PERBANKAN SYARIAH
Bahan Kuliah
UNDANG-UNDANG NO.21 TAHUN
2008 TENTANG
PERBANKAN SYARIAH
Bahan Kuliah
2
PROSES PENYUSUNAN
UU PERBANKAN SYARIAH
3
STRUKTUR UU
Terdiri dari:
13 Bab dan 70 Pasal, meliputi:
Bab 1 Ketentuan Umum
Bab 2 Asas, Tujuan dan Fungsi
Bab 3 Perizinan, Bentuk Badan Hukum, Anggaran Dasar, dan Kepemilikan
Bab 4 Jenis dan Kegiatan Usaha, Kelayakan Penyaluran Dana, dan Larangan Bagi Bank Syariah
dan UUS
Bab 5 Pemegang Saham Pengendali, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi, dan
Tenaga Kerja Asing
Bab 6 Tata Kelola, Prinsip Kehati-hatian, dan Pengelolaan Risiko Perbankan Syariah
Bab 7 Rahasia Bank
Bab 8 Pembinaan dan Pengawasan
Bab 9 Penyelesaian Sengketa
Bab 10 Sanksi Administratif
Bab 11 Ketentuan Denda
Bab 12 Ketentuan Peralihan
Bab 13 Ketentuan Penutup
4
ISU-ISU BARU DALAM
UU PERBANKAN SYARIAH
5
DEFINISI
Ketentuan Umum, Pasal 1, angka 9
BPRS = Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
6
ASAS PERBANKAN SYARIAH
Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan
prinsip kehati-hatian.(Pasal 2)
Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan
usaha yang tidak mengandung unsur Riba, Maisir, Gharar, Haram, Zalim.
Yang dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah kegiatan ekonomi syariah
yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan.
Yang dimaksud dengan “prinsip kehati-hatian” adalah pedoman pengelolaan
Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan
efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7
TUJUAN PERBANKAN SYARIAH
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan
rakyat.(Pasal 3)
8
FUNGSI SOSIAL BANK SYARIAH
10
SPIN OFF
11
KEGIATAN USAHA BPRS
UU No. 7/1992 dan UU Perbankan Syariah, Pasal 21
UU No.10/1998, Pasal 13
Menghimpun dana masyarakat Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk: simpanan berupa
dalam bentuk simpanan berupa tabungan atau yg dipersamakan dg itu berdasarkan akad
deposito berjangka, tabungan wadi’ah atau akad lain yg tdk bertentangan dengan prinsip
dan/atau bentuk lainnya yg syariah; dan investasi berupa deposito atau tabungan atau
dipersamakan dengan itu. bentuk lainnya yg dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yg tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
Memberikan kredit. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
pembiayaan bagi hasil (mudharabah/musyarakah), pembiayaan
transaksi jual beli (murabahah, salam, istishna’), pinjaman
(qardh), pembiayaan sewa menyewa (ijarah) atau sewa beli
(Ijarah MBT), dan pengambilalihan utang (hawalah).
Menyediakan pembiayaan dan Menempatkan dana pada BS lain dalam bentuk: titipan (akad
penempatan dana berdasarkan wadi’ah) atau investasi (akad mudharabah) dan/atau akad lain yg
prinsip syariah sesuai ketentuan tdk bertentangan dg prinsip syariah.
yg ditetapkan BI.
Menempatkan dana dalam SBI, Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun
deposito berjangka, sertifikat untuk kepentingan nasabah melalui rekening BPRS yg ada di
deposito dan/atau tabungan pada BUS/BUK/UUS.
bank lain.
Menyediakan produk/melakukan kegiatan usaha BS lainnya sesuai
prinsip syariah berdasarkan persetujuan BI.
12
KEGIATAN USAHA BPRS YANG DILARANG
UU No. 7/1992, Pasal 14 UU Perbankan Syariah, Pasal 25
Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan
prinsip syariah
Menerima simpanan berupa Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam
giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
lalu lintas pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali
dalam valuta asing. penukaran uang asing dengan izin BI.
Melakukan penyertaan Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga
modal. yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas
BPRS.
Melakukan usaha Melakukan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
perasuransian. pemasaran produk asuransi syariah.
Melakukan usaha lain diluar Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha
kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13
13
KOMITE PERBANKAN SYARIAH
14
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Pasal 32, ayat (1), (2), (3) dan (4)
Dewan Pengawas Syariah (DPS) wajib dibentuk di BS dan BUK
yang memiliki UUS;
DPS diangkat oleh RUPS atas rekomendasi MUI;
DPS bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi
serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip
syariah;
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan DPS diatur
dengan PBI, yang sekurang-kurangnya meliputi:
Ruang lingkup, tugas dan fungsi DPS
Jumlah anggota DPS
Masa kerja
Komposisi keahlian
Maksimal jabatan rangkap
Pelaporan DPS
15
TAMBAHAN WEWENANG DALAM
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
16
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 55, ayat (1) dan (2)
17
KETENTUAN PERALIHAN
JANGKA WAKTU PENYESUAIAN
Pasal 67, ayat (1) dan (2)
18
KETENTUAN PERALIHAN
SPIN OFF WAJIB
Pasal 68, ayat (1) dan (2)
19
HIRARKI KETENTUAN BANK INDONESIA
UUD 1945
SE Ektern SE Intern
IV.KEWAJIBAN
•
•
Standar Akuntansi / Pelaporan
PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
AKAD PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA
• BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
Regulasi Perbankan Syariah
• GIRO WAJIB MINIMUM SYARIAH
• KLIRING
• FASILITAS PEMBIAYAAN JANGKA
PENDEK SYARIAH
• SBI SYARIAH
I. Kelembagaan Bank Syariah
• PUAS