b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT ADARO ENERGY dalam memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan dilikuidasi
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT ADARO ENERGY
dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi
3. Bagaimana kemampuan kas PT ADARO ENERGY untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan ini dilikuidasi
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 1,092,519 454,473 240.39%
2016 1,592,715 644,555 247.10%
2017 1,979,162 773,302 255.94%
2018 1,600,294 816,443 196.01%
2019 2,109,924 1,232,601 171.18%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 1,092,519 72,791 454,473 224.38%
2016 1,592,715 73,417 644,555 235.71%
2017 1,979,162 85,466 773,302 244.88%
2018 1,600,294 112,005 816,443 182.29%
2019 2,109,924 121,030 1,232,601 161.36%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 702,452 370 454,473 154.65%
2016 1,076,948 34 644,555 167.09%
2017 1,206,848 34 773,302 156.07%
2018 927,896 32 816,443 113.65%
2019 1,576,191 - 1,232,601 127.88%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT ADARO ENERGY menunjukka bahwa pada tahun 2015-
2017 terjadi kenaikan dan periode ini juga tingkat rasio lancar PT ADARO ENERGY masuk dalam
kriteria sehat kemudian pada tahun 2018-2019 terjadi penurunan selain itu pada periode ini PT
ADARO ENERGY masuk dalam kategori cukup sehat. Berbeda dengan hasil penghitungan
menggunakan quick ratio PT ADARO ENERGY, pada periode 2015-2019 terjadi fluktuatif tetapi
pada tahun 2015-2017 masuk dalam kategori sehat sedangkan untuk tahun 2018-2019 masuk
dalam kategori cukup sehat. Untuk penghitungan rasio kas cukup berbeda selain terjadi
fluktuatif pada periode 2015-2019 PT ADARO ENERGY masuk dalam kategori cukup sehat.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva
yang dimiliki perusahaan
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan
pendanaan yang dibiayai oleh pemegang saham
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 151,003 5,958,629 2.53%
2016 340,686 6,552,257 5.20%
2017 536,438 6,814,147 7.87%
2018 477,541 7,060,755 6.76%
2019 435,002 7,217,105 6.03%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 151,003 3,353,043 4.50%
2016 340,686 3,785,882 9.00%
2017 536,438 4,091,627 13.11%
2018 477,541 4,302,692 11.10%
2019 435,002 3,983,395 10.92%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT ADARO ENERGY periode 2015-2019 terjadi fluktuatif.
Pada tahun 2015-2017 Return on Asset terus mengalami kenaikan kemudian pada tahun 2018
mengalami penurunan hingga 2019. Penurunan tingkat ROA pada tahun 2018 dan 2019
disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih dari tahun sebelumnya tetapi terjadi
kenaikan aset dari tahun sebelumnya. Selain itu pada tahun 2015 tingkat ROA PT ADARO
ENERGY cukup rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan
dengan maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan
tingkat return on equity pada tahun 2015-2019 lebih tinggi dari pada tingkat kenaikan return
on asset, ini disebabkan karena ekuitas yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki.
Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan dapat
menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT ADARO ENERGY dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 2,684,476 702,452 3.82
2016 2,524,239 1,076,948 2.34
2017 3,258,333 1,206,848 2.70
2018 3,619,751 927,896 3.90
2019 3,457,154 1,576,191 2.19
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 2,684,476 195,694 13.72
2016 2,524,239 300,689 8.39
2017 3,258,333 247,007 13.19
2018 3,619,751 370,894 9.76
2019 3,457,154 310,324 11.14
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 2,141,176 72,791 29.42
2016 1,838,963 73,417 25.05
2017 2,116,831 85,466 24.77
2018 2,409,544 112,005 21.51
2019 2,492,563 121,030 20.59
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan penjualan cukup baik . Ini menunjukkan
bahwa PT ADARO ENERGY cukup efektif dalam menagih piutang. Selain itu untuk pemanfaatan
persediaan dalam menghasilkan pendapatan telah maksimal terlihat pada hasil penghitungan
menunjukkan hasil yang cukup besar, ini menunjukka perhitungan hpp yang dilakukan
perusahaan cukup baik. Pada periode 2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT
ADARO ENERGY mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT ADARO ENERGY dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga lebih
efisien
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 543,300 2,684,476 20.24%
2016 685,276 2,524,239 27.15%
2017 1,141,502 3,258,333 35.03%
2018 1,210,207 3,619,751 33.43%
2019 964,591 3,457,154 27.90%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT ADARO ENERGY dalam mengasilkan penjualan pada tahun berikutnya
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 2,684,476 -2 4 (5,368,952)
2016 2,524,239 -1 1 (2,524,239)
2017 3,258,333 0 0 -
2018 3,619,751 1 1 3,619,751
2019 3,457,154 2 4 6,914,308
Jumlah 15,543,953 0 10 2,640,868
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 15.543.953/5 3.108.791+264.087(3)
3,108,791 y2020 = 3.108.791 + 792.260
b = ∑xy / ∑x² = 792,260
2.640.868/10
264,087
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT ANEKA TAMBANG dalam memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan dilikuidasi
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT ANEKA TAMBANG
dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi
3. Bagaimana kemampuan kas PT ANEKA TAMBANG untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan ini dilikuidasi
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 11,252,826,560 4,339,330,380 259.32%
2016 10,630,221,568 4,352,313,598 244.24%
2017 9,001,938,755 5,552,461,635 162.13%
2018 8,498,442,636 5,511,744,144 154.19%
2019 7,665,239,260 5,293,238,393 144.81%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 11,252,826,560 1,752,584,557 4,339,330,380 218.93%
2016 10,630,221,568 1,388,415,530 4,352,313,598 212.34%
2017 9,001,938,755 1,257,785,082 5,552,461,635 139.47%
2018 8,498,442,636 2,027,731,541 5,511,744,144 117.40%
2019 7,665,239,260 1,796,301,441 5,293,238,393 110.88%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 8,086,634,372 4,339,330,380 186.36%
2016 7,623,385,438 4,352,313,598 175.16%
2017 5,550,677,020 5,552,461,635 99.97%
2018 4,299,068,085 5,511,744,144 78.00%
2019 3,636,243,080 5,293,238,393 68.70%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT ANEKA TAMBANG menunjukka bahwa pada tahun 2015-
2019 terus mengalami penurunan tetapi pada tahun 2015 dan 2016 tingkat rasio lancar PT
ANEKA TAMBANG masuk dalam kriteria baik karena memiliki tingkat rasio diatas 200%
sedangkan pada 2017-2018 masuk dalam kategori kurang baik. Hal yang sama juga terjadi pada
penghitungan rasio yang mana dari 2015-2019 terus mengalami penurunan dan pada tahun
2017-2019 tingkat quick ratio PT ANEKA TAMBANG cukup mengkhawatirkan karena
perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancarnya cukup
kecil. Hal ini juga diikuti oleh tingkat cash ratio PT ANEKA TAMBANG yang buruk dimana selain
mengalami penurunan selama periode 2015-2019 tingkat cash ratio berada dibawah 200%
bahkan pada tahun 2017-2019 tingkat ratio cash berada di bawah seratus ini menunjukkan
bahwa hutang lancar yang dimiliki lebih banyak daripada ketersediaan kas.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva
yang dimiliki perusahaan
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT ANEKA TAMBANG periode 2015-2019 mengalami
fluktuatif. Tahun 2015-2019 masuk dam kategori baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang
perusahaan tidak terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT ANEKA TAMBANG tidak terlalu
berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan
dengan Debt to Equity Ratio PT ANEKA TAMBANG pada periode 2015-2019 juga mengalami
fluktuatif tetapi tidak terlalu signifikan dan dalam kategori baik. Hal ini menjukkan bahwa modal
yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan tidak terlalu banyak. Maka berdasarkan
kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT ANEKA TAMBANG mampu membayar semua
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 (1,440,852,896) 30,356,850,890 -4.75%
2016 64,806,188 29,981,535,812 0.22%
2017 136,503,269 30,014,273,452 0.45%
2018 874,426,593 33,306,390,807 2.63%
2019 193,852,031 30,194,907,730 0.64%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (1,440,852,896) 18,316,718,962 -7.87%
2016 64,806,188 18,408,795,573 0.35%
2017 136,503,269 18,490,403,517 0.74%
2018 874,426,593 19,739,230,723 4.43%
2019 193,852,031 18,133,419,175 1.07%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT ANEKA TAMBANG periode 2015-2019 tidak terlalu
fluktuatif. Pada tahun 2015-2018 Return on Asset terus mengalami kenaikan kemudian pada
tahun 2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 PT ANEKA TAMBANG memiliki tingkat ROA
yang buruk karena perusahaan mengalami kerugian. Penurunan tingkat ROA pada tahun 2019
disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih cukup rendah dari tahun sebelumnya
untungnya aset perusahaan juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sehingga tingkat
ROA tidak terlalu rendah. Untuk tingkat Return on Equity tidak jauh berbeda dengan ROA.
Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan bahwa pada periode 2016-2019
perusahaan dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi
pemilik modal, meskipun pada tahun 2019 terjadi penurunan laba yang cukup rendah dari
sebelumnya. Selain itu pada tahun 2015 PT ANEKA TAMBANG belum bisa menghasilkan laba atas
aset yang digunakan dan belum bisa menghasilkan laba bagi pemilik tapi PT ANEKA TAMBANG
melakukan perbaikan dengan terjadinya kenaikan laba dari tahun sebelumnya.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT ANEKA TAMBANG dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 10,531,504,802 8,086,634,372 1.30
2016 9,106,260,754 7,623,385,438 1.19
2017 12,653,619,205 5,550,677,020 2.28
2018 25,241,268,367 4,299,068,085 5.87
2019 32,718,542,699 3,636,243,080 9.00
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 10,531,504,802 340,924,318 30.89
2016 9,106,260,754 640,813,916 14.21
2017 12,653,619,205 969,035,598 13.06
2018 25,241,268,367 922,789,874 27.35
2019 32,718,542,699 973,430,725 33.61
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 10,336,364,157 1,752,584,557 5.90
2016 8,254,466,187 1,388,415,530 5.95
2017 11,009,726,759 1,257,785,082 8.75
2018 21,764,832,184 2,027,731,541 10.73
2019 28,271,386,345 1,796,301,441 15.74
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio kecuali pemanfaatan terhadap piutang menunjukkan
dalam memanfaatkan aset PT ANEKA TAMBANG cukup baik dapat dilihat bahwa pemanfaatan
terhadap kas, persediaan, modal kerja, aset tetap, dan total aset terus mengalami kenaikan
walaupun tingkat perputarannya tidak terlalu tinggi. Dari keenam rasio yang ada pemanfaatan
terhadap piutang dibanding terhadap aset lain walaupun tingkat perputarannya mengalami
fluktuatif. Ini menunjukkan bahwa PT ANEKA TAMBANG cukup efektif dalam menagih piutang .
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT ANEKA TAMBANG dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga lebih
efisien
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 195,140,645 10,531,504,802 1.85%
2016 851,794,567 9,106,260,754 9.35%
2017 1,643,892,446 12,653,619,205 12.99%
2018 3,476,436,183 25,241,268,367 13.77%
2019 447,156,354 32,718,542,699 1.37%
2. Operating Profit Margin
Tahun Laba Operasi Penjualan Operating Profit Margin
2015 (701,438,522) 10,531,504,802 -7%
2016 8,156,059 9,106,260,754 0%
2017 600,606,318 12,653,619,205 5%
2018 1,852,728,851 25,241,268,367 7%
2019 955,614,818 32,718,542,699 3%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT ANEKA TAMBANG periode 2015-2019 tidak terlalu
fluktuatif, dimana pada tahun 2015-2018 mengalami kenaikan dan di 2019 mengalami
penurunan. Gross Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah
daripada penjualannya yang mana ini sangat baik bagi perusahaan walaupun terjadi penurunan
selama pada 2019. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin pada tahun
2016-2019 PT ANEKA TAMBANG memiliki kinerja operasi yang cukup baik. Meskipun terjadi
penurunan tingkat net profit margin dan operating margin pada tahun 2019 yang disebabkan
oleh penurunan laba pada tahun 2019. Tetapi pada tahun 2015 tingkat npm dan opm PT ANEKA
TAMBANG tidak baik karena perusahaan mengalami kerugian.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT ANEKA TAMBANG pada tahun
berikutnya
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 10,531,504,802 -2 4 (21,063,009,604)
2016 9,106,260,754 -1 1 (9,106,260,754)
2017 12,653,619,205 0 0 -
2018 25,241,268,367 1 1 25,241,268,367
2019 32,718,542,699 2 4 65,437,085,398
Jumlah 90,251,195,827 0 10 60,509,083,407
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 90.251.195.827/5 18.050.239.165 + 6.050.908.341(3)
18,050,239,165 y2020 = 18.050.239.165 + 18.152.725.022
b = ∑xy / ∑x² = 36,202,964,187
60.509.083.407/10
6,050,908,341
Intrepretasi
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT APEXINDO PRATAMA DUTA dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT APEXINDO PRATAMA
DUTA dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi
3. Bagaimana kemampuan kas PT APEXINDO PRATAMA DUTA untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 113,538,617 379,483,295 29.92%
2016 98,575,208 42,685,678 230.93%
2017 84,441,537 376,352,687 22.44%
2018 73,339,888 422,218,404 17.37%
2019 68,631,995 18,904,522 363.05%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 113,538,617 26,710,122 379,483,295 22.88%
2016 98,575,208 26,297,582 42,685,678 169.33%
2017 84,441,537 26,796,862 376,352,687 15.32%
2018 73,339,888 28,227,962 422,218,404 10.68%
2019 68,631,995 29,011,831 18,904,522 209.58%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 34,267,895 379,483,295 9.03%
2016 38,215,464 42,685,678 89.53%
2017 10,029,740 376,352,687 2.66%
2018 12,774,969 422,218,404 3.03%
2019 19,071,273 18,904,522 100.88%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT APEXINDO PRATAMA DUTA selama 2015-2019 sangat
fluktuatif terlihat pada tahun 2016 terjadi kenaikan yang signifikan kemudian mengalami penurunan
drastis pada tahun berikutnya dan naik kembali pada tahun 2019 dengan kenaikan yang sangat
tinggi yaitu dari 17,37% naik menjadi 363,05%. Pada tahun 2016 rasio lancar PT APEXINDO
PRATAMA DUTA cukup baik tetapi untuk tahun 2019 tidak bisa dibilang baik karena memiliki tingkat
rasio yang sangat tinggi, dengan tingkat rasio yang tinggi menunjukkan perusahaan kurang
memanfaatkan asetnya. Sedangkan untuk tahun 2015, 2017 dan 2018 tingkat rasio PT APEXINDO
PRATAMA DUTA sangat tidak baik hal ini karena tingkat utang perusahaan lebih besar daripada aset
lancar yang dimiliki perusahaan. Untuk hasil quick ratio tidak jauh berbeda hanya saja pada tahun
2019 PT APEXINDO PRATAMA DUTA memiliki tingkat quick ratio yang baik tetapi pada tahun 2016
tingkat quick ratio kurang baik dan untuk tahun 2015,2017, dan 2018 hasilnya tidak jauh berbeda
dengan hasil current ratio. Cash ratio sendiri selain mengalami fluktuatif juga memiliki tingkat ratio
2. Struktur Modal
yang rendah dan Solvabilitas
karena hutang lancar peusahaan lebih banyak daripada ketersediaan kas perusahaan.
Sehingga
a. Tujuan berdasarkan tiga ratio tersebut menunjukkan bahwa PT APEXINDO PRATAMA DUTA
memiliki kinerja keuangan yang kurang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat
perusahaan dilikuidasi.
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan PT APEXINDO PRATAMA DUTA membayar seluruh
kewajibannya, baik itu kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang ketika
perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 19,749,146 704,269,307 2.80%
2016 (19,576,811) 682,374,240 -2.87%
2017 (102,522,869) 577,634,595 -17.75%
2018 (103,803,935) 514,675,498 -20.17%
2019 20,356,327 500,726,249 4.07%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 19,749,146 46,020,859 42.91%
2016 (19,576,811) 26,972,883 -72.58%
2017 (102,522,869) (46,995,509) 218.15%
2018 (103,803,935) (150,267,591) 69.08%
2019 20,356,327 56,295,236 36.16%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT APEXINDO PRATAMA DUTA periode 2015-2018 terus
mengalami penurunan barulah pada tahun 2019 mengalami kenaikan. Penurunan ROA pada tahun
2015-2018 karena perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar tetapi perusahaan melakukan
perbaikan terlihat pada tahun 2019 PT APEXINDO PRATAMA DUTA mampu memperoleh laba. Selain
itu dengan tingkat ROA yang buruk menandakan PT APEXINDO PRATAMA DUTA kurang
memanfaatkan aset dengan baik untuk menghasilkan laba. Untuk tingkat Return on Equity
mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat return on equity pada tahun 2017 dan 2018 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi meskipun perusahaan mengalami kerugiaan hal ini karena ekuitas yang
dimiliki pun sangat rendah yang mana posisi ekuitas perusahaan pada kondisi minus sehingga ini hal
yang wajar jika perusahaan mengalami kerugian. Tetapi kinerja perusahaan pada tahun 2016 cukup
buruk karena perusahaan mengalami kerugian ini menunjukkan perusahaan tidak memanfaatkan
ekuitas dengan baik. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan
kurang baik dalam menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik
modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT APEXINDO PRATAMA DUTA dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 246,286,442 34,267,895 7.19
2016 105,176,356 38,215,464 2.75
2017 74,475,065 10,029,740 7.43
2018 91,610,151 12,774,969 7.17
2019 93,918,906 19,071,273 4.92
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 246,286,442 28,479,807 8.65
2016 105,176,356 17,053,858 6.17
2017 74,475,065 30,682,969 2.43
2018 91,610,151 16,657,140 5.50
2019 93,918,906 13,714,651 6.85
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 174,602,578 26,710,122 6.54
2016 80,450,240 26,297,582 3.06
2017 61,533,274 26,796,862 2.30
2018 98,880,829 28,227,962 3.50
2019 74,963,972 29,011,831 2.58
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas, piutang, dan persediaan cukup baik berarti perusahaan telah
memafaatkan ketiga aset tersebut dengan baik untuk menghasilkan penjualan. Sedangkan untuk
pemanfaatan terhadap aset tetap dan total aset perusahaan kurang baik terlihat dari tingkat
perputaran yang cukup kecil ini menunjukkan perusahaan tidak memanfaatkan aset yang ada
dengan baik dalam meningkatkan penjualan. Untuk tingkat perputaran modal kerja pada PT
APEXINDO PRATAMA DUTA kurang baik dimanfaatkan oleh perusahaan.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT APEXINDO PRATAMA DUTA dalam memperhitungkan harga pokok produksi
sehingga lebih efisien
2.Bagaimana kemampuan PT APEXINDO PRATAMA DUTA untuk meningkatkan laba sebelum pajak
terhadap penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT APEXINDO PRATAMA DUTA setelah dikurangi pajak
terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 71,683,864 246,286,442 29.11%
2016 24,726,116 105,176,356 23.51%
2017 12,941,791 74,475,065 17.38%
2018 (7,270,678) 91,610,151 -7.94%
2019 18,954,934 93,918,906 20.18%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT APEXINDO PRATAMA DUTA pada tahun berikutnya
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 246,286,442 -2 4 (492,572,884)
2016 105,176,356 -1 1 (105,176,356)
2017 74,475,065 0 0 -
2018 91,610,151 1 1 91,610,151
2019 93,918,906 2 4 187,837,812
Jumlah 611,466,920 0 10 (318,301,277)
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 611.466.920/5 122.293.384 + (31.830.128)(3)
122,293,384 y2020 = 122.293.384 + (95.490.383)
b = ∑xy / ∑x² = 26,803,001
(318.301.277)/10
(31,830,128)
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT ATLAS RESOURCES dalam memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan dilikuidasi
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT ATLAS RESOURCES
dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi
3. Bagaimana kemampuan kas PT ATLAS RESOURCES untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan ini dilikuidasi
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 40,086 195,545 20.50%
2016 36,446 205,700 17.72%
2017 39,409 181,402 21.72%
2018 53,517 177,902 30.08%
2019 62,695 260,384 24.08%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 40,086 5,925 195,545 17.47%
2016 36,446 3,389 205,700 16.07%
2017 39,409 4,291 181,402 19.36%
2018 53,517 6,219 177,902 26.59%
2019 62,695 6,675 260,384 21.51%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 6,429 195,545 3.29%
2016 1,649 205,700 0.80%
2017 4,462 181,402 2.46%
2018 1,550 177,902 0.87%
2019 1,356 260,384 0.52%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT ATLAS RESOURCES menunjukka bahwa pada tahun 2015-
2019 memiliki current ratio yang sangat buruk karena hutang lancar yang sangat dibanding aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan, bahkan aktiva lancar yang ada tidak bisa memenuhi semua hutang
lancar perusahaan. Quick ratio yang dimiliki pun juga tidak jauh berbeda dengan current ratio
dimana tingkat ratio yang sangat rendah. Dan untuk cash ratio yang dimiliki lebih buruk lagi
daripada current ratio dan quick ratio PT ATLAS RESOURCES. Berdasarkan ketiga rasio tersebut
bahwa PT ATLAS RESOURCES tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika PT ATLAS
RESOURCES dilikuidasi.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 (25,922) 351,484 -7.38%
2016 (25,482) 330,115 -7.72%
2017 (16,717) 327,055 -5.11%
2018 (28,258) 350,065 -8.07%
2019 (5,537) 363,952 -1.52%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (25,922) 81,993 -31.61%
2016 (25,482) 56,257 -45.30%
2017 (16,717) 39,755 -42.05%
2018 (28,258) 9,986 -282.98%
2019 (5,537) 46,058 -12.02%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT ATLAS RESOURCES periode 2015-2019 sangat buruk. Pada
tahun 2015-2019 Return on Asset terus menunjukkan nilai minus. Penurunan ini diakibatkan
perusahaan terus mengalami kerugian dan hal ini juga menjelaskan bahwa perusahaan tidak
memanfaatkan aset yaang ada dengan baik. Untuk tingkat Return on Equity memiliki tingkat yang
lebih buruk daripada tingkat ROA bahkan pada tahun 2018 tingkat ROE mencapai -282,98% bahkan
pada tahun 2015 saat nilai ekuitas lebih tinggi daripada tahun yang lainnya PT ATLAS RESOURCES
tetap mengalami kerugian yang cukup besar dibandingkan dengan kerugian di tahun 2019.
Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan tidak dapat
menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT ADARO ENERGY dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 28,342 6,429 4.41
2016 11,641 1,649 7.06
2017 28,731 4,462 6.44
2018 38,161 1,550 24.62
2019 62,803 1,356 46.31
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 28,342 9,636 2.94
2016 11,641 5,150 2.26
2017 28,731 8,024 3.58
2018 38,161 10,923 3.49
2019 62,803 11,084 5.67
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 36,083 5,925 6.09
2016 20,954 3,389 6.18
2017 29,100 4,291 6.78
2018 36,111 6,219 5.81
2019 62,762 6,675 9.40
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik dan terus mengalami
kenaikan yang cukup tinggi diantara pemanfaatan aset yang lain. Ini menunjukkan bahwa PT ATLAS
RESOURCES cukup efektif dalam memanfaatkan kas perusahaan untuk meningkatkan penjualan.
Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan belum maksimal
terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus. Untuk perputaran aset tetap dan total
aset juga tidak terlalu baik, ini menunjukkan PT ATLAS RESOURCES kurang efektif dalam
memanfaatkan aset yang ada.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT ADARO ENERGY dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga lebih
efisien
2.Bagaimana kemampuan PT ADARO ENERGY untuk meningkatkan laba sebelum pajak terhadap
penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT ADARO ENERGY setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 (7,741) 28,342 -27.31%
2016 (9,313) 11,641 -80.00%
2017 (369) 28,731 -1.28%
2018 2,050 38,161 5.37%
2019 41 62,803 0.07%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT ATLAS RESOURCES pada tahun berikutnya
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 28,342 -2 4 (56,684)
2016 11,641 -1 1 (11,641)
2017 28,731 0 0 -
2018 38,161 1 1 38,161
2019 62,803 2 4 125,606
Jumlah 169,678 0 10 95,442
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 169.678/5 33.936 + (9.544)(3)
33,936 y2020 = 33.936 + 28.633
b = ∑xy / ∑x² = 62,569
95.442/10
9,544
Intrepretasi
Berdasarkan perhitungan peramalan pada PT ATLAS RESOURCES periode 2020 diperkirakan
penjualan PT ATLAS RESOURCES pada tahun 2020 sebesar 62.569 dimana terjadi penurunan
pertumbuhan penjualan sebesar -0,37% sungguh ini tidak bagus dibandingkan dengan penjualan
pada 2019. Adapun untuk menghitung proyeksi penjualan PT ATLAS RESOURCES di masa yang akan
datang yaitu tahun 2020, menggunakan data-data di masa lalu yaitu data dari tahun 2015-2019.
Analisis Laporan Keuangan
PT RATU PRABU ENERGY TBK
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT RATU PRABU ENERGY dalam memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan dilikuidasi
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT RATU PRABU ENERGY
dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi
3. Bagaimana kemampuan kas PT RATU PRABU ENERGY untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan ini dilikuidasi
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 757,255,533,491 156,965,137,093 482.44%
2016 834,749,278,253 264,253,507,603 315.89%
2017 601,519,834,447 89,248,974,941 673.98%
2018 594,314,415,895 149,812,057,289 396.71%
2019 1,078,162,621,745 908,780,640,051 118.64%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 757,255,533,491 11,365,750,458 156,965,137,093 475.19%
2016 834,749,278,253 11,473,722,777 264,253,507,603 311.55%
2017 601,519,834,447 14,728,260,555 89,248,974,941 657.48%
2018 594,314,415,895 8,910,291,484 149,812,057,289 390.76%
2019 1,078,162,621,745 17,030,857,060 908,780,640,051 116.76%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 18,952,287,228 156,965,137,093 12.07%
2016 34,333,543,482 264,253,507,603 12.99%
2017 15,731,523,399 89,248,974,941 17.63%
2018 16,048,242,224 149,812,057,289 10.71%
2019 8,039,377,359 908,780,640,051 0.88%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar dan rasio cepat pada PT RATU PRABU ENERGY menunjukkan tingkat
ratio yang sangat tinggi kemudian turun drastis pada tahun 2019 karena pada tahun 2019 juga
terjadi kenaikan hutang lancar yang cukup tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Tetapi jika
dibandingkan dengan tingkas cash ratio sungguh sangat berbeda bahkan kas PT RATU PRABU
ENERGY yang ada tidak bisa memenuhi hutang lancar. Dengan kondisi seperti ini kemungkinan
tingginya tingkat rasio lancar dan rasio cepat bukan karena banyaknya kas yang menganggur tetapi
kemungkinan tingginya piutang perusahaan. Jika piutang perusahaan tinggi berarti perusahaan tidak
efektif dalam menagih piutang. Sehingga berdasarkan ketiga rasio tersebut PT RATU PRABU ENERGY
dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar perusahaan ketika
dilikuidasi tetapi perusahaan juga akan kesulitan karena perusahaan dinilai efektif dalam menagih
piutang.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT RATU PRABU ENERGY periode 2015-2019 terjadi fluktuatif.
Tahun 2015-2019 masuk dam kategori baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan tidak
terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT Adaro Energy tidak terlalu berpengaruh terhadap
pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to Equity Ratio PT
RATU PRABU ENERGY pada periode 2015-2019 juga mengalami fluktuatif tetapi masih dalam
kategori baik. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang
perusahaan tidak terlalu banyak. Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT
RATU PRABU ENERGY mampu membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 15,451,564,865 2,449,292,815,368 0.63%
2016 9,229,123,964 2,616,795,546,996 0.35%
2017 28,883,854,202 2,506,049,820,550 1.15%
2018 32,803,582,081 2,722,592,932,406 1.20%
2019 (987,102,131,000) 1,785,484,025,749 -55.28%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 15,451,564,865 1,686,021,077,511 0.92%
2016 9,229,123,964 1,731,148,904,614 0.53%
2017 28,883,854,202 1,760,159,081,900 1.64%
2018 32,803,582,081 1,793,023,079,975 1.83%
2019 (987,102,131,000) 801,038,813,777 -123.23%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT RATU PRABU ENERGY periode 2015-2019 terjadi fluktuatif.
Pada tahun 2019 Return on Asset terus mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan
tingkat ROA pada tahun 2019 disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih dari tahun
sebelumnya yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian cukup besar. Selain itu pada tahun
2016 tingkat ROA PT RATU PRABU ENERGY juga cukup rendah, padahal saat itu aset yang dimiliki
cukup banyak dibanding tahun sebelumnya ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset
perusahaan dengan maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif dan sama
seperti tingkat ROA pada tahun 2019 tingkat ROE mengalami penurunan yang cukup drastis, selain
karena perusahaan mengalami kerugian yang cukup tinggi, ekuitas PT RATU PRABU ENERGY juga
mengalami penurunan yang cukup banyak daripada tahun sebelumnya. Berdasarkan penghitungan
ROA dan ROE maka dapat dikatakan pada tahun 2015-2018 perusahaan dapat menghasilkan laba
atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal, tetapi pada tahun 2019
perusahaan tidak bisa menghasilkan laba bagi pemiliknya.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT ADARO ENERGY dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 225,794,233,032 18,952,287,228 11.91
2016 210,140,743,548 34,333,543,482 6.12
2017 249,768,643,362 15,731,523,399 15.88
2018 305,320,473,037 16,048,242,224 19.03
2019 172,419,774,164 8,039,377,359 21.45
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 225,794,233,032 230,998,784,677 0.98
2016 210,140,743,548 230,998,784,677 0.91
2017 249,768,643,362 147,043,879,515 1.70
2018 305,320,473,037 137,234,888,191 2.22
2019 172,419,774,164 123,378,815,542 1.40
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 111,325,711,017 11,365,750,458 9.79
2016 108,499,133,242 11,473,722,777 9.46
2017 102,612,080,365 14,728,260,555 6.97
2018 144,378,992,265 8,910,291,484 16.20
2019 165,640,955,936 17,030,857,060 9.73
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan aset
yang lain. Ini menunjukkan bahwa PT RATU PRABU ENERGY cukup efektif dalam melakukan
perputaran kasnya dalam meningkatkan penjualan. Sedangkan untuk pemanfaatan terhadap aset
yang lain dalam menghasilkan pendapatan belum maksimal. Selain itu pada periode 2015-2019
tingkat perputaran aset yang dimiliki PT RATU PRABU ENERGY mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT RATU PRABU ENERGY dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga
lebih efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT RATU PRABU ENERGY untuk meningkatkan laba sebelum pajak
terhadap penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT RATU PRABU ENERGY setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 114,468,522,015 225,794,233,032 50.70%
2016 101,641,610,306 210,140,743,548 48.37%
2017 147,156,562,997 249,768,643,362 58.92%
2018 160,941,480,772 305,320,473,037 52.71%
2019 6,778,818,228 172,419,774,164 3.93%
2. Operating Profit Margin
Tahun Laba Operasi Penjualan Operating Profit Margin
2015 63,997,498,646 225,794,233,032 28%
2016 48,874,680,152 210,140,743,548 23%
2017 98,208,281,803 249,768,643,362 39%
2018 107,669,796,539 305,320,473,037 35%
2019 (74,446,384,489) 172,419,774,164 -43%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT RATU PRABU ENERGY periode 2015-2019 mengalami
fluktuatif, dimana pada tahun 2019 mengalami penurunan yang tajam. Gross Profit Margin
menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualannya yang mana ini
sangat baik bagi perusahaan walaupun terjadi penurunan pada 2019. Jika dilihat dari operating
profit margin dan net profit margin PT RATU PRABU ENERGY pada tahun 2015-2018 memiliki kinerja
operasi yang cukup baik tetapi pada tahun 2019 tingkat OPM dan NPM PT RATU PRABU ENERGY
mengalami penurunan hingga mencapai angka minus yang cukup tinggi, karena perusahaan
mengalami kerugian yang cukup banyak bahkan kerugian bersih perusahaan mencapai 987 M.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT ATLAS RESOURCES pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 225,794,233,032 -2 4 (451,588,466,064)
2016 210,140,743,548 -1 1 (210,140,743,548)
2017 249,768,643,362 0 0 -
2018 305,320,473,037 1 1 305,320,473,037
2019 172,419,774,164 2 4 344,839,548,328
Jumlah 1,163,443,867,143 0 10 (11,569,188,247)
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 1.163.443.867.143/5 232.688.773.429 + (1.156.918.825)(3)
232,688,773,429 y2020 = 232.688.773.429 + (3.470.756.474)
b = ∑xy / ∑x² = 229,218,016,955
(11.569.188.247)/10
(1,156,918,825)
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT BENAKAT INTEGRA dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT BENAKAT
INTEGRA dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT BENAKAT INTEGRA untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 148,317,382 442,064,892 33.55%
2016 26,530,212 506,388,460 5.24%
2017 63,019,722 446,995,769 14.10%
2018 282,388,791 482,980,735 58.47%
2019 350,474,151 300,307,848 116.70%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 148,317,382 3,190,285 442,064,892 32.83%
2016 26,530,212 2,855,170 506,388,460 4.68%
2017 63,019,722 - 446,995,769 14.10%
2018 282,388,791 - 482,980,735 58.47%
2019 350,474,151 - 300,307,848 116.70%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 345,050 442,064,892 0.08%
2016 977,911 506,388,460 0.19%
2017 10,746,491 446,995,769 2.40%
2018 8,665,292 482,980,735 1.79%
2019 2,566,581 300,307,848 0.85%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT BENAKAT INTEGRA menunjukka hasil yang kurang
baik bahkan pada tahun 2016 hutang lancar perusahaan sangat banyak dibandingkan dengan
aset lancar yang sangat kecil tetapi dari 2017-2019 terus mengalami kenaikan walaupun
belum masuk kategori yang baik. Tidak jauh berbeda dengan hasil penghitungan
menggunakan quick ratio PT BENAKAT INTEGRA, pada periode 2015-2019 terjadi fluktuatif
tetapi berdasarkan quick ratio ini kita bisa mengetahui kenaikan yang cukup tinggi dari 2017-
2019 karena perusahaan tidak memiliki persediaan tentu saja ini bukan hal yang bagus.
Begitu juga dengan tingkat cash ratio bahkan sangat rendah, kas yang dimiliki perusahaan
terlalu sedikit dibanding hutang lancar PT BENAKAT INTEGRA. Jadi ketika PT BENAKAT
INTEGRA dilikuidasi maka mereka akan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan
pendanaan yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT BENAKAT INTEGRA periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Tahun 2015-2019 masuk dam kategori baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang
perusahaan tidak terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT BENAKAT INTEGRA tidak terlalu
berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan
dengan Debt to Equity Ratio PT BENAKAT INTEGRA pada periode 2015-2019 juga mengalami
fluktuatif tetapi masuk kategori tidak baik karena tingkat rasio yang sangat tinggi bahkan
melebihi 100%. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang
perusahaan sangat banyak. Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT
BENAKAT INTEGRA akan kesulitan membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Meskipun tingkat DAR masih dibawah 100% tetapi itu cukup tinggi.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta
bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang
digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan
menggunakan modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 3,464,524 1,380,302,315 0.25%
2016 (172,571,348) 1,278,633,011 -13.50%
2017 38,147,925 1,317,952,142 2.89%
2018 21,857,585 1,217,756,185 1.79%
2019 27,436,566 1,253,551,407 2.19%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 3,464,524 466,060,168 0.74%
2016 (172,571,348) 297,351,946 -58.04%
2017 38,147,925 346,020,302 11.02%
2018 21,857,585 366,842,260 5.96%
2019 27,436,566 363,471,501 7.55%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT ADARO ENERGY periode 2015-2019 terjadi fluktuatif
bahkan pada tahun 2016 tingkat ROA menunjukkan hasil minus karena mengalami kerugian
yang cukup besar tetapi pada 2017 tingkat ROA mengalami kenaikan lagi karena perusahaan
mendapatkan laba hal ini didukung karena adanya kenaikan aset dengan begitu
menunjukkan pada tahun 2017 PT BENAKAT INTEGRA efektif dalam memanfaatkan aset yang
ada untuk menghasilkan laba bersih. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami
fluktuatif tetapi kenaikan tingkat return on equity pada tahun 2015-2019 lebih tinggi dari
pada tingkat kenaikan return on asset, ini disebabkan karena ekuitas yang dimiliki lebih kecil
daripada asset yang dimiliki. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan
perusahaan dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi
pemilik modal, kecuali pada tahun 2016.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT BENAKAT INTEGRA dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 9,670,791 345,050 28.03
2016 2,302,609 977,911 2.35
2017 3,266,629 10,746,491 0.30
2018 27,160,117 8,665,292 3.13
2019 70,887,975 2,566,581 27.62
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 9,670,791 816,440 11.85
2016 2,302,609 437,826 5.26
2017 3,266,629 170,236 19.19
2018 27,160,117 4,967,281 5.47
2019 70,887,975 23,689,445 2.99
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 12,860,136 3,190,285 4.03
2016 8,134,050 2,855,170 2.85
2017 8,842,053 - 0.00
2018 8,857,848 - 0.00
2019 12,754,985 - 0.00
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat
bahwa pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara
pemanfaatan aset yang lain. Ini menunjukkan bahwa PT BENAKAT INTEGRA cukup efektif
dalam menagih piutang. Sedangkan untuk pemanfaatan persediaan dalam menghasilkan
pendapatan sulit untuk dianalisis karena tidak adanya persediaan pada tahun 2017-2019.
Selain itu pada periode 2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT BENAKAT
INTEGRA mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT BENAKAT INTEGRA dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga
lebih efisien.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 (3,189,345) 9,670,791 -32.98%
2016 (5,831,441) 2,302,609 -253.25%
2017 (5,574,424) 3,266,629 -170.65%
2018 18,302,990 27,160,117 67.39%
2019 58,132,990 70,887,975 82.01%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT BENAKAT INTEGRA periode 2015-2019 mengalami
fluktuatif, dimana pada tahun 2016 mengalami penurunan dan selanjutnya dari 2017 hingga
2019 terus mengalami kenaikan. Gross Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan lebih tinggi daripada penjualannya yang mana ini sangat tidak baik bagi
perusahaan. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin PT BENAKAT
INTEGRA memiliki kinerja operasi yang kurang baik dapat dilihat dari tingkat OPM pada tahun
2015-2017 yang terus mengalami penurunan karena PT BENAKAT INTEGRA tidak bisa
menghasilkan laba. Meskipun memiliki tingkat net profit margin yang cukup baik tetapi pada
tahun 2016 tingkap NPM menunjukkan minus yang sangat besar karena kerugian yang
dialami juga sangat besar.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT BENAKAT INTEGRA pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 9,670,791 -2 4 (19,341,582)
2016 2,302,609 -1 1 (2,302,609)
2017 3,266,629 0 0 -
2018 27,160,117 1 1 27,160,117
2019 70,887,975 2 4 141,775,950
Jumlah 113,288,121 0 10 147,291,876
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 113.288.121/5 22.657.624 + 14.729.188(3)
22,657,624 y2020 = 22.657.624 + 44.187.563
b = ∑xy / ∑x² = 66,845,187
147.291.876/10
14,729,188
Intrepretasi
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT BORNEO OLAH SARANA dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT BORNEO OLAH SARANA
dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT BORNEO OLAH SARANA untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 - - 0%
2016 32,187,913,165 131,942,418,006 24%
2017 73,970,579,691 212,454,596,953 35%
2018 142,441,185,180 182,305,711,934 78%
2019 306,716,957,106 228,285,647,191 134%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 - - - -
2016 32,187,913,165 10,678,785,890 131,942,418,006 16%
2017 73,970,579,691 21,874,946,085 212,454,596,953 25%
2018 142,441,185,180 52,475,087,062 182,305,711,934 49%
2019 306,716,957,106 142,285,417,655 228,285,647,191 72%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 - - -
2016 12,287,270,604 131,942,418,006 9%
2017 15,561,649,758 212,454,596,953 7%
2018 43,115,884,677 182,305,711,934 24%
2019 47,887,586,139 228,285,647,191 21%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar, rasio cepat maupun rasio kas pada PT BORNEO OLAH SARANA
menunjukka bahwa ketiga rasio ini menunjukkan kinerja yang tidak baik dari PT BORNEO OLAH
SARANA karena perusahaan ini memiliki tingkat hutang lancar yang cukup banyak daripada aset
lancar yang mereka miliki. Sehingga PT BORNEO OLAH SARANA tidak bisa memenuhi kewajiban
jangka pendeknya ketikan perusahaan ini dilikuidasi.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva
yang dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 - - 0.00%
2016 (28,752,242,428) 195,660,238,870 -14.69%
2017 23,999,991,301 365,959,346,128 6.56%
2018 22,301,405,644 871,638,982,195 2.56%
2019 2,747,135,008 536,867,715,737 0.51%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 - - 0.00%
2016 (28,752,242,428) (47,405,187,169) 60.65%
2017 23,999,991,301 15,161,773,031 158.29%
2018 22,301,405,644 190,070,274,700 11.73%
2019 2,747,135,008 193,372,474,928 1.42%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT ADARO ENERGY periode 2016-2019 terjadi fluktuatif bahkan
pada tahun 2016 tingkat ROA menunjukkan hasil minus karena PT BORNEO OLAH SARANA
mengalami kerugian. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi pada tahun
2019 tingkat ROE sangat rendah padahal ekuitas yang dimiliki sangat banyak tetapi tidak bisa
menghasilkan laba yang tinggi setidaknya sama dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan
penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan sulit menghasilkan laba atas aset
yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT BORNEO OLAH SARANA dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 - - #DIV/0!
2016 80,556,703,198 12,287,270,604 6.56
2017 209,702,419,422 15,561,649,758 13.48
2018 272,403,703,821 43,115,884,677 6.32
2019 271,218,864,514 47,887,586,139 5.66
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 - - #DIV/0!
2016 80,556,703,198 - #DIV/0!
2017 209,702,419,422 10,185,575,829 20.59
2018 272,403,703,821 19,397,942,994 14.04
2019 271,218,864,514 33,949,294,151 7.99
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 - - 0.00
2016 70,026,179,774 10,678,785,890 6.56
2017 145,521,957,037 21,874,946,085 6.65
2018 156,070,745,635 52,475,087,062 2.97
2019 183,088,195,872 142,285,417,655 1.29
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT BORNEO OLAH SARANA dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga
lebih efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT BORNEO OLAH SARANA untuk meningkatkan laba sebelum pajak
terhadap penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT BORNEO OLAH SARANA setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 - - 0.00%
2016 10,530,523,424 80,556,703,198 13.07%
2017 64,180,462,385 209,702,419,422 30.61%
2018 116,332,958,186 272,403,703,821 42.71%
2019 88,130,668,642 271,218,864,514 32.49%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT BORNEO OLAH SARANA periode 2015-2019 mengalami
fluktuatif. Gross Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah daripada
penjualannya yang mana ini sangat baik bagi perusahaan walaupun terjadi penurunan pada 2019.
Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin PT ADARO ENERGY memiliki kinerja
operasi yang kurang baik karena laba yang dihasilkan cukup kecil jika dilihat dari penjualan yang ada
bahkan pada tahun 2016 mengalami kerugian. Dan pada tahun 2019 PT BORNEO OLAH SARANA
mendapatkan laba bersih yang sangat kecil jika dibandingkan dengan hasil penjualan yang
didapatkan pada tahun 2019.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT BORNEO OLAH SARANA pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2016 80,556,703,198 -2 4 (161,113,406,396)
2017 209,702,419,422 -1 1 (209,702,419,422)
2018 272,403,703,821 1 1 272,403,703,821
2019 271,218,864,514 2 4 542,437,729,028
Jumlah 833,881,690,955 0 10 444,025,607,031
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 833.881.690.955/5 166.776.338.191 + 44.402.560.703(3)
166,776,338,191 y2020 = 166.776.338.191 + 133.207.682.109
b = ∑xy / ∑x² = 299,984,020,300
444.025.607.031/10
44,402,560,703
Intrepretasi
Berdasarkan perhitungan peramalan pada PT BORNEO OLAH SARANA periode 2020 diperkirakan
penjualan PT BORNEO OLAH SARANA pada tahun 2020 sebesar 299.984.020.300 dimana terjadi
pertumbuhan penjualan sebesar 10,61% sungguh ini bagus dibandingkan dengan penjualan pada
2019. Adapun untuk menghitung proyeksi penjualan PT BORNEO OLAH SARANA di masa yang akan
datang yaitu tahun 2020, menggunakan data-data di masa lalu yaitu data dari tahun 2016-2019.
Analisis Laporan Keuangan
PT BUMI RECOURCES MINERALS TBK
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT BUMI RECOURCES MINERALS dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT BUMI RECOURCES
MINERALS dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT BUMI RECOURCES MINERALS untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 8,719,658 817,468,679 1.07%
2016 3,932,816 269,031,740 1.46%
2017 399,350,814 191,997,801 208.00%
2018 41,598,535 62,020,873 67.07%
2019 37,894,029 113,596,146 33.36%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 8,719,658 - 817,468,679 1.07%
2016 3,932,816 - 269,031,740 1.46%
2017 399,350,814 - 191,997,801 208.00%
2018 41,598,535 - 62,020,873 67.07%
2019 37,894,029 - 113,596,146 33.36%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 7,240,573 817,468,679 0.89%
2016 2,679,915 269,031,740 1.00%
2017 5,247,380 191,997,801 2.73%
2018 8,205,883 62,020,873 13.23%
2019 752,333 113,596,146 0.66%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas pada PT BUMI
RECOURCES MINERALS sangat fluktuatif dimana terjadi kenaikan yang sangat tinggi pada tahun 2017
kemudian mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2018 dan terus mengalami hingga pada
tahun 2019. Untuk rasio lancar dan rasio cepat pada tahun 2015 dan 2016 menunjukkan nilai yang
sangat buruk dimana tingkat aset PT BUMI RECOURCES MINERALS sangat rendah dibandingkan
hutang lancarnya tetapi pada tahun 2017 PT BUMI RECOURCES MINERALS memiliki rasio lancar dan
rasio cepat yang baik tetapi paada tahun 2018 dan 2019 kedua rasio ini mengalami penurunan
karena aset yang dimiliki menurun dari tahun sebelumnya tetapi tingkat hutang yang dimiliki lebih
tinggi. Sedangkan untuk rasio kas berada pada tingkat yang sangat buruk, karena ketersediaan kas
PT BUMI RECOURCES MINERALS sangat rendah dibandingkan hutang jangka pendek yang dimiliki.
Sehingga berdasarkan perhitungan dari ketiga rasio ini menunjukkan perusahaan tidak bisa
memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika PT BUMI RECOURCES MINERALS dilikuidasi.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT Adaro Energy periode 2015-2019 tidak terlalu fluktuatif.
Tahun 2015-2018 tingkat DAR terus mengalami penurunan yang mana ini sangat baik bagi
perusahaan tetapi hal ini terjadi karena terjadinya penurunan hutang yang cukup banyak meskipun
terjadi penurunan aset juga namun penurunan aset ini tidak sebanyak seperti penurunan hutang.
Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan tidak terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT BUMI
RECOURCES MINERALS tidak terlalu berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan.
Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to Equity Ratio PT BUMI RECOURCES MINERALS pada
periode 2015-2019 juga tidak terlalu fluktuatif tetapi masih dalam kategori baik meskipun pada
tahun 2015 tingkat DER cukup tinggi namun terus mengalami penurunan pada tahun-tahun
selanjutnya. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang
perusahaan tidak terlalu banyak. Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT
BUMI RECOURCES MINERALS mampu membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 (61,292,378) 1,984,106,661 -3.09%
2016 (458,998,886) 1,075,595,267 -42.67%
2017 (247,558,941) 866,620,848 -28.57%
2018 (103,440,793) 690,758,183 -14.97%
2019 1,264,725 713,006,334 0.18%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (61,292,378) 1,096,370,261 -5.59%
2016 (458,998,886) 637,723,051 -71.97%
2017 (247,558,941) 564,312,994 -43.87%
2018 (103,440,793) 518,949,601 -19.93%
2019 1,264,725 520,323,795 0.24%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT BUMI RECOURCES MINERALS periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Pada tahun 2016 Return on Asset terus mengalami kenaikan kemudian pada tahun 2017
mengalami penurunan hingga 2019 tetapi tingkat ROA selama 2015-2019 menunjukkan nilai yang
sangat buruk. Tingkat ROA yang rendah ini karena perusahaan tidak bisa menghasilkan laba pada
tahun 2015-2018, ini menunjukkan perusahaan tidak bisa memanfaatkan aset yang ada dengan baik
untuk menghasilkan laba. Untuk tingkat Return on Equity juga tidak jauh berbeda dengan tingkat
ROA yaitu mengalami fluktuatif. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan
perusahaan tidak bisa menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi
pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT BUMI RECOURCES MINERALS dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 12,506,538 7,240,573 1.73
2016 2,172,429 2,679,915 0.81
2017 5,000,000 5,247,380 0.95
2018 1,182,000 8,205,883 0.14
2019 4,460,530 752,333 5.93
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 12,506,538 923,899 13.54
2016 2,172,429 - 0.00
2017 5,000,000 - 0.00
2018 1,182,000 - 0.00
2019 4,460,530 - 0.00
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan aset
yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan belum
maksimal terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus. Untuk perputaran piutang
tidak bisa kita analisis karena tidak ada piutang pada tahun 2016-2019. Selain itu pada periode
2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT BUMI RECOURCES MINERALS mengalami
fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT BUMI RECOURCES MINERALS dalam memperhitungkan harga pokok produksi
sehingga lebih efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT BUMI RECOURCES MINERALS untuk meningkatkan laba sebelum pajak
terhadap penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT BUMI RECOURCES MINERALS setelah dikurangi pajak
terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Operasi Penjualan Operating Profit Margin
2015 1,383,561 12,506,538 11%
2016 (3,008,576) 2,172,429 -138%
2017 (4,941,495) 5,000,000 -99%
2018 (4,847,666) 1,182,000 -410%
2019 (722,563) 4,460,530 -16%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari kedua rasio ini PT BUMI RECOURCES MINERALS periode 2015-2019 sangat
fluktuatif dan pada tahun 2015-2019 menunjukkan hasil minus karena perusahaan mengalami
kerugian yang cukup tinggi terutama kerugian pada tahun 2016 sehingga menunjukkan tingkat ROA
dan ROE yang sangat rendah. Namun pada tahun 2019 PT BUMI RECOURCES MINERALS bisa
menghasilkan laba walaupun tidak terlalu tinggi tapi ini cukup baik jika dilihat kerugian yang dialami
perusahaan pada tahun sebelumnya. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin
memiliki kinerja operasi yang tidak baik.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT BUMI RECOURCES MINERALS pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 12,506,538 -2 4 (25,013,076)
2016 2,172,429 -1 1 (2,172,429)
2017 5,000,000 0 0 -
2018 1,182,000 1 1 1,182,000
2019 4,460,530 2 4 8,921,060
Jumlah 25,321,497 0 10 (17,082,445)
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 25.321.497/5 5.064.229 + (1.708.245)(3)
5,064,299 y2020 = 5.064.229 + (5.124.734)
b = ∑xy / ∑x² = (60,435)
(17.082.445)/10
(1,708,245) (5,124,734)
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT BARAMULTI SUKSESSARANA dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT BARAMULTI
SUKSESSARANA dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT BARAMULTI SUKSESSARANA untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 46,313,523 55,450,256 83.52%
2016 54,182,494 48,895,237 110.81%
2017 78,872,989 54,430,580 144.91%
2018 90,459,139 74,454,433 121.50%
2019 77,537,334 64,264,652 120.65%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 46,313,523 6,370,826 55,450,256 72.03%
2016 54,182,494 5,247,018 48,895,237 100.08%
2017 78,872,989 5,545,199 54,430,580 134.72%
2018 90,459,139 15,939,832 74,454,433 100.09%
2019 77,537,334 12,366,729 64,264,652 101.41%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 14,461,640 55,450,256 26.08%
2016 12,135,903 48,895,237 24.82%
2017 18,535,847 54,430,580 34.05%
2018 17,968,352 74,454,433 24.13%
2019 12,752,524 64,264,652 19.84%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar dan rasio cepat pada PT BARAMULTI SUKSESSARANA mengalami
fluktuatif dan menunjukkan hasil yang tidak baik bahkan pada tahun 2015 menunjukkan hasil yang
buruk, karena aset perusahaan yang ada cukup rendah dibandingkan dengan hutang jangka
pendeknya. Untuk penghitungan rasio kas tidak terlalu berbeda selain terjadi fluktuatif pada periode
2015-2019 PT BARAMULTI SUKSESSARANA menunjukkan hasil yang lebih buruk lagi daripada rasio
lancar dan rasio cepat. Hal ini menandakan PT BARAMULTI SUKSESSARANA tidak bisa memenuhi
kewajiban jangka pendeknya ketika perusahaan dilikuidasi.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT BARAMULTI SUKSESSARANA periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Tahun 2015-2019 masuk dam kategori baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan
tidak terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT BARAMULTI SUKSESSARANA tidak terlalu berpengaruh
terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to
Equity Ratio PT BARAMULTI SUKSESSARANA pada periode 2015-2019 juga mengalami fluktuatif
tetapi masih dalam kategori baik. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan
atas hutang perusahaan tidak terlalu banyak. Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan
bahwa PT BARAMULTI SUKSESSARANA mampu membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 26,376,125 173,877,318 15.17%
2016 27,421,577 183,981,910 14.90%
2017 82,816,929 210,137,454 39.41%
2018 69,063,191 245,100,201 28.18%
2019 30,467,457 250,680,316 12.15%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 26,376,125 104,951,376 25.13%
2016 27,421,577 127,345,381 21.53%
2017 82,816,929 149,890,675 55.25%
2018 69,063,191 150,279,337 45.96%
2019 30,467,457 170,317,658 17.89%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT BARAMULTI SUKSESSARANA periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Penurunan tingkat ROA disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih tetapi terjadi
kenaikan aset. Selain itu pada tahun 2019 tingkat ROA PT BARAMULTI SUKSESSARANA cukup
rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan dengan maksimal.
Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat return on equity
pada tahun 2015-2019 lebih tinggi dari pada tingkat kenaikan return on asset, ini disebabkan karena
ekuitas yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki. Berdasarkan penghitungan ROA dan
ROE maka dapat dikatakan perusahaan dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan
menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT BARAMULTI SUKSESSARANA dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 259,020,747 14,461,640 17.91
2016 242,598,535 12,135,903 19.99
2017 392,574,134 18,535,847 21.18
2018 443,432,403 17,968,352 24.68
2019 418,087,491 12,752,524 32.78
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 259,020,747 15,039,366 17.22
2016 242,598,535 24,471,460 9.91
2017 392,574,134 25,051,914 15.67
2018 443,432,403 36,840,465 12.04
2019 418,087,491 42,439,495 9.85
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 170,562,185 6,370,826 26.77
2016 165,410,972 5,247,018 31.52
2017 221,453,657 5,545,199 39.94
2018 286,014,873 15,939,832 17.94
2019 307,629,852 12,366,729 24.88
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT BARAMULTI SUKSESSARANA dalam memperhitungkan harga pokok produksi
sehingga lebih efisien.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 88,458,562 259,020,747 34.15%
2016 77,187,563 242,598,535 31.82%
2017 171,120,477 392,574,134 43.59%
2018 157,417,530 443,432,403 35.50%
2019 110,457,639 418,087,491 26.42%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT BARAMULTI SUKSESSARANA periode 2015-2019
mengalami fluktuatif, dimana pada tahun 2015-2019 menunjukkan hasil yang cukup baik. Gross
Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualannya yang
mana ini sangat baik bagi perusahaan. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin
PT BARAMULTI SUKSESSARANA memiliki kinerja operasi yang cukup baik. Meskipun memiliki tingkat
net profit margin yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan opm dan gpm hal ini karena laba
bersih yang dimiliki cukup rendah.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT BARAMULTI SUKSESSARANA pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 259,020,747 -2 4 (518,041,494)
2016 242,598,535 -1 1 (242,598,535)
2017 392,574,134 0 0 -
2018 443,432,403 1 1 443,432,403
2019 418,087,491 2 4 836,174,982
Jumlah 1,755,713,310 0 10 518,967,356
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 1.755.713.310/5 351.142.662 + 51.896.736(3)
351,142,662 y2020 = 351.142.662 + 155.690.207
b = ∑xy / ∑x² = 506,832,869
518.967.356/10
51,896,736
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT BUMI RESOURCES dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT BUMI
RESOURCES dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT BUMI RESOURCES untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 541,962,176 5,474,152,654 9.90%
2016 529,147,220 764,265,922 69.24%
2017 758,083,685 1,332,440,615 56.89%
2018 460,903,744 1,158,996,222 39.77%
2019 454,001,034 1,172,847,045 38.71%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 541,962,176 - 5,474,152,654 9.90%
2016 529,147,220 - 764,265,922 69.24%
2017 758,083,685 30,604,950 1,332,440,615 54.60%
2018 460,903,744 48,139,692 1,158,996,222 35.61%
2019 454,001,034 28,398,605 1,172,847,045 36.29%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 8,487,609 5,474,152,654 0.16%
2016 2,809,707 764,265,922 0.37%
2017 41,417,796 1,332,440,615 3.11%
2018 88,528,723 1,158,996,222 7.64%
2019 44,650,916 1,172,847,045 3.81%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT BUMI RESOURCES menunjukka bahwa pada tahun
2016 terjadi kenaikan dan pada tahun 2017-2019 terjadi penurunan selain itu pada periode
ini PT BUMI RESOURCES masuk dalam kategori tidak baik. Tidak jauh berbeda dengan hasil
penghitungan menggunakan quick ratio PT BUMI RESOURCES, pada periode 2015-2019
terjadi fluktuatif dan untuk tingkat rasionya cukup buruk karena tingkat hutang yang cukup
tinggi dibandingkan aset lancar yang dimiliki PT BUMI RESOURCES. Untuk penghitungan rasio
kas cukup berbeda selain terjadi fluktuatif pada periode 2015-2019 PT BUMI RESOURCES
menunjukkan ketersediaan kas sangat sedikit sehingga kesulitan memenuhi hutang lancar.
Jadi ketika PT BUMI RESOURCES dilikuidasi perusahaan akan kesulitan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan
pendanaan yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT BUMI RESOURCES periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Tahun 2015-2019 masuk dam kategori tidak baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang
perusahaan terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT BUMI RESOURCES terlalu berpengaruh
terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt
to Equity Ratio PT BUMI RESOURCES pada periode 2015-2019 juga mengalami fluktuatif
tetapi masih dalam kategori tidak baik. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan
sebagai jaminan atas hutang perusahaan terlalu banyak. Maka berdasarkan kedua rasio
tersebut menunjukkan bahwa PT ADARO ENERGY kesulitan dalam membayar semua
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta
bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang
digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan
menggunakan modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 26,376,125 3,394,276,258 0.78%
2016 27,421,577 3,102,193,700 0.88%
2017 82,816,929 3,696,498,624 2.24%
2018 69,063,191 3,906,773,939 1.77%
2019 30,467,457 3,702,805,778 0.82%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (2,185,480,487) (2,904,911,731) 75.23%
2016 120,255,710 (2,784,774,807) -4.32%
2017 242,746,183 286,351,002 84.77%
2018 158,218,349 503,611,841 31.42%
2019 9,470,482 609,935,679 1.55%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT BUMI RESOURCES periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Penurunan tingkat ROA pada tahun 2018 dan 2019 disebabkan karena terjadi
penurunan laba bersih cukup banyak dari tahun sebelumnya meskipun terjadi kenaikan aset
dari tahun sebelumnya. Selain itu pada tahun 2015 tingkat ROA PT BUMI RESOURCES cukup
rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan dengan
maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat
return on equity pada tahun 2015-2019 lebih tinggi dari pada tingkat kenaikan return on
asset, ini disebabkan karena ekuitas yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki.
Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan kesulitan
menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT BUMI RESOURCES dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
4. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
5. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 40,506,538 8,487,609 4.77
2016 23,372,429 2,809,707 8.32
2017 17,366,667 41,417,796 0.42
2018 1,111,820,412 88,528,723 12.56
2019 1,112,566,618 44,650,916 24.92
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 40,506,538 923,899 43.84
2016 23,372,429 - 0.00
2017 17,366,667 164,567,895 0.11
2018 1,111,820,412 136,117,088 8.17
2019 1,112,566,618 187,699,226 5.93
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat
bahwa pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara
pemanfaatan aset yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan
pendapatan belum maksimal terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus.
Selain itu pada periode 2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT BUMI RESOURCES
mengalami fluktuatif.
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat
bahwa pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara
pemanfaatan aset yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan
pendapatan belum maksimal terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus.
Selain itu pada periode 2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT BUMI RESOURCES
mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT BUMI RESOURCES dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga
lebih efisien.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 40,506,538 40,506,538 100.00%
2016 23,372,429 23,372,429 100.00%
2017 17,366,667 17,366,667 100.00%
2018 146,504,933 1,111,820,412 13.18%
2019 105,083,350 1,112,566,618 9.45%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT BUMI RESOURCES periode 2015-2019 mengalami
fluktuatif. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin PT BUMI RESOURCES
memiliki kinerja operasi yang tidak baik terlihat pada 2015-2017 memilikit tingkat opm yang
minus karena megalami kerugian. Meskipun memiliki tingkat net profit margin yang tidak
terlalu tinggi dibandingkan dengan opm dan gpm hal ini karena laba bersih yang dimiliki
cukup rendah.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT BUMI RESOURCES pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 40,506,538 -2 4 (81,013,076)
2016 23,372,429 -1 1 (23,372,429)
2017 17,366,667 0 0 -
2018 1,111,820,412 1 1 1,111,820,412
2019 1,112,566,618 2 4 2,225,133,236
Jumlah 2,305,632,664 0 10 3,232,568,143
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 2.305.632.664/5 461.126.533 + 323.256.814(3)
461,126,533 y2020 = 461.126.533 + 969.770.443
b = ∑xy / ∑x² = 1,430,896,976
3.232.568.143/10
323,256,814
Intrepretasi
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT BAYAN RESOURCES dalam memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT BAYAN RESOURCES
dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT BAYAN RESOURCES untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 281,558,806 149,337,031 188.54%
2016 224,009,923 87,981,651 254.61%
2017 309,947,294 302,639,425 102.41%
2018 491,460,666 397,223,062 123.72%
2019 519,575,216 580,937,083 89.44%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 281,558,806 90,150,644 149,337,031 128.17%
2016 224,009,923 44,890,607 87,981,651 203.59%
2017 309,947,294 84,388,623 302,639,425 74.53%
2018 491,460,666 121,300,265 397,223,062 93.19%
2019 519,575,216 209,527,382 580,937,083 53.37%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 90,289,274 149,337,031 60.46%
2016 59,767,412 87,981,651 67.93%
2017 58,668,007 302,639,425 19.39%
2018 229,184,053 397,223,062 57.70%
2019 174,489,542 580,937,083 30.04%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar dan rasio cepat pada PT BAYAN RESOURCES mengalami fluktuatif
dan menunjukkan hasil yang tidak baik bahkan pada tahun 2019 menunjukkan hasil yang buruk,
karena aset perusahaan yang ada cukup rendah dibandingkan dengan hutang jangka pendeknya.
Untuk penghitungan rasio kas tidak terlalu berbeda selain terjadi fluktuatif pada periode 2015-2019
PT BAYAN RESOURCES menunjukkan hasil yang lebih buruk lagi daripada rasio lancar dan rasio
cepat. Hal ini menandakan PT BAYAN RESOURCES tidak bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya
ketika perusahaan dilikuidasi.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT BAYAN RESOURCES periode 2015-2019 terjadi fluktuatif.
Tahun 2015-2019 masuk dam kategori kurang baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan
cukup banyak terutama pada tahun 2015. Hutang yang dimilik PT BAYAN RESOURCES cukup
berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan
Debt to Equity Ratio PT BAYAN RESOURCES pada periode 2015-2019 juga mengalami fluktuatif dan
masuk dalam kategori tidak baik terutama pada tahun 2015 tingkat DAR sangat buruk tentu ini
bukan hal bagus bagi perusahaan. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan
atas hutang perusahaan cukup banyak. Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan
bahwa PT ADARO ENERGY akan kesulitan membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 26,376,125 937,851,728 2.81%
2016 27,421,577 824,686,661 3.33%
2017 82,816,929 888,813,140 9.32%
2018 69,063,191 1,150,863,891 6.00%
2019 30,467,457 1,278,040,123 2.38%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (81,798,054) 172,160,015 -47.51%
2016 18,015,433 824,686,661 2.18%
2017 338,017,199 515,603,819 65.56%
2018 524,309,273 678,070,334 77.32%
2019 234,211,277 619,080,163 37.83%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT BAYAN RESOURCES periode 2015-2019 terjadi fluktuatif.
Penurunan tingkat ROA disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih dari tahun sebelumnya
tetapi terjadi kenaikan aset dari tahun sebelumnya. Selain itu pada tahun 2019 tingkat ROA PT
ADARO ENERGY cukup rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan
dengan maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat
return on equity pada tahun 2017-2019 lebih tinggi dari pada tingkat kenaikan return on asset, ini
disebabkan karena ekuitas yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki. Tetapi pada tahun
2015 tingkat ROE sangat rendah dan menunjukkan nilai minus karena peusahaan tidak bisa
menghasilkan laba. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan
dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT BAYAN RESOURCES dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 465,007,423 90,289,274 5.15
2016 555,483,921 59,767,412 9.29
2017 1,067,376,037 58,668,007 18.19
2018 1,676,717,292 229,184,053 7.32
2019 1,391,589,834 174,489,542 7.98
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 465,007,423 53,901,199 8.63
2016 555,483,921 58,602,341 9.48
2017 1,067,376,037 86,015,924 12.41
2018 1,676,717,292 99,847,698 16.79
2019 1,391,589,834 100,841,855 13.80
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 342,234,106 90,150,644 3.80
2016 345,075,437 44,890,607 7.69
2017 513,796,076 84,388,623 6.09
2018 829,789,958 121,300,265 6.84
2019 902,228,295 209,527,382 4.31
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan aset
yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan belum
maksimal terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus pada tahun 2019. Selain itu
pada periode 2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT BAYAN RESOURCES mengalami
fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT BAYAN RESOURCES dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga lebih
efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT BAYAN RESOURCES untuk meningkatkan laba sebelum pajak terhadap
penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT BAYAN RESOURCES setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 122,773,317 465,007,423 26.40%
2016 210,408,484 555,483,921 37.88%
2017 553,579,961 1,067,376,037 51.86%
2018 846,927,334 1,676,717,292 50.51%
2019 489,361,539 1,391,589,834 35.17%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT BAYAN RESOURCES pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 465,007,423 -2 4 (930,014,846)
2016 555,483,921 -1 1 (555,483,921)
2017 1,067,376,037 0 0 -
2018 1,676,717,292 1 1 1,676,717,292
2019 1,391,589,834 2 4 2,783,179,668
Jumlah 5,156,174,507 0 10 2,974,398,193
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 5.156.174.507/5 1.031.234.901 + 297.439.819(3)
1,031,234,901 y2020 = 1.031.234.901 + 892.319.458
b = ∑xy / ∑x² = 1,923,554,359
2.974.398.193/10
297,439,819
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT CITA MINERAL INVESTINDO dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT CITA MINERAL
INVESTINDO dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT CITA MINERAL INVESTINDO untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 709,948,658,721 941,223,580,625 75.43%
2016 814,627,947,529 700,905,862,097 116.23%
2017 770,160,984,827 1,417,754,496,899 54.32%
2018 638,132,615,903 1,369,124,187,467 46.61%
2019 971,407,339,213 1,430,330,374,800 67.91%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar
2015 709,948,658,721 595,958,753,463 941,223,580,625
2016 814,627,947,529 542,491,750,998 700,905,862,097
2017 770,160,984,827 450,360,798,540 1,417,754,496,899
2018 638,132,615,903 404,257,133,095 1,369,124,187,467
2019 971,407,339,213 387,631,680,147 1,430,330,374,800
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 31,324,153,161 941,223,580,625 3.33%
2016 66,839,628,610 700,905,862,097 9.54%
2017 27,786,301,821 1,417,754,496,899 1.96%
2018 37,342,200,054 1,369,124,187,467 2.73%
2019 124,622,002,158 1,430,330,374,800 8.71%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT CITA MINERAL INVESTINDO menunjukkan flutuatif pada
tahun 2015-2019 selain itu pada periode ini PT CITA MINERAL INVESTINDO masuk dalam kategori
tidak baik. Tidak jauh berbeda dengan hasil penghitungan menggunakan quick ratio PT CITA
MINERAL INVESTINDO, pada periode 2015-2019 terjadi fluktuatif dan untuk tingkat rasionya cukup
buruk karena tingkat hutang yang cukup tinggi dibandingkan aset lancar yang dimiliki PT CITA
MINERAL INVESTINDO. Untuk penghitungan rasio kas cukup berbeda selain terjadi fluktuatif pada
periode 2015-2019 PT CITA MINERAL INVESTINDO menunjukkan ketersediaan kas sangat sedikit
sehingga kesulitan memenuhi hutang lancar. Jadi ketika PT CITA MINERAL INVESTINDO dilikuidasi
perusahaan akan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT CITA MINERAL INVESTINDO periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Tahun 2015-2019 masuk dalam kategori tidak baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang
perusahaan cukup banyak. Hutang yang dimilik PT CITA MINERAL INVESTINDO cukup berpengaruh
terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to Equity
Ratio PT CITA MINERAL INVESTINDO pada periode 2015-2019 juga mengalami fluktuatif dan masih
dalam kategori tidak baik. Hal ini menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan atas
hutang perusahaan cukup banyak. Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT
CITA MINERAL INVESTINDO mampu membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 (341,205,918,018) 2,795,962,339,721 -12.20%
2016 (265,247,346,551) 2,726,213,720,854 -9.73%
2017 47,493,344,496 2,678,250,712,668 1.77%
2018 661,324,058,495 3,268,567,743,522 20.23%
2019 657,718,925,237 3,861,308,057,131 17.03%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (341,205,918,018) 1,292,037,598,118 -26.41%
2016 (265,247,346,551) 962,828,982,988 -27.55%
2017 47,493,344,496 914,494,891,667 5.19%
2018 661,324,058,495 1,499,695,435,336 44.10%
2019 657,718,925,237 2,014,185,087,629 32.65%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT CITA MINERAL INVESTINDO periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Penurunan tingkat ROA disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih dari tahun
sebelumnya tetapi terjadi kenaikan aset dari tahun sebelumnya. Selain itu pada tahun 2015 tingkat
ROA PT ADARO ENERGY sangat rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset
perusahaan dengan maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi
kenaikan tingkat return on equity pada tahun 2017-2019 lebih tinggi dari pada tingkat kenaikan
return on asset, ini disebabkan karena ekuitas yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki.
Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan kesulitan menghasilkan
laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT ADARO ENERGY dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 13,903,396,540 31,324,153,161 0.44
2016 486,325,886,446 66,839,628,610 7.28
2017 724,494,516,292 27,786,301,821 26.07
2018 2,002,672,812,898 37,342,200,054 53.63
2019 3,894,771,060,856 124,622,002,158 31.25
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 13,903,396,540 7,664,475,879 1.81
2016 486,325,886,446 7,027,210,616 69.21
2017 724,494,516,292 115,094,554,716 6.29
2018 2,002,672,812,898 116,919,692,521 17.13
2019 3,894,771,060,856 281,756,859,266 13.82
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 11,034,528,360 595,958,753,463 0.02
2016 354,101,885,377 542,491,750,998 0.65
2017 428,195,226,382 450,360,798,540 0.95
2018 1,079,034,396,494 404,257,133,095 2.67
2019 1,936,965,558,927 387,631,680,147 5.00
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan aset
yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal dalam menghasilkan pendapatan belum maksimal
terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus. Selain itu pada periode 2015-2019
tingkat perputaran aset yang dimiliki PT CITA MINERAL INVESTINDO mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT CITA MINERAL INVESTINDO dalam memperhitungkan harga pokok produksi
sehingga lebih efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT CITA MINERAL INVESTINDO untuk meningkatkan laba sebelum pajak
terhadap penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT CITA MINERAL INVESTINDO setelah dikurangi pajak
terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 2,868,868,180 13,903,396,540 20.63%
2016 132,224,001,069 486,325,886,446 27.19%
2017 296,299,289,910 724,494,516,292 40.90%
2018 923,638,416,404 2,002,672,812,898 46.12%
2019 1,957,805,501,929 3,894,771,060,856 50.27%
2. Operating Profit Margin
Tahun Laba Operasi Penjualan Operating Profit Margin
2015 (341,237,589,644) 13,903,396,540 -2454%
2016 (266,147,360,146) 486,325,886,446 -55%
2017 46,827,759,377 724,494,516,292 6%
2018 724,987,180,923 2,002,672,812,898 36%
2019 848,256,705,676 3,894,771,060,856 22%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT CITA MINERAL INVESTINDO periode 2015-2019 mengalami
fluktuatif. Gross Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah daripada
penjualannya yang mana ini sangat baik bagi perusahaan. Jika dilihat dari operating profit margin dan
net profit margin PT CITA MINERAL INVESTINDO memiliki kinerja operasi yang kurang baik karena
pada tahun 2015 dan 2016 perusahaan tidak bisa menghasilkan laba.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT CITA MINERAL INVESTINDO pada tahun
berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x²
2015 13,903,396,540 -2 4
2016 486,325,886,446 -1 1
2017 724,494,516,292 0 0
2018 2,002,672,812,898 1 1
2019 3,894,771,060,856 2 4
Jumlah 7,122,167,673,032 0 10
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 7.122.167.673.032/5 1.424.433.534.606 + 927.808.225.508(3)
1,424,433,534,606 y2020 = 1.424.433.534.606 + 2.783.424.676.525
b = ∑xy / ∑x² = 4,207,858,211,131
9.278.082.255.084/10
927,808,225,508
Intrepretasi
Berdasarkan perhitungan peramalan pada PT CITA MINERAL INVESTINDO periode 2020 diperkirakan
penjualan PT CITA MINERAL INVESTINDO pada tahun 2020 sebesar 4.207.858.211.131 dimana terjadi
penurunan pertumbuhan penjualan menjadi 8,04% sungguh ini tidak bagus dibandingkan dengan
penjualan pada 2019. Adapun untuk menghitung proyeksi penjualan PT CITA MINERAL INVESTINDO
di masa yang akan datang yaitu tahun 2020, menggunakan data-data di masa lalu yaitu data dari
tahun 2015-2019.
k
Quick Ratio
12.11%
38.83%
22.56%
17.08%
40.81%
menunjukkan flutuatif pada
TINDO masuk dalam kategori
kan quick ratio PT CITA
n untuk tingkat rasionya cukup
car yang dimiliki PT CITA
selain terjadi fluktuatif pada
ersediaan kas sangat sedikit
ERAL INVESTINDO dilikuidasi
n pendapatan
n pendapatan
pendapatan
Modal Kerja
n aset dapat dilihat bahwa
k diantara pemanfaatan aset
n pendapatan belum maksimal
pada periode 2015-2019
mengalami fluktuatif.
hun selanjutnya
xy
(27,806,793,080)
(486,325,886,446)
-
2,002,672,812,898
7,789,542,121,712
9,278,082,255,084
4.606 + 927.808.225.508(3)
34.606 + 2.783.424.676.525
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA dalam memenuhi
kewajiban (jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT EXPLOITASI ENERGI
INDONESIA dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA untuk memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 2,858,672,801 2,470,072,241 115.73%
2016 2,716,876,348 2,644,867,172 102.72%
2017 1,923,689,340 2,404,999,645 79.99%
2018 - - 0.00%
2019 - - 0.00%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 2,858,672,801 781,038,218 2,470,072,241 84.11%
2016 2,716,876,348 611,323,734 2,644,867,172 79.61%
2017 1,923,689,340 54,686,366 2,404,999,645 77.71%
2018 - - - -
2019 - - - -
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 83,297,046 2,470,072,241 3.37%
2016 54,063,321 2,644,867,172 2.04%
2017 125,237,323 2,404,999,645 5.21%
2018 - - -
2019 - - -
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA menunjukkan terus
mengalami penurunan pada tahun 2015-2017 selain itu pada periode ini PT EXPLOITASI ENERGI
INDONESIA masuk dalam kategori tidak baik. Tidak jauh berbeda dengan hasil penghitungan
menggunakan quick ratio PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA, pada periode 2015-2017 terjadi
fluktuatif dan untuk tingkat rasionya cukup buruk karena tingkat hutang yang cukup tinggi
dibandingkan aset lancar yang dimiliki PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA. Untuk penghitungan rasio
kas cukup berbeda selain terjadi fluktuatif pada periode 2015-2019 PT EXPLOITASI ENERGI
INDONESIA menunjukkan ketersediaan kas sangat sedikit sehingga kesulitan memenuhi hutang
lancar. Jadi ketika PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA dilikuidasi perusahaan akan kesulitan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA periode 2015-2017 terus
mengalami kenaikan yang mana ini tidak baik bagi perusahaan. Tahun 2015-2017 masuk dalam
kategori tidak baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan cukup banyak. Hutang yang dimilik
PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA cukup berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan.
Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to Equity Ratio PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA pada
periode 2015-2017 juga mengalami penurunan dan masih dalam kategori tidak baik. Hal ini
menjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan cukup banyak.
Maka berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA
mampu membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 (539,821,037) 5,672,002,482 -9.52%
2016 (629,235,106) 5,178,439,222 -12.15%
2017 (1,979,376,235) 3,705,091,478 -53.42%
2018 - - 0.00%
2019 - - 0.00%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (539,821,037) 2,561,934,693 -21.07%
2016 (629,235,106) 1,912,686,600 -32.90%
2017 (1,979,376,235) 419,861,127 -471.44%
2018 - - 0.00%
2019 - - 0.00%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA periode 2015-2017
mengalami penurunan. Pada tahun 2015-2017 Return on Asset terus mengalami penurunan hingga
2017. Penurunan tingkat ROA disebabkan karena perusahaan tidak bisa menghasilkan laba selama
periode itu dimana kerugian yang dialami perusahaan terus mengalami kenaikan. Selain itu pada
tahun 2019 tingkat ROA PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA sangat rendah, ini menunjukkan
perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan dengan maksimal. Untuk tingkat Return on
Equity juga mengalami penurunan bahkan tingkat ROE PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA sangat
buruk dibanding tingkat ROA. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan
perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi
pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA dalam memanfaatkan aset yang
dimiliki dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 1,112,555,923 83,297,046 13.36
2016 2,221,075,505 54,063,321 41.08
2017 1,538,822,975 125,237,323 12.29
2018 - - #DIV/0!
2019 - - #DIV/0!
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 1,112,555,923 96,421,354 11.54
2016 2,221,075,505 173,259,603 12.82
2017 1,538,822,975 396,596,957 3.88
2018 - - #DIV/0!
2019 - - #DIV/0!
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 1,154,684,900 781,038,218 1.48
2016 2,152,502,053 611,323,734 3.52
2017 1,486,541,053 54,686,366 27.18
2018 - - #DIV/0!
2019 - - #DIV/0!
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan
aset yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan belum
maksimal terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus. Selain itu pada periode 2015-
2017 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA mengalami kenaikan
meskipun kenaikannya tidak terlalu tinggi.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA dalam memperhitungkan harga pokok produksi
sehingga lebih efisien.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 (41,996,677) 1,112,555,923 -3.77%
2016 68,573,452 2,221,075,505 3.09%
2017 52,281,922 1,538,822,975 3.40%
2018 - - 0.00%
2019 - - 0.00%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA pada
tahun berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 1,112,555,923 -1 1 (1,112,555,923)
2016 2,221,075,505 0 0 -
2017 1,538,822,975 1 1 1,538,822,975
Jumlah 4,872,454,403 0 2 426,267,052
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 4.872.454.403/5 974.490.881 + 213.133.526(2)
974,490,881 y2018 = 974.490.881 + 639.400.578
b = ∑xy / ∑x² = 1,613,891,459
426267052/2
213,133,526
Intrepretasi
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT CITATAH dalam memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT CITATAH dalam
memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT CITATAH untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek) ketika
perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 319,565,858,417 170,150,582,882 187.81%
2016 331,152,878,677 174,969,312,764 189.26%
2017 417,419,813,576 220,836,288,637 189.02%
2018 451,689,004,422 242,087,352,682 186.58%
2019 461,579,047,383 271,159,836,042 170.22%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 319,565,858,417 230,817,589,502 170,150,582,882 52.16%
2016 331,152,878,677 231,473,270,295 174,969,312,764 56.97%
2017 417,419,813,576 278,510,079,260 220,836,288,637 62.90%
2018 451,689,004,422 281,684,272,807 242,087,352,682 70.22%
2019 461,579,047,383 303,531,999,234 271,159,836,042 58.29%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 3,108,622,469 170,150,582,882 1.83%
2016 6,663,074,661 174,969,312,764 3.81%
2017 3,575,771,239 220,836,288,637 1.62%
2018 5,297,154,262 242,087,352,682 2.19%
2019 4,854,064,971 271,159,836,042 1.79%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT CITATAH menunjukka bahwa pada tahun 2015-2017 terjadi
kenaikan dan periode ini juga tingkat rasio lancar PT ADARO ENERGY masuk dalam kriteria sehat
kemudian pada tahun 2018-2019 terjadi penurunan selain itu pada periode ini PT CITATAH masuk
dalam kategori cukup sehat. Berbeda dengan hasil penghitungan menggunakan quick ratio PT
CITATAH, pada periode 2015-2019 terjadi fluktuatif tetapi masuk dalam kategori tidak sehat karena
tingkat aset lancar setelah dikurangi persediaan masih sangat rendah dibandingkan dengan hutang
lancar yang dimiliki PT CITATAH. Untuk penghitungan rasio kas cukup berbeda selain terjadi
fluktuatif pada periode 2015-2019 PT CITATAH masuk dalam kategori tidak sehat. Berdasarkan
ketiga rasio itu menunjukkan PT CITATAH akan cukup kesulitan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya ketika dilikuidasi karena tingkat quick ratio dan cash ratio yang sangat rendah.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT CITATAH periode 2015-2019 tidak terlalu fluktuatif. Tahun
2015-2019 masuk dam kategori baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan tidak terlalu
banyak. Hutang yang dimilik PT CITATAH tidak terlalu berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva
perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to Equity Ratio PT CITATAH pada periode
2015-2019 juga mengalami fluktuatif dan masuk dalam kategori tidak sehat. Hal ini menjukkan
bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan sangat banyak. Maka
berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT CITATAH cukup mampu membayar semua
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 1,949,752,745 605,667,034,867 0.32%
2016 20,881,438,764 615,962,000,265 3.39%
2017 2,230,868,889 700,251,764,864 0.32%
2018 4,135,779,715 735,774,891,577 0.56%
2019 (25,506,915,178) 742,302,791,888 -3.44%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 1,949,752,745 288,987,797,127 0.67%
2016 20,881,438,764 314,954,751,984 6.63%
2017 2,230,868,889 321,412,470,019 0.69%
2018 4,135,779,715 327,614,020,993 1.26%
2019 (25,506,915,178) 297,224,100,966 -8.58%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT CITATAH periode 2015-2019 terjadi fluktuatif. Penurunan
tingkat ROA disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih dari tahun sebelumnya tetapi terjadi
kenaikan aset dari tahun sebelumnya. Selain itu pada tahun 2019 tingkat ROA PT ADARO ENERGY
cukup rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan dengan
maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat return
on equity pada tahun 2015-2018 lebih tinggi dari pada tingkat kenaikan return on asset tetapi
tingkat ROE pada 2019 sangat rendah. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka dapat
dikatakan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan
laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT CITATAH dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 220,748,167,038 3,108,622,469 71.01
2016 276,137,623,717 6,663,074,661 41.44
2017 233,012,869,771 3,575,771,239 65.16
2018 281,313,199,366 5,297,154,262 53.11
2019 151,424,965,638 4,854,064,971 31.20
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 220,748,167,038 1,916,913,621 115.16
2016 276,137,623,717 1,986,228,184 139.03
2017 233,012,869,771 2,216,919,198 105.11
2018 281,313,199,366 2,496,729,511 112.67
2019 151,424,965,638 2,496,729,511 60.65
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 146,854,144,007 230,817,589,502 0.6362
2016 175,270,185,854 231,473,270,295 0.7572
2017 143,737,483,119 278,510,079,260 0.5161
2018 181,853,294,724 281,684,272,807 0.6456
2019 109,916,288,487 303,531,999,234 0.3621
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan
aset yang lain. Ini menunjukkan bahwa PT CITATAH cukup efektif dalam menagih piutang.
Sedangkan untuk pemanfaatan persediaan dalam menghasilkan pendapatan belum maksimal
terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil yang cukup rendah. Selain itu pada periode
2015-2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT CITATAH mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT CITATAH dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga lebih efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT CITATAH untuk meningkatkan laba sebelum pajak terhadap penjualan
yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT CITATAH setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan
yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 73,894,023,031 220,748,167,038 33.47%
2016 100,867,437,863 276,137,623,717 36.53%
2017 89,275,386,652 233,012,869,771 38.31%
2018 99,459,904,642 281,313,199,366 35.36%
2019 41,508,677,151 151,424,965,638 27.41%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT CITATAH periode 2015-2019 mengalami fluktuatif, dimana
pada tahun 2015-2017 mengalami kenaikan dan dari 2018 hingga 2019 terus mengalami penurunan.
Gross Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah daripada
penjualannya yang mana ini sangat baik bagi perusahaan walaupun terjadi penurunan selama 2018
dan 2019. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin PT CITATAH memiliki kinerja
operasi yang kurang baik karena tingkat rasio OPM dan NPM sangat rendah bahkan pada tahun
2019 menunjukkan nilai minus karena perusahaan mengalami kerugian.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT CITATAH pada tahun berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 220,748,167,038 -2 4 (441,496,334,076)
2016 276,137,623,717 -1 1 (276,137,623,717)
2017 233,012,869,771 0 0 -
2018 281,313,199,366 1 1 281,313,199,366
2019 151,424,965,638 2 4 302,849,931,276
Jumlah 1,162,636,825,530 0 10 (133,470,827,151)
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 1.162.636.825.530/5 232.527.365.106 + (13.347.082.715)(3)
232,527,365,106 y2020 = 232.527.365.106 + (40.041.248.145)
b = ∑xy / ∑x² = 192,486,116,961
(133.470.827.151)/10
(13,347,082,715)
Intrepretasi
Berdasarkan perhitungan peramalan pada PT CITATAH periode 2020 diperkirakan penjualan PT
CITATAH pada tahun 2020 sebesar 192.486.116.961 dimana terjadi pertumbuhan penjualan sebesar
27,12% sungguh ini bagus dibandingkan dengan penjualan pada 2019. Adapun untuk menghitung
proyeksi penjualan PT CITATAH di masa yang akan datang yaitu tahun 2020, menggunakan data-data
di masa lalu yaitu data dari tahun 2015-2019.
Analisis Laporan Keuangan
PT DARMA HENWA Tbk
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT DARMA HENWA dalam memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT DARMA HENWA dalam
memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT DARMA HENWA untuk memenuhi kewajiban (jangka pendek)
ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 134,785,952 107,541,041 125.33%
2016 129,048,673 115,871,191 111.37%
2017 117,660,431 140,872,328 83.52%
2018 108,985,511 137,066,835 79.51%
2019 204,834,492 197,038,944 103.96%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 134,785,952 16,042,662 107,541,041 110.42%
2016 129,048,673 15,108,746 115,871,191 98.33%
2017 117,660,431 19,788,228 140,872,328 69.48%
2018 108,985,511 20,280,877 137,066,835 64.72%
2019 204,834,492 31,744,300 197,038,944 87.85%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 16,361,961 107,541,041 15.21%
2016 21,711,366 115,871,191 18.74%
2017 10,672,333 140,872,328 7.58%
2018 6,265,488 137,066,835 4.57%
2019 26,509,407 197,038,944 13.45%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT DARMA HENWA menunjukka bahwa pada tahun 2015-2018
terjadi penurunan dan periode ini juga tingkat rasio lancar PT DARMA HENWA masuk dalam kriteria
tidak sehat kemudian pada tahun 2019 terjadi kenaikan selain itu pada periode ini PT DARMA
HENWA masuk dalam kategori tidak sehat. Berbeda dengan hasil penghitungan menggunakan quick
ratio PT DARMA HENWA, pada periode 2015-2019 terjadi fluktuatif tetapi pada tahun 2015-2019
masuk dalam kategori tidak sehat. Untuk penghitungan rasio kas cukup berbeda selain terjadi
fluktuatif pada periode 2015-2019 PT ADARO ENERGY masuk dalam kategori kurang sehat dan
menunjukkan tingkat rasio sangat rendah. Maka dengan kondisi seperti ini PT DARMA HENWA akan
kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika perusahaan dilikuidasi.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT DARMA HENWA periode 2015-2019 terus mengalami
kenaikan. Tahun 2015-2019 masuk dam kategori baik. Aktiva yang dibiayai oleh hutang perusahaan
tidak terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT DARMA HENWA tidak terlalu berpengaruh terhadap
pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan Debt to Equity Ratio PT
Adaro Energy pada periode 2015-2019 terus mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2015-2018
masih dalam kategori baik sedangkan untuk tahun 2019 terjadi peningkatan DER dan masuk dalam
kategori tidak baik yang mana ini tidak baik bagi PT DARMA HENWA. Hal ini menjukkan bahwa
modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan cukup banyak. Maka berdasarkan
kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa PT DARMA HENWA cukup mampu membayar semua
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 465,754 372,974,932 0.12%
2016 549,890 381,339,705 0.14%
2017 2,769,140 401,800,150 0.69%
2018 2,565,336 415,098,432 0.62%
2019 3,773,979 549,518,597 0.69%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 465,754 224,756,424 0.21%
2016 549,890 225,129,671 0.24%
2017 2,769,140 227,552,534 1.22%
2018 2,565,336 230,804,136 1.11%
2019 3,773,979 234,263,034 1.61%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT DARMA HENWA periode 2015-2019 terjadi fluktuatif. Pada
tahun 2015-2017 Return on Asset terus mengalami kenaikan kemudian pada tahun 2018 mengalami
penurunan dan naik lagi di 2019. Penurunan tingkat ROA pada tahun 2018 disebabkan karena
terjadi penurunan laba bersih dari tahun sebelumnya tetapi terjadi kenaikan aset dari tahun
sebelumnya. Selain itu pada tahun 2015 tingkat ROA PT ADARO ENERGY cukup rendah, ini
menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan dengan maksimal. Untuk tingkat
Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat return on equity pada tahun
2015-2019 lebih rendah dari pada tingkat kenaikan return on asset, ini disebabkan karena ekuitas
yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki. Berdasarkan penghitungan ROA dan ROE maka
dapat dikatakan perusahaan dapat menghasilkan laba atas aset yang digunakan dan menghasilkan
laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT DARMA HENWA dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Ka Perputaran Kas
2015 240,123,973 16,361,961 14.68
2016 259,095,490 21,711,366 11.93
2017 242,790,874 10,672,333 22.75
2018 276,097,099 6,265,488 44.07
2019 344,647,459 26,509,407 13.00
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 240,123,973 3,913,826 61.35
2016 259,095,490 14,340,473 18.07
2017 242,790,874 16,552,476 14.67
2018 276,097,099 15,477,493 17.84
2019 344,647,459 8,474,027 40.67
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 216,222,174 16,042,662 13.48
2016 243,230,891 15,108,746 16.10
2017 208,407,119 19,788,228 10.53
2018 252,285,530 20,280,877 12.44
2019 323,927,730 31,744,300 10.20
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan
aset yang lain. Ini menunjukkan bahwa PT DARMA HENWA cukup efektif dalam menagih piutang
Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan belum maksimal
terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus. Selain itu pada periode 2015-2019
tingkat perputaran aset yang dimiliki PT DARMA HENWA mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT DARMA HENWA dalam memperhitungkan harga pokok produksi sehingga lebih
efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT DARMA HENWA untuk meningkatkan laba sebelum pajak terhadap
penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT DARMA HENWA setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 23,901,799 240,123,973 9.95%
2016 15,864,599 259,095,490 6.12%
2017 34,383,755 242,790,874 14.16%
2018 23,811,569 276,097,099 8.62%
2019 20,719,729 344,647,459 6.01%
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT DARMA HENWA pada tahun berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2015 240,123,973 -2 4 (480,247,946)
2016 259,095,490 -1 1 (259,095,490)
2017 242,790,874 0 0 -
2018 276,097,099 1 1 276,097,099
2019 344,647,459 2 4 689,294,918
Jumlah 1,362,754,895 0 10 226,048,581
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 1.362.754.895/5 272.550.979 + 22.604.858(3)
272,550,979 y2020 = 272.550.979 + 67.814.574
b = ∑xy / ∑x² = 340,365,553
226.048.581/10
22,604,858
Intrepretasi
Berdasarkan perhitungan peramalan pada PT DARMA HENWA periode 2020 diperkirakan penjualan
PT DARMA HENWA pada tahun 2020 sebesar 340.365.553 dimana terjadi penurunan pertumbuhan
penjualan sebesar -1,24% sungguh ini tidak bagus dibandingkan dengan penjualan pada 2019.
Adapun untuk menghitung proyeksi penjualan PT DARMA HENWA di masa yang akan datang yaitu
tahun 2020, menggunakan data-data di masa lalu yaitu data dari tahun 2015-2019.
Analisis Laporan Keuangan
PT CENTRAL OMEGA RESOURCES Tbk
b. Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimana kemampuan aset lancar PT CENTRAL OMEGA RESOURCES dalam memenuhi kewajiban
(jangka pendek) ketika perusahaan dilikuidasi.
2. Bagaimana kemampuan aset lancar setelah dikurangi persediaan pada PT CENTRAL OMEGA
RESOURCES dalam memenuhi kewajiban (jangka pedek) ketika perusahaan dilikiudasi.
3. Bagaimana kemampuan kas PT CENTRAL OMEGA RESOURCES untuk memenuhi kewajiban (jangka
pendek) ketika perusahaan ini dilikuidasi.
c. Alat
1. Rasio Lancar = Aset Lancar/Hutang Lancar x 100%
2. Rasio Cepat = (Aset Lancar-Persediaan)/Hutang Lancar x 100%
3. Rasio Kas = Aset Lancar/Kas x 100%
1. Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2015 837,886,639,462 55,506,129,459 1509.54%
2016 516,295,688,919 662,191,960,467 77.97%
2017 495,209,951,135 618,715,726,891 80.04%
2018 810,246,912,824 992,665,913,482 81.62%
2019 945,130,924,768 853,532,680,300 110.73%
2. Rasio Cepat
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
2015 837,886,639,462 11,909,420,762 55,506,129,459 1488.08%
2016 516,295,688,919 98,147,677,684 662,191,960,467 63.15%
2017 495,209,951,135 257,438,455,326 618,715,726,891 38.43%
2018 810,246,912,824 353,396,612,495 992,665,913,482 46.02%
2019 945,130,924,768 439,314,694,625 853,532,680,300 59.26%
3. Rasio Kas
Tahun Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2015 277,442,709,715 55,506,129,459 499.84%
2016 104,811,014,771 662,191,960,467 15.83%
2017 20,393,795,335 618,715,726,891 3.30%
2018 14,186,356,497 992,665,913,482 1.43%
2019 23,821,966,192 853,532,680,300 2.79%
Intrepretasi
Hasil penghitungan rasio lancar pada PT ADARO ENERGY menunjukka bahwa pada tahun 2015-2019
mengalami fluktuatif dan masuk dalam kategori tidak baik bahkan pada tahun 2015 tingkat rasionya
terlalu tinggi ini menunjukkan tidak memanfaatkan aset PT CENTRAL OMEGA RESOURCES kurang
dimanfaatkan dengan baik. Berbeda dengan hasil penghitungan menggunakan quick ratio PT
CENTRAL OMEGA RESOURCES, pada periode 2015-2019 terjadi fluktuatif dan masuk dalam kategori
tidak sehat. Untuk penghitungan rasio kas cukup berbeda selain terjadi fluktuatif pada periode 2015-
2019 PT CENTRAL OMEGA RESOURCES masuk dalam kategori tidak sehat.
b. Rumusan Pertanyaan
1. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan.
2. Seberapa besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan pendanaan
yang dibiayai oleh pemegang saham.
c. Alat
1. Debt to asset rasio = Hutang/Aktiva x 100%
2. Debt to equity ratio = Hutang/Ekuitas x 100%
Intrepretasi
Hasil perhitungan Debt to Asset Ratio PT CENTRAL OMEGA RESOURCES periode 2015-2019 terus
mengalami kenaikan. Tahun 2015-2019 masuk dalam kategori cukup baik tapi jika terus mengalami
kenaikan kurang baik bagi PT CENTRAL OMEGA RESOURCES. Aktiva yang dibiayai oleh hutang
perusahaan tidak terlalu banyak. Hutang yang dimilik PT CENTRAL OMEGA RESOURCES tidak terlalu
berpengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan. Sedangkan untuk penghitungan dengan
Debt to Equity Ratio PT CENTRAL OMEGA RESOURCES pada periode 2015-2019 juga mengalami
kenaikan terus menerus dan masuk dalam kategori tidak sehat. Hal ini menjukkan bahwa modal
yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan cukup banyak. Maka berdasarkan kedua
rasio tersebut menunjukkan bahwa PT CENTRAL OMEGA RESOURCES mampu membayar semua
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan serta bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
modal perusahaan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal atau investor.
c. Alat
1. Return on Asset = Laba Bersih/Aset x 100%
2. Return on Equity = Laba Bersih/Ekuitas x 100%
d. Bukti
1. Return on Asset
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2015 (32,644,552,934) 1,363,051,086,590 -2.39%
2016 (87,161,029,519) 1,876,253,284,461 -4.65%
2017 (44,593,748,354) 2,267,555,826,969 -1.97%
2018 (93,547,077,149) 2,656,465,232,390 -3.52%
2019 (100,929,851,760) 2,655,274,236,534 -3.80%
2. Return on Equity
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
2015 (32,644,552,934) 1,307,544,957,131 -2.50%
2016 (87,161,029,519) 1,214,061,323,994 -7.18%
2017 (44,593,748,354) 1,169,437,241,744 -3.81%
2018 (93,547,077,149) 1,076,823,323,898 -8.69%
2019 (100,929,851,760) 975,428,920,721 -10.35%
Intrepretasi
Hasil penghitungan Return on Asset PT CENTRAL OMEGA RESOURCES periode 2015-2019 terjadi
fluktuatif. Penurunan tingkat ROA disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih dari tahun
sebelumnya tetapi terjadi kenaikan aset dari tahun sebelumnya dan perusahaan juga perusahaan
mengalami kerugiaan. Selain itu pada tahun 2016 tingkat ROA PT CENTRAL OMEGA RESOURCES
cukup rendah, ini menunjukkan perusahaan belum memanfaatkan aset perusahaan dengan
maksimal. Untuk tingkat Return on Equity juga mengalami fluktuatif tetapi kenaikan tingkat return
on equity pada tahun 2015-2019 lebih rendah dari pada tingkat kenaikan return on asset, ini
disebabkan karena ekuitas yang dimiliki lebih kecil daripada asset yang dimiliki. Berdasarkan
penghitungan ROA dan ROE maka dapat dikatakan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atas
aset yang digunakan dan menghasilkan laba bagi pemilik modal.
4. Perputaran Aset
a. Tujuan
Untuk mengetahui efisiensi PT CENTRAL OMEGA RESOURCES dalam memanfaatkan aset yang
dimiliki dalam menghasilkan pendapatan sehingga mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan pendapatan
2.Bagaimana pemanfaatan terhadap piutang dalam menghasilkan pendapatan
3.Bagaimana pemanfaatan terhadap persediaan dalam menghasilkan pendapatan
4.Bagaimana pemanfaatan terhadap modal kerja dalam menghasilkan pendapatan
5.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset tetap dalam menghasilkan pendapatan
6.Bagaimana pemanfaatan terhadap aset dalam menghasilkan pendapatan
c. Alat
1. Perputaran Kas = Penjualan/Kas
2. Perputaran Piutang = Penjualan/Piutang
3. Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan
4. Perputaran Modal Kerja = Penjualan/Modal Kerja
5. Perputaran Aset Tetap = Penjualan/Aset Tetap
6. Perputaran Aset = Penjualan/Aset
d. Bukti
1. Perputaran Kas
Tahun Penjualan Kas dan Setara Kas Perputaran Kas
2015 - 277,442,709,715 0.00
2016 - 104,811,014,771 0.00
2017 56,338,867,827 20,393,795,335 2.76
2018 518,585,515,663 14,186,356,497 36.56
2019 547,834,061,890 23,821,966,192 23.00
2. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2015 - 34,856,802,496 0.00
2016 - 36,374,675,372 0.00
2017 56,338,867,827 48,903,843,030 1.15
2018 518,585,515,663 52,271,667,473 9.92
2019 547,834,061,890 50,178,075,471 10.92
3. Perputaran Persediaan
Tahun HPP Persediaan Perputaran Persediaan
2015 - 11,909,420,762 0.00
2016 - 98,147,677,684 0.00
2017 134,956,338,746 257,438,455,326 0.52
2018 475,880,145,938 353,396,612,495 1.35
2019 316,005,482,930 439,314,694,625 0.72
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari keenam rasio yang ada dalam memanfaatkan aset dapat dilihat bahwa
pemanfaatan terhadap kas dalam menghasilkan penjualan cukup baik diantara pemanfaatan aset
yang lain. Sedangkan untuk pemanfaatan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan belum
maksimal terlihat pada hasil penghitungan menunjukkan hasil minus. Selain itu pada periode 2017-
2019 tingkat perputaran aset yang dimiliki PT CENTRAL OMEGA RESOURCES mengalami fluktuatif.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana PT CENTRAL OMEGA RESOURCES dalam memperhitungkan harga pokok produksi
sehingga lebih efisien.
2.Bagaimana kemampuan PT CENTRAL OMEGA RESOURCES untuk meningkatkan laba sebelum pajak
terhadap penjualan yang dicapai perusahaan.
3.Bagaimana laba bersih yang didapat PT ADARO ENERGY setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
c. Alat
1. Gross Profit Margin = Laba Kotor/Penjualan x 100%
2. Operating Profit Margin = Laba Operasi/Penjualan x 100%
3.Net Profit Margin = Laba Bersih/Penjualan x 100%
d. Bukti
1. Gross Profit Margin
Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin
2015 - - 0.00%
2016 - - 0.00%
2017 28,339,222,831 56,338,867,827 50.30%
2018 42,705,369,725 518,585,515,663 8.23%
2019 231,828,578,960 547,834,061,890 42.32%
Intrepretasi
Hasil penghitungan dari ketiga rasio ini PT CENTRAL OMEGA RESOURCES periode 2017-2019
mengalami fluktuatif. Gross Profit Margin menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah
daripada penjualannya yang mana ini sangat baik bagi perusahaan walaupun terjadi penurunan pada
tahun 2018. Jika dilihat dari operating profit margin dan net profit margin PT CENTRAL OMEGA
RESOURCES memiliki kinerja operasi yang tidak baik. Meskipun memiliki tingkat net profit margin
yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan opm dan gpm hal ini karena laba bersih yang dimiliki
cukup rendah.
b. Rumusan Pertanyaan
1.Bagaimana perkiraan penjualan yang bisa didapatkan PT CENTRAL OMEGA RESOURCES pada
tahun berikutnya.
c. Alat
1. Ramalan penjualan = y = a + bx
2. Tingkat pertumbuhan penjualan = Gst = (St) - (St-1) / (St-1) x 100%
d. Bukti
1. Ramalan Penjualan
Tahun Penjualan (y) x x² xy
2017 56,338,867,827 -1 1 (56,338,867,827)
2018 518,585,515,663 0 0 -
2019 547,834,061,890 1 1 547,834,061,890
Jumlah 1,122,758,445,380 0 2 491,495,194,063
a = ∑y / n Rumus = y = a + bx
a= 1.122.758.445.380/5 224.551.689.076 + 245.747.597.032(2)
224,551,689,076 y2020 = 224.551.689.076 + 491.495.194.063
b = ∑xy / ∑x² = 716,046,883,139
491.495.194.063/2
245,747,597,032
Intrepretasi