Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

SEBELUM DAN SETELAH BEROPERASINYA SISTEM E-


COMMERCE
(Studi Kasus Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Sektor Barang
Konsumen Primer dan Barang Konsumen Non-primer)

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
DINIE APRILIA
NIM. C1C019003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi terus mengalami kemajuan, sehingga para pelaku

usaha dituntut untuk terus melakukan inovasi agar dapat bersaing di pasar. Hal ini

mengakibatkan konsumen menjadi pilih-pilih terhadap produk yang beredar di pasaran. Saat

sebuah produk telah banyak dikonsumsi dan dikenal masyarakat, tetapi produk tersebut tidak

ada inovasi terbaru, maka konsumen akan mencari produk lain yang lebih inovatif.

Semua jenis usaha tidak terlepas dari dorongan dan tekanan konsumen untuk melakukan

inovasi terus menerus di pasar. Pada era digital ini pelaku usaha dituntut untuk merubah

model bisnis usahanya dari transaksi tradisional menjadi transaksi online atau yang dikenal

dengan e-commerce. Ketika bertransaksi di e-commerce tidak dilakukan tatap muka langsung

antara penjual dan pembeli. Selain itu e-commerce adalah kegiatan bisnis yang meliputi

penyebaran, penjualan, pembelian, serta pemasaran barang atau jasa yang mengandalkan

sistem elektronik, seperti internet, TV, atau jaringan teknologi lainnya.

Lahirnya e-commerce di Indonesia diawali dengan kemunculan penyedia akses internet

pertama yaitu Indonet pada tahun 1994 atau yang lebih dikenal dengan nama Indosat. Setelah

itu mulai bermunculan situs Kaskus, Toko Bagus. Kemudian pemerintah membuat Undang-

Undang ITE pada tahun 2008 untuk mengatur semua yang berkaitan dengan transaksi,

internet, dan teknologi informasi. E-commerce terus mengalami perkembangaan yang sangat

pesat hal itu didorong dengan maraknya transaksi online pada masyarakat Asia terutama

Indonesia yang begitu antusias untuk berjualan dan berbelanja secara online.

Berdasarkan Survei APJII tentang pengguna internet di Indonesia periode 2019-kuartal II

2020 menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia naik menjadi 73,7 persen dari

populasi atau setara 196,7 juta pengguna. Ada kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 8,9
persen atau setara 25,5 juta pengguna. Hal ini menjadi faktor pendorong para pelaku usaha

untuk melakukan inovasi dibidang transaksi online atau munculnya perusahaan e-commerce.

Masyarakat cenderung memilih transaksi online karane produk atau jasa yang ditawarkan

oleh perusahaan e-commerce lebih praktis, efisien, dan cenderung terjangkau. Dengan

demikian dapat menjadi pemicu pola konsumsi masyarakat berubah menjadi consumer e-

commerce.

Melihat kesempatan ini, banyak perusahaan tradisional yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sejak tahun 2016 mulai meningkatkan penjualan berbasis online. Dengan

munculnya e-commerce memberi peluang kepada perusahaan untuk meningkatkan pangsa

pasar dan penjualan. Perusahaan yang menerapkan e-commerce dapat mengembangkan aliran

pendapatan baru yang tidak dapat ditemukan dalam sistem tradisional, meningkatkan pangsa

pasar, mengurangi biaya operasi, meningkatkan pengaruh global, meningkatkan loyalitas

pelanggan, dan mengelola pemasok.

Penelitian tentang pengaruh e-commerce telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya. Kasmi dan Adi (2017) melakukan penelitian penerapan e-commerce berbasis

busniness to consumers untuk meningkatkan penjualan produk makanan ringan khas

Pringsewu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penjualan

pada Toko Jajanan Prisngsewu setelah diterapkannya e-commerce. Dalam uji kelayakan

sistem aplikasi didapatkan hasil bahwa tingkat penjulana makanan khas Pringsewu

mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini diketahui dengan meningkatnya

jumlah produksi makanan ringan yang dihasilkan oleh Toko Jajanan Pringsewu

Helmalia dan Afrinawati (2018) melakukan penelitian pengaruh e-commerce terhadap

peningkatan pendapata usaha mikro kecil dan menengah di Kota Padang. Hasil dari

penelitian itu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh e-commerce yang signifikan terhadap

peningkatan pendapatan UMKM di Kota Padang. Berdasarkan penelitian tersebut


menunjukkan terdapat peningkatan penjualan yang signifikan pada UMKM di Kota Padang.

Secara tidak langusng hal tersebut membuktikan ancaman terhadap perusahaan go public

yang belum menerapkan metode penjualan online. Namun, belum dapa dipastikan apakah

perusahaan go public yang menerapkan sistem e-commerce dapat bersaing dengan bisnis e-

commerce lainnya.

Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi dan Sella (2021), berjudul “Analisis

Perbandingan Profitabilitas Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan E-commerce”.

Hasilnya terdapat perbedaan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan net profit

margin antara periode sebelum dan sesudah penerapan e-commerce. Tetap tidak terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan return on assets dan

return on equity antara periode sebelum dan sesudah penerapan e-commerce pada perusahaan

sub sektor retail trade.

Sejalan dengan penelitian di atas, penelit tertarik untuk menguji pengaruh e-commerce

dari perspektif kinerja keuangan perusahaan sektor barang konsumen primer dan barang

konsumen non-primer di Bursa Efek Indonesia dengan judul “ANALISIS

KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN

SETELAH BEROPERASINYA SISTEM E-COMMERCE (Studi Kasus Pada

Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Sektor Barang Konsumen Primer dan Barang

Konsumen Non-primer)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diambil beberapa masalah, yakni:

1. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah beroperasinya e-

commerce pada sektor barang konsumen primer dan barang konsumen non-primer

dilihat dari profitability ratio?


2. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah beroperasinya e-

commerce pada sektor barang konsumen primer dan barang konsumen non-primer

dilihat dari likuiditas ratio?

3. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah beroperasinya e-

commerce pada sektor barang konsumen primer dan barang konsumen non-primer

dilihat dari solvabilitas ratio?

4. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah beroperasinya e-

commerce pada sektor barang konsumen primer dan barang konsumen non-primer

dilihat dari activity ratio?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian peneliti yang ingin dicapai adalah antara lain sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari profitability ratio

perusahaan sektor barang konsumen primer dan konsumen non-primer sebelum

dan sesudah penerapan e-commerce

2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari likuiditas ratio

perusahaan sektor barang konsumen primer dan konsumen non-primer sebelum

dan sesudah penerapan e-commerce

3. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari solvabilitas ratio

perusahaan sektor barang konsumen primer dan konsumen non-primer sebelum

dan sesudah penerapan e-commerce

4. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari activity ratio

perusahaan sektor barang konsumen primer dan konsumen non-primer sebelum

dan sesudah penerapan e-commerce


1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi akademisi, dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan

di bidang keuangan terkait kinerja keuangan perusahaan publik yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia seiring dengan munculnya e-commerce. Diharapkan pula

penelitian ini dapat sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama

penelitian.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan

sebagai penilaia pengukuran kinerja keuangan perusahaan pada sektor barang

konsumen primer dan barang konsumen non-primer seiring dengan munculnya e-

commerce. Diharapkan pula penelitian ini sebagai contributor informasi serta

masukan bagi manajerial dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan

penilaian kinerja perusahaan.

3. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagi informasi untuk mengetahui kinerja

keuangan perusahaan, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sikap

yang perlu dilakukan masyarakat sebagai konsumen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 E-Commerce

2.1.1.1 Pengertian E-commerce

E-commerce merupakan proses pembelian dan penjualan jasa atau produk antara dua

belah pihak melalui internet (commerce-net) dan sejenis mekanisme bisnis elektronik dengan

focus pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media

pertukaran barang atau jasa antar institusi atau individu dengan instansi (Kasmi dan Adi,

2017).

(Didi, 2000; Laudon, 1998) mendefinisikan electronic commerce sebagai “ the

process of buying and selling goods electronically by consumers and from company to

company through computerized business transaction”. Dari definisi tesebut, ada tiga poin

utama dalam electronic commerce yaitu pertama, adanya proses baik penjualan maupun

pembelian secara elektronis. Kedua, adanya konsumen atau perusahaan. Terakhir, jaringan

penggunaan komputer secara online untuk melakukan transaksi bisnis.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah suatu proses

dimana penjualan dan pembelian barang atau jasa dilakukan secara elektronis melalui

penggunaan internet untuk melakukan transaksi bisnis antar penjual dan pembeli seperti

individu antar individu atau individu antar instansi atau instansi antar instansi.

2.1.1.2 Klasifikasi E-commerce

E-commerce dapat diklasifikasikan dalam beberapa aspek. Berikut ini adalah

klasifikasi e-commerce berdasarkan sifat transaksinya yaitu (Atina 2018; Suyanto,2003):

1. Businerss to Business (B2B)


E-commerce tipe ini meliputi transaksi yang menggambarkan transaksi antar

organisasi yang dilakukan di electronic market. Cotoh pada tipe ini adalah

Wal-Mart.

2. Business to Consumer (B2C)

E-commerce tipe ini merupakan transaksi yang dilakukan oleh pedagang

eceran dengan pembeli perorangan. Contohnya adalah Amazon, Tokopedia,

Shopee, Bukalapak, Traveloka.

3. Consumer to Business (C2B)

E-commerce pada kategori ini digambarkan dengan transaksi antara

perseorangan dengan menjual atau layanan organisasi, dan perseorangan

yang mencari penjual, berinteraksi dengan mereka dan menyepakati suatu

transaksi.

4. Consumer to Consumer (C2C)

E-commerce pada consumer to consumer digambarkan dengan transaksi

antara seorang konsumen yang menjual secara langsung ke konsumen

lainnya.

5. Intrabusiness e-commerce

Intrabusiness e-commerce termasuk dalam kategoti ini adalah semua

aktivitas intern organisasi yang dijalankan menggunakan jaringan internet,

yang melibatkan pertukaran barang, jasa, atau informasi. Aktivitas yang

tercakup dapat beragam tingkatannya, mulai dari penjualan produk

perusahaan ke pekerja, pelatihan secara online serta pemangkasan biaya.

Contohnya adalah SAP, Oracle, dll.

2.1.2 Kinerja Keuangan


2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah hasil keputusan berdasarkan penilaian terhadap

kemampuan perusahaan, baik dari aspek likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kinerja keuangan

merefleksikan kinerja fundamendal perusahaan yang akan diukur dengan menggunakan data

yang berasal dari laporan keuangan. Laporan dari kinerja keuangan dibuat unttuk

menggambarkan kondisi keuangan perusahaan di masa lalu dan digunakan untuk

memprediksi keuangan di masa yang akan datang (Ahmad, 2015).

Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian analisis rasio

keuangan. Rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan

antara dua angka dalam pos pos laporan keuangan dengan membandingkan angka-angka

tersebut dalam satu periode untuk membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.

2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan,

maka jenis-jenis rasio keuangan perusahaan adalah sebagai berikut (Sudana, 2019):

1. Profitabilitiy Ratio

Profitability ratio adalah rasio yang rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

perusahaa, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan. Rasio yang digunakan

untuk mengetahui profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini adalah return on

asset. Rumus return on asset adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak


ROA= x 100 %
Total Aset

2. Liquidity Ratio
Liquidity ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio yang digunakan untuk menentukan

tingkat likuiditas perusahaan pada perusahaan ini adalah rasio current ratio. Rumus

current ratio adalah sebagai berikut:

Aset Lancar
Current Ratio= x 100 %
Kewajiban Lancar

3. Solvabilitas Ratio

Solvabilitas ratio adalah rasio yang mengukur berapa besar penggungaan utang

dalam pembelanjaan perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menentukan tingkat

solvabilitas suatu perusahaan pada penelitian ini adalah debt to asset ratio. Rumus

debt to asset ratio adalah sebagai berikut:

Total Debt
Debt ¿ Asset Ratio= x 100 %
Total Asset

4. Activity Ratio

Rasio aktivitas adalah rasio yang menfuku efektivitas dan efisiensi perusahaan

dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. rasio yang digunakan pada

penelitian ini adalah total assets turnover. Rumus total asset turnover adalah:

Penjualan
Total Assets Turnover= x 100 %
¿ tal Aktiva

2.2 Hubungan Antar Variabel

2.2.1 Hubungan Penerapan E-commerce terhadap Profitability Ratio Perusahaan

Pesatnya perkembangan teknologi pada saat ini mempengaruhi banyak perubahan

yang terjadi pada perusahaan yang telah beroperasi terlebih dahulu sebelum terjadi

perkembangan teknologi. Dengan adanya sistem e-commerce perusahaan bisa

mengembangkan produk atau jasa yang dibutuhkan masyarakat dengan kepraktisan dan

alternative harga yang lebih terjangkau. Untuk menggembangkan produk itu perusahaan bisa
menghemat biaya produksi dan menjual produk dengan harga yang lebih terjangkau sehingga

konsumen lebih tertarik dengan produk dari perusahaan tersebut. Jika konsumen yang tertarik

pada produk semakin banyak maka penjualan akan meningkat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan e-commerce berpengaruh

positif terhadap return on asset perusahaan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nurhadi dan Sella (2021), berjudul “Analisis Perbandingan Profitabilitas Perusahaan

Sebelum dan Sesudah Penerapan E-commerce”. Hasilnya terdapat perbedaan signifikan

terhadap profitabilitas yang diukur dengan net profit margin antara periode sebelum dan

sesudah penerapan e-commerce. Tetap tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

profitabilitas yang diukur dengan return on assets dan return on equity antara periode

sebelum dan sesudah penerapan e-commerce pada perusahaan sub sektor retail trade.

2.2.2 Hubungan Penerapan E-commerce terhadap Liquidity Ratio Perusahaan

E-commerce bisa membantu perusahaan meningkatkan penjualan karena dengan

menerapkan sistem e-commerce perusahaan bisa menjangkau pasar lebih luas dan

memudahkan dalam melakukan pemasaran. Tingginya tingkat penjualan perusahaan dapat

membantu perusahaan melunasi kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan penerapan e-commerce berpengaruh positif

terhadap current ratio perusahaan.

Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur dan Afifudin (2021)

terkait kinerja keuangan dan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan e-commerce. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap tingkat

likuiditas yang diukur dengan current ratio pada perusahaan sektor retail trade antara periode

sebelum dan sesudah penerapan e-commerce.

2.2.3 Hubungan Penerapan E-commerce terhadap Sovability Ratio Perusahaan


Perusahaan yang menerapkan baru sistem e-commerce membutuhkan dana yang

cukup besar untuk merancang sistem e-commerce tetapi berbeda dengan perusahaan yang

telah menerapkan sistem e-commerce terlebih dahulu mereka dapat mengurangi belanja

perusahaan menjadi lebih kecil, karena dengan menerapkan sistem e-commerce ada beberapa

biaya yang bisa dihemat perusahaan seperti biaya sewa toko, biaya pemasaran, dan lain-lain.

Kecilnya belanja perusahaan membuat utang yang dimiliki perusahaan bisa lebih kecil. Dari

uraian ini dapat kita simpulkan bahwa penerapan e-commerce berpengaruh positif terhadap

debt to asset ratio perusahaan

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur dan Afifudin (2021) terkait

kinerja keuangan dan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan e-commerce. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap tingkat solvabilitas

yang diukur dengan debt to assets ratio pada perusahaan sektor retail trade antara periode

sebelum dan sesudah penerapan e-commerce.

2.2.4 Hubungan Penerapan E-commerce terhadap Activity Ratio Perusahaan

Sistem e-commerce membawa dampak positif bagi perusahaan. E-commerce

meningkatkan penjualan perusahaan. Dengan tingginya tingkat penjualan akan

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja kerja. Hal tersebut menunjukkan dengan

munculnya e-commece perpengaruh terhadap produktivitas di dalam perusahaan tersebut.

Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa penerapan e-commerce berpengaruh positif

terhadap total asset turnover ratio perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Atina

(2018) tentang kinerja keuangan perusahaan digital berbasis aplikasi online. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja keuangan
yang diukur dengan total assets turnover sebelun dan sesudah beroperasinya perusahaan

digital berbasis online.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kinerja Keuangan Sebelum Kinerja Keuangan Setelah


Penerapan E-commerce Penerapan E-commerce

1. Return on Asset 1. Return on Asset


(ROA) (ROA)
2. Current Ratio (CR) 2. Current Ratio (CR)
3. Debt to Assets Ratio Uji Beda 3. Debt to Assets Ratio
(DAR) (DAR)
4. Total Asset Turnover 4. Total Asset Turnover
Ratio (TATO) Ratio (TATO)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pusataka dan kerangka teori maka hipotesis penelitian dirumuskan

sebagai berikut:

1. H1: Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diukur dari profitability ratio

menggunakan return on asset pada perusahaan sektor barang konsumen primer dan

barang konsumen non-primer pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan setelah

penerapan e-commerce

2. H2: Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diukur dari liquidity ratio

menggunakan current ratio pada perusahaan sektor barang konsumen primer dan

barang konsumen non-primer pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan setelah

penerapan e-commerce
3. H3: Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diukur dari solvability ratio

menggunakan debt to asset ratio pada perusahaan sektor barang konsumen primer

dan barang konsumen non-primer pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan setelah

penerapan e-commerce

4. H4: Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diukur dari activity ratio

menggunakan total asset turnover ratio pada perusahaan sektor barang konsumen

primer dan barang konsumen non-primer pada Bursa Efek Indonesia sebelum dan

setelah penerapan e-commerce


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yang menggunakan data sekunder

berupa laporan keuangan pada sektor barang konsumen primer dan barang konsumen non-

primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tiga tahun sebelum muncul dan

tiga tahun setelah beroperasinya sistem e-commerce.

Sumber data yang digunakan merupakan publikasi laporan keuangan masing-masing

perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh melalui website

www.idx.co.id ataupun web resmi perusahaan sampel yang bersangkutan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada sektor barang konsumen

primer dan barang konsumen non-primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampel untuk penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sampel bedasarkan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan pada sektor barang konsumen primer dan barang konsumen non

primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015 (sebelum

beroperasinya e-commerce) dan 2017-2019 (setelah beroperasinya e-commerce).

b. Memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 68 data sampel perusaaan sektor barang

konsumen primer dan barang konsumen non-primer yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode tiga tahun (2013-2015) sebelum penerapan e-commerce dan tiga tahun (2017-

2019) setelah penerapan e-commerce.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yakni

dengan cata mendokumentasikan, mencatat, dan mempelajari data dan dokumen yang

diperlukan pada penelitian ini. Data serta dokumen tersebut adalah laporan keuangan

perusahaan yang dapat diperoleh melaui website www.idx.co.id ataupun web resmi

perusahaan yang bersangkutan.

3.4 Varibel Penelitian

Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Secara spesifik,

kinerja keuangan pada penelitian ini difokuskan pada kinerja keuangan perusahaan yang

terkena dampak atas munculnya e-commerce pada sektor barang konsumen primer dan

barang konsumen non-primer. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan

rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan return on asset (ROA).

b. Rasio likuiditas yang diukur dengan menggunakan current ratio (CR).

c. Rasio solvabilitas yang diukur dengan menggunakan debt to asset ratio (DAR).

d. Rasio aktivitas yang diukur dengan menggunakan total asset turnover ratio

(TATO).

3.5 Metode Analisa Data

3.5.1 Statistika Deskriptif

Stastistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variable-variabel yang ada pada

penelitian. Variable utama dalam penelitian ini adalah data keuangan yang diungkapkan

perusahaan dalam laporan keuangan dalam kurun waktu yang telah ditentukan yakni tiga

tahun sebelum penerapan e-commerce dan tiga tahun setelah penerapan e-commerce. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata maksimal, minimal dan standar

deviasi untuk mendeskripsikan variable penelitian.

3.5.2 Uji Normalitas Data

Uji distribusi normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data yang telah didapatkan

memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik inferensial atau statistik

parametrik. Dalam penggunaan statistik parametrik mensyaratkan bahwa data setiap variabel

yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakuakn

pengujian hipotesis perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas data (Sugiyono,

2008). Untuk melakukan pengujian uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan Asymptotic Significancedengan α =

5%. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

Asymptotic Significance > 0,05 (Santoso, 2004).

3.5.3 Uji Hipotesis

Apabila hasil dari pengujian ini menunjukkan sampel berdistribusi normal maka uji yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji parametrik yakni paired sample t-test. Namun

apabila sampel tidak berdistribusi normal maka uji beda yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah uji non-parametrik dengan menggunakan wilcoxon sign rank test.

Anda mungkin juga menyukai