Anda di halaman 1dari 29

PASAR MODAL SYARIAH

MUHAMMAD
“Al-Ashlu fil al-Asy-yai wa al-a’yani al-
ibahatu illa in dalla li hadri dalilin fa
ya’malu bihi”

(hukum asal dari sesuatu dan barang


adalah boleh untuk dimakan kecuali jika
ada dalil yang melarangnya karena
berbahaya, maka harus dihindarkan)
PENDAHULUAN
• Pasar modal memiliki peranan penting dalam
perekonomian suatu negara
• Oki, pasar modal dituntut beroperasi secara efisien,
yaitu pasar modal yang mencerminkan tingkat harga
saham yang merefleksikan nilai intrinsik atau
fundamental setiap waktu
• Efisiensi pasar modal dapat terjadi jika ada efisiensi
informasi, yaitu terjadinya reaksi informasi secara cepat
dan akurat
• Dalam kerangka Islam, syarat tersebut belum cukup,
sehingga pasar modal harus beretika dan adil, yaitu
pasar modal yang berjalan sesuai dengan etika Islam
atau syari’ah
PASAR MODAL SYARI’AH
• Dalam pasar modal akan terjadi syirkah
– Syirkah = percampuran sumber daya 2 orang
atau lebih untuk suatu kegiatan bisnis
– Syarik = orang yang bersyirkah. Pada awalnya,
kepemilikan mereka atas usaha ini tidak dapat
dipindahtangankan tanpa persetujuan syarik
yang lain
– Syarik ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan
shareholders
PASAR MODAL SYARI’AH
• Dalam perkembangannya, para syarik ini
ada yang sering bepergian (berdagang ke
luar negeri), sehingga tidak selalu dapat
berkumpul
– Syarik yang bepergian ini dinamakan safaran
– Sedangkan yang tinggal disebut hadlaran

Safaran
Syarik
Hadlaran
PASAR MODAL SYARI’AH
• Karena pengambilan keputusan tidak
praktis dengan adanya syarik yang safaran
ini, maka dibuatlah kesepakatan di awal
antara para syarik, bahwa hak kepemilikan
atau perusahaan tersebut dapat
dipindahtangankan
• Bentuk musyarakah di mana para syarik
dapat memindahtangankan kepemilikannya
tanpa persetujuan syarik yang lain, disebut
musahamah. Bukti kepemilikannya disebut
saham.
MUSYARAKAH vs MUSAHAMAH
Musyarakah Musahamah

(Close company, saham tidak (Open company, saham


dapat dipindahtangankan) dapat dipindahtangankan)

Shareholder Stockholder

Teori Percampuran, pada Teori Petukaran,


saat IPO (pasasr primer) dan perdagangan di pasar
untuk perusahaan tertutup sekunder
Pelanggaran Syariah di Pasar Modal
Konvensional
• Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001, pasal 8:
– Investasi hanya dapat dilakukan pada efek yang diterbitkan
oleh pihak (emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan syariah Islam
– Jenis usaha yang bertentangan dengan syariah Islam antara
lain:
• Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan terlarang
• Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional
• Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan dan minuman haram
• Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan
barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat
Lanjutan
• Fatwa DSN no. 20/DSN-MUI/IV/2001, pasal 9
ayat 2:
– Najasy atau penawaran palsu
– Bay’ al-ma’dum, penjualan barang yang belum
dimiliki (short selling)
– Insider trading, penyebarluasan informasi yang
menyesatkan atau memakai informasi orang untuk
memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang
– Melakukan investasi pada perusahaan yang pada
saat transaksi (nisbah) utangnya lebih dominan
daripada modalnya
Lanjutan
• Pasal 10, pada fatwa tersebut menyebutkan
kondisi emiten yang tidak layak, yaitu:
– Apabila struktur utang terhadap modal sangat
bergantung pada pembiayaan dari utang yang
intinya merupakan pembiayaan ribawi
– Apabila suatu emiten nisbah utang terhadap modal
lebih dari 82% atau (utang 45%, modal 55%)
– Apabila manajemen suatu emiten diketahui telah
bertindak melanggar prinsip syariah
Prinsip Syariah yang dilanggar di Pasar
Modal Konvensional
• HARAM ZATNYA= Sekuritas yang diperdagangkan merupakan
sekuritas emiten yang memproduksi barang dan jasa yang haram
serta melanggar syariah
• SHORT SELLING= Menjual sekuritas yang belum dimiliki
• TADLIS= Adanya manipulasi dan penipuan terutama berkaitan
dengan transparansi atau keterbukaan informasi (full disclosure),
dan emiten berisiko tinggi
• GHARAR= Transaksi yang mengandung ketidakjelasan sekuritas
yang diperdagangkan
• RIBA= Transaksi yang mengandung unsur riba
• NAJASY DAN IKHTIKAR= Rekayasa permintaan dan penawaran
untuk mempermainkan harga
• BATHIL= Transaksi perdagangan yang tidak memenuhi syarat dan
rukun jual beli
• TA’ALLUQ= Transaksi yang dibatasi waktu dan atau dikaitkan
dengan transaksi lainnya
• BAI’ ATAINI FI BAI’ ATIN= Dua akad atau lebih dalam satu
perjanjian jual beli
Fatwa tentang Transaksi i Pasar
Modal
• No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham;
• No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Untuk Reksa Dana Syariah;
• No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah;
• No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah;
• No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum PenerapanPrinsip syariah di Bidang
Pasar Modal;
• No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.
KARAKTERISTIK PASAR MODAL SYARI’AH
• Pasar modal yang ideal adalah yang memenuhi unsur etik dan
transparan, disamping adanya unsur efisien
• Etik dan fair = terdapat kesamaan kesempatan bagi seluruh
pihak dalam pasar modal untuk mengakses informasi yang
sama dan relevan untuk mengevaluasi aset
• Karakteristiknya:
– Bebas dari pemaksaan
– Bebas dari salah interpretasi
– Hak untuk mendapatkan informasi yang sama
– Hak untuk memproses informasi yang sama
– Bebas dari gejolak hati
– Hak mendapatkan harga yang efisien
– Hak untuk memilika kekuatan tawar menawar yang sama
SAHAM PERUSAHAAN DI PASAR
MODAL SYARI’AH
• Kriteria saham di pasar modal syari’ah, adalah saham dari
perusahaan yang:
– Tidak beroperasi secara riba
– Tidak beroperasi mengadu untung
– Membuat dan menjual produk yang haram
– Beroperasi mengandung unsur gharar
• Perusahaan yang boleh masuk di pasar modal syari’ah
– Aktivitas utamanya tidak bertentangan dengan syari’ah
– Persepsi dan kesan masyarakat terhadap perusahaan harus baik
– Aktivitas utamanya penting dan maslahah bagi umat muslim dan
negara
– Total utang/total aset tidak lebih atau sama dengan 33%
AKADA-AKAD DALAM PASAR MODAL SYARI’AH

Natural Certainty Natural Uncertainty


Contract Contract

Murabahah Ijarah Salam Istishna Mudharabah Musyarakah

Murabahah Ijarah Salam Istishna Mudharabah Musyarakah


bonds bonds bonds bonds bonds bonds

Zero Fixed Floating Rate


income income income
PEMILIHAN SAHAM SYARI’AH

• Tujuan pemilihan (selection) saham


syari’ah
– Menenuhi prinsip bahwa seorang muslim hanya
mengambil sesuatu yang halal dan
menghindarkan yang haram
– Menyediakan instrumen kepada investor untuk
berinvestasi pada saham yang sesuai dengan
prinsip syari’ah
TAHAPAN UMUM SELEKSI SAHAM SYARI’AH

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3


JENIS USAHA KEUANGAN LAIN-LAIN
Jenis usaha yang Rasio keuangan Misalnya:
dilarang,
Misal: Liquid Image
misalnya:
asset (17% - perusahaan
Produk makanan
49%); interest
non-halal;
income (5-15%);
minuman keras;
Hutang (30-
hiburan: hotel,
33%)
kasino, restoran,
dll
SCREENING SAHAM PERUSAHAAN
SESUAI SYARI’AH MENURUT DJIM
• Berdasarkan bidang:
– Alkohol
– Rokok/Tabacco
– Daging Babi
– Jasa keuangan konvensional
– Persenjataan
– Hiburan (Hotel, Kasino, Cinema
• Berdasarkan rasio keuangan
– Total Utang/Total aset = atau > 33%
– Total Piutang/Total Asset = atau 47%
– Non Operating Interestincome/Operating Income = atau
> 9%
Saham Screening Process
Stage I Stage II

Additional criteria:
Activity:
•Haram element is
•Operations based on riba
small compared to core
•Operations involving activities
Company gambling No Yes
•Public image good of
•Manufacture and or sale the company is good
of haram products Permissible
•Core activities of the
•Operations containing ompany have
element of gharar importance and
(uncertainty) maslahah to the muslim
ummah and country

Yes
No

Drop Drop
KATEGORI PEMILIHAN SAHAM DI
PASAR MODAL SYARI’AH
Kategori Keterangan Jumlah
saham
Green Saham sesuai syari’ah 236

Green- Saham perusahaan yang harus dilakukan pemisahan yang 34


Yellow haram dan yang halal
Yellow Saham perusahaan yang memproduksi barang yang bersifat 4
mudarat
Red Saham yang tidak dapat dikategorikan sebagai saham yang 59
sesuai syari’ah
Total 333
Daftar Saham di Bursa JII

1. Astra Agro Lestari 16 Kalbe Farma


2. Adhi Karya (persero) 17 Limas Stokhomindo
3. Aneka Tambang (Persero) 18 London Sumatera
4. Bakrie & Brothers 19 Medco Energi International
5. Barito Pacific Timber 20 Multipolar
6. Bumi Resources 21 Perusahaan Gas Negara (Persero)
7. Ciputra Development 22 Tambang Batu Bara Bukit Asam
8. Energi Mega Persada 23 Semen Cibinong
9. Gajah Tunggal 24 Semen Gresik (Persero)
10. International Nickel Ind 25 Timah
11. Indofood Sukses Makmur 26 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
12. Indah Kiat Pulp & Paper 27 Telekomunikasi Indonesia
13. Indocement Tunggal Prakasa 28 Tempo Scan Pacific
14. Indosat 29 United Tractors
15. Kawasan Industri Jababeka 30 Unilever Indonesia
INSTRUMEN SAHAM
• Saham = surat bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan yang melakukan penawaran umum
dengan nominal ataupun persentase tertentu
• Emiten mengeluarkan saham  2 macam:
– Saham biasa(Common stock)
– Saham istimewa (prefered stock)
• Perbedaan saham ini didasarkan pada hak yang
melekat pada saham tersebut
CIRI-CIRI SAHAM ISTIMEWA
• Hak utama atas dividen
• Hak utama atas aktiva perusahaan
• Penghasilan tetap
• Jangka waktu tidak terbatas
• Tidak memiliki hak suara
• Saham bersifat kumulatif
– Dividen tidak dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham tetap menjadi hak
pemegang saham istimewa tersebut
PANDANGAN SYARIAH ATAS
SAHAM ISTIMEWA

• Tidak diperbolehkan, karena:


– Adanya keuntungan tetap (predeterminant
revenue), yang dikategorikan oleh kalangan
ulama sebagai riba
– Pemilik saham preferen mendapatkan hak
isstimewa terutama pada saat perusahaan
likuidasi. Hal ini dianggap mengandung unsur
ketidakadilan
TINJAUAN SAHAM DI BURSA

• Bentuk saham:
– Saham Atas Nama (Nominal Shares)
– Saham Atas Tunjuk (Bearer Shares)

• Hak dan Keistimewaan saham:


– Saham Biasa (Ordinary Shares)
– Saham Preferen (Preference Shares)
BENTUK SAHAM
• Saham Atas Nama
– Saham yang menyebut nama pemiliknya
– Pencatatan saham ini dicatat dalam daftar
khusus
– Saham jenis ini diperbolehkan oleh para ahli
fikih
• Saham Atas Tunjuk
– Saham tidak menyebutkan nama pemiliknya
– Saham ini dipandang batal menurut fikih (tidak
diketahui pemiliknya/pembelinya
KEISTIMEWAAN SAHAM
• Saham biasa
– Semua ahli fikih memandang saham demikian
boleh
• Saham Preferen
– Saham jenis ini dipandang tidak boleh oleh para
ahli fikih
KEBOLEHAN JUAL BELI
SAHAM
• Pada dasarnya jual beli saham diperbolehkan, selama
mengacu pada rukun dan syarat jual beli dan menghindari
hal-hal yang dilarang
• Jika saham yang diperjualbelikan tidak serupa dengan
uang secara utuh apa adanya, akan tetapi hanya
representasi dari sebuah aset seperti: tanah, mobil,
pabrik, dan yang sejenisnya, dan hal tersebut merupakan
sesuatu yang telah diketahui oleh penjual dan pembeli,
maka dibolehkan hukumnya untuk diperjualbelikan dengan
harga tunai ataupun tangguh, yang dibayarkan secara
kontan ataupun beberapa kali pembayaran, berdasarkan
keumuman dalil tentang bolehnya jual beli.
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai