DISUSUN OLEH
NAMA : SITI NURMALA SOLIHAT
NIM : 042076779
“Tidaklah biaya rugi dan bunga, harus digantinya, apabila lantaran keadaan
memaksa atau lantaran suatu kejadian tidak disengaja si berhutang berhalangan
memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama
telah melakukan perbuatan yang terlarang”.
Untuk itu dapat ditarik kesimpulan dalam kasus perbankan syariah yang terkena dampak
Covid-19, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk penyelesaiannya.
1. pihak bank dapat melakukan komunikasi terbuka dan transparan dengan nasabahnya
mengenai situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi ini. Bank dapat memberikan
pemahaman kepada nasabah mengenai kesulitan yang dihadapi dan upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
2. bank dapat menjalin dialog dengan nasabah yang terdampak untuk mencari solusi
yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Misalnya, bank dapat
menawarkan restrukturisasi kewajiban dengan memberikan kelonggaran pembayaran
atau mengubah jangka waktu pembayaran. Jika restrukturisasi kewajiban tidak
memungkinkan, bank dapat menjalankan mekanisme penyelesaian sengketa yang ada
dalam perjanjian bank syariah. Hal ini melibatkan mediasi, arbitrasi, atau prosedur
alternatif penyelesaian sengketa lainnya yang disetujui bersama oleh bank dan
nasabah.
Sumber :
1. Tinjauan tentang Keadaan Memaksa (Force Majeure) dalam Sengketa Perjanjian
Murabahah di BNI Syariah Cabang Medan
2. BMP Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
3. Hambatan Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Melalui Mediasi Pada Masa
Pandemi Covid-19