Perbankan Syariah : Segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
Aspek Hukum : Pada Bank Syariah semua transaksi atau akad yang digunakan harus sesuai
dengan syariat Islam berdasarkan Al-Qur'an, Hadits dan Fatwa Ulama (MUI). Sedangkan
Bank Konvensional semua Transaksi yang digunakan berdasarkan hukum positif yang
berlaku di Indonesia, hukum yang digunakan merupakan hukum pidana dan hukum perdata.
Aspek Dewan pengawas : Pada Bank Syariah terdiri dari BI, Bapepam, komisaris dan Dewan
pengurus syariah, sedangkan Bank Konvensional terdiri dari BI, Bapepam, dan komisaris
saja.
Aspek Investasi : Pada Bank Syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak pengguna dana,
sangat selektif dan hanya boleh menyalurkan dananya dalam investasi halal saja, sedangkan
Bank Konvensional tidak mempertimbangkan jenis investasinya, akan tetapi penyaluran
dananya dilakukan untuk perusahaan yang menguntungkan, meskipun menurut syariat
tergolong produk yang tidak halal.
Aspek Oientasi : Pada Bank Syariah lebih mengutamakan keuntungan, kemakmuran dan
kebahagiaan dunia akhirat bagi nasabahnya. Sedangkan Bank Konvensional lebih cenderung
hanya untuk mencari keuntungan saja.
Aspek Keuntungan : Pada Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak yang bertujuan agar bisa memperoleh keuntungan bersama,
sedangkan Bank Konvensional menerapkan sistem bunga tetap dan menganggap bahwa yang
akan diberikan pinjaman dana akan selalu untung dengan kata lain hanya mencari keuntungan
semata dan tidak peduli yang meminjam dana itu memperoleh keuntungan maupun kerugian.
Aspek Hubungan antara bank dan nasabah : Pada Bank Syariah bank bukan sebagai kreditor,
tetapi sebagai mitra kerja dalam usaha bersama antara bank syariah dan debitur, sedangkan
Bank Konvensional hubungan bank dengan nasabah sebagai kreditur dan debitur. Jika
pembayaran kredit oleh debitur lancar, maka pihak bank akan memberikan keterangan lancar.
Namun, jika pembayaran pinjaman macet maka pihak bank akan menagih, bahkan bisa
berujung pada penyitaan aset.
Aspek Sosial : Pada Bank Syariah dinyatakan secara tegas dan eksplisit dalam visi dan misi
sedangkan Bank Konvensional tidak ditegaskan secara eksplisit.
Aspek Akad : Pada Bank Syariah akad yang digunakan harus sesuai dengan syariat islam,
perjanjian antara bank syariah dengan nasabah harus sesuai dengan kesepaatan berdasarkan
prinsip syariah, seperti mudharabah, musyarakah, al musaqat, al ba’i, ijarah dan wakalah.
Sedangkan Bank Konvensional akad yang dilakukan antara bank dan nasabah menggunakan
dasar hukum yang berlaku di Indonesia.
Aspek Budaya : Dengan adanya kesadaran masyarakat untuk menjalankan ajaran Islam yang
lebih baik, semakin banyak masyarakat yang akan menggunakan bank syariah sebagai tempat
menaruh dana, berinvestasi, maupun untuk membiayai usahanya. Ada rasa kenyamanan ketika
menempatkan dana di bank syariah. Terbebas dari riba dan mendapatkan bagi hasil dari investasi
yang halal. Dan Insya Allah sumber daya manusianya relative terjaga dari aksi moral hazard,
meskipun yang namanya manusia kemungkinan untuk itu akan selalu ada. Demikian juga ketika
menggunakan pembiayaan bank syariah, ada kenyamanan dan kepastian.