing-masing
komponennya, untuk memastikan bahwa semua komponen tersebut memang benar-
benar likuid.
4. PERPUTARAN PIUTANG (ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER)
Sebagai alat bayar, piutang dagang (biasanya jumlahnya cukup besar) juga harus
diuji (dievaluasi) likuiditasnya. Untuk menguji piutang dagang, perlu dihitung rasio
perputaran piutang dan jumlah hari piutang.
Ratio perputaran piutang ini biasanya digunakan dalam hubungannya dengan
analisis terhadap modal kerja, karena memberikan ukuran kasar tentang seberapa
cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang ini
menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Rasio
perputaran piutang dan jumlah hari piutang dihitung dengan cara sebagai berikut:
Penjualan(kredit)
Perputaran piutang =
Rata−rata piutang
Selain dihitung jumlah hari piutangnya, dalam mengevaluasi piutang dagang perlu
diperhatikan kepada siapa piutang dagang ini diberikan. Selain itu, piutang dagang
dapat dijual atau dijaminkan yang berarti merupakan sumber dana.
Rata-rata piutang PT Ernesa Putri Sejati untuk tahun 2010 adalah Rp23.498,50,
yaitu dihitung dengan menjumlahkan saldo piutang dagang awal Rp17.462 dan
piutang dagang akhir Rp29.535, kemudian dibagi dua. Dengan demikian, rasio
perputaran piutang adalah 9,25 kali (217.332/23.498,5). Sedangkan jumlah hari
piutangnya adalah 39,46 hari (365/9,25) atau 40 hari.
Baik tidaknya angka jumlah hari piutang sebesar 40 hari sangat bergantung pada
termin kredit yang ditawarkan perusahaan kepada para pelanggannya. Jika misal
termin yang diberikan 30 hari, maka periode penagihan selama 40 hari ini dapat
dikatakan cukup baik. akan tetapi, jika termin kredit yang diberikan adalah 10 hari
maka periode penagihan 40 hari ini memberikan petunjuk adanya masalah pada
fungsi penagihan atau manajemen kredit perusahaan.
Untuk menguji persediaan likuid atau tidak, perlu dihitung rasio perputaran
persediaan dan jumlah hari persediaan. Rasio perputaran persediaan mengukur berapa
kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misal selama setahun
tertentu. Rasio perputaran persedian dan jumlah hari persediaan dihitung dengan cara
sebagai berikut:
Selain mengevaluasi kualitas alat bayar (komponen aktiva lancar) yang akan
digunakan untuk membayar utang, utang lancar tersebut juga dievaluasi untuk
mengetahui apakah semua utang lancar tersebut memang harus segera dibayar.
Disamping itu, meskipun angka rasio likuiditas kecil, tidak berarti bahwa secara riil
kemampuan perusahaan tersebut kecil. Hal ini disebabkan karena setiap perusahaan
mempunyai ”cadangan likuiditas”. Cadangan likuiditas ditunjukkan dengan adanya :
Kreditor jangka panjang biasanya akan menghadapi resiko yang lebih besar
dibanding kreditor jangka pendek. Oleh karena itu, biasanya perusahaan diminta
untuk membuat perjanjian pembatasan untuk perlindungan kreditor jangka panjang.
Misalnya perjanjian tentang jumlah modal kerja minimum, dan pembayaran dividen.
Debt-to-Equity Ratio
Dalam rangka mengukur resiko, fokus perhatian kreditor jangka panjang terutama
ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian, mereka
tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap mempertahankan keseimbangan antara
proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan.
Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai
oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt-to-equity, dengan cara perhitungan
sebagai berikut :
Total Utang
Debt−¿−Equity=
Total Modal
Debt-to-Equity ratio PT Ernesa Putri Sejati untuk tahun 2009 dan 2010 dihitung
sebagai berikut :
2010 2009
Debt-to-Equity ratio ini menunjukkan jumlah aktiva yang didanai oleh kreditor
untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan. Untuk tahun 2009,
kreditor PT Ernesa Putri Sejati memberikan sebesar Rp 0,39 untuk setiap Rp 1,00
aktiva yang didanai oleh pemilik. Untuk tahun 2010, kreditor memberikan jumlah
yang lebih sedikit.
Ratio time interest earned PT Ernesa Putri Sejati untuk tahun 2010 adalah 8,65
kali ( 61.286 / 7.087 ). Tidak ada pedoman asli tentang besarnya angka ratio ini yang
dikatakan baik. Pada umumnya, laba dipandang cukup untuk melindungi kreditor bila
ratio ini besarnya 2 kali atau lebih. Sebelum mengambil kesimpulan final, sebaiknya
dilihat terlebih dahulu kecenderungan laba perusahaan, dan kemudian menentukan
seberapa mudahnya perusahaan dipengaruhi oleh perubahan musiman ekonomi.
Retusn of Investment merupakan terminologi yang luas dan ratio yang digunakan
untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan
untuk menghasilkan laba tersebut. Sesuai dengan investasi mana yang digunakan,
ratio ini dibagi menjadi dua, yaitu return on total assets dan return on equity.
Ratio Return on assets (ROA) ini dihitung dengan cara sebagai berikut.
Apabila kita ingin melihat tingkat investasi denga menggunakan dana yang
berasal dari pemilik perusahaan saja, maka digunakan ratio return on common
stockholder’s atau return on equity (ROE).
Dibandingkan dengan angka ROA (6.85%), angka ROE lebih besar (8.32%). Hal
ini terjadi karena adanya prinsip financial leverage atau sering juga disebut trading on
the equity. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa sampai batas-batas tertentu,
perusahaan yang berutang justru dapat menguntungkan pemegang saham.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Modal kerja merupaka selisih antara total aktiva lancar dan utang lancar.
Jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan ini menjadi perhatian para
kreditor jangka pendek, kaena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai
dari sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran kembali dalam
jangka pendek.
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar
benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancar
menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua utang lancar benar-benar
harus dibayar.
Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih teliti ditemukan pada angka ratio yang
disebut acid-test ratio atau quick ratio.
Untuk menguji persediaan likuid atau tidak, perlu dihitung rasio perputaran
persediaan dan jumlah hari persediaan.
2. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bisa mempermudah kita
semua dalam memahami isi materi yang telah dipaparkan diatas. Kritik, saran, dan
masukan-masukan dari semua pihak juga penyusun harapkan guna untuk melengkapi
makalah ini dan memperbaharui makalah lainnya.