Anda di halaman 1dari 9

Nama : Jihan Fauziah

No HP : 0813 9437 0893


Email : jihanfauziah290@gmail.com

PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN


EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT BUMI
SERPONG DAMAI TBK
PERIODE 2012-2021

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Net Profit Margin (NPM) dan
Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada PT Bumi Serpong Damai Tbk Periode
2012-2021. Rasio yang diteliti yaitu Rasio Profitabilitas yang di prokasikan kedalam Net
Profit Margin dan Rasio Pasar yang di prokasikan kedalam Earning Per Share. Pemilihan
sample nonprobability purposive sampling, dimana sampel yang diambil dari populasi yang
ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, oleh karena itu
sampel yang diambil yaitu dari laporan keuangan tahunan. Teknik analisis data mengunakan
uji asumsi klasik, uji regresi linier sederhana, uji regresi linier berganda dan uji hipotesis dan
dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 26. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara
simultan Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) secara bersama- sama juga
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dibuktikan dengan nilai Fhitung < Ftabel
(4,946 > 4,74) dan nilai signifikansi (0,046 < 0,05). Secara parsial Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dengan nilai thitung > ttabel (2,736 > 2,365)
dan nilai signifikansi (0,029 < 0,05). Earning Per Share (EPS) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dengan nilai thitung < ttabel (-1,583 < 2,365)
dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu (0,157 > 0,05).

PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dalam pasar modal membuat para
investor lebih mudah dalam melakukan aktivitas investasinya, baik dalam pemilihan
portofolio investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah dana yang akan
diinvestasikan. Dengan melakukan investasi para investor berharap mendapatkan
peningkatan kekayaan dimasa yang akan datang, yaitu dengan memperoleh dividen dan
capital gain. Para investor membutuhkan informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan pilihan untuk membeli saham-saham perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan nantinya apabila investor beli. Berbagai informasi yang diperoleh dapat
digunakan sebagai bahan analisis saham baik fundamental maupun teknikal.
Perusahaan yang bergerak dibidang industri property dan real estate, perdagangan maupun
jasa memiliki tujuan utama yaitu mengembangkan usahanya dan memperoleh laba untuk
menjaga kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang, maka setiap kegiatan bisnis
yang dijalankan oleh perusahaan tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai semua
itu akan terjadi apabila didukung adanya kemampuan manajemen dalam merencanakan,
mendapatkan, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan nilai-nilai perusahaan. Salah
satu tolak ukur yang digunakan terhadap pertumbuhan bisnis untuk menilai keberhasilan
kinerja suatu perusahaan dalam meningkatkan perolehan laba.

Salah satu sumber data yang digunakan dalam analisis saham adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setelah dilakukan analisis akan
memperoleh suatu rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut berguna untuk mengungkapkan
kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan serta untuk mengetahui apakah posisi
keuangan membaik atau memburuk selama waktu tertentu. Hal ini akan membantu para
investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial dalam menilai ketidakpastian
penerimaan dari dividen dan bunga dimasa yang datang.
Rasio keuangan menurut Sujarweni (2017) merupakan salah satu indikator yang
mempengaruhi perubahan harga saham di bursa efek. Bentuk rasio keuangan berdasarkan
sumbernya digolongkan dalam 3 golongan, yaitu: rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan laba
rugi, rasio-rasio antar laporan. Sedangkan menurut akunnya rasio keuangan digolongkan
sebagai berikut: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitability dan
rentabilitas.
Menurut Kasmir (2016) Profitabilitas merupakan analisis untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini
juga dapat memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Rasio
Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM) dan Rasio
Pasar Earning Per Share (EPS). EPS atau laba per lembar saham adalah merupakan ukuran
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.

Menurut Herry (2015) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa besar laba bersih atas penjualan. NPM menghitung sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan,
aset, dan modal saham tertentu, Rasio ini biasa di interpretasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu
(Hanafi, 2016).
Earning Per Share atau rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Seorang
pemegang saham atau investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan
dengan harapan akan memperoleh dividen. Laba biasanya menjadi dasar penentuan
pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa yang akan datang (Kasmir, 2016).
Harga saham menunjukkan prestasi perusahaan yang bergerak searah dengan kinerja
perusahaan. Perusahaan yang memiliki prestasi yang baik dapat meningkatkan kinerja
perusahaannya yang tercermin dari laporan keuangan perusahaan, sehingga para investor
akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan investor
terhadap saham perusahaan yang bersangkutan cenderung meningkat pula. Laporan
perusahaan dapat menjadi acuan bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi,
seperti menjual, membeli, atau menanam saham.
PT Bumi Serpong Damai Tbk merupakan pengembang real estate yang berbasis di Indonesia.
Perusahaan bergerak dalam perencanaan dan pengembangan kota baru, yang merupakan
daerah perumahan terencana dan terpadu dengan

fasilitas/infrastruktur, fasilitas lingkungan dan taman, yang dirancang untuk menjadi kota
mandiri yang disebut BSD City. Segmen usahanya dibagi menjadi tanah, bangunan industri,
rumah, ruko, ruang kantor, pusat pendidikan, bangunan industri, dan hotel. Proyek
Perusahaan dengan nama Bumi Serpong Damai berlokasi di Wilayah Serpong, Wilayah
Legok, Wilayah Cisauk, dan Wilayah Pagedangan di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Empat anak perusahaan langsungnya, yaitu PT Duta Pertiwi Tbk, PT Sinar Mas Wisesa, PT
Sinar Mas Teladan, dan PT Bumi Paramudita Mas. Pada tanggal 24 Januari 2014, perusahaan
ini mendirikan anak perusahaannya, yaitu PT Transbsd Balaraja dan PT Duta Mitra Mas.
Pada tanggal 11 Februari 2014, perusahaan ini mengakuisisi wilayah komersial Rasuna
Epicentrum dari PT Bakrie Swastika Utama.

Investasi di sektor property dan real estate ini termasuk dalam investasi jangka panjang
disebabkan karena berbentuk aset tetap (fixed asset) serta harga property yang terus
mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Meningkatnya perusahaan property dari tahun
ketahun disebabkan bertambahnya jumlah penduduk pada suatu negara sedangkan jumlah
tanah yang ada terbatas. Selain itu perusahaan proprety dan real estate merupakan prospek
bisnis yang cukup menjanjikan, dengan harga-harga property yang terus meningkat
menjadikan perusahaan property dan real estate ini termasuk investasi yang diminati oleh
investor.

Tabel 1. 1
Nilai Net Profit Margin dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada
PT Bumi Serpong Damai Tbk Periode 2012-2021
(dalam Rupiah)

Net Profit Margin Earning Per Share


Harga Saham
Tahun (NPM) (EPS)
(Rp)
(%) (Rp)
2012 34,50 73,50 1.110
2013 46,88 153,82 1.750
2014 68,57 211,19 1.805
2015 34,50 112,44 1.800
2016 27,20 93,32 1.755
2017 47,60 255,64 1.700
2018 19,50 67,43 1.255
2019 39,40 147,00 1.255
2020 4,56 14,12 1.225
2021 17,62 64,49 1.010
Sumber: https://bsdcity.com/investor/annual-reports

Gambar 1. 1
Nilai Net Profit Margin dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham pada PT Bumi
Serpong Damai Tbk Periode 2012-2021

NPM EPS Harga Saham

300

250

200

150

100

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Berdasarkan Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa Net Profit Margin
(NPM) pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan hingga 46,88% dari 34,55% lalu pada
tahun 2014 lagi lagi mengalami peningkatan yang signifikan hingga 68,57%. Tetapi peningkatan
tersebut tidak berlangsung lama karena pada tahun 2015 NPM mengalami penurunan hingga
tahun 2016 nilai NPM pada tahun 2015 yaitu 34,50% lalu penurunan pada tahun 2016 mencapai
27,20%. Namun pada tahun 2017 NPM mengalami peningkatan yg signifikan hingga mencapai
nilai 47,60% tetapi pada tahun 2018 kembali menurun hingga mencapai 19,50% dan kembali
mengalami kenaikan pada tahun 2019 mencapai 39,40% namun pada tahun 2020 NPM
mengalami penurunan yang cukup signifikan hal ini disebabkan adanya wabah covid-19 yang
melanda di indonesia hingga nilai NPM mencapai 4,56%. Namun pada tahun 2021-2021 kembali
normal hingga mencapai nilai 17,62%.
Hal yang menyebabkan terjadinya penurunan dan peningkatan yang terjadi hampir di
setiap tahun, dikarenakan menurunnya pendapatan perusahaan yang membuat perusahaan merugi.
Kondisi ini secara teoritis membuat para investor bimbang untuk berinvestasi. Untuk Earning per
Share (EPS) pada tahun 2012-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 72,50%
hingga 211,19% tetapi kenaikan tersebut juga tidak berlangsung lama hingga pada tahun 2015-
2016 EPS mengalami penurunan dari 122,44% hingga 93,32% lalu pada tahun 2017 lagi lagi EPS
mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu mencapai nilai 255,64% dan lagi lagi pada
tahun 2018 EPS Kembali menurun hingga 67,43% akan tetapi pada tahun 2019 EPS Kembali
meningkat mencapai 147,00% serta pada tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat drastis
mencapai nilai 14,12% EPS kembali stabil dan menunjukan kinerja yang baik pada tahun 2021
dengan nilai 64,49%. Sedangkan untuk Harga Saham selama 4 tahun terakhir terus mengalami
penurunan yaitu dari tahun 2019-2021. Menurunnya Harga Saham ini disebabkan karena
turunnya penghasilan lain-lain yang mengakibatkan penurunan laba pada perusahaan,
serta adanya pandemic Covid-19 sejak tahun 2020 yang berdampak pada perekonomian di
Indonesia.
Bila kondisi Harga Saham terus menerus turun hingga beberapa tahun hal ini dapat membuat
kekhawatiran sendiri bagi para investor. Hingga akhirnya perusahaan mungkin akan kehilangan
investor ketika mereka akhirnya melakukan cut, dan dampak harga saham turun bagi perusahaan
yang paling parah mungkin akan terjadi. Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian dan data-data
yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS)
Terhadap Harga Saham Periode 2012-2021”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model penelitian asosiatif.


Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2019) penelitian kuantitatif adalah "Metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, diigunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin
(NPM) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas (X) yaitu Net Profit Margin dan Earning Per Share sedangkan
variable terikat (Y) ialah Harga Saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
laporan keuangan tahunan (annual report) PT Bumi Serpong Damai Tbk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal
pada grafik P-P (Plot Of Regression Standardized) residual atau dengan uji One Sample
Kolmogorov Smirnov. Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asymtotic Significanted), yaitu :
1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.

Uji Multikoliniearitas

Hasil pengujian menunjukkan semua variabel bebas memiliki nilai tolerance diatas 10% dan
nilai VIF dibawah 10 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada multikolnearitas antar
variabel bebas dan model regresi. Jika terjadi korelasi yang tinggi maka hal ini dinamakan
terdapat problem multikolinearitas.
Uji Heterokedastisitas

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau
dengan kata lain hasilnya homoskedastisitas dimana variance residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap. Pengujian ini dihitung mengunggunakan SPSS versi 26. Dasar analis
yang dapat digunakan untuk membentuk heteroskedastisitas adalah:
1.Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
(nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Autokorelasi
Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah
uji Durbin Watson (DW Test). jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Dalam uji autokorelasi jika nilai Durbin Watson (DW) antara 0-1,5 maka terjadi
autokorelasi positif. Jika nilai DW antara 1,5-2,5 maka tidak terjadi autokorelasi. Jika nilai
DW antara 2,5-4 maka terjadi autokorelasi negatif (Ghozali, 2017). Autokorelasi dapat
diketahui melalui uji run test, dasar pengambilan keputusan dalam uji run test adalah sebagai
berikut :
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi.
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat gejala
autokorelasi.
Uji Hipotesis
Uji parsial ( Uji T )
Tabel 2.2
Hasil Uji T (Parsial)
Uji Stimultan ( Uji F )
Tabel 3.3
Hasil uji stimultan ( uji F )

Ucapan Terima Kasih


Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mendukung dan membantu penelitian
ini terutama kepada Bapak Drs. Gatot Kusjono, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah
metodelogi penelitian yang telah membantu dalam Menyusun proposal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Mokhamad. 2019. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.
Edisi 1, Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas edisi. Jakarta: Bumi


Aksara.

Azis, Musdalifah, dkk. 2015. Manajemen Investasi: Fundamental, Teknikal,


Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.

Brigham, F. Eugene dan Joel F. Houston. 2013. Dasar-dasar


Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai