Anda di halaman 1dari 21

PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA
01
Pengertian
Bank Syariah
“Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya dengan
didasarkan pada prinsip Syariah dan
menurut jenisnya bank Syariah terdiri dari
BUS (Bank Umum Syariah) , UUS (Unit
Usaha Syariah) dan BPRS (Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah)”

UU No. 21 Tahun 2008


02
Tujuan
Perbankan
Syariah
“Tujuan dari dirikan perbankan Syariah
adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan
dan pemerataan kesejahteraan rakyat”

—Otoritas Jasa Keuangan_


03
Fungsi
Perbankan
Syariah
Fungsi Perbankan Syariah
1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah,
atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf
uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan
kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
04
Prinsip Dasar
Perbankan
Syariah
PRINSIP DASAR BANK SYARIAH
Larangan terhadap transaksi yang mengandung barang atau jasa yang
diharamkan
Pelarangan terhadap transaksi yang haram zatnya tersebut diwujudkan dalam bentuk larangan
memberikan pembiayaan yang terkait dengan aktivitas pengadaan jasa, produksi makanan, minuman,
dan bahan konsumsi lain yang diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Bank Syariah dituntut untuk
selalu memastikan kehalalan jenis usaha yang dibantu pembiayaannya oleh bank syariah

Larangan terhadap transaksi yang diharamkan Sistem dan Prosedur


Perolehan Keuntungannya
- Tadlis (Transaksi yang mengandung hal pokok yang tidak diketahui oleh salah satu pihak
- Gharar (Ketiadaan informasi terjadi pada kedua belah pihak yang bertransaksi.
- Maysir (Permainan dimana salah satu pihak akan di untungkan dan pihak lain dirugikan)
- Riba (Tambahan yang dipersyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang
dibenarkan Syariah atas penambahan tersebut.
- Ba’I Ikhtikar (Mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan cara menimbun)
- Ba’I Najasy (Menciptakan permintaan palsu sehingga harga produk akan naik)
05
Perbedaan
Bank Syariah
dan Bank
Konvensional
Secara garis besar hal-hal yang membedakan antara bank konvensional
dengan bank syariah adalah sebagai berikut:
No. Bank Konvensional Bank Syariah
1 Bebas nilai Berinvestasi pada usaha yang halal
2 Sistem bunga Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee

3 Besaran bunga tetap Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung


kinerja usaha
4 Profit oriented (kebahagiaan dunia saja) Profit dan falah oriented (kebahagiaan dunia dan
akhirat)
5 Hubungan debitur-kreditur Pola hubungan:
1. Kemitraan (musyarakah dan mudharabah )
2. Penjual – pembeli (murabahah,
salam dan istishna)
3. Sewa menyewa (ijarah)
4. Debitur – kreditur; dalam pengertian  equity
holder (qard)
6 Tidak ada lembaga sejenis dengan Dewan Ada Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Pengawas Syariah
Perbedaan antara system bunga bank dengan prinsip bagi hasil bank
syariah adalah sebagai berikut:
No. Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
1 Asumsi selalu untung Ada kemungkinan untung/rugi
Didasarkan pada jumlah uang (pokok) pinjaman Didasarkan pada rasio bagi hasil dari pendapatan/keuntungan
2
yang diperoleh nasabah pembiayaan
Nasabah kredit harus tunduk pada pemberlakuan Margin keuntungan untuk bank (yang disepakati bersama)
perubahan tingkat suku bunga yang ditambahkan pada pokok pembiayaan berlaku sebagai
tertentusecarasepihakoleh bank, sesuai dengan harga jual yang tetap sama hingga berakhirnya masa akad.
fluktuasi tingkat suku bunga di pasar uang. Porsi pembagian bagi hasil berdasarkan nisbah (yang
3
Pembayaranbunga yang sewaktu-waktu dapat disepakati bersama) berlaku tetap sama, sesuai akad, hingga
meningkat atau menurun tersebut tidak dapat berakhirnya masa perjanjian pembiayaan (untuk pembiayaan
dihindari oleh nasabah di dalam masa pembayaran konsumtif)
angsuran kreditnya.
Tidak tergantung pada kinerja usaha. Jumlah Jumlah pembagian bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja
pembayaran bunga tidak meningkat meskipun usaha (untuk pembiayaan berdasarkan bagi hasil)
4
jumlah keuntungan berlipatganda saat keadaan
ekonomi sedang baik
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh Tidak ada agama yang meragukan keabsahan bagi hasil
5
semua agama termasuk agama Islam
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang
6 tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan
pihak nasabah untung atau rugi maka kerugian akan ditanggung bersama kedua pihak
05
Sumber Hukum
Perbankan
Syariah
SUMBER HUKUM PERBANKAN SYARIAH

HUKUM ISLAM HUKUM POSITIF

Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional


Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Majelis Ulama Indonesia (Fatwa DSN-MUI)
sumber Hukum Primer yaitu Al-Quran
Perbankan sebagaimana telah diubah sebagaimana fatwa tersebut dikeluarkan
dan As-Sunnah / Al-Hadist
dengan undang-undang No. 10 Tahun 1998 berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah / Al-
Hadist sebagai sumber hukum Islam

Fatwa-fatwa berbagai mazhab tentang


Sumber Hukum Sekunder yaitu Ijtihad, Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang transaksi keuangan syariah sepanjang
Ijma dan Qiyas Perbankan Syariah belum ditentukan dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Ketentuan Perundangan khususnya KUH Putusan-putusan Pengadilan Agama
Perdata tentang Perikatan dan Undang- Indonesia dan putusan-putusan Badan
undang No. 8 Tahun 1999 tentang Syariah Nasional (BASYARNAS) Majelis
Perlindungan Konsumen Ulama Indonesia
Bebagai pandangan para ilmuwan hukum
Peraturan-peraturan Bank Indonesia mengenai aspek-aspek hukum berbagai
tentang Perbankan Syariah produk finansial syariah
06
Akad dan Produk
Perbankan
Syariah
AKAD DAN PRODUK BANK SYARIAH

PENDANAAN PEMBIAYAAN JASA PERBANKAN SOSIAL

POLA TITIPAN POLA BAGI HASIL POLA LAINNYA POLA PINJAMAN


Wadiah Yad Dhamanah Mudharabah Wakalah Qardhul Hasan
(Giro, Tabungan) Musyarakah Kafalah (Pinjaman Kebajikan)
(Investment Financing) Hawalah
POLA PINJAMAN Rahn
Qardh POLA JUAL BELI Ujr
(Giro, Tabungan) Murabahah Sharf
Salam (Jasa Keuangan)
POLA BAGI HASIL Istishna
Mudharabah Mutlaqah (Trade Financing) POLA TITIPAN
Mudharabah Muqayyadah Wadi'ah Yad Dhamanah
(Tabungan, Giro, Investasi, Obligasi) POLA SEWA (Jasa Non Keuangan)
Ijarah
POLA SEWA Ijarah Muntahiyah Bi Tamlik POLA BAGI HASIL
Ijarah (Trade Financing) Mudharabah
(Obligasi) Muqayyadah
POLA PINJAMAN (Jasa Keagenan)
Qardh
(Dana Talangan)
Mengapa perlu produk Bank Syariah

01 02
Memenuhi Kebutuhan jasa perbankan
bagi masyarakat yang menganggap
Mengakomodasi penampungan aliran modal dari
bunga bank konvensional adaah riba pemilik dana dalam negeri dan dari Lembaga-
Lembaga keuangan internasional yang
mensyaratkan penerapan landasan syariah

03
Produk dan jasa perbankan
Syariah dapat lebih variatif, karena
04
Melengkapi Pelayanan jada di
dapat merupakan kombinasi dari
produk commercial bank, finance bidang perbankan selain jasa
company dan investment bank. perbankan konvensional
07
Milestone dan
Data Statistik
Perbankan
Syariah
Statistik Perbankan Syariah di Indonesia

KELOMPOK BANK JUMLAH KP / KC KCP KK

Bank Umum Syariah 15 Bank 501 1.350 191

Unit Usaha Syariah 20 Unit 139 174 67

SPS – JUNI 2021


Terima Kasih

Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek Hukumnya – Prof Dr Sutan Remy Sjahdeini, S.H
Pembiayaan Bank Syariah – Dr. A Wangsawidjaja Z., S.H., M.H
www.ojk.go.id
Statistis Perbankan Syariah – Juni 2021
Slidesgo.com

Anda mungkin juga menyukai