Lippo Group didirikan oleh Dr. Mochtar Riady pada tahun 1950-an. Kemudian
berkembang menjadi perusahaan pribadi dan publik di Cina, Hong Kong, dan Makau,
Indonesia, Filipina, Singapura dan Korea Selatan dengan total aset senilai US$11 miliar. Juga
terdaftar diberbagai bursa saham di Hong Kong, Indonesia, dan Singapura dengan setidaknya
15 jenis perusahaan.
Sejarah Gup Lippo bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie
Mo Tie membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada
tahun 1981. Waktu dibeli, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya
sekitar Rp 16,3 miliar. Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di
Bank Central Asia. Mochtar keluar dari BCA pada akhir tahun 1990 dan bergabung dengan
Hasyim Ning. Pada tahun 1987, aset Bank Perniagaan Indonesia melonjak naik lebih dari
1.500 persen menjadi Rp 257,73 miliar. Mochtar dijuluki The Magic Man of Bank Marketing,
karena reputasinya yang baik sebagai bankir sekaligus ahli keuangan, yang juga dikenal
sebagai sosok yang memajukan setiap bank yang berada di bawah kepemimpinannya. Dua
tahun kemudian, pada tahun 1989 Bank Perniagaan Indonesia melakukan merger dengan
Bank Umum Asia dan semenjak saat itu lahirlah Lippobank. Hal ini merupakan cikal bakal
Saat ini Lippo Grup telah berkembang pesat, memiliki 50 anak usaha meliputi
beberapa bidang, diantaranya bidang jasa keuangan, properti dan urban development,
pembangunan infrastruktur, industri dan juga bidang jasa lainnya serta memiliki kurang lebih
50.000 karyawan.
Untuk bidang jasa meliputi perbankan, asuransi, investasi, sekuritas, manajemen aset,
dan reksa dana. Untuk properti dan urban development meliputi pembangunan kota satelit,
gas, distribusi, pembangunan jalan raya, pembangunan sarana air bersih, dan prasarana
komunikasi. Hampir keseluruhan bidang infrastruktur ini dikontrol dan berbasis luar negeri
industri semen, porselen, batu bara dan gas bumi. Contoh barang yang diproduksi di bidang
industri ini adalah kulkas dan AC merek Mitsubushi untuk komponen elektronik, serta kabel
bisnis ritel, rekreasi, hiburan, hotel, rumah sakit, dan pendidikan. Salah satu kota satelit yang
berhasil dibangun oleh Lippo Grup adalah Karawaci. Di mana terdapat Universitas Pelita
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Penjualan
Bersih Margin
2013 1,327,909,165,616 590,616,930,141 44,47%
2014 1,792,376,641,870 844,123,258,897 47,09%
2015 2,120,553,079,169 887,864,892,856 41,86%
2016 1,544,898,127,282 607,395,761,345 39,31%
2017 1,501,178 370,297 24,66%
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013 573,67 79,13 6,794
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013
2014
2015
2016
2017
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2013
2014
2015
2016
2017
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013
2014
2015
2016
2017
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2013
2014
2015
2016
2017
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013
2014
2015
2016
2017
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2013
2014
2015
2016
2017
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013
2014
2015
2016
2017
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2013
2014
2015
2016
2017
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013
2014
2015
2016
2017
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2013
2014
2015
2016
2017
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas
bersih melalui penjualan bersih. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba dalam hubungannya dengan
penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan (Brigham &
Laba Profit
Tahun Bersih Penjualan
Margin
2013
2014
2015
2016
2017
seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan bersih artinya seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini
mengukur perputaran seluruh aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
2013
2014
2015
2016
2017
2014
2015
2016
2017
dengan menggunakan seluruh aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan dengan beban-beban
untuk mendanai aset tersebut (mamduh dan Abdul Halim, 2016). Nilai ROI menunjukkan
bagaimana perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian berupa laba bersih atas total aset
yang diinvestasikan. Nilai Return on Investment (ROI) dapat diperoleh dengan cara
Equity Multiplier (EM) menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan
dengan total aset perusahaan atau seberapa besar aset dibiayai oleh utang. Perusahaan yang
menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) akan memiliki equality
multiplier nya (Brigham & Houston, 2017). Equity Multiplier dihitung dengan cara membagi
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROI dan tingkat leverage keuangan perusahaan
(Mamduh & Abdul Halim, 2016). Nilai ROE dihitung dengan cara mengalikan nilai ROI
dengan nilai EM dengan tujuan mengetahui tingkat pengembalian laba bersih atau ekuitas