Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) p - ISSN: 2615-1227

Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Hal. 169 - 182 e - ISSN: 2655-187X

Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah


Budi Gautama Siregar1, Aswadi Lubis2
12
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN SYAHADA Padangsidimpuan
1
*Corresponding author: budigautama@uinsyahada.ac.id

ABSTRACT
This study aims to analyze the financial performance of PT. Bank Mega Syariah uses a
liquidity ratio proxied by the Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE). This type of research is
descriptive quantitative by analyzing then describing the results to describe the bank's
financial performance. This research uses secondary data, namely the financial
statements of PT. Bank Mega Syariah from the 2013-2021 period. The results found that
in terms of the Financing to Deposit Ratio (FDR) it was found that PT. Bank Mega
Syariah experienced fluctuations, but in 2015 in the second and third quarters with a
ratio of 104.19% and 102.89%. Analysis of Capital Adequacy Ratio (CAR) obtained that
PT. Bank Mega Syariah has a very good CAR. In the ROA analysis, there are several
unhealthy conditions in accordance with the provisions issued by Bank Indonesia, namely
in 2016.
Keywords: FDR, CAR, ROA, ROE

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah
dengan menggunakan rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit
Ratio (FDR), Capital Adequancy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA) Dan Renturn on
Equity (ROE). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menganalisis
selanjutnya dideskripsikan hasil tersebut guna menggambarkan kinerja keuangan bank.
Penelitian menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Bank Mega Syariah
dari periode 2013-2021. Hasil yang ditemukan bahwa Dari segi Financing to Deposit
Ratio (FDR) diperoleh hasil bahwa PT. Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi, namun
di tahun 2015 pada triwulan kedua dan ketiga dengan rasio sebesar 104,19 % dan 102,89
%. Analisis Capital Adequancy Ratio (CAR) diperoleh bahwa PT. Bank Mega Syariah
memiliki CAR yang sangat baik. Analisis ROA terdapat beberapa kondisi yang tidak
sehat sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu pada tahun
2016 triwulan 3 dan 4, tahun 2017 dan 2021 pada triwulan ke 4. ROA adalah kondisi
yang menggambarkan kemampuan dari PT. Bank Mega Syariah dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Sedangkan dalam analisis ROE diperoleh
bahwa kondisinya PT. Bank Mega Syariah dikategorikan tidak sehat.
Kata Kunci: FDR, CAR, ROA, ROE

PENDAHULUAN
Kinerja adalah hasil output yang dihasilkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Setiap perusahaan termasuk bank akan berusaha secara maksimal untuk menghasilkan
kinerja yang baik guna mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Dalam menghasilkan kinerja yang baik, bank
harus dapat menciptakan kondisi internal yang kuat, manajamen dan tata kelola yang baik.
Kinerja perusahaan dapat terlihat dalam laporan keuangan disajikan, untuk itu diperlukan
analisis dalam membaca dan menganalisis laporan keuangan tersebut. Perkiraan yang
menjadi perhatian banyak pihak dalam laporan keuangan perusahaan adalah laba. Laba yang
diperoleh perusahaan sering dijadikan sebagai tolak ukur terkait dengan aktivitas operasional
dan keberlanjutan perusahaan tersebut dimasa yang datang (Harmono, 2014:23). Laba

169
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

dengan kinerja mempunyai pengaruh yang signifikan, artinya jika perusahaan tersebut
memperoleh laba yang maksimal, maka biasanya dikatakan perusahaan tersebut mempunyai
kinerja yang baik.
Permasalahan yang sering terjadi dimana masih terdapat perusahaan yang kurang
mampu mengelola assetsnya dengan baik sehingga tidak mampu menghasilkan laba yang
maksimal. Perusahaan seharusnya dapat mengelola asset yang digunakan dalam
operasionalnya secara efektif, efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang maksimal.
Dengan kondisi seperti, maka perusahaan dapat memberikan informasi terkait dengan
kinerjanya. Kinerja yang mengalami peningkatan akan menunjukkan kepada paa pihak yang
berkepentingan bahwa perusahaan tersebut telah telah menjalankan operasional perusahaan
dengan menggunakan modal secara maksimal. Dengan informasi ini tentu pihak-pihak yang
berkepentingan seperti investor, masyarakat, kreditur akan menjadikannya sebagai referensi
dalam pengambilan keputusan (Sartono, 2010:104). Berikut ini data tentang perkembangan
asset dan perolehan laba dari PT. Bank Mega Syariah:
Tabel 1 Perkembangan Aset dan Laba (dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Asset (Rp.) Laba (Rp.)
2012 5.564.662.066,00 53.866.660,00
2013 8.163.668.180,00 184.871.633,00
2014 9.121.575.543,00 149.539.953,00
2015 7.044.587.889,00 17.396.222,00
2016 5.559.819.466,00 12.223.583,00
2017 6.135.241.922,00 110.729.286,00
2018 7.034.299.832,00 72.555.165,00
2019 7.336.342.210,00 46.577.070,00
Sumber: Laporan Keuangan diolah dalam Penelitian ini

Tabel diatas memperlihatkan kondisi penggunaan asset dalam menghasilkan laba pada
PT. Bank Mega Syariah, dimana masih terdapat ketidakseimbangan antara peningkatan atau
penurunan jumlah asset dengan peningkatan atau penurunan jumlah laba yang dihasilkan.
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan perhitungan rasio keuangan
diantaranya rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan
perhitungan yang berguna untuk melihat bagaimana kemampuan Bank Mega Syariah dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek (Umam, 2013: 25). Dalam penelitian ini digunakan
Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai pengukuran rasio likuiditas, sebagai surat Edaran
Bank Indonesia tentang matrik penetapan komponen penilaian bank secara umum.
Financing to Deposit Ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengukur posisi jumlah
pembiayaan yang disalurkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri. Rasio
Solvabilitas adalah pengukuran kinerja keuangan bank yang bertujuan untuk melihat
bagaimana kemampuan Bank Mega Syariah dalam menggunakan modal sendiri dan modal
pinjaman. Pengukuran yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah
perhitunan yang dilakukan terhadap modal dan aktiva tertimbang menurut risiko yang
didasarkan pada ketentuan kewajiban penyedia modal minimum yang berlaku (Taswan,
2010:59). Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh profit dalam periode tertentu. Rasio yang digunakan adalah

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
0
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA) yaitu dengan melihat penggunaan
modal sendiri dan asset dalam menghasilkan profit (Tanor, Subijono, & Alenxander, 2015).
Kelemahan dan kekuatan bank akan diketahui dengan menganalisis laporan keuangan
melalui rasio keuangan. Hasil analisis tersebut juga bermanfaat bagi bank sendiri sebagai
alat evaluasi untuk mempertahankan dan memperbaiki kinerja dimasa yang akan datang.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah dengan
menggunakan rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR),
Rasio solvabilitas diproksikan dengan Capital adequancy ratio (CAR), rasio profitabilitas
diproksikan dengan Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE). Periode
pengamatan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2013 s.d 2021.

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Kinerja Keuangan
Setiap bank ataupun perusahaan tentu akan berusaha untuk menghasilkan kinerja yang
baik agar semua pihak yang berkentingan menaruh kepercayaan terhadapnya. Kinerja
merupakan hasil yang diperoleh bank setelah menjalankan aktivitas (Siregar, 2021). Kinerja
merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja dari seorang karyawan,
proses manajemen dalam organisasi secara keseluruhan, hasil tersebut ditunjukkan dengan
bukti yang nyata dan dapat dibandingkan antara standar yang telah ditentukan.
(Sedarmayanti, 2011:260). Kinerja keuangan bank adalah salah satu bagian terpenting dalam
penilaian kinerja secara keseluruhan. Disamping keuangan, kinerja bank dapat dilihat juga
dari aspek pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi, nasabah, karyawan
(Fahmi, 2011:24).
Kinerja keuangan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai suatu
bank pada periode tertentu atas pencapaian manajemen perusahaan dalam mengelola asset
perusahaan secara efektif, efisien. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disusun oleh bank tersebut dengan melakukan analisis dan perhitungan yang
umumnya digunakan adalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, stabilitas suatu bank
(Fahmi, 2013:49). Kinerja keuangan bank merupakan gambaran yang memperlihatkan
tentang pencapaian kinerja bank yang dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dihasilkan
oleh bank tersebut.

Pengukuran Kinerja Keuangan Bank


Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat bagaimanakah
kinerja dari pihak manajemen bank dalam mengelola seluruh asset yang ada dengan
berdasarkan pada ketentuan dan standar yang telah ditetapkan (Fahmi, 2015:239). Kinerja
keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengelolaan keuangan bank, dan
mengetahui kemampuan bank menggunakan sumber daya asset untuk aktivitas operasional
dalam rangka menghasilkan profit yang maksimal (Jumingan, 2006). Aspek utama dari
kinerja keuangan dapat dilihat dari ketercapaian antara hutang dan equitas (Dewi, 2018).
Pengukuran kinerja sebuah keniscayaan yang harus dilakukan setiap perusahaan
termasuk bank yang akan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan
baik bagi intern maupun ekstern perusahaan. Hasil pengukuran kinerja akan dijadikan

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
1
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

sebagai alat evaluasi untuk perbaikan terhadap aktivitas operasioal bank agar senantiasa
dapat tetap bersaing dan bertahan ditengah kondisi persaingan yang begitu kompetitit saat
ini. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan terhadap aktivitas manajemen dalam
mengoperasikan bisnis suatu bank untuk periode akuntansi tertentu. Pengukuran kinerja
dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh
bank. Analisis laporan keuangan adalah suatu proses kajian yang dilakukan secara kritis
terhadap review data, mengukur dan meghitung, menganalisis, menginterpretasikan dan
memberikan solusi terhadap keuangan bank pada periode tertentu. Tujuan pengukuran
kinerja diantaranya untuk mengetahui tingkat likuiditas suatu bak, tingkat solvabilitas,
mengetahui tingkat rentabilitas, mengetahui tingkat stabilitas (Munawir, 2012:31).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja dilakukan atas hasil capaian kerja
yang dijalankan oleh pihak manajemen bank guna untuk melakukan perbaikan kedepannya
agar dapat bersaing dengan bank lainnya.

Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas diartikan sebagai rasio yang menunjukkan kapabilitas bank dalam
melunasi kewajiban-kewajibannya untuk jangka pendek, artinya rasio yang memberikan
gambaran terkait dengan bagaimana kemampuan bank membayar utang jangka pendek
sesuai dengan jatuh tempo (Hery, 2016:149). Selanjutnya Prastowo (2011:83) menyatakan
rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar
utang jangka pendek kepada kreditor. Rasio likuiditas dapat disebut juga rasio modal kerja
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan bank memenuhi utang jangka pendeknya pada
saat ditagih oleh kreditur. Tujuan dan manfaat rasio likuiditas diantaranya mengukur
kekuatan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek, mengukur kapasitas bank
dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan total asset lancar,
mengetahui kemampuan dalam membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aset
sangat lancar, menaksir skala uang kas bank dalam membayar utang lancar, perencanaan
finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan perencanaan kas dan kewajiban
lancar.
Dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur tingkat likuid
suatu bank. Rasio likuiditas dilakukan dengan membandingkan seluruh komponen yang ada
pada aktiva lancar dengan komponen di utang jangka pendek. Dalam penelitian ini rasio
likuiditas yang digunakan adalah Financial to Deposit Ratio (FDR). Pada bank konvesional
dinamakan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank dibandingkan dengan
jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Besarnya pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, pihak bank harus mampu
mengimbanginya dengan sesegera mungkin dapat memenuhi kebutuhan pihak deposan yang
akan melakukan penarikan dana. Semakin besar pembiayaan yang disalurkan kepada
nasabah, maka akan mengakibatkan semakin meningkat pula pendapatan yang akan
diperoleh sebab pendapatan tersebut akan naik maka laba juga akan mengalami kenaikan.
Financial to Deposit Ratio (FDR) merupakan salah satu indikator yang menentukan kondisi
likud atau tidaknya bank, kondisi FDR bank harus berada pada posisi minimal 75 % dan

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
2
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

maksimal 110 %. Kasmir (2015:319) rasio Financial to Deposit Ratio (FDR) dihitung
dengan menggunakan rumus:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐹𝐷𝑅 = 𝑥 100 %
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menurut Fahmi (2011:174) suatu analisis yang bertujuan untuk
menganalisis kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu
sesuai dengan jatuh tempo. Selanjutnya Sudana (2011:21) rasio solvabilitas yaitu mengukur
bagaimana kemampuan bank dalam membayar utang dalam pembelanjaannya. Aktivitas
bank digerakkan atas dasar penggunaan modal baik modal sendiri maupun modal asing
(pinjaman). Rasio solvabilitas bank adalah analisis untuk mengukur kemampuan bank
dalam mencari sumber-sumber pendanaan yang akan digunakan untuk membiayai
aktivitasnya. Rasio ini juga akan melihat kondisi kekayaan bank dan bagaimana tingkat
efisiensi bagi pihak manajemen (Kasmir, 2015:229).
Dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur bagaimana
bank menggunakan utang-utangnya dalam aktivitas pembiayaan serta mengukur
kemampuan pihak bank untuk membayarkan utang-utang tersebut sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Dalam penelitian ini rasio solvabilitas digunakan perhitungan Capital
Adequancy Ratio (CAR). Capital Adequancy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yaitu
kewajiban bank daam menyediakan modal minimal sebesar persentase tertentu atas Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan kata lain bahwa
CAR merupakan gambaran tentang kemampuan dari bank syariah dalam memenuhi
kecukupan modalnya. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan dan
mengembangkan perusahaan, CAR menunjukkan kuat tidaknya bank dalam menangung
risiko dari setiap aktiva produktif yang beresiko, jika perusahaan memiliki CAR yang tinggi
berarti bank tersebut membuat kemampuan yang kuat dalam menanggung risiko. Bank
Indonesia membuat ketentuan tentang bank yang dinyatakan sehat jika bank tersebut
memiliki CAR minimal 8 %. Rumus yang digunakan untuk menghitung CAR adalah:

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥 100 %
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)

Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan pada periode tertentu. Bank yang mampu menghasilkan
target laba yang ditentukan dengan menggunakan aktiva modal yang dimiliki, maka bank
tersebut berarti mempunyai tingkat rentabilitas yang baik. Rasio rentabilitas bertujuan untuk
menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan profit untuk periode tertentu dan
mengukur tingkat efektivitas pihak manajemen dalam menjalankan aktivitas operasional
bank. Rasio rentabilitas digunakan juga untuk mengukur kesehatan keuangan dan

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
3
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

keuntungan yang diperoleh serta mempertahankan sumber-sumber modal bank (Pandia,


2012:64).
Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah Return On Assets (ROA) dan
Return On Equity (ROE). Return On Assets (ROA) adalah analisis rasio yang digunakan
untuk mengukur bagaimana kemampuan dari pihak manajemen bank dalam memperoleh
profit secara keseluruhan. Ketentuan yang digunakan dalam memeringkat tingkat ROA bank
sesuai dengan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 yang menjelaskan
bahwa: peringkat 1 jika perolehan labanya sangat tinggi; peringkat 2 jika perolehan laba
lebih dari 1,25 %; peringkat 3 jika memperolah laba berkisar antara 0,5 %-1,25%; peringkat
4 jika memperoleh laba rendah atau mengalami kerugian (ROA mengarah ke tanda negative)
posisinya dibawah 0.5 %; peringkat 5 jika bank mengalami kerugian yang besar yaitu ROA
menunjukkan negative. ROA ditentukan dengan menggunakan rumus:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan pihak
manajemen bank mengelola modal yang dimiliki untuk dalam memperoleh keuntungan.
Ketentuan yang digunakan untuk menentukan peringkat ROE suatu bank adalah Surat
Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 yang menyebutkan bahwa: peringkat 1 jika
memperoleh laba sangat tinggi; peringkat 2, jika perolehan labanya lebih dari 12,5 %;
peringkat 3 jika memperolah laba berkisar diantara 5 % sampai 12,5 %; peringkat 4, jika
perolehan labanya lebih rendah atau mengalami kerugian (dibawah 5 %); peringkat 5, jika
mengalami kerugian (ROE negative). Rumus yang digunaka untuk menghitu ROE adalah:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐸 = 𝑥 100 %
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
Kerangka Berpikir
Berikut ini gambaran penelitian yang akan dilakukan terkait dengan pengukuran
kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah periode 2013-2021:

Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Rentabilitas


diukur dengan diukur dengan Capital diukur dengan:
Financing to Deposit Adequancy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA)
Ratio (FDR) Return on Equity (ROE)

Kinerja Keuangan PT. Bank Mega Syariah

Gambar 1 Kerangka Berpikir

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
4
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

METODE PENELITIAN
Penelitian termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha untuk memecahkan permasalahan yang ada melalui data-data dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang dilakukan adalah rasio likuiditas yang
diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR), rasio solvabilitas yang diproksikan
dengan Capital Adequancy Ratio (CAR) dan rasio rentabilitas yang dihitung dengan Return
On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Penelitian menggunakan data sekunder yaitu
data laporan keuangan triwulan PT. Bank Mega Syariah dari tahun 2013-2021. Laporan
keuangan tersebut akan dianalisis dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas. Rasio likuiditas dilakukan dengan Financing to Deposite Ratio (FDR) yang
rumusnya:
Total Pembiayaan
FDR = × 100
Total Deposit + Equity

Rasio solvabilitas dianalisis dengan Capital Adequancy Ratio (CAR) melalui rumus:

Modal
CAR = X 100%
ATMR
Rasio Profitabilitas digunakan analisis Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE), yang rumusnya adalah :
Laba Sebelum Pajak
ROA = × 100
Rata − Rata Total Aset
Laba setalah pajak
ROE = X 100%
Rata − rata modal

Financing to Deposite Ratio (FDR)


Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah analisis yang digunakan dengan
membandingkan pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak kegita yang
dihimpun (Rivai, 2010:784). Dalam bank konvensional biasanya dinamakan dengan Loan
to Deposit Ratio (LDR). Otoritas Jasa Keuangan menetapkan standar untuk rasio Financing
to Deposite Ratio (FDR) adalah antara 85 % - 110 %. FDR menunjukkan kemampuan suatu
bank dalam menyediakan dana kepada debitur dengan modal yang dimiliki oleh bank itu
sendiri dan dana yang dapat terhimpun dari masyarakat, atau dapat juga dikatakan rasio FDR
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu bank. Pengukuran rasio FDR dilakukan
dengan menggunakan rumus:
Total Pembiyaan
FDR = × 100
Total Dana Pihak Ketiga

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
5
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

Tabel 2. Hasil FDR PT Bank Mega Syariah (Jutaan Rupiah)

Penilaian
Periode Total
DPK Rasio (%) Standar OJK
Pembiyaan
Tahun Triwulan
1 131.791 176.402 84,90 Sehat
2 120.091 157.387 81,48 Sehat
2013
3 114.582 184.195 83,00 Sehat
4 68.113 92.034 83,08 Sehat
1 52.798 72.188 79,20 Sehat
2 39.027 52.379 92,09 Cukup sehat
2014
3 36.097 41.005 88,03 Cukup sehat
4 33.275 37.438 88,88 Cukup sehat
1 30.813 31.008 98,37 Cukup sehat
2 27.875 26.754 104,19 Kurang sehat
2015
3 28.228 37.435 102,89 Kurang sehat
4 41.907 54.596 93,97 Cukup sehat
1 37.859 49.630 95,53 Cukup sehat
2 35.652 109.921 35,68 Sangat sehat
2016
3 33.504 47.020 90,50 Cukup sehat
4 39.552 52.251 93,61 Cukup sehat
1 39.441 122.016 35,21 Sangat sehat
2 36.011 47.938 94,92 Cukup sehat
2017
3 34.132 44.525 98,86 Cukup sehat
4 58.634 69.532 98,49 Cukup sehat
1 200.307 218.979 95,85 Cukup sehat
2 210.734 229.583 95,97 Cukup sehat
2018
3 2.722.903 2.784.792 98,13 Cukup sehat
4 343.812 370.995 95,24 Cukup sehat
1 379.903 399.404 97,56 Cukup sehat
2 405.194 430.813 96,06 Cukup sehat
2019
3 427.347 476.688 91,57 Cukup sehat
4 663.112 738.294 91,05 Cukup sehat
1 714.799 768.327 94,26 Cukup sehat
2 770.967 843.568 92,49 Cukup sehat
2020
3 903.590 967.700 94,35 Cukup sehat
4 1.262.978 1.399.721 90,88 Cukup sehat
1 1.388.428 1.409.202 99,23 Cukup sehat
2 1.601.370 1.658.857 97,12 Cukup sehat
2021
3 1.649.393 1.679.933 98,77 Cukup sehat
4 2.035.915 2.163.724 94,53 Cukup sehat
Sumber: Data diolah
Rasio FDR menggambarkan tingkat pertumbuhan pembiayaan pada PT. Bank Mega
Syariah dengan pertumbuhan sumber pendanaan dari dana pihak ketiga. Tingkat FDR harus
mampu distabilkan oleh pihak bank agar tidak mengganggu berjalannya akivitas
pembiayaan. Tingkat ketersediaan dana harus menjadi perhatian yang penting bagi pihak
bank agar aktivitas pembiayaan dapat berjalan dengan lancar. Hasil analisis rasio FDR yang
diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank Mega Syariah di tahun 2015 pada triwulan kedua
dan ketiga dengan rasio sebesar 104,19 % dan 102, 89 %. Kondisi memperlihatkan bahwa
penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak bank melebihi ketersediaan dana dana pihak
ketiga. Hal ini dari sisi bagi hasil yang akan diterima oleh bank akan semakin meningkat,

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
6
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

namun jika dilihat dari sisi likuiditas akan mengkhawatirkan karena bank tidak memiliki
kecukupan dana untuk pemenuhan permintaan dana.

Capital Adequancy Ratio (CAR)


Capital Adequancy Ratio (CAR) digunakan dalam penelitian sebagai alat mengukur
tingkat solvabilitas PT. Bank Mega Syariah. Adapun rumus dalam perhitungan CAR adalah:
Modal
CAR = X 100%
ATMR
Tabel 3 Capital Adequacy Ratio (CAR) (Jutaan Rupiah)
Periode Rasio
Modal ATMR Keterangan
Tahun Triwulan (%)
1 414.435 2.749.195 15,07 Sangat Sehat
2 422.490 2.863.658 14,75 Sangat Sehat
2013
3 429.866 3.122.738 13,77 Sangat Sehat
4 441.469 3.670.437 12,03 Sangat Sehat
1 488.595 3.787.116 12,90 Sangat Sehat
2 516.546 3.949.905 13,08 Sangat Sehat
2014
3 551.313 4.941.428 11,16 Sangat Sehat
4 578.863 4.281.662 13,51 Sangat Sehat
1 700.480 5.193.439 13,49 Sangat Sehat
2 728.914 5.603.821 13,01 Sangat Sehat
2015
3 736.393 5.796.800 12,70 Sangat Sehat
4 746.969 5.749.200 12,99 Sangat Sehat
1 826.413 5.410.123 15,28 Sangat Sehat
2 829.763 5.209.577 15,93 Sangat Sehat
2016
3 815.937 4.994.462 16,34 Sangat Sehat
4 812.683 4.319.127 18,82 Sangat Sehat
1 755.002 5.031.688 15,00 Sangat Sehat
2 786.667 4.756.212 16,54 Sangat Sehat
2017
3 790.217 4.437.762 17,81 Sangat Sehat
4 882.992 4.710.740 18,74 Sangat Sehat
1 888.070 4.056.649 21,89 Sangat Sehat
2 908.580 3.974.251 22,86 Sangat Sehat
2018
3 976.415 4.150.388 23,53 Sangat Sehat
4 1.057.446 4.494.754 23,53 Sangat Sehat
1 1.076.588 4.179.725 25,76 Sangat Sehat
2 1.093.012 5.233.396 20,89 Sangat Sehat
2019
3 1.129.594 5.148.912 21,94 Sangat Sehat
4 1.179.097 5.312.951 22,19 Sangat Sehat
1 1.197.629 5.116.075 23,41 Sangat Sehat
2 1.192.709 5.206.328 22,91 Sangat Sehat
2020
3 1.152.575 5.389.124 21,39 Sangat Sehat
4 1.174.083 5.716.894 20,54 Sangat Sehat
1 1.182.972 5.618.770 21,05 Sangat Sehat
2 1.201.458 5.874.604 20,45 Sangat Sehat
2021
3 1.203.003 5.950.639 20,22 Sangat Sehat
4 1.228.123 6.152.569 19,96 Sangat Sehat
Sumber: Data diolah

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
7
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

Sesuai kriteria yang ditetapkan BI bahwa jika rasio CAR yang dihasilkan oleh bank
lebih dari 11 % maka bank tersebut dikatakan sangat sehat. Artinya PT. Bank Mega Syariah
mempunyai kecukupan cadangan modal sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam ketentuan
Bank Indonesia.

Return on Asset (ROA)


Return on Assets (ROA) yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas PT. Bank
Laba Sebelum Pajak
Mega Syariah dengan rumus: ROA = × 100
Rata−Rata Total Aset

Tabel 3. Return On Assets (jutaan rupiah)


Periode Laba Total Rasio
Keterangan
Tahun Triwulan Bersih Aktiva (%)
1 81.564 4.295.103 1,77 Sangat Sehat
2 39.448 4.487.694 1,87 Sangat Sehat
2013
3 53.393 4.787.659 1,65 Sangat Sehat
4 53.867 5.565.724 1,58 Sangat Sehat
1 167.270 5.874.897 3,52 Sangat Sehat
2 119.331 5.987.762 4,13 Sangat Sehat
2014
3 187.358 7.305.239 4,11 Sangat Sehat
4 184.872 8.164.921 3,81 Sangat Sehat
1 72.769 8.356.960 3,57 Sangat Sehat
2015 2 123.430 8.610.773 2,94 Sangat Sehat
3 163.062 8.653.141 2,57 Sangat Sehat
4 149.540 9.121.575 2,33 Sangat Sehat
1 24.787 8.475.470 1,18 Sangat Sehat
2 41.839 8.451.443 0,99 Cukup Sehat
2016
3 14.801 8.097.090 0,24 Tidak Sehat
4 17.396 7.042.489 0,29 Tidak Sehat
1 (19.164) 6.136.584 -1,21 Tidak Sehat
2 (21.771) 5.382.671 -0,73 Tidak Sehat
2017
3 (14.648) 5.050.808 -0,34 Tidak Sehat
4 93.142 5.559.820 0,30 Tidak Sehat
1 79.478 5.561.738 4,86 Sangat Sehat
2 80.472 5.478.501 3,21 Sangat Sehat
2018
3 81.303 5.763.548 2,63 Sangat Sehat
4 110.214 6.135.241 2,63 Sangat Sehat
1 905 6.011.953 1,82 Sangat Sehat
2 4.761 6.536.423 1,63 Sangat Sehat
2019
3 27.234 6.306.950 1,54 Sangat Sehat
4 68.660 7.034.300 1,56 Sangat Sehat
1 70.848 6.637.732 0,91 Kurang Sehat
2 59.160 6.644.658 0,98 Kurang Sehat
2020
3 5.485 6.628.968 0,96 Kurang Sehat
4 46.577 7.336.342 0,93 Kurang Sehat
1 36.306 7.327.159 0,65 Tidak Sehat
2 50.918 7.511.173 0,61 Tidak Sehat
2021
3 54.365 7.507.025 0,73 Tidak Sehat
4 37.651 8.007.676 0,89 Kurang Sehat
Sumber: Data diolah

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
8
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

Return on Assets (ROA) menggambarkan tentang kemampuan dari PT. Bank Mega
Syariah dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki dalam
menjalankan usahanya. ROA yang tinggi akan menggambarkan bahwa bank dapat
menggunakan assetnya dalam menghasilkan laba dengan baik. Hasil perhitungan ROA yang
dilakukan pada PT. Bank Mega Syariah dinyatakan tidak sehat pada tahun 2016 triwulan ke
3 dan ke 4, pada tahun 2017 dan tahun 2021 semester ke 4. Hal ini mengindikasikan bahwa
Bank Mega Syariah mengalami penurunan laba dari pemanfaatan asset yang ada. Artinya
terjadinya ketidakseimbangan antara penggunaan asset dengan total laba yang dihasilkan.

Return on Equity (ROE)


Selanjutnya rasio ROE juga digunakan sebagai pengukuran rasio rentabilitas pada PT.
Bank Mega Syariah melalui rumus:
Laba Bersih
ROE = X 100%
Equity
Tabel 4. Return on Equity (jutaan rupiah)
Periode Rasio
Laba Bersih Equity Keterangan
Tahun Triwulan (%)
1 81.564 318.364 16,43 Cukup sehat
2013 2 39.448 318.364 18,56 Sehat
3 53.393 318.364 16,74 Cukup sehat
4 53.867 318.364 16,89 Cukup sehat
1 167.270 318.364 47,56 Sangat sehat
2 172.331 318.364 56,14 Sangat sehat
2014
3 187.358 318.364 58,76 Sangat sehat
4 184.872 318.364 57,98 Sangat sehat
1 72.769 620.314 52,06 Sangat sehat
2 123.430 620.314 35,62 Sangat sehat
2015
3 163.062 620.314 29,47 Sangat sehat
4 149.540 620.314 26,23 Sangat sehat
1 24.787 620.314 11,99 Kurang sehat
2 41.839 620.314 9,98 Kurang sehat
2016
3 14.801 769.814 2,21 Tidak sehat
4 17.396 769.814 2,50 Tidak sehat
1 (19.164) 769.814 -9,96 Tidak sehat
2 (21.771) 769.814 -5,77 Tidak sehat
2017
3 (14.648) 769.814 -2,59 Tidak sehat
4 93.142 769.814 1,61 Tidak sehat
1 79.478 769.814 23,23 Sangat sehat
2 80.472 769.814 15,05 Cukup sehat
2018
3 81.303 822.314 12,05 Kurang sehat
4 110.214 847.132 11,97 Kurang sehat
1 905 847.132 7,82 Tidak sehat
2 4.761 847.132 7,28 Tidak sehat
2019
3 27.234 847.132 6,83 Tidak sehat
4 68.660 847.132 6,75 Tidak sehat
1 70.848 847.132 3,96 Tidak sehat
2 59.160 847.132 4,26 Tidak sehat
2020
3 5.485 847.132 4,19 Tidak sehat
4 46.215 847.132 4,08 Tidak sehat

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 17
9
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

1 36.306 847.132 3,16 Tidak sehat


2 50.918 847.132 2,96 Tidak sehat
2021
3 54.365 847.132 3,54 Tidak sehat
4 37.651 847.132 4,27 Tidak sehat
Sumber: Data diolah

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat beberapa tahun kondisi PT. Bank Mega
Syariah dinyatakan tidak sehat dari segi perolehan laba bersih dari penggunaan modal
sendiri. Artinya PT. Bank Mega Syariah kurang mampu memaksimalkan modal sendirinya
dalam menoperasionalkan aktivitas perusahaan sehingga tidak mampu menghasilkan laba
yang maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran Kinerja Keuangan dengan Rasio-Rasio Keuangan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa FDR yang diperoleh PT. Bank
Mega Syariah mengalami fluktuasi, namun di tahun 2015 pada triwulan kedua dan ketiga
dengan rasio sebesar 104,19 % dan 102,89 %, yang artinya kinerja bank dari segi
pengelolaan pembiayaan dengan pendanaan tergolong kurang sehat. Kondisi
memperlihatkan bahwa penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak bank melebihi
ketersediaan dana dana pihak ketiga. Hal ini dari sisi bagi hasil yang akan diterima oleh bank
akan semakin meningkat, namun jika dilihat dari sisi likuiditas akan mengkhawatirkan
karena bank tidak memiliki kecukupan dana untuk pemenuhan permintaan dana. Informasi
ini akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pihak eksternal diantaranya
investor yang ingin berinvestasi pada PT. Bank Mega Syariah, karena mereka beranggapan
bahwa adanya kemungkinan ketidakmampuan bank untuk mengembalikan dananya pada
saat dana tersebut sudah jatuh tempo.
Hasil penelitian diperoleh dari rasio Capital Adequncy Ratio (CAR) adalah sangat baik
sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Hasil ini mengindikasikan
bahwa PT. Bank Mega Syariah mempunyai kecukupan modal dalam menjalankan aktivitas
operasionalnya. Kondisi ini memberikan informasi positif yang akan meyakinkan
masyarakat untuk tidak mengalami keraguan dalam melakukan pembiayaan dengan PT.
Bank Mega Syariah.
Hasil Perhitungan Return On Assets (ROA) PT. Bank Mega Syariah terdapat beberapa
kondisi yang tidak sehat sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
yaitu pada tahun 2016 triwulan 3 dan 4, tahun 2017 dan 2021 pada triwulan ke 4. ROA
adalah kondisi yang menggambarkan kemampuan dari PT. Bank Mega Syariah dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Tinggi rendahnya ROA akan
memperlihatkan tingkat kemampuan bank dalam mengelola assetnya untuk menghasilkan
laba. Semakin tinggi ROA maka akan menunjukkan bahwa bank dapat mengelola assetnya
dalam menghasilkan laba dengan baik.
Hasil perhitungan Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2016, 2017, 2019, 2020 dan 2021 dikategorikan tidak sehat. Pengkategorian ini
menujuk pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. ROE adalah kemampuan
PT. Bank Mega Syariah dalam pengembalian atas equitas yaitu membandingkan antara

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 18
0
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

perolehan laba bersih dengan total modal sendiri yang bersumber dari setoran modal pemilik.
Pengelolaan yang baik dari manajamen bank akan menunjukkan kemampuannya dalam
mengembalikan modal yang disetorkan oleh pemilik terhadap perusahaan. Perusahaan yang
mampu menghasilkan ROE yang tinggi mengindikasikan bahwa pihak manajemen dapat
mengelola modal pemilik dalam menghasilkan laba bersih.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN


Hasil penelitian ini diperoleh bahwa rasio likuiditas yang diproksikan dengan
Financing to Deposit Ratio (FDR), rasio solvabilitas yang diproksikan dengan Capital
Adequancy Ratio (CAR) dan rasio rentabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets
(ROA), dan Renturn on Equity (ROE) dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
PT. Bank Mega Syariah. Dari segi Financing to Deposit Ratio (FDR) diperoleh hasil bahwa
PT. Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi, namun di tahun 2015 pada triwulan kedua dan
ketiga dengan rasio sebesar 104,19 % dan 102,89 %. Berdasarkan analisis Capital
Adequancy Ratio (CAR) diperoleh bahwa PT. Bank Mega Syariah memiliki CAR yang
sangat baik. Analisis ROA terdapat beberapa kondisi yang tidak sehat sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu pada tahun 2016 triwulan 3 dan 4,
tahun 2017 dan 2021 pada triwulan ke 4. ROA adalah kondisi yang menggambarkan
kemampuan dari PT. Bank Mega Syariah dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
asset yang dimiliki. Sedangkan dalam analisis ROE diperoleh bahwa kondisinya PT. Bank
Mega Syariah dikategorikan tidak sehat. Penelitian ini masih terbatas pada rasio likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas, sehingga masih terbuka peluang bagi penelitian lanjutan dengan
memperluas analisis rasionya. Untuk penelitian berikutnya dapat memperluas analisisnya
seperti dengan menggunakan analisis Profitabilitas, analisis pertumbuhan, analisis balanced
scorecard dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, M. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Du Pont
System pada PT.Indosat,Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 2(2),
117-126.
Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, I. (2013). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, I. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung:
Alfabeta.
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hery. (2016). Mengenal dan Memahami Dasar-Dasar Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Grasindo.
Jumingan. (2006). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Munawir. (2012). Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pandia, F. (2012). Manajemen Dana Kesehatan bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Prastowo, D. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: YKPN.

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 18
1
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 nomor 1, Juni 2023

Rivai, V. (2010). Islamic Banking. Jakarta: Bumi Aksara.


Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Siregar, B. G. (2021). Analisis Penerapan Good Corporate Governancedalam Meningkatkan
Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 5(1),
31-41.
Sudana, I. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan; Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Tanor, O. M., Subijono, H., & Alenxander. (2015). Analisis Lapora Keuangan dalam
Mengukur Kinerja Pada PT. Bank Atha Graha Internasional, Tbk. Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntasi, 3(3), 639-649.
Taswan. (2010). Manajemen Perbankan . Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Umam, K. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.

Budi Gautama Siregar & Aswadi Lubis: Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Mega Syariah 18
2

Anda mungkin juga menyukai