Anda di halaman 1dari 46

Hukum Perbankan

Pengaturan :
• Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
• UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan
UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan;
UU no. 11 Tahun 2020 ttg Cipta Kerja- ps 78 (merubah ps 22)- Dicabut dengan Perpu No.
2 Tahun 2022 Tentang Cpta Kerja
• UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
• UU No. 23 Th 1999 Ttg Bank Indonesia
UU No. 3 tahun 2004 tentang perubahan Ke 1 UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia;
UU No. 6 Th 2009 Perub ke 2 UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia;
• UU No. 21 Th 2011 Ttg Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
• UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
• UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; UU No. 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja ps
109-PP no. 08 Th 2021 ttg Modal Dasar dan Tata Cara Pendirian
• UU No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan;
• UU No.42 tahun 1999 tentang Fidusia;
• UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang;
• Peraturan Pemerintah;
• Peraturan Bank Indonesia;
• Peraturan OJK
Otoritas Jasa Keuagngan (OJK)
UU No. 21 Tahun 2011 ttg OJK
Pasal 69 ayat (1)

(1) Fungsi, tugas, dan wewenang Bank Indonesia dimaksud dalam:


a.Pasal 8 huruf c, ps 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan Ps 33 UU
No. 23 Th 1999 ttg Bank Indonesia sebagaimana telah diubah
terakhir dg UU No. 6 Th 2009 tentang Penetapan Perpu Nomor 2 Th
2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Th 1999 ttg Bank
Indonesia menjadi UU;
b.Pasal 6, 7, 8, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 22, 27, 28, 29, 30, 31, 31A,
33, 34, 35, 36, 37, 37A, 38, 41, 41A, 42, 44, 52, dan Ps 53 UU No. 7
Th 1992 ttg Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10
Th 1998;
c.Pasal 1 angka 15, Pasal 5, 6, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 20, 21, 22, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 40, 42, 43, 46, 50, Pasal 51, 52,
53, 54, 56, 57, dan Ps 58 UU No. 21 Th 2008 ttg Perbankan Syariah;
beralih menjadi fungsi, tugas, dan wewenang OJK sejak
beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang sebagaimana dimaksud dlm
Ps 55 ayat (2).
Otoritas Jasa Keuagngan (OJK)
UU No. 21 Tahun 2011

Pasal 55
(1) Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan
jasa keuangan di sektor Pasar Modal,
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke
OJK.

(2) Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan


wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan
jasa keuangan di sektor Perbankan beralih dari
Bank Indonesia ke OJK.
Beberapa Pengertian
1. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya;

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;

3. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;

4. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran;

5. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu;

6. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan;
Lanjutan Pengertian ....

7. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank;

8. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan;

9. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu;

10.Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit,
atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit,
dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang;

11.Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga;
Lanjutan Pengertian ....

12.Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil;

13.Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina);

14.Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara Bank Umum dan penitip,
dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut;

15.Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk mewakili kepentingan
pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara Bank Umum dengan emiten surat berharga yang
bersangkutan;
Emiten, pihak yang melakukan penawaran umum efek (surat2 berharga) yang untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan undang-undang bidang pasar modal. Mis
Saham.
16.Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank;
Lanjutan Pengertian ...

17.Nasabah Kreditur (Penyimpan dana), adalah nasabah yang menempatkan


dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan
nasabah yang bersangkutan;

18.Nasabah Debitur (penerima kredit/ pembiayaan), adalah nasabah yang


memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan;

19.Kantor Cabang adalah kantor bank yang secara langsung bertanggung jawab
kepada kantor pusat bank yang bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang
jelas dimana kantor cabang tersebut melakukan usahanya;

20.Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud


dalam undang-undang yang berlaku;

21.Pimpinan Bank Indonesia adalah pimpinan sebagaimana dimaksud dalam undang-


undang yang berlaku;
Lanjutan Pengertian .....

22.Pihak Terafiliasi adalah:


a.anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank;
b.anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c.pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik,
penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya;
d.pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi
pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi, keluarga pengurus;

23.Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada


bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah;
Lanjutan Pengertian ....

24.Lembaga Penjamin Simpanan adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan
atas simpanan Nasabah Penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya;

25.Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau tanpa melikuidasi;*)

26.Konsolidasi adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara mendirikan bank baru dan
membubarkan bank-bank tersebut dengan atau tanpa melikuidasi;*)

27.Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank;*)

28.Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.

29.Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek untuk menjual Efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang
berlaku.
Emiten  perusahaan baik swasta maupun BUMN yang mencari modal dari bursa efek dengan cara
menerbitkan efek (saham, obligasi dan surat berharga lainnya).

*) perhatikan UU PT yang berlaku saat ini– tanpa didahului likuidasi


Kegiatan Lalu Lintas Pembayaran Perbankan
Bank sebagai perantara lalu lintas pembayaran dengan memberikan jasa al. :
• Transfer (pengiriman) uang, yakni pengiriman uang antar daerah atau antar negara
yang dilakukan oleh bank, atas permintaan nasabah atau masyarakat.
• Cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Cek berfungsu sebagai alat pembayaran kontan/ tunai
• Melakukan Inkaso, Bank atas nama nasabah melakukan penagihan surat utang atau
wesel kepada pihak lain. Wesel berfungsi sebagai alat pembayaran kredit
• Menerbitkan kartu kredit (Credit Card). Bank menerbitkan kartu kredit untuk nasabah
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi pembelian di supermarket tanpa perlu
membawa uang tunai.
• Mendiskonto, Bank menjamin jual beli surat berharga yang terjadi di masyarakat.
• Automated teller machine (ATM), yaitu tempat nasabah mengambil uang tunai yang
ditangani oleh mesin.
• Pembayaran gaji karyawan, suatu perusahaan/instansi dapat membayar gaji
karyawannya melalui bank.
• Save Deposit Box (SDB), yaitu tempat penyimpanan surat/dokumen penting/ berharga.
Asas, Fungsi Dan Tujuan Perbankan
• Asas : menegaskan bahwa perbankan indonesia
dlm melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dgn menggunakan prinsip kehati-hatian.

• Fungsi : sebagai penghimpun dan penyalur dana


masyarakat

• Tujuan : menunjang pelaksanaan pembangunan


nasional dlm rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke
arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak
Perizinan
1) Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, wajib terlebih dahulu memperoleh ijin usaha sebagai Bank
Umum atau Bank Perkreditan Rakyat, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana
dari masyarakat dimaksud diatur dengan undang-undang tersendiri. (Semula ijin
dari Pimpinan Bank Indonesia- dg UU 21 Th 2011 ttg OJK Ijin dari OJK)

2) Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat wajib
dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang:
a. susunan organisasi dan kepengurusan;
b. permodalan;
c. kepemilikan;
d. keahlian di bidang Perbankan;
e. kelayakan rencana kerja

3) Persyaratan dan tata cara perizinan bank (Semula ditetapkan Bank Indonesia- dg UU
21 Th 2011 ttg OJK, ditetapkan oleh OJK).

4) PP No. 5 Tahun 2021 Ttg Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko _


Perijinan Berbasis Resiko
PP No. 5 Tahun 2021 Ttg Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Pengganti PP No. 24 Th 2018 Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
atau Online Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS

• Perijinan Berusaha Berbasis Risiko dilakukan berdasarkan penetapan tingkat


Risiko dan peringkat skala kegiatan usaha meliputi UMK-M dan/atau usaha
besar.
• Klasifikasi resiko : berdasarkan penilaian tingkat bahaya, penilaian potensi
terjadinya bahaya, tingkat Risiko, dan peringkat skala usaha kegiatan usaha,
menjadi:
a. kegiatan usaha dengan tingkat Risiko rendah;
b. kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah; dan
c. kegiatan usaha dengan tingkat Risiko tinggi.
Perijinan Berdasarkan Skala Resiko
• Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko rendah berupa
NIB yang merupakan identitas Pelaku Usaha sekaligus legalitas untuk
melaksanakan kegiatan usaha.
• Perizinan Berusaha kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah ada dua :
1. tingkat Risiko menengah rendah
2. tingkat Risiko menengah tinggi.
Perijinan berupa : a. NIB; dan b. Sertifikat Standar.
• Perijinan berusaha NIB sebagaimana dimaksud dan Sertifikat Standar yang telah
terverifikasi merupakan Perizinan Berusaha bagi Pelaku Usaha untuk melakukan
kegiatan operasional dan atau komersial kegiatan usaha.
• Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko tinggi, berupa: a.
NIB; dan b. lzin.
• lzin merupakan persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah untuk
pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum
melaksanakan kegiatan usahanya. Sebelum memperoleh Izin sebagaimana
dimaksud Pelaku Usaha dapat menggunakan NIB untuk persiapan kegiatan usaha.
Bentuk Hukum
1. Bentuk hukum Bank Umum dapat berupa:
a. Perseroan Terbatas; UU no. 40 tahun 2007 ttg Perseroan Terbatas (Swasta/BUMN) Jo. UU No. 19 Th
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
b. Koperasi; UU No. 25 Th 1992 ttg Koperasi ;atau
c. Perusahaan Daerah. PP No. 54 Tahun 2017 ttg BUMD (Perusda atau PT)

2. Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu dari:
a. Perusahaan Daerah; PP No. 54 Tahun 2017 ttg BUMD (Perusda atau PT)
b. Koperasi; UU No. 25 Th 1992 ttg Koperasi
c. Perseroan Terbatas; UU no. 40 tahun 2007 ttg Perseroan Terbatas (Swasta/BUMN) Jo. UU No. 19 Th
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

3. Bentuk hukum dari kantor perwakilan dan kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri
mengikuti bentuk hukum kantor pusatnya.

4. Berdasarkan UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, bahwa PT yang mengerahkan dana
masyarakat harus memiliki minimal 2 (dua) orang komisaris

5. Umumnya berbentuk Badan Hukum. - suatu badan yang dianggap seperti halnya manusia, dapat
mempunyai hak dan kewajiban, serta tanggung jawab sendiri, dapat melakukan perbuatan hukum dan
dapat menjadi subyek hukum.
Perubahan UU PT dengan UU Cipta Kerja

• UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 1


butir angka 1, bahwa Perseroan Terbatas selanjutnya disebut
Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
yg ditetapkan dalam UU ini serta peraturan pelaksanaannya.
Perub pada UU Cipta Kerja tambahan kalimat : ....atau
badan hukum perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro dan Kecil sebagaimana di atur dalam peraturan per
UU an mengenai Usaha Mikro dan Kecil.
Pengecualian dari PT didirikan oleh 2 orang dan merupakan Persekutuan Modal
• Ps 7 ay (7) Ketentuan Perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih tidak berlaku bagi :
a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau
b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang Pasar Modal.

• UU No. 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja ps 109 Perubahan UU PT


PP no. 08 Th 2021 ttg Modal Dasar dan Tata Cara Pendirian.
Perubahan Ps 7 ay (7) menjadi : Ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2
(dua) orang atau lebih tidak berlaku bagi :
a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara;
b. Badan Usaha Milik Daerah
c. Badan Usaha Milik Desa, atau
d. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang Pasar Modal.
e. Perseroan yang memenuhi kriteria untuk usaha Mikro dan Kecil
• Ps 153 A Perseroan yang memiliki kriteria Usaha Mikro dan Kecil dapat didirikan oleh 1
(satu) orang. Diatur dengan PP
Pendirian-Kepemilikan
1. Bank Umum dapat didirikan oleh:
a. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau
b. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau
badan hukum asing secara kemitraan.
UU no. 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja ps 78- merubah ps 22 = Bank Umum dapat didirikan oleh:
c. Warga negara Indonesia
d. Badan hukum Indonesia; atau
e. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau
badan hukum asing secara kemitraan.

2. Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau dapat
dimiliki bersama diantara ketiganya.

3. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur
berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku. (UU No. 25 Th
1992)

4. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya
hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama, sesuai UU PT yang berlaku. (UU No. 40 Th
2007 ttg PT-UU no. 25 Th 2007 ttg Penanaman Modal)
Jenis Bank
Dari Segi Usahanya

Bank umum : bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran ;
Bank perkreditan rakyat (BPR) :bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran ;

Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan


kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar
kepada kegiatan tertentu.
Dari Segi Status Kepemilikannya
• Bank Milik Negara, bank yang dimiliki negara yang permodalannya berasal dari
negara/pemerintah baik pemerintah pusat ataupun daerah;- UU No. 19 Th
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, dan PP No. 54 Tahun 2017 ttg BUMD

• Bank milik Swasta


a. Bank Swasta nasional, bank yang dimiliki oleh WNI secara perorangan dan
atau badan hukum Indonesia
b. Bank Swasta asing, bank yang sebagian modalnya dimiliki WNA dan/ atau
badan hukum asing, dan dapat berbentuk kantor cabang. (UU no. 25 Th
2007 ttg Penanaman Modal)

Dari Segi Operasionalnya


• Bank Devisa, bank yang telah memperoleh ijin dari yang berwenang untuk
melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakan valuta asing;
• Bank non devisa, bank yang tidak memperoleh ijin untuk melakukan transaksi
pembayaran dengan menggunakan valuta asing.
Organ Bank Bentuk PT UU No. 40 Th 2007 ttg Perseroan Terbatas
UU No. 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja (Dicabut dg Perpu No. 2 Tahun 2022 Ttg Cipta
Karja) ps 109-PP no. 08 Th 2021 ttg Modal Dasar dan Tata Cara Pendirian
• Perseroan Terbatas, selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang.... dst
• Perub pada UU Cipta Kerja tambahan kalimat : ....atau badan hukum perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil sebagaimana di atur dalam peraturan per UU an
mengenai Usaha Mikro dan Kecil.
• Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris.

• Direksi/ Pengurus
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.
• Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.
• Pengurusan sebagaimana dimaksud, wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan
itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Komisaris
• Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberi nasihat kepada Direksi.

• Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya


pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.

• Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih.

• Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/atau


mengelola dana masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan
utang kepada masyarakat atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling
sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris.
RUPS
• Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ
Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang
dan/atau anggaran dasar.
• RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan
Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang dan/atau
anggaran dasar.

Pemegang saham ;
seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham
pada perusahaan.
diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk
memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal
seperti pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari keuntungan
perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh
perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan pada saat likuidasi
perusahaan
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi

• Merger, konsolidasi, dan akuisisi wajib terlebih dahulu mendapat izin dari OJK ( dahulu
dari Pimpinan Bank Indonesia).

• Penggabungan (merger), Peleburan (konsolidasi), Pengambilalihan (akuisisi)-


dalam hal Bank Berbentuk PT (UU No. 40 Tahun 2007 ttg PT),

• Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum
kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum
Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

• Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan
hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.

• Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas Perseroan tersebut.
Penggabungan dan Peleburan
• Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan atau
meleburkan diri berakhir karena hukum.

• Berakhirnya Perseroan dalam Penggabungan dan Peleburan, terjadi tanpa dilakukan


likuidasi terlebih dahulu.

• berakhirnya Perseroan dimaksud, mengakibatkan :


a. aktiva dan pasiva Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri beralih
karena hukum kepada Perseroan yang menerima Penggabungan atau Perseroan
hasil Peleburan;
b. pemegang saham Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri karena
hukum menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan atau
Perseroan hasil Peleburan; dan
c. Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum
terhitung sejak tanggal Penggabungan atau Peleburan mulai berlaku.

• Direksi Perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima Penggabungan


menyusun rancangan Penggabungan.
Pengambilalihan
• Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan
dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi Perseroan atau langsung dari
pemegang saham.

• Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan.

• Pengambilalihan sebagaimana dimaksud, adalah pengambilalihan saham yang


mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap Perseroan tersebut.

• Dalam hal Pengambilalihan dilakukan oleh badan hukum berbentuk Perseroan, Direksi
sebelum melakukan perbuatan hukum Pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS
yang memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan pengambilan
keputusan RUPS

• Dalam hal Pengambilalihan dilakukan melalui Direksi, pihak yang akan mengambil alih
menyampaikan maksudnya untuk melakukan Pengambilalihan kepada Direksi Perseroan
yang akan diambil alih.

• Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan mengambil alih dengan
persetujuan Dewan Komisaris masing-masing menyusun rancangan Pengambilalihan
Likuidasi
Likuidasi pada dasarnya merupakan pemberesan/ penyelesaian hak dan kewajiban PT

• Kewajiban likuidator dalam melakukan pemberesan harta kekayaan Perseroan dalam proses
likuidasi meliputi pelaksanaan:
a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang Perseroan
b. pengumuman dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia mengenai
rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi;
c. pembayaran kepada para kreditor;
d. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham; dan
e. tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.

• Dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih besar daripada kekayaan
Perseroan, likuidator wajib mengajukan permohonan pailit Perseroan, kecuali peraturan
perundang-undangan menentukan lain, dan semua kreditor yang diketahui identitas dan
alamatnya, menyetujui pemberesan dilakukan di luar kepailitan. (UU Kepailitan syarat ada 2
orang kreditur/ lebih)

• Kreditor dapat mengajukan keberatan atas rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi
dalam jangka waktu paling lambat 60 hari terhitung sejak tanggal pengumuman.

• Dalam hal pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud ditolak oleh likuidator, kreditor
dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lambat 60 hari
terhitung sejak tanggal penolakan.
Hubungan Hukum Antara Bank Dan Nasabah
• Dasar : hub kontraktual (perjanjian di buku III KUH Pdt.)
Ps. 1338 – Perjanjian yg dibuat scr sah berlaku sbg UU
Ps. 1320 – Syarat sahnya perjanjian
a.Konsensus para pihak
b.Kecakapan bertindak
c. Obyek/ hal tertentu- jelas
d.Obyek/ hal yang halal

Hub bank dg nasabah mengandung beberapa hub perjanjian, antara perjanjian


pemberian kuasa (lastgeving, 1792 KUHPdt.), perjanjian penitipan barang (pasal
1694), dan perjanjian pinjam meminjam/ kredit (pasal 1754).

• Asas kepercayaan (fiduciary relations) dalam perjanjian kredit :


hubungan antara bank dan nasabah adalah hubungan fiduciary dalam hub sbg
kreditur (bank pemberi kredit) dan debitur (nasabah penerima kredit), yaitu janji
bersyarat dari debitur untuk membayar pengembalian sejumlah uang yang sudah
pasti jumlahnya pada waktu tertentu kepada kreditur yg telah menyediakan uang
tersebut.
Hubungan Hukum
• Hubungan pemberian kuasa (ps 1792 KUHPdt), bahwa nasabah penyimpan
memberikan kekuasaan atas sejumlah dana/ barang kepada bank untuk disimpan.
Sehingga hubungan ini memberikan konsekwensi bahwa bank terhadap dana/ barang
yang disimpan bertindak untuk dan atas nama/mewakili nasabah. Hubungannya
tanggungjawab terhadap pihak ke tiga. Dalam hal timbul tanggungjawab terhadap
pihak ke tiga menjadi tanggungjawab nasabah selaku pemberi kuasa.

• Hubungan penitipan barang (ps1694 KUHPdt) , memberikan konsekwensi bahwa bank


berkewajiban untuk merawat, menjaga dan memelihara dana/barang nasabah yang
disimpan kepadanya seperti halnya barangnya sendiri. Seperti halnya kewajiban
seseorang dalam kewajiban penyimpanan barang.
Perjanjian penitipan barang, pihak yang menerima penitipan barang harus
menyimpannya dan mengembalikannya kepada yang berhak.
Wajib menyimpan, merawat, memelihara dan menjaga barang itu seperti halnya
barangnya sendiri.

• Perjanjian pinjam meminjam/ kredit (pasal 1754), menimbulkan kewajiban, bank


berkewajiban memberi pinjaman dan peminjam berkewajiban mengembalikan
pinjaman.
Usaha Jasa Perbankan Scr Umum
• Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
• Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
pemindah bukuan
• Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank .
• Serifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan
• Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro.
• Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligas, sekuritas kredit,
atau setiap derivatif lainnya atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit,
dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.
• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga
Usaha Bank Umum (Ps 6)
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau yang dipersamakan;
b. memberikan kredit;
c. menerbitkan surat pengakuan hutang;
d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan
atas perintah nasabahnya: spt. Wesel, Cek, surat pengakuan hutang, SBI, obligasi, dll.
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk nasabah;
f. menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya;
g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antar pihak ketiga;
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i. kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
l. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
m.melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank.
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Ps 6, Bank Umum dapat pula (Ps 7) :
a. melakukan kegiatan dalam valuta asing ;
b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan;
c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau
kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya; dan
d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

Bank Umum dilarang :


e. melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf c;
f. melakukan usaha perasuransian;
g. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7.

Modal Ventura, adalah suatu pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (investor) dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (perusahaan
pasangan usaha) untuk jangka waktu tertentu, di mana setelah jangka waktu tersebut lewat, pihak
investor akan melakukan divestasi atas saham-sahamnya itu.
USAHA BPR MELIPUTI (Ps 13) :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk


simpanan berupa deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan Prinsip Syariah.
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan/atau tabungan pada bank lain.
Pasal 14
BPR dilarang :

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta


dalam lalu lintas pembayaran;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
c. melakukan penyertaan modal;
d. melakukan usaha perasuransian;
e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
KREDIT & Pembiayaan (Syariah)
• Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya kepercayaan. Dalam istilah umum
diartikan pinjaman, artinya kalau seseorang mendapat kredit berarti mendapat pinjaman.
Kredit dapat diartikan sebagai tiap-tiap perjanjian suatu jasa (prestasi-pinjaman) dan adanya
balas jasa (kontra prestasi-pengembalian + bunga) pada waktu tertentu di kemudian.

• Pengertian sederhananya, Kredit adalah perjanjian pemberian pinjaman dengan suatu janji,
pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati.

• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersama-kan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga; (UU Perbankan)

• Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil; (UU Perbankan)

• Perjanjian kredit pada bank umumnya dinyatakan dengan perjanjian secara tertulis, baik di
bawah tangan atau notariil. Sebagai jaminan pelunasan kreditnya penerima pinjaman
menyerahkan jaminan berupa harta benda miliknya.
Kewjiban Bank
Pemberian Kredit
a. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank wajib
mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad baik dan kemampuan
serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. (prinsip ke hati2 an dikenal 5C)
b. Bank wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai ketentuan yang berlaku.

Penitipan
c. Bank bertanggung jawab untuk menyimpan harta milik penitip, dan memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan kontrak.
d. Harta yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri.
e. Dalam hal bank mengalami kepailitan, semua harta yang dititipkan pada bank tersebut tidak
dimasukkan dalam harta kepailitan dan wajib dikembalikan kepada penitip yang bersangkutan.

Perjanjian penitipan barang (pasal 1694), pihak yang menerima penitipan barang harus
menyimpannya dan mengembalikannya kepada yang berhak.
Wajib menyimpan, merawat, memelihara dan menjaga barang itu seperti halnya barangnya
sendiri.
Prinsip Ke hati2 an dlm Evaluasi Pemberian Kredit

• Evaluasi dilakukan agar risiko kredit dapat diantisipasi sejak awal. Kredit yang diberikan harus sesuai
dengan kebutuhan debitur dan diyakini bahwa kredit dapat dikembalikan oleh debitur pada waktu dan
dengan jumlah yang ditentukan.
• Bank melakukan penilaian terhadap calon debitur dengan prinsip 5C, yi keyakinan bank terhadap
aspek character, capital, capacity, collateral, dan condition of economic, serta collateral (ps 8) yi. :

1.Character, karakter calon debitur untuk memperoleh keyakinan bahwa debitur tersebut jujur,
beriktikad baik, dan tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Bank harus mengenal terlebih
dahulu calon debitur, terutama karakternya.
2.Capacity, kemampuan calon debitur dalam bidang usahanya dan atau kemampuan manajemen
debitur sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh
orang-orang yang tepat/benar.
3.Capital, posisi keuangan calon debitur secara keseluruhan, termasuk aliran kas debitur, baik untuk
masa lalu maupun proyeksi pada masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan
permodalan debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha debitur yang bersangkutan.
4.Condition of economic, yaitu penilaian bank atas kondisi pasar di dalam negeri maupun luar negeri,
baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga dapat diketahui prospek pemasaran dari hasil
usaha debitur yang dibiayai dengan kredit dari bank.
5.Collateral, agunan yang dimiliki oleh calon debitur. Agunan merupakan benda yang diserahkan hak
dan kekuasaannya oleh calon debitur kepada bank guna menjamin pelunasan utang debitur, apabila
kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit
atau addendum-nya
Jaminan
• Jaminan Umum (pasal 1131 KUHPerdata);

• Jaminan Khusus :

- Hak Tanggungan (UU No.4/1996)-benda tetap-Tanah;

- Hipotik (pasal 1162-1232 KUHPerdata)-Benda tetap selain tanah- mis : Kapal terdaftar;

- Jaminan Fidusia (UU No. 42/1999)-benda bergerak atau yg tdk dapat dibebani Hak
Tanggungan;
PP No 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya AJF –
Jangka waktu pendaftaran FEO dalam waktu 30 hari sejak tanggal pembuatan akta FEO.

- Gadai (pasal 1150-1160 KUHPerdata)-benda bergerak;

- Jaminan Penanggungan/borgtocht, (pasal 1820-1850 KUHPerdata);


a.Personal Guarantee;
b.Corporate Guarantee.

- Cessie (pasal 613 KUHPerdata)-pengalihan hak atas kebendaan bergerak tak berwujud
(intangible goods) yang biasanya berupa piutang atas nama kepada pihak ketiga,
dimana seseorang menjual/mengalihkan hak tagihnya kepada orang lain.
• Jaminan/ agunan, adalah jaminan tambahan yang diserahkan
nasabah debitur kpd bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

• Fungsi jaminan, untuk menjamin pelunasan kredit, sehingga


meyakinkan bank atau kreditur bahwa debitur mempunyai
kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati.

• Jaminan Perorangan (personal Guaranty), jaminan dari seseorang


pihak ke tiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban
debitur (membayar utang)

• Jaminan kebendaan, penjaminan atas suatu benda milik debitur atau


pihak ke tiga guna menjamin dipenuhinya kewajiban debitur
(membayar utang)
Beberapa lembaga jaminan Kebendaan
• Gadai, adalah jaminan untuk benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud,
dengan menyerahkan barangnya oleh pemberi jaminan kepada penerima jaminan
(pemegang gadai).

• Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda.
Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan, dan barangnya tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai
agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
(preferen) kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.

• Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan
tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
(preferen) kepada kreditor terhadap kreditor-kreditor lain;

• Secara umum, jaminan khusus memberi kedudukan kreditur yang diutamakan/ didahulukan
(Sparatis/preferent) dari kreditur lainnya yang bersaing (konkuren).
Larangan menghipun dana masyarakat tanpa ijin
• Ps 16 UU Perbankan, Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau
Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan undang-undang tersendiri.
- ctt. : beralih menjadi fungsi, tugas, dan wewenang OJK sejak beralihnya fungsi, tugas, dan
wewenang sebagaimana dimaksud dlm Ps 55 ayat (2) UU OJK.

• Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan
yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya
disimpan pada pihak yang menghimpun dana tersebut. Sehubungan dengan itu ditegaskan bahwa
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan hanya dapat dilakukan oleh
pihak yang telah memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.

• Dalam masyarakat terdapat pula jenis lembaga lainnya yang juga melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau semacam simpanan, misalnya
yang dilakukan oleh kantor pos, oleh dana pensiun, atau oleh perusahaan asuransi dan Koperasi
berdasarkan ketentuan UU yang berlaku.

• Kegiatan lembaga-lembaga tersebut tidak dicakup sebagai kegiatan usaha Perbankan berdasarkan
UU Perbankan, namun diatur dengan undang-undang tersendiri.
• Ketentuan Peralihan Ps 58 UU Perbankan, Bank Desa,
Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih
Nagari (LPN) , Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan
Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit
Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan
Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD)
dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan
dengan itu diberikan status sebagai Bank Perkreditan
Rakyat berdasarkan undang-undang dengan memenuhi
persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Sangsi

• Ps 46 UU Perbankan Barang siapa menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dari yang
berwenang, diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) dan paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua
ratus miliar rupiah).

• Dalam hal kegiatan sebagaimana dimaksud dilakukan oleh


badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, perserikatan,
yayasan atau koperasi, maka penuntutan terhadap badan-badan
dimaksud dilakukan baik terhadap mereka yang memberi
perintah melakukan perbuatan itu atau yang bertindak sebagai
pimpinan dalam perbuatan itu atau terhadap kedua-duanya.
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT

Pasal 28 UU OJK
• Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan
pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:
a.memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa
keuangan, layanan, dan produknya;
b.meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan
c.tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.
Pasal 29 UU OJK
• OJK melakukan pelayanan pengaduan Konsumen yang meliputi:
a.menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan Konsumen yang
dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;
b.membuat mekanisme pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa
Keuangan; dan
c.memfasilitasi penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga
Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Upaya Hukum

Pasal 30 UU OJK
• Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan
pembelaan hukum, yang meliputi:
a.memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa
Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan Konsumen yang dirugikan Lembaga
Jasa Keuangan dimaksud;
b.mengajukan gugatan:(lihat UU No. 8 Th 1999 ttg Perlindungan Konsumen )
1. untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari pihak
yang menyebabkan kerugian, baik yang berada di bawah penguasaan pihak yang
menyebabkan kerugian dimaksud maupun di bawah penguasaan pihak lain
dengan itikad tidak baik; dan/atau
2. untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada
Konsumen dan/atau Lembaga Jasa Keuangan sebagai akibat dari pelanggaran
atas peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

• Ganti kerugian sebagaimana dimaksud hanya digunakan untuk pembayaran ganti


kerugian kepada pihak yang dirugikan.
Salah Transfer-UU No. UU 3/2011 TT Transfer Dana
• Pasal 1 ayat (1) Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari
Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan
dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima.
• setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan mengakui sebagai miliknya dana hasil
transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
• jika uang tersebut tidak dikembalikan, sedangkan pihak bank sudah memberitahukan
kesalahan tersebut (meminta kembali), maka juga dapat dituntut dengan Pasal 372 KUHP
tentang tindak pidana penggelapan.
Pasal 372 KUHP yang berbunyi Barang siapa dengan sengaja memiliki dengan melawan hak
suatu benda yang sama sekali atau sebahagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan benda
itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan, dihukum karena penggelapan, dengan
hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak Rp. 900.

• ketika terjadi salah transfer dana, bank juga dapat meminta nasabah mengembalikan uang
tersebut atas dasar  al. Pasal 1359 dan Pasal 1360 KUH Pdt.
pasal 1359 ayat (1) KUH Perdata.“Siapa yang dengan iktikad jahat telah menerima sesuatu
yang tidak harus dibayarkan kepadanya, diwajibkan mengembalikan dengan bunga dan hasil,
terhitung dari hari pembayaran…”.
Pasal 1360 KUH Perdata menyebutkan bahwa barangsiapa secara khilaf atau dengan
mengetahuinya, telah menerima sesuatu yang tak harus dibayarkan kepadanya, diwajibkan
mengembalikan barang yang tak harus dibayarkan itu kepada dari siapa ia telah menerimanya.

Anda mungkin juga menyukai