SYARIAH DI INDONESIA
a) menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan dengan penggunaan/
pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya;
b) menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat
dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja termasuk kegiatan
usaha jual beli;
c) menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim dilakukan oleh bank
dengan prinsip bagi hasil.
Pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, istilah “bank berdasarkan prinsip bagi hasil” diubah dengan
istilah “bank berdasarkan prinsip syariah”.
Disebutkan definisi prinsip syariah dalam Pasal 1 angka 13 adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan syariah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),
atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemiiikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina’).