Anda di halaman 1dari 72

By: Elvira, M.

Si
Univ.Azzahra
TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS
 Menguasai dan mampu menjelaskan konsep
sistem perbankan syariah dari prinsi-prinsip
dasar sampai operasinya.
 Menguasai dan mampu membandingkan
bank syariah dan bank konvensional.
 Menguasai dan mampu menjelaskan peran
dan kedudukan Bank Indonesia dalam
sistem perbankan syariah.
 Menguasai hubungan dan kedudukan
berbagai lembaga terkait dalam sistem
perbankan syariah.
POKOK BAHASAN
1. Gambaran Umum Perbankan Syariah
2. Bank Syariah di Beberapa Negara
3. Bank Syariah di Indonesia
4. Kendala Pengembangan Perbankan Syariah

Sumber Utama: Ascarya, et.al. (2005) “BANK SYARIAH: Gambaran Umum”, BSK,
no. 14, PPSK BI.
Hubungan dengan Materi
Perbankan
Pengertian Sistem Perbankan
 Sistem Perbankan di Indonesia diatur dalam UU No.7 Tahun
1992 (diubah dengan UU No.10 Tahun 1998), bahwa
perbankan di Indonesia terdiri dari 2 jenis:
1. Bank Umum (BU)
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kedua jenis bank tersebut melaksanakan kegiatan
konvensional atau syariah.
 Artinya Indonesia menganut sistem perbankan ganda (dual
banking system), dimana bank konvensional dan bank
syariah beroperasi berdampingan, yang mulai diperkenalkan
tahun 1992 dan diterapkan tahun 1998.
 Selanjutnya akan dibahas materi PERBANKAN SYARIAH
a. Pengertian Bank
Syariah

Sebuah lembaga intermediasi yang


mengalirkan investasi publik secara
Aspek
optimal (dengan zakat dan anti
riba) yang bersifat produktif makro
(dengan anti judi)

serta

dijalankan sesuai nilai, etika, moral Aspek


dan prinsip Islam. mikro
b. Prinsip-prinsip Dasar
Nilai-nilai
• Keadilan
Makro
Keadilan
• Maslahah
• Zakat
• Bebas dari bunga (Riba)
• Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti
perjudian (
Maysir)
• Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (
Gharar)
• Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (Bathil)
• Uang sebagai alat tukar
• Tidak mengenal konsep “time value of money”
, tetapi lebih kepada konsep “economic value of time”
b. Prinsip-prinsip Dasar
Nilai-nilai Mikro
• Shiddiq (benar dan jujur)
• Tabligh (mengembangkan lingkungan/bawahan menuju
kebaikan)
• Amanah (dapat dipercaya)
• Fathanah (kompeten dan profesional)
c. Zakat, Riba dan Maysir
dalam Perspektif Ekonomi
Investor / Nasabah

Bank Islam
Mendorong Optimalisasi Investasi
investasi Investasi bermanfaat
By zakat By anti riba By anti judi
Bank Islam

Usaha/ Sektor Riil


c. Zakat, Riba dan Maysir
dalam Perspektif Ekonomi

P P

P P
Harta

P P

P P

By zakat By anti riba By anti judi


d. Perbedaan Bank Syariah dan
Bank Konvensional

BANK SYARIAH
Bayar bagi hasil Menerima pendapatan
Tergantung pendapatan Bagi hasil / Margin

Shahibul Maal Mudharib


SHAHIBUL MAAL MUDHARIB

PENDANAAN PEMBIAYAAN

DEPOSAN BANK DEBITUR

Bayar bunga deposito tetap Bayar bunga kredit tetap

BANK KONVENSIONAL
d. Perbedaan Bank Syariah dan
Bank Konvensional
Bank Konvensional Bank Syariah
Fungsi dan Kegiatan Bank Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi, Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan

Mekanisme dan Obyek Usaha Tidak antiriba dan antimaysir Antiriba dan antimaysir

Prinsip Dasar Operasi - Bebas nilai (prinsip materialis) - Tidak bebas nilai (prinsip syariah Islam)
- Uang sebagai Komoditi - Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi
- Bunga - Bagi hasil, jual beli, sewa

Prioritas Pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik

Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi Islam, keuntungan

Bentuk Bank komersial Bank komersial, bank pembangunan, bank universal atau multi-porpose

Evaluasi Nasabah Kepastian pengembalian pokok dan bunga Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko
(creditworthiness dan collateral)

Hubungan Nasabah Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra usaha

Sumber Likuiditas Jk Pendek Pasar Uang, Bank Sentral Terbatas

Pinjaman yang diberikan Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba

Lembaga Penyelesai Sengketa Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah Nasional

Risiko Usaha - Risiko bank dan debitur tidak terkait langsung - Risiko dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip
- Kemungkinan terjadi negative spread keadilan dan kejujuran
- Tidak mungkin terjadi negative spread

Struktur Organisasi Pengawas Dewan Komisaris Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Dewan Syariah Nasional

Investasi Halal atau haram Halal


e. Fungsi Bank Syariah

TAMWIL MAAL
FUNGSI

MANAGER INVESTOR JASA SOSIAL


INVESTASI PERBANKAN

Pendanaan: Pembiayaan: Jasa Keuangan: Dana Kebajikan:


Prinsip Wadiah yad Pola Bagi Hasil: - Wakalah, Ujr Penghimpunan dan
APLIKASI PRODUK

dhamanah / Qardh: - Mudharabah - Kafalah, Sharf penyaluran ZIS


- Giro - Musharakah, dll - Hiwalah, Qardh
Penyaluran Qardhul
- Tabungan Pola Jual Beli: - Rahn, dll
Hasan
Prinsip Mudharabah: - Murabahah Jasa Nonkeuangan:
- Tabungan - Salam - Wadiah yad
-Deposito/Investasi - Istishna, dll amanah
- Obligasi Pola Sewa: Jasa Keagenan:
Prinsip Ijarah: - Ijarah - Mudharabah
- Obligasi - Ijarah wa Iqtina muqayyadah
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
f. Kegiatan Usaha Bank Syariah

Prinsip Wadiah / Qardh Prinsip Mudharabah Prinsip Ijarah

Pendanaan
Pendanaan

- Giro - Tabungan - Obligasi/Sukuk


- Tabungan - Deposito/Investasi
- Obligasi/Sukuk
Pembiayaan

Pembiayaan
Pola Bagi Hasil Pola Jual Beli Pola Sewa
- Mudharabah - Murabahah - Ijarah
- Musharakah - Salam - Ijarah wa Iqtina
- Istishna
Jasa Perbankan

Jasa Perbankan
Jasa Keuangan Jasa Nonkeuangan Jasa Keagenan
- Wakalah - Ujr, - Wadiah yad amanah - Mudharabah
- Kafalah - Sharf, muqayyadah
- Hiwalah - Qardh,
- Rahn - dll
i. Produk Pendanaan
PRINSIP DEFINISI JENIS
A. Wadi’ah: Titipan asset nasabah individu atau badan yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja dikehendaki
nasabah
 Wadi’ah Yad  Giro, Tabungan
Dhamanah  Bank dapat memanfaatkan asset untuk mendapat
keuntungan, menanggung risiko, dan dapat
memberikan bonus
B. Qardh:  Giro, Tabungan
Bank menerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah,
dapat memanfaatkan untuk mendapatkan
keuntungan, dan dapat memberikan bonus. Nasabah
dijamin dapat menarik dananya sewaktu-waktu
C.
Mudharabah: Nasabah pemilik modal (shahibul maal) bekerjasama
dengan bank pengelola (mudharib) untuk
memperoleh keuntungan yang dibagi sesuai
kesepakatan di awal.  Tabungan,
 Mudharabah Dep/ Investasi
Mutlaqah  Penggunaan dana tidak dibatasi tempat, tujuan, dan Umum,
jenis usaha. Obligasi/Sukuk
 Mudharabah
Muqayyadah  Penggunaan dana dibatasi tempat, tujuan, dan jenis
usaha.  Investasi
Khusus
- Executing, dana kelolaan, risiko di bank
 Investasi
- Channeling, risiko di nasabah, pencatatannya off Khusus
D. Ijarah balance sheet
i. Produk Pendanaan
Wadi’ah Qardh Mudharabah Ijarah

Giro V V
Tabungan V V V
Deposito/Investasi V
Obligasi/Sukuk V V

Perbandingan Tabungan Wadiah dan Mudharabah


No Tabungan Mudharabah Tabungan Wadiah

1 Sifat Dana Investasi Titipan

2 Penarikan Hanya dapat dilakukan pada Dapat dilakukan setiap saat


periode/waktu tertentu

3 Insentif Bagi Hasil Bonus (jika ada)

4 Pengembalian Modal Tidak dijamin dikembalikan 100% Dijamin dikembalikan 100%


ii. Produk Pembiayaan
POLA BAGI HASIL

PRINSIP DEFINISI JENIS


A. Mudharabah Kerjasama antara bank sebagai pemilik dana (shahibul  Modal kerja,
(Muqayyadah): maal) dan nasabah sebagai pengelola (mudharib). proyek, ekspor,
Kedua pihak sepakat membagi keuntungan dan risiko surat berharga
sesuai dg kontribusinya.
B. Musyarakah: Investasi yang melibatkan kerjasama pihak-pihak yang  Modal kerja,
memiliki dana dan keahlian dimana pihak yang proyek, ekspor,
berkongsi sepakat untuk membagi keuntungan dan penyertaan
risiko sesuai dengan kontribusinya.

Musyarakah Mudharabah
Sumber investasi Semua mitra usaha Shahibul maal
Partisipasi Manajemen Semua mitra usaha Mudharib
Pembagian Risiko Semua mitra usaha sebatas bagian Shahibul maal
investasinya
Kewajiban Pemilik Modal Tidak terbatas atau sebatas modal Sebatas modal
Status Kepemilikan Aset Milik bersama semua mitra usaha Milik shahibul maal
Bentuk Penyertaan Dana dan barang investasi Dana
ii. Produk Pembiayaan
POLA NONBAGI HASIL
PRINSIP DEFINISI JENIS
POLA JUAL BELI
A. Murabahah: (Deferred payment sale), jual-beli barang pada harga  Ekspor,
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakat. pengadaan
Pembeli membayar kewajibanya secara tangguh. barang
Sifat one shot deal dan tidak tepat untuk Investasi /
pembiayaan modal kerja. Aneka Barang
B. Salam
(Paralel): (In front payment sale), pembelian barang yg  Produk
diserahkan dikemudian hari sementara pembayaran Agribisnis /
dilakukan dimuka. Barang yg dipesan harus jelas Sejenis
spesifikasinya (quantity, quality, delivery).
C. Istishna
(Paralel): (Purchase by Order/Manufacture),kontrak penjualan  Manufaktur,
antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak konstruksi
ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli.
Pembuat barang lalu membuat/membeli barang
menurut spesifikasi yg telah disepakati dan
menyerahkannya kepada pembeli. Kedua belah pihak
sepakat atas harga dan sistem pembayaran.
POLA SEWA
D. Ijarah:
(Operational lease), akad pemindahan hak guna atas
barang/jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa
diikuti dg pemindahan kepemilikan atas barang itu
E. sendiri.
Ijarah wa Iqtin  Sewa Beli,
a (Financial lease with purchase option), adalah akad
ii. Produk Pembiayaan

No Produk Pembiayaan Prinsip


1 Modal Kerja Mudharabah, Musyarakah
2 Proyek Mudharabah, Musyarakah
3 Ekspor Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah
4 Pengadaan Barang Investasi Murabahah
5 Produksi Agribisnis / Sejenis Salam, Salam Paralel
6 Manufaktur, Konstruksi Istishna, Istishna Paralel
7 Penyertaan Musyarakah
8 Surat Berharga Mudharabah, Qardh
9 Pengadaan Barang Konsumsi Murabahah
10 Sewa beli Ijarah wa Iqtina
11 Akuisisi Aset Ijarah wa Iqtina
iii. Jasa Perbankan
PRINSIP DEFINISI JENIS
KEUANGAN
A. Wakalah: (Deputyship),adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu  L/C, Transfer,
pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal-hal yang Inkaso, Kliring,
boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerima Pembayaran
kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari Gaji/ Rekening,
pemberi amanah. RTGS
B. Kafalah:
(Guaranty), adalah jaminan yg diberikan oleh  Bank Garansi
penanggung (kafil) kepada pihak III untuk memenuhi
kewajiban pihak II atau yg ditanggung. Dapat juga
berarti mengalihkan tanggungjawab seseorang yg
dijamin dg berpegang pada tanggungjawab orang
lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin dapat
meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin.
Jenisnya: Kafalah bil maal/bit taslim/al munjazah.
C. Hawalah:
(Transfer Service), adalah pengalihan hutang/piutang  Anjak Piutang
dari orang yg berhutang/berpiutang kepada orang
lain yg wajib menanggungnya/menerimanya.
D. Rahn:
(Mortgage),adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu  Gadai
pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal-hal yang
boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerima
kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari
E. Qardh: pemberi amanah.
 Dana Talangan
Pinjaman tanpa bunga dari bank kepada nasabah
iii. Jasa Perbankan
PRINSIP DEFINISI JENIS
KEUANGAN
F. Sharf: Jual beli suatu valuta dengan valuta lain.  Money
G. Ujr: Changer
Imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu
pekerjaan yang dilakukan.  Payroll, Safe
NONKEUANGA Deposit, ATM,
N
Titipan asset nasabah individu atau badan yang harus
H. Wadi’ah: dijaga dan dikembalikan kapan saja dikehendaki
nasabah
 Yad Amanah  Pihak yang menerima tidak boleh menggunakan dan  Safe Deposit
memanfaatkan uang/barang yang dititipkan serta
wajib menjaganya. Untuk itu pihak penerima titipan
dapat membebankan biaya penitipan.
KEAGENAN
I. Kerjasama antara bank sebagai pemilik dana (shahibul
Mudharabah: maal) dan nasabah sebagai pengelola (mudharib).
Kedua pihak sepakat membagi keuntungan dan risiko
sesuai dg kontribusinya.
 Penggunaan dana dibatasi tempat, tujuan, dan jenis  Investasi
 Mudharabah usaha. Khusus/
Muqayyadah Terikat
- Executing, dana kelolaan, risiko di bank
Jasa Perbankan
No Produk Prinsip
Jasa Keuangan
1 Dana Talangan Qardh
2 Anjak Piutang Hiwalah
3 L/C, Transfer, Inkaso, Kliring, Wakalah
RTGS, dsb
4 Jual beli valuta asing Sharf
5 Gadai Rahn
6 Payroll Ujr / Wakalah
7 Bank Garansi Kafalah
Jasa Nonkeuangan
8 Safe Deposit Box Wadiah yad amanah / Ujr

Jasa Keagenan
9 Investasi Terikat (channeling, Mudharabah muqayyadah
executing)
Kegiatan Sosial
10 Pinjaman Sosial Qardhul Hasan
h. Alur Operasi Bank
Syariah
Tabel

Mudharib Bagi
Hasil
Penghimpunan Dana
Penyaluran Dana Pendapatan

POOLING DANA
Wadiah Yad Dhamanah Prinsip Bagi Hasil Bagi hasil/laba
Mudharabah Mutlaqah
(Investasi Tdk Terikat) Prinsip Jual Beli Margin

Ijarah, Modal, dll Prinsip Sewa Sewa

Hak Pihak Ketiga


Perhitungan

Laporan Laba Rugi BAGI HASIL


Pendapatan Operasi Utama (bagi
hasil, jual beli, sewa)
Agen: Mdh Muqayyadah/Inv. Terikat
Pendapatan Operasi Lain (fee
based income) Jasa Keuangan: Wakalah, Kafalah, dll

Jasa Non Keu: Wadiah Yad Amanah


POKOK BAHASAN
1. Gambaran Umum Perbankan Syariah
2. Bank Syariah di Beberapa Negara
a. Sudan
b. Malaysia
c. Indonesia
3. Bank Syariah di Indonesia
4. Kendala Pengembangan Perbankan Syariah
Bank Syariah di Sudan,
Malaysia, dan Indonesia
KETERANGAN INDONESIA MALAYSIA SUDAN
 Sistem Ekonomi Kapitalistik Kapitalistik Islam
 Sistem Perbankan Dual Banking Dual Banking Islamic System
 Awal Perkembangan 1992 1983 1984
 Pangsa Perbankan 2004: 1,1% 2004: 11% 100%
Syariah 2011: 9,1% 2010: 20%
 Komposisi Pembiayaan Des 2003 Des 2003 Des 2003
a. Mudharabah 14,4 % 0,5 % 6,9 %
b. Musyarakah 5,5 % -- 23,4 %
c. Murabahah 71,5 % 53,1 % 36,7 %
d. Lain-lain 8,6 % 46,4 % 33,0 %
 Regulasi Pembiayaan --- --- Murabahah
maks 30% dg
margin 10%
Bank Syariah di Sudan,
Malaysia, dan Indonesia
KETERANGAN INDONESIA MALAYSIA SUDAN
 Ketentuan Kolektibilitas Bagi hasil lebih --- Bagi hasil lebih
ketat dari longgar dari
murabahah murabahah
 Kedudukan Dewan Syariah Diluar Bank Didalam Bank Didalam Bank
Sentral Sentral Sentral
 Jumlah BUS/UUS 3/11 2/7 25
 Praktek Pembiayaan
a. Mudharabah  Collateral  Collateral  Collateral non
ada tidak ada capital 125%
b. Musyarakah
c. Murabahah  Tidak  Tidak  Menyimpan
menyimpan menyimpan barang
barang barang
Non Performing Financing 2,65 % ? 2,80 %
 Penduduk
a. Jumlah 235 Juta 23 Juta 38 Juta
b. Komposisi Muslim 88 % 58 % 70 %
POKOK BAHASAN
1. Gambaran Umum Perbankan Syariah
2. Bank Syariah di Beberapa Negara
3. Bank Syariah di Indonesia
a. Perkembangan
b. Peran BI dalam Sistem Perbankan Syariah
c. Prinsip Pengembangan
d. Blue Print Pengembangan (2002 – 2011)
e. Infrastruktur
4. Kendala Pengembangan Perbankan Syariah
a. Perkembangan
Para ulama dan pakar UU No. 10/1998 BI memperbesar unit kerja
BI mengeluarkan kebijakan
syariah sepakat untuk memberikan landasan yang menangani perbankan
untuk perbankan syariah.
mendorong pemerintah hukum yang kuat bagi bank syariah setingkat Direktorat.
agar memberi kesempatan syariah. Pengenalan PUAS
MUI mengeluarkan fatwa
untuk mendirikan bank Bank konv. diperbolehkan bahwa bunga bank adalah
syariah membuka UUS. haram hukumnya.

1990 1998 2000 2003


- Lokakarya dan Munas IV - Sistem perbankan - Pengenalan - Fatwa MUI bunga
MUI untuk mendirikan ganda diterapkan. Pasar Uang riba
bank syariah - Bank syariah diberi Antar Bank - BPS menjadi
kesempatan luas untuk Syariah (PUAS) direktorat DPbS
berkembang.

1980 1992 1999 2001 2004


- Ide, Diskusi Konseptual. - Sistem perbankan - Peran BI dalam - Pendirian Biro - Penyempurnaan
- Uji Coba Baitut Tamwil ganda diperkenalkan. pengaturan Perbankan peraturan perbankan
Salman, Bdg, Koperasi - Bank syariah pertama perbankan dan Syariah (BPS) syariah
Ridho Gusti, Jkt. BMI. moneter syariah di BI

UU No. 23/1999:
Para tokoh yang UU No.7/1992 memberikan BI bertanggung jawab untuk mengatur dan BI mendirikan unit BI mempersiapkan
terlibat Karnaen A. kesempatan kepada bank mengawasi bank, termasuk bank umum kerja terpisah beberapa peraturan,
Perwataatmaja, M. untuk melakukan usaha syariah dan BPRS setingkat Biro untuk antara lain:
Dawam Rahardjo, dengan sistem bagi hasil. BI berwenang untuk melakukan menangani 1. Standardisasi akad;
A.M. Saefuddin, Sebagai hasil Munas IV MUI pengawasan moneter berdasarkan prinsip perbankan syariah. 2. Tingkat Kesehatan;
M.Amin Azis, dll. didirikan BMI. syariah. 3. LPS
Tim peneliti BI utk Perbankan Syariah
dibentuk.
BUS kedua, UUS pertama berdiri.
i.
Perkembangan Jaringan Bank
Syariah 1992
- 2004 Jumlah Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia
Periode 1992-2004

160

Sebelum UU No. 10 Tahun 1998 Setelah UU No. 10 Tahun 1998


140

120
Kantor Pusat
Operasional/
100 Kantor Cabang

80
Kantor Cabang
Pembantu
60

Kantor Kas
40 Kantor Pusat/Unit
Usaha Syariah

20

0
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Nop
2004
ii.
Total & Share Asset, DPK & Pe
mbiayaan 2004
Posisi Jan-04 Feb-04 Mar-04 Apr-04 May-04 Jun-04 Jul-04 Aug-04 Sept Okt Nov

Total Assets 8.76 9.22 9.50 9.84 10.29 11.02 11.51 12.20 12.72 13.46 14.19

Deposit Fund 6.62 6.82 7.02 7.38 7.74 8.32 8.68 9.35 9.68 10.10 10.61

Financing extended 5.86 5.76 6.42 7.02 7.55 8.36 8.86 9.54 10.13 10.68 11.12

Total Assets* 0.76% 0.80% 0.83% 0.86% 0.87% 0.93% 0.97% 1.01% 1.05% 1.11% Na

Deposit Fund* 0.75% 0.78% 0.80% 0.85% 0.86% 0.91% 0.95% 1.02% 1.04% 1.09% Na

Financing extended* 1.23% 1.21% 1.32% 1.42% 1.47% 1.58% 1.67% 1.74% 1.83% 1.88% Na

FDR 88.49% 84.54% 91.36% 95.16% 97.57% 100.48% 102.03% 102.07% 104.46% 105.77% 104.81%

NPL 2.62% 2.64% 2.61% 2.49% 2.37% 2.35% 2.66% 2.88% 2.75% 2.65% Na

*) Share
iii. Pertumbuhan Share
Pembiayaan 2003 - 2004
100%

90%

80% Share Ave'03 Ave'04*

70%

60% Musharakah
3.01% 9.36%
50%

40% Mudharabah 14.45% 17.03%

30%

20% Murabahah 71.72% 66.18%

10% *) Data Hingga Oktober 2004


0%
Jan-03 Mar- May- Jul-03 Sep- Nov- Jan-04 Mar- May- Jul-04 Sep'04
03 03 03 03 04 04

SF Share RF Share C Share Mus Share Mud Share Mur Share S Share I Share Others Share

Dibandingkan tahun 2003, pada tahun 2004 share pembiayaan musyarakah dan mudharabah
cenderung meningkat dibandingkan pembiayaan murabahah (tabel di atas). Kecenderungan ini
disebabkan beberapa faktor, antara lain:
• Kerjasama bank syariah dengan koperasi pegawai.
• Kerjasama bank syariah dengan institusi keuangan non-bank.
• Projek infrastruktur (public service) yang sifatnya jangka pendek.
iv. Indikator dan Pangsa Bank Syariah thd
Total Perbankan Nasional (Oktober 2004)

Islamic Banks

Items Total Banks


  Nominal* Nominal Share
Total Assets 14.19 13.46 1.11 1218.35
Deposit Fund 10.61 10.1 1.09 928.11
Credit/Financing
extended 11.12 10.68 1.88 567.26
LDR/FDR*) 104.81% 105.77 61.12%
NPL na 2.65%   6.70%

*) November 2004
b. Peran BI dalam Sistem Perbankan
Syariah
UU No. 23/1999
 Mengatur dan mengawasi bank syariah (BU, UUS, BPRS).
 Melakukan pengawasan Moneter berdasarkan prinsip Syariah.
 Melakukan langka-langkah kebijakan untuk menciptakan lingkungan
yang kondusif, kompetitif, efisien, dan hati-hati bagi industri
perbankan syariah melalui:
 Pengawasan dan pemeriksaan, persiapan aturan dan pengembangan
infrastruktur, dan penelitian;
 Sosialisasi kepada masyarakat, training kepada SDI bank syariah;
 Peran aktif dalam pembentukan komunitas keuangan Islam.
c. Prinsip Pengembangan
 Pengembangan jaringan kantor perbankan syariah diserahkan
sepenuhnya kepada mekanisme pasar (market driven)
 Pengaturan dan pengembangan perbankan syariah dilaksanakan
dengan tidak menerapkan infant industry argument
 Pengembangan perbankan syariah baik dari sisi kelembagaan
maupun pengaturan dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan (gradual and sustainable approach)
 Pengaturan dan pengembangan perbankan syariah menerapkan
prinsip universalitas sesuai dengan nilai dasar Islam yaitu rahmat
bagi sekalian alam.
d. Blue Print Pengembangan
(2002 - 2011)
Mememenuhi standar
Meletakan Memperkuat
keuangan dan mutu
Fondasi Struktur pelayanan
Pertumbuhan Industri Internasional
Phase 1 Phase 2 Phase 3
(2002 – 2004) (2004 – 2008) (2008 – 2011)

– Melengkapi dan – Melengkapi dan – Meningkatkan


menyempurnakan memperkuat kinerja BS agar
peraturan yg sesuai infrastruktur minimal setara
dg karakteristik BS pendukung dengan Bank
konvensional &
– Meningkatkan – Meningkatkan Bank syariah
pemahaman kompetensi, skill Internasional
masyarakat ttg dan profesional
perbankan syariah lembaga dan pelaku – Meningkatkan
perbankan syariah service excelent dan
– Mendorong ketaatan thdp
pertumbuhan kantor – Meningkatkan prinsip syraiah
keseluruh wilayah fungsi intermediasi,
yang potensial dan efisiensi dan daya – Mendorong
penetrasi pasar saing industri peningkatan
perbankan syariah pembiayaan PLS dg
e. Infrastruktur
Nasional

BI: DSN:
DSN:
DPS Lembaga
Lembaga fatwa
fatwa
Pengawasan bank,
Kebijakan moneter:
SWBI
BUS
BUS UUS
UUS BPRS
BPRS
BASYARNAS
BASYARNAS
IAI
IAI
ASBISINDO
ASBISINDO
PASAR MODAL PUAS: ima LKSBB
LKSBB
BAZIS
BAZIS
Syariah: dll.
dll.
sukuk

IFSB, AAOIFI, IIFM, IDB


Internasional
POKOK BAHASAN
1. Gambaran Umum Perbankan Syariah
2. Bank Syariah di Beberapa Negara
3. Bank Syariah di Indonesia
4. Kendala Pengembangan Perbankan Syariah
a. Nasional
b. Internasional
a. Nasional
• Sumber Daya Manusia yang kompeten dan profesional yang
masih terbatas. Keterbatasan pada SDM ini akan mempengaruhi
bukan hanya resiko operasional bank namun juga resiko reputasi
yang secara khas dimiliki oleh perbankan syariah.
• Pemahaman masyarakat yang kurang tentang perbankan
syariah selain menjadi faktor yang memperlambat
perkembangan industri, juga dikhawatirkan akan mengurangi
proses check & balance berkaitan dengan kepatuhan syariah
dalam operasional bank atau aplikasi produk-produk syariah.
• Belum terdapat standard baku dalam aplikasi produk-produk
syariah berikut ketentuannya, membuat aplikasinya di lapangan
masih berpotensi untuk menyimpang dari apa yang telah
ditetapkan secara syariah.
• Sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya
berkaitan dengan transaksi keuangan, seperti kebijakan pajak
dan aspek legal.
• Infrastruktur masih pada tahapan awal pengembangan seperti
pasar modal, pasar keuangan, asuransi, LPS dll.
b. Internasional
• Belum tersedia uniform regulatory, meskipun saat ini hal
tersebut diharapkan dapat dilakukan oleh IFSB dan AAOIFI. Jika
masalah ini dapat diselesaikan, diharapkan integrasi pasar
perbankan syariah di dunia internasional dapat segera
terwujud. Yang pada akhirnya tentu akan mendorong
pertumbuhan perbankan syariah di masing-masing negara
muslim.
• Inovasi pada produk atau instrumen syariah yang masih
lambat.
• Masih terdapat perbedaan pada aplikasi prinsip-prinsip syariah
(lack of uniformity in the religious principles) dalam
perbankan syariah di beberapa negara muslim. Sehingga
beberapa instrumen tidak dapat diterima di semua negara
muslim.
Pengertian Bank Syariah
 Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan Syariah (nilai-nilai makro dan mikro).
 Nilai-nilai Makro: Keadilan, Maslahah, Zakat, bebas dari bunga
(riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti
perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan
meragukan (gharar), bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah
(bathil), dan uang sebagai alat tukar.
 Nilai-nilai Mikro: Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah
 Dimensi keberhasilan: Dunia dan akhirat (long term oriented) dan
sangat memperhatikan kebersihan sumber, kebenaran proses dan
kemanfaatan hasil.
Prinsip-prinsip Dasar
NILAI-NILAI MAKRO

 Keadilan:
• Keseimbangan antara hak dan kewajiban
• Tata hubungan sederajat (tidak ada pihak yang mengekploitasi
dan terekploitasi)
• Menempatkan sesuatu pada tempatnya
• Berpihak kepada kebenaran
 Maslahah:
• Orientasi pada kebutuhan masyarakat banyak
• Orientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (hanya
memenuhi needs tidak wants)
• Tidak merusak lingkungan
• Investasi pada bidang/sektor usaha yang halal
Prinsip-prinsip Dasar
NILAI-NILAI MAKRO

 Zakat:
• Social safety net (perlindungan hak fakir miskin)
• Mendorong asset diinvestasikan
• Hubungan harmonis antara the have dan the have not.
• Zakat bukan charity tetapi kewajiban
• Lebih merupakan sebuah upaya pengendalian harta masyarakat
agar mengalir (tidak menumpuk) menuju aktivitas investasi,
daripada tujuan pengumpulan dana untuk distribusi
 Bebas dari bunga (riba):
• Masa depan tidak dapat dipastikan
• Menghindari adanya pihak yang terekploitasi
• Lebih merupakan sebuah upaya untuk mengoptimalkan aliran
investasi dengan cara memaksimalkan kemungkinan investasi
melalui pelarangan adanya pemastian (riba)
Prinsip-prinsip Dasar
NILAI-NILAI MAKRO

 Bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti


perjudian (maysir):
• Meminimisir tindakan murni spekulatif (tidak terkait dengan
pengembangan sektor riil).
• Mendorong masyarakat berinvestasi pada sektor riil.
• Mendorong masyarakat berperilaku yang berorientasi jangka
panjang dan menghindari tindakan potong kompas
 Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar):
• Symmetric Information
• Meminimalkan transaksi yang tidak transparan
• Mempromosikan transparansi pada setiap transaksi
Prinsip-prinsip Dasar
NILAI-NILAI MAKRO

 Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil):


 Uang sebagai alat tukar:
• Fungsi dasar uang sebagai alat tukar
• Uang bukan untuk diperdagangkan
• Uang baru bernilai apabila telah diinvestasikan
• Pertumbuhan uang sejalan dengan pertumbuhan sektor riil
• Pengendalian uang = pengendalian sektor riil
 Tidak mengenal konsep “time value of money”, tetapi
mengenal konsep “economic value of time”
Prinsip-prinsip Dasar
NILAI-NILAI MIKRO
1.Shiddiq (Benar dan Jujur)
Memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas
yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan dana
masyarakat akan dilakukan dengan mengedepankan cara-cara yang
diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat)
terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram);
2. Tabligh (Mengembangkan Lingkungan / Bawahan Menuju
Kebaikan)
Secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi
masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah.
Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan
pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi
masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah;
3. Amanah (Dapat Dipercaya)
Menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola
dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa
saling percaya antara pihak pemilik dana dan pihak pengelola dana
investasi (mudharib);
4. Fathanah (Kompeten dan Profesional)
Memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan
kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat
Kewajiban Zakat dalam
Perspektif Ekonomi
Zakat bukan sekedar zakat%
upaya funding to
distribute (fungsi sosial),
lebih dari itu merupakan (1 + if%)
kontrol (fungsi
pengendalian) yang
bersifat menekan
Harta
(pressure) atas
keberadaan harta
masyarakat

Investasi
Pelarangan Riba dalam
Perspektif Ekonomi
Aliran Investasi yang Terbendung
(Tidak Optimal)
laba ~

X%

Rugi ~

Semakin tinggi suku bunga maka semakin besar


kemungkinan aliran investasi yang terbendung
Pelarangan Riba dalam
Perspektif Ekonomi
Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi

I%

Meningkatnya suku bunga dari y%


menjadi x% telah membendung
aliran investasi sebesar Q1 - Q2
x%

y%

0 Q2 Q1 Q(I)
Pelarangan Maysir dalam
Perspektif Ekonomi
• Larangan penimbunan barang (hadis) dikarenakan ber-
dampak pada berkurangnya agregat supply barang & jasa.
• Dengan demikian aktivitas yang tidak memberikan dampak
meningkatkan agregat supply barang & jasa, merupakan
hal yang tdk diperbolehkan (haram).
• Untuk itulah JUDI diharamkan, karena judi tidak memiliki
pengaruh terhadap agregat supply / tidak produktif.

Jual Beli Judi


Aliran Investasi (perlu Ya Ya
modal)
Tidak Pasti Ya Ya
Kaitan dgn sektor riil / Ya Tidak
Agre Supply naik ?
Perbedaan Bank Syariah dan
Bank Konvensional
Sistem Islam
Anti Riba Anti Judi

X%

P
Riba Judi

Sistem Konvensional
Perbedaan Bank Syariah dan
Bank Konvensional
BUNGA BAGI HASIL
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad 1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil
dengan asumsi usaha akan selalu disepakati pada waktu akad dengan
menghasilkan keuntungan. berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

2. Besarnya persentase didasarkan pada jumlah 2. Besarnya rasio bagi hasil didasarkan pada
dana/modal yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.

3. Bunga dapat mengambang/variabel, dan 3. Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama
besarnya naik turun sesuai dengan naik akad masih berlaku, kecuali diubah atas
turunnya bunga patokan atau kondisi kesepakatan bersama.
ekonomi.
4. Pembayaran bunga tetap seperti yang 4. Bagi hasil bergantung pada keuntungan usaha
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah usaha yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian
yang dijalankan peminjam untung atau rugi. akan ditanggung bersama.

5. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat 5. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun keuntungan naik berlipat ganda. dengan peningkatan keuntungan.

6. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak 6. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
dikecam) oleh semua agama. hasil.
Produk Pendanaan
Skema Simpanan Wadi’ah Yad Dhamanah

1b. Akad Wadi’ah


Yad Dhamanah
1a. Titip Barang / Aset

PENITIP
PENYIMPAN

4. BONUS

3. Bagi Hasil

2. Pemanfaatan Aset
DUNIA USAHA
Produk Pendanaan
Skema Simpanan Qardh

1b. Akad Qardh

1a. Meminjamkan Dana

NASABAH
BANK

4. BONUS

3. Bagi Hasil

2. Pemanfaatan Dana
DUNIA USAHA
Produk Pendanaan
Skema Investasi Mudharabah

1b. Akad
Mudharabah
1a.Investasi

NASABAH
BANK

4. Bagi Hasil

3. Bagi Hasil

2. Investasi
DUNIA USAHA
Produk Pembiayaan
POLA BAGI HASIL

Bagan Proses Pembiayaan Mudharabah

Akad Mudharabah
BANK PENGUSAHA

MODAL 100 % SKILL

KEGIATAN USAHA

Bagian Bagian
Keuntungan X Keuntungan Y
KEUNTUNGAN

Modal 100%
MODAL
Produk Pembiayaan
POLA BAGI HASIL

Bagan Proses Pembiayaan Musyarakah

Akad Musyarakah
BANK PENGUSAHA

MODAL & SKILL MODAL & SKILL

KEGIATAN USAHA

Bagian Bagian
Keuntungan X Keuntungan Y
KEUNTUNGAN

Bagian Modal Bank


MODAL
Produk Pembiayaan
POLA NONBAGI HASIL

JUAL BELI

Tunai Murabahah

Salam Istishna

SEWA

Ijarah Tidak ada alih IMB Alih


kepemilikan kepemilikan

Janji untuk menjual


di awal Akad
Produk Pembiayaan
POLA JUAL BELI
Bagan Proses Pembiayaan Murabahah

1. Negosiasi &
Persyaratan
3a. Akad
Murabahah
3b. Serah terima
barang
NASABAH
BANK

4. Bayar
kewajiban
2. Beli Barang tunai 3c. Kirim Barang

SUPLIER PENJUAL
Produk Pembiayaan
POLA JUAL BELI
Bagan Proses Pembiayaan Salam Paralel

Pesanan dengan
Kriteria
1a. Negosiasi &
Akad Salam

Muslam ilaih
Muslam
2a. Bayar
dimuka
BANK 3b. Kirim Dokumen
Muslam NASABAH

Salam I
Pesan barang

PRODUSEN PENJUAL
Nasabah

2b. Bayar
Muslam ilaih
1b. Negosiasi & 3a. Kirim Barang
Produksi sesuai
Akad Salam Pesanan

Salam II
Produk Pembiayaan
POLA JUAL BELI
Bagan Proses Pembiayaan Istishna Paralel

Pesanan dengan
Kriteria
1a. Negosiasi &
Akad Istishna

Mustashni’
Shani’
2a. Bayar
dimuka, dicicil,
3b. Kirim Dokumen dibelakang NASABAH
BANK
Mustashni’
Istishna I
Pesan barang
Nasabah

PRODUSEN PENJUAL

2b. Bayar
Shani’
1b. Negosiasi & Produksi sesuai 3a. Kirim Barang
Akad Istishna Pesanan

Istishna II
Produk Pembiayaan
POLA SEWA
Bagan Proses Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

3c. Pengiriman

SUPLIER Obyek
NASABAH
PENJUAL 3a Sewa 5b

Kepemilikan 4. Bayar sewa

2. Beli obyek sewa 3b. Akad IMB


5a. Alih Kepemilikan

BANK 1. Pesan obyek sewa


Jasa Keuangan
Wakalah

Kontrak + Fee

NASABAH •Agency
•Administration
•Collection
•Payment
•Co-arranger BANK
•etc

INVESTOR
Kontrak + Fee
Jasa Keuangan
Kafalah

BANK NASABAH
Jasa Objek
Penanggung Ditanggung
Tertanggung
Jasa Keuangan
Hawalah

5. Bayar
2. Invoice BANK

4. Tagih
3. Bayar

PENYUPLAI PEMBELI
1. Suplai barang
Jasa Keuangan
Rahn

Pinjaman/Pembiayaan

Menggadaikan barang
BANK NASABAH

JAMINAN/BARANG YG DIGADAIKAN
Jasa Keuangan
Qardh

Aqad Qardh
Keahlian Modal 100%

NASABAH BANK

PROYEK/ USAHA
100%
Modal
KEUNTUNGAN kembali

MODAL
Jasa Nonkeuangan
Wadi’ah yad Amanah

1. Titip barang/uang

NASABAH 2. Bebankan biaya penitipan BANK


Kegiatan Sosial
QARDHUL HASAN

Bagan Proses Pinjaman Qardh/ Qardhul Hasan

Akad Qardh Hasan


BANK PENGUSAHA

MODAL 100% SKILL

KEGIATAN USAHA

Keuntungan
KEUNTUNGAN

Modal 100%
MODAL
Jaringan Bank Syariah 2004

  Jan'04 Feb'04 Mar'04 Apr'04 May'04 Jun'04 Jul'04 Ags'04 Sep'04 Okt’04 Nov’04

KP 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

UUS 8 8 9 9 9 10 10 11 12 14 15

KPO 114 114 115 123 126 129 131 134 137 141 142

KCP 26 26 31 34 35 35 36 40 45 46 47

KK 101 102 99 101 103 108 110 110 110 111 115

Jumlah 251 252 256 269 275 284 290 298 307 315 322

BPRS 84 84 85 85 86 88 88 88 89 89 88

Total 335 336 341 354 361 372 378 386 396 404 410
Pertumbuhan Asset dan DPK
2001 - 2004
14000000 200.000%

12000000
150.000%
10000000

100.000%
8000000

6000000
50.000%

4000000
0.000%
2000000

0 -50.000%
Ja Ma Ma J Se No Ja Ma Ma J Se No Ja Ma Ma J Se No Ja Ma Ma J
n- r- y- ul- p- v- n- r- y- ul- p- v- n- r- y- ul- p- v- n- r- y- ul-
01 01 01 01 01 01 02 02 02 02 02 02 03 03 03 03 03 03 04 04 04 04

Asset
*) Share DPK Grow th-assets-Seasonal Grow th-DPK-Seasonal Grow th-assets Grow th-DPK

Anda mungkin juga menyukai