Pengaturan :
• Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
• UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan
UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan;
UU no. 11 Tahun 2020 ttg Cipta Kerja- ps 78 (merubah ps 22)- Dicabut dengan Perpu No.
2 Tahun 2022 Tentang Cpta Kerja
• UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
• UU No. 23 Th 1999 Ttg Bank Indonesia
UU No. 3 tahun 2004 tentang perubahan Ke 1 UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia;
UU No. 6 Th 2009 Perub ke 2 UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia;
• UU No. 21 Th 2011 Ttg Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
• UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
• UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; UU No. 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja ps
109-PP no. 08 Th 2021 ttg Modal Dasar dan Tata Cara Pendirian
• UU No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan;
• UU No.42 tahun 1999 tentang Fidusia;
• UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang;
• Peraturan Pemerintah;
• Peraturan Bank Indonesia;
• Peraturan OJK
Otoritas Jasa Keuagngan (OJK)
UU No. 21 Tahun 2011 ttg OJK
Pasal 69 ayat (1)
Pasal 55
(1) Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan
jasa keuangan di sektor Pasar Modal,
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke
OJK.
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;
3. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;
4. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran;
5. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu;
6. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan;
Lanjutan Pengertian ....
7. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank;
8. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan;
9. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu;
10.Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit,
atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit,
dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang;
11.Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga;
Lanjutan Pengertian ....
12.Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil;
13.Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina);
14.Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara Bank Umum dan penitip,
dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut;
15.Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk mewakili kepentingan
pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara Bank Umum dengan emiten surat berharga yang
bersangkutan;
Emiten, pihak yang melakukan penawaran umum efek (surat2 berharga) yang untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan undang-undang bidang pasar modal. Mis
Saham.
16.Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank;
Lanjutan Pengertian ...
19.Kantor Cabang adalah kantor bank yang secara langsung bertanggung jawab
kepada kantor pusat bank yang bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang
jelas dimana kantor cabang tersebut melakukan usahanya;
24.Lembaga Penjamin Simpanan adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan
atas simpanan Nasabah Penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya;
25.Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau tanpa melikuidasi;*)
26.Konsolidasi adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara mendirikan bank baru dan
membubarkan bank-bank tersebut dengan atau tanpa melikuidasi;*)
28.Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.
29.Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek untuk menjual Efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang
berlaku.
Emiten perusahaan baik swasta maupun BUMN yang mencari modal dari bursa efek dengan cara
menerbitkan efek (saham, obligasi dan surat berharga lainnya).
2) Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat wajib
dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang:
a. susunan organisasi dan kepengurusan;
b. permodalan;
c. kepemilikan;
d. keahlian di bidang Perbankan;
e. kelayakan rencana kerja
3) Persyaratan dan tata cara perizinan bank (Semula ditetapkan Bank Indonesia- dg UU
21 Th 2011 ttg OJK, ditetapkan oleh OJK).
2. Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu dari:
a. Perusahaan Daerah; PP No. 54 Tahun 2017 ttg BUMD (Perusda atau PT)
b. Koperasi; UU No. 25 Th 1992 ttg Koperasi
c. Perseroan Terbatas; UU no. 40 tahun 2007 ttg Perseroan Terbatas (Swasta/BUMN) Jo. UU No. 19 Th
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
3. Bentuk hukum dari kantor perwakilan dan kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri
mengikuti bentuk hukum kantor pusatnya.
4. Berdasarkan UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, bahwa PT yang mengerahkan dana
masyarakat harus memiliki minimal 2 (dua) orang komisaris
5. Umumnya berbentuk Badan Hukum. - suatu badan yang dianggap seperti halnya manusia, dapat
mempunyai hak dan kewajiban, serta tanggung jawab sendiri, dapat melakukan perbuatan hukum dan
dapat menjadi subyek hukum.
Perubahan UU PT dengan UU Cipta Kerja
2. Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau dapat
dimiliki bersama diantara ketiganya.
3. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur
berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku. (UU No. 25 Th
1992)
4. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya
hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama, sesuai UU PT yang berlaku. (UU No. 40 Th
2007 ttg PT-UU no. 25 Th 2007 ttg Penanaman Modal)
Jenis Bank
Dari Segi Usahanya
• Direksi/ Pengurus
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.
• Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.
• Pengurusan sebagaimana dimaksud, wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan
itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Komisaris
• Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberi nasihat kepada Direksi.
Pemegang saham ;
seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham
pada perusahaan.
diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk
memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal
seperti pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari keuntungan
perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh
perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan pada saat likuidasi
perusahaan
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi
• Merger, konsolidasi, dan akuisisi wajib terlebih dahulu mendapat izin dari OJK ( dahulu
dari Pimpinan Bank Indonesia).
• Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum
kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum
Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
• Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan
hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
• Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas Perseroan tersebut.
Penggabungan dan Peleburan
• Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan atau
meleburkan diri berakhir karena hukum.
• Dalam hal Pengambilalihan dilakukan oleh badan hukum berbentuk Perseroan, Direksi
sebelum melakukan perbuatan hukum Pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS
yang memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan pengambilan
keputusan RUPS
• Dalam hal Pengambilalihan dilakukan melalui Direksi, pihak yang akan mengambil alih
menyampaikan maksudnya untuk melakukan Pengambilalihan kepada Direksi Perseroan
yang akan diambil alih.
• Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan mengambil alih dengan
persetujuan Dewan Komisaris masing-masing menyusun rancangan Pengambilalihan
Likuidasi
Likuidasi pada dasarnya merupakan pemberesan/ penyelesaian hak dan kewajiban PT
• Kewajiban likuidator dalam melakukan pemberesan harta kekayaan Perseroan dalam proses
likuidasi meliputi pelaksanaan:
a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang Perseroan
b. pengumuman dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia mengenai
rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi;
c. pembayaran kepada para kreditor;
d. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham; dan
e. tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.
• Dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih besar daripada kekayaan
Perseroan, likuidator wajib mengajukan permohonan pailit Perseroan, kecuali peraturan
perundang-undangan menentukan lain, dan semua kreditor yang diketahui identitas dan
alamatnya, menyetujui pemberesan dilakukan di luar kepailitan. (UU Kepailitan syarat ada 2
orang kreditur/ lebih)
• Kreditor dapat mengajukan keberatan atas rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi
dalam jangka waktu paling lambat 60 hari terhitung sejak tanggal pengumuman.
• Dalam hal pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud ditolak oleh likuidator, kreditor
dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lambat 60 hari
terhitung sejak tanggal penolakan.
Hubungan Hukum Antara Bank Dan Nasabah
• Dasar : hub kontraktual (perjanjian di buku III KUH Pdt.)
Ps. 1338 – Perjanjian yg dibuat scr sah berlaku sbg UU
Ps. 1320 – Syarat sahnya perjanjian
a.Konsensus para pihak
b.Kecakapan bertindak
c. Obyek/ hal tertentu- jelas
d.Obyek/ hal yang halal
Modal Ventura, adalah suatu pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (investor) dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (perusahaan
pasangan usaha) untuk jangka waktu tertentu, di mana setelah jangka waktu tersebut lewat, pihak
investor akan melakukan divestasi atas saham-sahamnya itu.
USAHA BPR MELIPUTI (Ps 13) :
• Pengertian sederhananya, Kredit adalah perjanjian pemberian pinjaman dengan suatu janji,
pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati.
• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersama-kan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga; (UU Perbankan)
• Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil; (UU Perbankan)
• Perjanjian kredit pada bank umumnya dinyatakan dengan perjanjian secara tertulis, baik di
bawah tangan atau notariil. Sebagai jaminan pelunasan kreditnya penerima pinjaman
menyerahkan jaminan berupa harta benda miliknya.
Kewjiban Bank
Pemberian Kredit
a. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank wajib
mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad baik dan kemampuan
serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. (prinsip ke hati2 an dikenal 5C)
b. Bank wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai ketentuan yang berlaku.
Penitipan
c. Bank bertanggung jawab untuk menyimpan harta milik penitip, dan memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan kontrak.
d. Harta yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri.
e. Dalam hal bank mengalami kepailitan, semua harta yang dititipkan pada bank tersebut tidak
dimasukkan dalam harta kepailitan dan wajib dikembalikan kepada penitip yang bersangkutan.
Perjanjian penitipan barang (pasal 1694), pihak yang menerima penitipan barang harus
menyimpannya dan mengembalikannya kepada yang berhak.
Wajib menyimpan, merawat, memelihara dan menjaga barang itu seperti halnya barangnya
sendiri.
Prinsip Ke hati2 an dlm Evaluasi Pemberian Kredit
• Evaluasi dilakukan agar risiko kredit dapat diantisipasi sejak awal. Kredit yang diberikan harus sesuai
dengan kebutuhan debitur dan diyakini bahwa kredit dapat dikembalikan oleh debitur pada waktu dan
dengan jumlah yang ditentukan.
• Bank melakukan penilaian terhadap calon debitur dengan prinsip 5C, yi keyakinan bank terhadap
aspek character, capital, capacity, collateral, dan condition of economic, serta collateral (ps 8) yi. :
1.Character, karakter calon debitur untuk memperoleh keyakinan bahwa debitur tersebut jujur,
beriktikad baik, dan tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Bank harus mengenal terlebih
dahulu calon debitur, terutama karakternya.
2.Capacity, kemampuan calon debitur dalam bidang usahanya dan atau kemampuan manajemen
debitur sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh
orang-orang yang tepat/benar.
3.Capital, posisi keuangan calon debitur secara keseluruhan, termasuk aliran kas debitur, baik untuk
masa lalu maupun proyeksi pada masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan
permodalan debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha debitur yang bersangkutan.
4.Condition of economic, yaitu penilaian bank atas kondisi pasar di dalam negeri maupun luar negeri,
baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga dapat diketahui prospek pemasaran dari hasil
usaha debitur yang dibiayai dengan kredit dari bank.
5.Collateral, agunan yang dimiliki oleh calon debitur. Agunan merupakan benda yang diserahkan hak
dan kekuasaannya oleh calon debitur kepada bank guna menjamin pelunasan utang debitur, apabila
kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit
atau addendum-nya
Jaminan
• Jaminan Umum (pasal 1131 KUHPerdata);
• Jaminan Khusus :
- Hipotik (pasal 1162-1232 KUHPerdata)-Benda tetap selain tanah- mis : Kapal terdaftar;
- Jaminan Fidusia (UU No. 42/1999)-benda bergerak atau yg tdk dapat dibebani Hak
Tanggungan;
PP No 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya AJF –
Jangka waktu pendaftaran FEO dalam waktu 30 hari sejak tanggal pembuatan akta FEO.
- Cessie (pasal 613 KUHPerdata)-pengalihan hak atas kebendaan bergerak tak berwujud
(intangible goods) yang biasanya berupa piutang atas nama kepada pihak ketiga,
dimana seseorang menjual/mengalihkan hak tagihnya kepada orang lain.
• Jaminan/ agunan, adalah jaminan tambahan yang diserahkan
nasabah debitur kpd bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
• Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda.
Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan, dan barangnya tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai
agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
(preferen) kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.
• Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan
tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
(preferen) kepada kreditor terhadap kreditor-kreditor lain;
• Secara umum, jaminan khusus memberi kedudukan kreditur yang diutamakan/ didahulukan
(Sparatis/preferent) dari kreditur lainnya yang bersaing (konkuren).
Larangan menghipun dana masyarakat tanpa ijin
• Ps 16 UU Perbankan, Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau
Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan undang-undang tersendiri.
- ctt. : beralih menjadi fungsi, tugas, dan wewenang OJK sejak beralihnya fungsi, tugas, dan
wewenang sebagaimana dimaksud dlm Ps 55 ayat (2) UU OJK.
• Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan
yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya
disimpan pada pihak yang menghimpun dana tersebut. Sehubungan dengan itu ditegaskan bahwa
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan hanya dapat dilakukan oleh
pihak yang telah memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
• Dalam masyarakat terdapat pula jenis lembaga lainnya yang juga melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau semacam simpanan, misalnya
yang dilakukan oleh kantor pos, oleh dana pensiun, atau oleh perusahaan asuransi dan Koperasi
berdasarkan ketentuan UU yang berlaku.
• Kegiatan lembaga-lembaga tersebut tidak dicakup sebagai kegiatan usaha Perbankan berdasarkan
UU Perbankan, namun diatur dengan undang-undang tersendiri.
• Ketentuan Peralihan Ps 58 UU Perbankan, Bank Desa,
Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih
Nagari (LPN) , Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan
Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit
Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan
Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD)
dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan
dengan itu diberikan status sebagai Bank Perkreditan
Rakyat berdasarkan undang-undang dengan memenuhi
persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Sangsi
Pasal 28 UU OJK
• Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan
pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:
a.memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa
keuangan, layanan, dan produknya;
b.meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan
c.tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.
Pasal 29 UU OJK
• OJK melakukan pelayanan pengaduan Konsumen yang meliputi:
a.menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan Konsumen yang
dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;
b.membuat mekanisme pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa
Keuangan; dan
c.memfasilitasi penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga
Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Upaya Hukum
Pasal 30 UU OJK
• Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan
pembelaan hukum, yang meliputi:
a.memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa
Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan Konsumen yang dirugikan Lembaga
Jasa Keuangan dimaksud;
b.mengajukan gugatan:(lihat UU No. 8 Th 1999 ttg Perlindungan Konsumen )
1. untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari pihak
yang menyebabkan kerugian, baik yang berada di bawah penguasaan pihak yang
menyebabkan kerugian dimaksud maupun di bawah penguasaan pihak lain
dengan itikad tidak baik; dan/atau
2. untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada
Konsumen dan/atau Lembaga Jasa Keuangan sebagai akibat dari pelanggaran
atas peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
• ketika terjadi salah transfer dana, bank juga dapat meminta nasabah mengembalikan uang
tersebut atas dasar al. Pasal 1359 dan Pasal 1360 KUH Pdt.
pasal 1359 ayat (1) KUH Perdata.“Siapa yang dengan iktikad jahat telah menerima sesuatu
yang tidak harus dibayarkan kepadanya, diwajibkan mengembalikan dengan bunga dan hasil,
terhitung dari hari pembayaran…”.
Pasal 1360 KUH Perdata menyebutkan bahwa barangsiapa secara khilaf atau dengan
mengetahuinya, telah menerima sesuatu yang tak harus dibayarkan kepadanya, diwajibkan
mengembalikan barang yang tak harus dibayarkan itu kepada dari siapa ia telah menerimanya.