PENDAHULUAN
oleh
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dengan
perusahaan.
keuangan yang sekarang (Wahyuni, 2010). Hal ini senada dengan laba yang mana
laba merupakan salah satu elemen dalam laporan keuangan.
Pemegang saham atau investor cenderung fokus pada informasi laba dan
cenderung tidak ingin mengetahui proses untuk memperoleh laba tersebut. Hal ini
membuat manajer dituntut harus menyediakan laporan keuangan yang sebenarbenarnya agar dapat dipercaya oleh investor. Salah satu tindakan yang dilakukan
adalah perataan laba (income smoothing). Gordon (1964) menyebutkan bahwa
tingkat pendapatan yang lebih smooth (rata) memungkinkan menghasilkan
tingkat dividen dan harga saham yang lebih tinggi. Hal ini dapat meningkatkan
nilai dari pemegang saham atau investor tersebut. Selain itu, dalam perusahaan
terdapat hubungan antara pemilik saham atau investor dengan manajemen (model
agensi) yang mana memungkinkan manajemen memilih alternatif metode
akuntansi dan pemilik saham atau investor tersebut dapat melihat keahlian para
manajernya.
Adanya perataan laba (income smoothing) menunjukkan terjadinya
asimetri informasi yang telah dilakukan manajemen pada laporan keuangan yang
mereka susun. Pemegang saham atau investor cenderung fokus pada laporan
keuangan karena mereka percaya dengan adanya laporan keuangan yang stabil
maka hal itu akan berdampak pada kestabilan dividen yang mereka miliki.
Keberadaan asimetri informasi dapat dianggap sebagai penyebab manajemen laba
yang bisa dikaitkan dengan perataan laba. Richardson (1998, dalam Muliati, 2011)
berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri informasi
dengan tingkat manajemen laba. Pada hakekatnya perataan laba merupakan salah
satu bagian dari manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong
yang
memadai,
perusahaan
memiliki
peluang
untuk
beredar sektor ini terkadang diharapkan menjadi kuda hitam yang mana sektor ini
bukan sektor favorit, tetapi diharapkan dapat mendongkrak nilai IHSG pada saatsaat tertentu. Sektor aneka industri di tahun 2012 merupakan salah satu sektor
yang tidak disukai pasar. Hal ini bisa diihat dari total price performance di chart
bulanan. Ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh ekspektasi kenaikan harga dari
barang-barang produksi di sektor ini yang sebenarnya merupakan efek
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan daya beli konsumen. Akan tetapi, efek
jangka pendek yang biasa terjadi adalah penyesuaian produksi dan harga barang
yang selalu diasumsikan menyebabkan penurunan penjualan sehingga valuasi
perusahaan pun menjadi turun, yang kemudian menyebabkan saham perusahaan
di sektor ini dijual perlahan-lahan. Oleh karena itu, sektor ini dipilih untuk
membandingkan apakah variabel yang diuji memiliki pengaruh terhadap perataan
laba (income smoothing) pada sektor aneka industri seperti halnya pada
perusahaan perbankan dan manufaktur yang memiliki saham aktif dan favorit.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul: Analisis Perataan Laba dan Faktor- Faktor yang
Mempengaruhinya Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah asimetri informasi mempengaruhi perataan laba (income smoothing)
dengan item operating income pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri?
2. Apakah asimetri informasi mempengaruhi perataan laba (income smoothing)
dengan item pretax income pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri?
Manfaat yang diharapkan penulis adalah manfaat dari segi akademik dan
praktisi sebagai berikut:
1. Dari segi akademik, hasil penelitian ini dapat membantu atau
dijadikan