0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
580 tayangan9 halaman
1. Undang-undang Perbankan tahun 1992 dan 1998 mengatur asas, fungsi, dan jenis bank secara umum tanpa membedakan bank konvensional dan syariah. 2. Undang-undang Perbankan Syariah tahun 2008 mengatur khusus tentang asas, fungsi, dan larangan yang berlaku bagi bank syariah dan unit usaha syariah. 3. Terdapat perbedaan pengaturan mengenai bentuk hukum, dewan pengawas, dan penyelesaian sengketa antara k
Deskripsi Asli:
Judul Asli
( 1410111084 Afdalul zikri ) Perbandingan undang - undang no 7 tahun 1992 jo undang - undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan dengan undang – undang no 21 tahun 2008 tentang (1).pptx
1. Undang-undang Perbankan tahun 1992 dan 1998 mengatur asas, fungsi, dan jenis bank secara umum tanpa membedakan bank konvensional dan syariah. 2. Undang-undang Perbankan Syariah tahun 2008 mengatur khusus tentang asas, fungsi, dan larangan yang berlaku bagi bank syariah dan unit usaha syariah. 3. Terdapat perbedaan pengaturan mengenai bentuk hukum, dewan pengawas, dan penyelesaian sengketa antara k
1. Undang-undang Perbankan tahun 1992 dan 1998 mengatur asas, fungsi, dan jenis bank secara umum tanpa membedakan bank konvensional dan syariah. 2. Undang-undang Perbankan Syariah tahun 2008 mengatur khusus tentang asas, fungsi, dan larangan yang berlaku bagi bank syariah dan unit usaha syariah. 3. Terdapat perbedaan pengaturan mengenai bentuk hukum, dewan pengawas, dan penyelesaian sengketa antara k
UNDANG - UNDANG NO 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN DENGAN UNDANG UNDANG NO 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH
NAMA : AFDALUL ZIKRI
BP : 1410111084 Perbandingan Undang - Undang no 7 tahun 1992 jo Undang - Undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan dengan Undang Undang no 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Undang - Udang no 7 tahun 1992 jo
Undang - Undang no 10 tahun 1998 Undang Undang no 21 tahun 2008
Asas, Fungsi, dan Tujuan
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati- hatian. Dalam definisi Prinsip Syariah terdapat dua hal Fungsi utama perbankan Indonesia adalah penting yaitu: sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. (1) prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam, dan Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan (2) penetapan pihak/lembaga yang berwenang nasional dalam rangka meningkatkan mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan prinsip syariah. stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak Jenis dan Usaha Bank Jenis bank adalah Bank Umum dan Bank Fungsi dari perbankan syariah, selain Perkreditan Rakyat. melakukan fungsi penghimpunan dan Undang-Undang ini mengatur mengenai usaha penyaluran dana masyarakat, juga yang diperbolehkan bagi Bank Umum dan BPR. melakukan fungsi sosial yaitu: Usaha BPR lebih terbatas dibandingkan dengan (1) dalam bentuk lembaga baitul maal yang usaha Bank Umum. menerima dana zakat, infak, sedekah, UU ini juga mengatur beberapa larangan yang hibah dan lainnya untuk disalurkan ke tidak boleh dilakukan oleh Bank Umum dan organisasi pengelola zakat, dan BPR. (2) dalam bentuk lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang yang menerima wakaf uangdan menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang ditunjuk (Pasal 4). Perizinan, Bentuk Hukum Pihak - pihak yang akan melakukan kegiatan usaha Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) wajib Setiap pihak yang melakukan kegiatan terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Syariah atau UUS dari Bank Indonesia. simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin Selain mendirikan Bank Syariah atau UUS baru, pihak- usaha sebagai Bank Umum atau BPR dari Menteri pihak yang ingin melakukan kegiatan usaha perbankan Keuangan, setelah mendengar pertimbangan syariah dapat melakukan pengubahan(konversi) bank Bank Indonesia. konvensional menjadi Bank syariah. Pengubahan dari Bank Syariah menjadi bank konvensional merupakan Untuk mendapatkan izin usaha, Bank Umum dan hal yang dilarang dalam UU ini (Pasal 5). BPR wajib memenuhi persyaratan yang diatur Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dalam UU ini. dimiliki oleh warga negara Indonesia (WNI) dan/atau badan hukum Indonesia, WNI dan/atau badanhukum Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa salah Indonesia dengan warga negara asing (WNA) dan/atau satu dari: Perusahaan Perseroan (PERSERO); badan hukum asing secara kemitraan, atau Pemerintah daerah. Sedangkan BPRS hanya dapat didirikan Perusahaan Daerah; dan/atau dimiliki oleh WNI dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya WNI, pemerintah Koperasi; daerah, atau gabungan dua pihak atau lebih dari WNI, badan hukum Indonesia dan pemerintah daerah (Pasal Perseroan Terbatas 9). Bentuk hukum suatu BPR dapat berupa salah satu dari: Perusahaan Daerah; UU Perbankan Syariah hanya mengenal bentuk badan hukum Perseroan Terbatas Koperasi; (Pasal 7).Setiap upaya penggabungan, peleburan dan pengambilalihan BankSyariah Perseroan Terbatas wajib mendapat izin terlebih dahulu dari Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. Hasilpenggabungan dan Pemerintah peleburan antara Bank Syariah dengan bank lainnyadiwajibkan untuk menjadi Bank Syariah (Pasal 17) Istilah Bank Perkreditan Rakyat yang diubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perubahan ini untuk lebih menegaskan adanya perbedaan antara kredit dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Pembinaan dan Pengawasan Secara umum bank syariah dan UUS Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan dilarang untuk melakukan kegiatan usaha oleh Bank Indonesia. yang bertentangan dengan prinsip syariah, melakukan kegiatan jual beli BI menetapkan ketentuan tentang kesehatan saham secara langsung di lantai bursa bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas asset, kualitas serta kegiatan perasuransian kecuali manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, sebagai agen pemasaran produk asuransi dan aspek lain yang berhubungan dengan syariah (Pasal 24 dan Pasal 25). Bagi usaha bank. BPRS, selain larangan tersebut, juga dilarang untuk membuka produk Bank wajib memelihara kesehatan bank dan simpanan giro dan ikut serta dalam lalu wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip lintas pembayaran serta kegiatan valuta kehati-hatian. asing kecuali penukaran valuta asing (Pasal 25). BI melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Berdasarkan usul BI, Menteri Keuangan mencabut izin usaha bank yang bersangkutan dan memerintahkan direksi untuk melikuidasi UU Perbankan Syariah juga mewajibkan bank tersebut. dibentuknya Dewan Pengawas Syariah di Dalam hal direksi tidak melikuidasi bank, setiap Bank Syariah dan Bank Umum Menteri Keuangan setelah mendengar konvensional yang memiliki UUS, dengan pertimbangan BI meminta kepada Pengadilan tugas antara lain memberikan nasihat dan untuk melikuidasi bank yang bersangkutan. saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah (pasal 32). Dewan Pengawas Syariah tersebut diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia Dewan Komisaris, direksi, dan Tenaga Asing Pengangkatan keanggotaan dewan komisaris dan direksi bank, wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam UU ini. Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam Perubahan keanggotaan dewan komisaris dan lingkungan Peradilan Agama atau di luar direksi bank wajib dilaporkan kepada BI. Peradilan Agama apabila dalam akad Dalam menjalankan kegiatannya, bank dapat telah diperjanjikan sebelumnya sepanjang menggunakan tenaga asing. tidak bertentangan denganPrinsip Syariah (Pasal 55).
Dalam Aturan Peralihan telah diaturmengenai batasan UUS beralih menjadi Bank Umum Rahasia Bank Syariah,mengingat UUS hanya bersifat Bank dilarang memberikan keterangan yang sementara, yaitu : tercatat pada bank tentang keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabahnya, yang wajib Dalam hal Bank Umum Konvensional dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman memiliki UUS yang nilai asetnya telah dalam dunia perbankan, kecuali dalam hal mencapai paling sedikit 50% (lima sebagaimana diatur dalam UU ini. puluhpersen) dari total nilai aset bank induknya, maka Bank Umum Konvensional Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif dimaksud wajib melakukan Pemisahan UU ini juga mengatur ketentuan pidana dan UUS tersebut menjadi Bank Umum snaksi administratif bagi siapapun yang Syariah; atau melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam UU ini. 15 (lima belas) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Perbankan Syariah, maka Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS wajib melakukan pemisahan UUS yang dimilikinya menjadi Bank Umum Syariah.
(1410111084 Afdalul Zikri) Perbandingan Undang - Undang No 7 Tahun 1992 Jo Undang - Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Dengan Undang - Undang No 21 Tahun 2008 Tentang