Anda di halaman 1dari 86

INTRODUCTION TO

BANKING INDUSTRY

Wisnu Erwinanto Tjandra

BAOPES0-003 revisi 20xx


Page 1
Table of Content

Jenis dan Usaha Bank


Bank Syariah
Bank Sentral
Lembaga Penjamin Simpanan
Asset, Liability, Revenue
Indikator Kesehatan Bank

Page 2
Definisi Bank – UU No.10 Tahun 1998

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup


kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya;

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Page 3
Intermediasi Keuangan

Indirect Finance – Financial intermediation of funds.


Secondary Securities
Primary Securities (indirect claims against ultimate
(direct claims against ultimate borrowers issued by financial
borrowers in the form of loan intermediaries in the form of
contracts, stocks, bonds, notes, deposits, insurance policies,
etc.) retirement savings accounts, etc.)

Financial intermediaries
Ultimate (Banks, savings and loan associations, Ultimate
borrowers insurance companies, credit unions, lenders
(DBUs) mutual funds, finance companies, pension (SBUs)
funds)

Flow of funds Flow of funds


(loans of spending power) (loans of spending power)

 Low risk & affordable

Source: Peter S.Rose, 2006

Page 4
Jenis Bank

Menurut jenisnya, bank terdiri dari :


• Bank Umum;
• Bank Perkreditan Rakyat.

Berdasarkan kepemilikan, bank umum terdiri dari

• Bank Persero
• Bank Umum Swasta Nasional - Devisa
• Bank Umum Swasta Nasional - Non Devisa
• Bank Pembangunan Daerah
• Bank Campuran
• Bank Asing

Page 5
Jenis Bank
BANK CAMPURAN DI INDONESIA

Page 6
Bank Umum & BPR

Bank Umum adalah bank yang


melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;

Page 7
Statistik Bank Umum

Page 8
Usaha Bank Umum

 menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan


berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
 memberikan kredit;
 menerbitkan surat pengakuan hutang;

Page 9
Usaha Bank Umum
 membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
 surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud;
 surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
 kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
 Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
 Obligasi;
 surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
 instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu)
tahun;

Page 10
Usaha Bank Umum

 memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan


nasabah;
 menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
 menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antar pihak ketiga;
 menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
 melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak;
 melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

Page 11
Usaha Bank Umum

 melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat;
 menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. [UU1998]
 melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Page 12
Usaha Bank Umum - Lainnya

a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia;

b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;

c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik
kembali Penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
dan [UU1998]

d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

Page 13
Usaha BPR

Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi:


a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. [UU 1998]
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain.

Page 14
Usaha BPR

Bank Perkreditan Rakyat dilarang:


a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
c. melakukan penyertaan modal;
d. melakukan usaha perasuransian;
e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 UU No 1998

Page 15
Indikator Perbankan Nasional
Indikator Perbankan Nasional
(dalam triliun rupiah)

3000 16,000.00
2500 14,000.00
12,000.00
2000 10,000.00
1500 8,000.00
1000 6,000.00
4,000.00
500 2,000.00 Indikator 2000 2010
0 0.00 Modal 47.80 328.40
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Himpun Dana 699.10 2,563.56
Salur Dana 320.40 2,765.91
Aset 1,030.50 3,008.85
Modal Himpun Dana Salur Dana Aset #Kantor Bank #Kantor Bank 6,509.00 13,837.00

Page 16
BANK SYARIAH

Page 17
Sejarah Awal Keuangan Syariah

Sebelum Abad ke-7 Mulai Abad ke-7

Masa Pra Islam Masa Muhammad SAW


• Bangsa Arab dikenal pandai berdagang, • Muhammad SAW dipercaya menerima titipan harta dan mengembalikan
mereka melakukan transaksi berikut: secara utuh kepada pemiliknya.
1. Penjualan barang berdasarkan • Muhammad SAW mengelola usaha/investasi untuk Khadijah yang
perjanjian pembayaran sesuai waktu berlanjut hingga Khadijah menjadi istri beliau.
yang telah disepakati bersama. Jika • Zubair bin Awwam (Sahabat Nabi) memanfaatkan harta titipan dengan
terlambat membayar, maka menganggap sebagai pinjaman dan wajib mengembalikan kepada
pembayaran lebih mahal daripada pemiliknya secara utuh.
harga awal. • Usaha terkadang dilakukan berdasarkan gadai/rahn, membeli barang
2. Pinjaman uang: Pengembalian sebesar dengan tunai dan membeli barang dengan pinjaman
jumlah pokok ditambah bunga untuk • Didirikan lembaga keuangan yaitu Baitul Mal yang berfungsi sebagai
waktu atau jangka waktu tertentu Bendahara Negara untuk menghimpun pendapatan dan mengatur
• Telah dikenal mata uang dinar (emas) dan pengeluaran sesuai kebutuhan negara
dirham (perak) yang merupakan mata
uang Romawi dan Persia Masa Khulafa al-Rasyidin
• Memberikan pinjaman tanpa bunga
• Mengelola uang anak-anak yatim dengan menginvestasikannya kepada
para saudagar
• Mengimpor barang dari Mesir ke Madinah dengan menggunakan cek

Masa Umayyah dan Abasiyyah


• Peranan seperti Bankir (secara individu) mulai populer yaitu menerima
deposito, menyalurkan dana dan transfer antar negara
• Beredar berbagai jenis mata uang, maka muncul ahli menilai harga
mata uang, sebagai cikal bakal transaksi Money Changer
• Peredaran cek semakin meluas
• Penjualan dilakukan secara kredit dengan harga yang lebih tinggi
Perkembangan Keuangan Syariah Modern di Dunia

1960 1970 1980 1990 2000

Mit Ghamr, local Nasser Social Bank, Bank Islam Malaysia Bank Muamalat International Islamic
saving bank, Egypt Mesir (1971) (1983) Indonesia (1992) Financial Market,
(1963) Bahrain (2002)
Philippine Amanah Islamic Bank Islamic Bank Brunei
Lembaga Tabung haji, Bank (1973) Bangladesh (1983) (1993) Islamic Financial
Malaysia (1963) Services Board
Dubai Islamic Bank , Al Baraka Group Islamic Interbank Malaysia (2002)
Dubai (1975) Bahrain (1982) Money Market Malaysia
(1994)
Islamic Development Qatar Islamic Bank
Bank, Jeddah (1975) (1983) Accounting & auditing
Org for Islamic
Faisal Islamic Bank, Dar al Mal al Islamic Financial Institution,
Sudan (1977) Trust, Geneva (1984) Bahrain (1994)

Bahrain Islamic Bank, AHZ Global Islamic Bank Muamalat


Bahrain (1979) Finance UK (1989) Malaysia (1999)
Perkembangan Total Aset, Jaringan Kantor dan
Tenaga Kerja Perbankan Syariah
• As of 2014, sharia compliant financial institutions
represented approximately 1% of total world
assets.
• By 2009, there were over 300 banks and
250 mutual funds around the world complying
with Islamic principles;
• and as of 2014 total assets of around $2 trillion
were sharia-compliant.

Page 21
Pengertian Keuangan dan Perbankan Syariah

Apa Keuangan Syariah ?


Sistem keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip Syariah
yang menyangkut Muamalah yang bersifat universal dan
berlaku untuk semua umat manusia (tidak hanya untuk umat
Islam)

Industri Keuangan Syariah meliputi antara lain:


₋Perbankan Syariah
₋Asuransi (Takaful) Syariah
₋Multifinance Syariah
₋Reksadana Syariah
₋dan lain-lain
Pengertian Keuangan dan Perbankan Syariah

Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank


Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
(UU 21 Tahun 2008).

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan


Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip
Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau
unit syariah.
Prinsip & Larangan Dasar

Prinsip Dasar Keuangan dan Perbankan Syariah adalah semua transaksi


boleh dilakukan kecuali terdapat unsur-unsur yang dilarang atau
diharamkan berdasarkan Syariah dalam aktivitas tersebut.

Pada Keuangan dan Perbankan Syariah terdapat beberapa larangan


mendasar, yaitu:
1. Maysir (Ma)
2. Gharar (Gh)
3. Riba (Rib)
Larangan Dasar Keuangan dan Perbankan Syariah

1. Maysir (Judi)
Transaksi yang sifatnya untung-untungan seperti perjudian.
2. Gharar (ketidakpastian)
Transaksi yang penuh ketidakpastian (termasuk berunsur risiko dan
kebetulan) diantaranya disebabkan oleh ketidakjelasan
obyek/spesifikasi obyek, kepemilikan, keberadaan obyek transaksi
dan sebagainya. Misal: penjualan barang tanda deskripsi yang
memadai, penjualan tanpa mengizinkan pembeli memeriksa barang
secara patut, dll)
3. Riba (bunga)
Secara harfiah berarti tambahan/tumbuh dan membesar ;atau
suatu tambahan yang diharamkan/dilarang yang dapat muncul
akibat utang atau pertukaran.
Perbandingan Antara Bank Konvesional & Syariah

ASPEK BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH


Hubungan Bank Dengan Nasabah Debitor & Kreditor 1. Penjual & Pembeli
2. Pemilik Dana & Pengelola

Pengumpulan Dana Berbasis bunga 1. Titipan (Bonus) Contoh:


Giro/Tabungan Wadiah
2. Bagi hasil (Mudharabah)
Contoh Deposito dan
Tabungan Mudharabah
Penyaluran Dana Pinjaman (Pinjam Meminjam 1. Jual Beli Contoh KPR
Uang), berbasis bunga Murabahah
2. Pembiayaan Modal Kerja
Contoh Pembiayaan
Musyarakah/Mudharabah
3. Pembiayaan Investasi Contoh
Pembiayaan Murabahah
4. Sewa Beli Pembiayaan Ijarah
Sistem Pendapatan 1. Bunga 1. Margin (Murabahah)
2. Fee 2. Bagi Hasil
(Musyarakah/Mudharabah)
3. Fee/ Ujrah (Ijarah)
BANK SENTRAL

Page 28
Definisi Bank Sentral

Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia


sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2004:

– Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.


– Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam Undang-undang ini.
– Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini.
– Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.

Page 29
Page 30
Kebijakan Moneter

Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi


Melakukan pengendalian moneter dengan cara:

 operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valas


 penetapan tingkat diskonto
 penetapan cadangan wajib minimum
 pengaturan kredit/pembiayaan

Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah ke bank yang mengalami kesulitan
likuiditas untuk jangka waktu paling lama 90 hari

Melaksanakan kebijakan nilai tukar yang telah ditetapkan

Mengelola cadangan devisa

Menyelenggarakan survei secara berkala baik bersifat makro maupun mikro untuk mendukung pelaksanaan
tugas BI

Page 31
Stabilitas Sistem Keuangan

Page 32
Indikator Moneter

Lihat Lampiran

Page 33
Mengatur dan Menjaga Sistem Pembayaran

 Melaksanakan dan memberikan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran


 Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
kegiatannya
 Menetapkan penggunaan alat pembayaran
 Mengatur sistem kliring antarbank dalam rupiah dan/atau valas
 Penyelenggaraan kegiatan kliring antarbank dalam rupiah dan/atau valas
 Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank
 Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan
tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah
 Sebagai satu-satunya lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta
menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.

Page 34
OTORITAS JASA KEUANGAN

Page 35
Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak
lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini (UU No 21/2011).

Page 36
Tujuan & Fungsi OJK

OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di


dalam sektor jasa keuangan:
a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara

berkelanjutan dan stabil; dan


c. mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan (Perbankan; Pasar Modal;
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya)

Page 37
Wewenang OJK di Sektor Perbankan

pengaturan dan pengawasan pengaturan dan pengawasan


mengenai kelembagaan bank yang mengenai kesehatan bank yang
meliputi: meliputi:
1. perizinan untuk pendirian bank, 1. likuiditas, rentabilitas,
pembukaan kantor bank, solvabilitas, kualitas aset, rasio
anggaran dasar, rencana kerja, kecukupan modal minimum,
kepemilikan, kepengurusan dan batas maksimum pemberian
sumber daya manusia, merger, kredit, rasio pinjaman terhadap
konsolidasi dan akuisisi bank, simpanan, dan pencadangan
serta pencabutan izin usaha bank;
bank; dan 2. laporan bank yang terkait
2. kegiatan usaha bank, antara lain dengan kesehatan dan kinerja
sumber dana, penyediaan dana, bank;
produk hibridasi, dan aktivitas di 3. sistem informasi debitur;
bidang jasa; 4. pengujian kredit (credit testing);
dan
5. standar akuntansi bank;
Page 38
Wewenang OJK di Sektor Perbankan

c. pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank,


meliputi:
1. manajemen risiko;
2. tata kelola bank;
3. prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan

d. pemeriksaan bank

Page 39
Wewenang OJK di Sektor Perbankan (terkait pengawasan)

• menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan


jasa keuangan;
• mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif;
• melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan,
pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
• memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
dan/atau pihak tertentu;
• melakukan penunjukan pengelola statuter;
• menetapkan penggunaan pengelola statuter;

Page 40
Wewenang OJK di Sektor Perbankan (terkait pengawasan)

menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan


pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;

memberikan dan/atau mencabut:


1. izin usaha;
2. izin orang perseorangan;
3. efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. surat tanda terdaftar;
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;
7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain,

Page 41
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Page 42
Kelembagaan

Undang-undang nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin


DASAR HUKUM Simpanan

1. LPS adalah badan hukum yang independen, transparan,


STATUS dan akuntabel
2. LPS bertanggung jawab kepada presiden
3. LPS berkedudukan di ibukota negara

MODAL Modal awal LPS Rp 4 triliun yang merupakan kekayaan negara


yang dipisahkan

Page 43
Fungsi dan Tugas

FUNGSI

(1) Menjamin simpanan nasabah penyimpan


(2) Turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
kewenangannya.

TUGAS
(1) Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penjaminan
simpanan
(2) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan
(3) Melaksanakan penanganan/penyelesaian bank gagal yang berdampak
sistemik maupun yang tidak berdampak sistemik

Page 44
Wewenang dalam Program Penjaminan

(1) Menetapkan dan memungut premi penjaminan

(2) Memungut kontribusi kepesertaan pada saat bank pertama kali


menjadi peserta

(3) Mendapatkan data nasabah penyimpan sepanjang tidak melanggar


kerahasian bank

(4) Mendapatkan informasi kesehatan bank dan laporan hasil


pemeriksaan bank melalui MOU dengan BI

(5) Menjatuhkan sanksi kepada bank peserta apabila tidak mematuhi


ketentuan

Page 45
Wewenang dalam Penanganan Bank Gagal

(1) Mengambil-alih dan menjalankan segala hak dan wewenang


pemegang saham termasuk hak dan wewenang RUPS

(2) Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang
diselamatkan

(3) Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan mengubah setiap


kontrak yang mengikat bank gagal dengan pihak ketiga yang
merugikan bank

(4) Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur


dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur

Page 46
Kepesertaan

PESERTA LPS
Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah RI wajib menjadi
peserta kecuali badan kredit desa.
Berlaku juga bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
yang melakukan kegiatan perbankan di Indonesia.

KEWAJIBAN KEPESERTAAN
 Menyampaikan kepada LPS:
- Dokumen kepesertaan (copy AD/ART, perijinan bank, tingkat
kesehatan, pernyataan pengurus & Pemegang Saham)
- laporan posisi simpanan dan keuangan
 Membayar kontribusi kepesertaan.
 Membayar premi.

Page 47
Jenis Simpanan yang Dijamin

1. Simpanan yang dijamin berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito,


tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

2. Simpanan nasabah bank berdasarkan Prinsip Syariah yang dijamin


meliputi:
a) Giro berdasarkan Prinsip Wadiah
b) Tabungan berdasarkan Prinsip Wadiah
c) Tabungan berdasarkan Prinsip Mudharabah Muthlaqah atau Prinsip
Mudharabah Muqayyadah yang risikonya ditanggung oleh bank
d) Deposito berdasarkan Prinsip Mudharabah Muthlaqah atau Prinsip
Mudharabah Muqayyadah yang risikonya ditanggung oleh bank
e) Simpanan berdasarkan Prinsip Syariah lainnya yang ditetapkan oleh
LPS setelah mendapat pertimbangan LPP

3. Simpanan yang berasal dari bank lain, termasuk yang dijamin

Page 48
Nilai Simpanan yang Dijamin

Sejak tanggal 22 Maret 2007, nilai


simpanan yang dijamin LPS maksimum
sebesar Rp 100 juta per nasabah per bank

Sejak 13 Oktober 2008, saldo yang dijamin


untuk setiap nasabah pada satu bank
adalah paling banyak sebesar Rp 2 Milyar
(Perpu No. 3 Tahun 2008)

Page 49
Nilai Simpanan yang Dijamin

Meliputi saldo per tanggal pencabutan izin usaha, yaitu:


A. pokok + bagi hasil yang menjadi hak nasabah, (prinsip syariah)
B. pokok + bunga yang menjadi hak nasabah, (komponen bunga)
C. nilai sekarang per tanggal pencabutan izin usaha dengan tingkat
diskonto yang tercatat pada bilyet, (komponen diskonto)
Merupakan jumlah saldo seluruh rekening nasabah, baik rekening
tunggal maupun gabungan (joint account) dengan terlebih dahulu
memperhitungkan saldo rekening tunggal
Rekening yang secara tertulis dinyatakan untuk kepentingan pihak lain
(beneficiary), maka saldo rekening tersebut diperhitungkan sebagai
milik pihak tsb

Page 50
Nilai Simpanan yang Dijamin
Contoh perhitungan dengan asumsi max Rp 100 juta:

Saldo Per Tanggal Pembagian Hak Simpanan


Nama Rekening Pencabutan Izin

Amir Badu Chandra Amir qq. Dina

Amir 60 60 - - -

Badu 70 - 70 - -

Chandra 100 - - 100 -

Amir, Badu dan Chandra 150 50 50 50 -

Amir qq. Dina 40 - - - 40

∑ simpanan 110 120 150 40

∑ simpanan yg dijamin 100 100 100 40

∑ simpanan yg akan dibayarkan


Page 51 10 20 50 -
dari hasil likuidasi
Distribusi Simpanan

Data Distribusi Simpanan di Bank Umum per 31 Des 2006

Jumlah
Jumlah
No Nominal % Nominal %
Rekening
(dlm Triliun Rp)

1. 0 s/d 100 J 80.012.412 98,26% 268,553 20.69%

2. 100 J s/d 1 M 1.278.602 1.57% 355,435 27.39%

3. 1 M s/d 5 M 116.710 0.14% 225,399 17.37%

4. > 5 Milyar 23.222 0.03% 448,473 34.55%

TOTAL 81.430.946 100% 1.297,860 100%

Page 52
Distribusi Simpanan
Data Distribusi Simpanan di Bank Umum per Agustus 2009

JUMLAH NOMINAL JUMLAH JUMLAH NOMINAL


NO. % %
(Rupiah) REKENING (dalam Triliun Rupiah)

1 s/d 100 Jt 82,968,179 97.71% 343.05 18.44%

2 > 100 Jt s/d 200 Jt 907,226 1.07% 125.79 6.76%

3 > 200 Jt s/d 500 Jt 598,793 0.71% 190.15 10.22%

4 > 500 Jt s/d 1 M 239,738 0.28% 174.40 9.38%

5 > 1 M s/d 2 M 113,576 0.13% 156.71 8.42%

6 > 2 M s/d 5 M 54,616 0.06% 169.63 9.12%

7 >5M 31,038 0.04% 700.47 37.66%

Page 53 JUMLAH 84,913,166 100.00% 1,860.21 100.00%


Tingkat Bunga Wajar bagi Bank Umum

Lihat Lampiran

Page 54
Pembayaran Klaim
IJIN USAHA BANK DICABUT
LPS mengumpulkan data simpanan per tanggal
pencabutan

REKONSILIASI & VERIFIKASI


proses rekonsiliasi dan verifikasi maksimum 90 hari

PEMBAYARAN
 pembayaran dalam mata uang rupiah
 simpanan dalam mata uang asing, dibayarkan dalam ekuivalen rupiah
berdasarkan kurs tengah BI.

apabila nasabah mempunyai kewajiban kepada bank, maka klaim


yang dibayarkan setelah dikurangi kewajibannya.

Page 55
Pembayaran Klaim

 LPS membayar klaim penjaminan kepada nasabah penyimpan dari bank


yang dicabut ijin usahanya.

 LPS akan melakukan verifikasi dan menentukan simpanan yang layak


dibayar selambat-lambatnya 90 hari kerja terhitung sejak ijin usaha bank
dicabut.

 LPS mulai membayar klaim yang layak dibayar selambat-lambatnya 5


hari kerja terhitung sejak verifikasi dimulai.

 LPS wajib mengumumkan tanggal dimulainya pengajuan klaim sekurang-


kurangnya pada 2 surat kabar berperedaran luas.

 Jangka waktu pengajuan klaim oleh nasabah kepada LPS adalah 5 tahun
sejak ijin usaha dicabut

Page 56
Pembayaran Klaim
Klaim dinyatakan Tidak Layak Dibayar, apabila:
1. Setelah dilakukan verifikasi data simpanan yang bersangkutan tidak
tercatat pada bank
dalam pembukuan bank tidak terdapat nomor
rekening/bilyet, nama nasabah, saldo rekening, dan atau
informasi lain yang lazim untuk rekening sejenis, seperti
aplikasi pembukaan, atau bukti aliran dana

2. Nasabah merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar.


misalnya: nasabah yang memperoleh tingkat suku
bunga yang jauh diatas tingkat pasar atau diatas bunga
penjaminan

3. Penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi


tidak sehat.
misalnya: nasabah penyimpan yang menerima kredit dan
macet

Page 57
ASET, LIABILITY & REVENUE BANK

Page 58
Contoh Laporan Keuangan Publikasi
(Lihat Lampiran)

Page 59
POS-POS AKTIVA

• Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing
yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
• Giro pada Bank Indonesia adalah saldo rekening giro bank baik dalam rupiah
maupun mata uang asing di Bank Indonesia.
• Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana bank pada bank lain, baik
di dalam negeri maupun luar negeri, sebagai secondary reserve dengan maksud
untuk memperoleh penghasilan.
• Efek (surat berharga) adalah surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif dari efek.
• Bank mengklasifikasikan efek pada saat perolehan ke dalam salah satu dari
kelompok berikut:
– Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
– Diperdagangkan (trading)
– Tersedia untuk dijual (available for sale)

Page 60
POS-POS AKTIVA

• Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) adalah surat
pengakuan utang jangka pendek dan jangka panjang yang diterbitkan oleh bank
atau pihak ketiga bukan bank yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali dari
pembeli dengan harga yang telah disepakati pada awal transaksi.
• Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (reverse repo) adalah
penanaman dana dalam bentuk pembelian efek dengan janji untuk menjual efek
kepada penjual semula dengan harga yang telah disepakati.
• Reverse repo merupakan jaminan transaksi kredit dan diakui sebagai tagihan
repo sebesar sebesar harga jual kembali efek yang bersangkutan dikurangi
pendapatan bunga yang belum dihasilkan.

Page 61
POS-POS AKTIVA

• Transaksi derivatif adalah suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang


nilainya merupakan turunan dari nilai instrument yang mendasari, seperti tingkat
bunga, nilai tukar, komoditi, ekuitas dan indeks, baik yang diikuti dengan
pergerakan atau tanpa pergerakan dana/instrumen.
• Tagihan derivatif timbul karena potensi keuntungan dari suatu perjanjian/kontrak
transaksi derivatif (selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi
derivatif pada tanggal laporan).
• Kewajiban derivatif timbul karena potensi kerugian dari suatu perjanjian/kontrak
transaksi derivatif (selisih negatif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi
derivatif pada tanggal laporan).

Page 62
POS-POS AKTIVA
• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka
pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga debitur
yang dilengkapi dengan note purchase agreement.
• Jenis kredit menurut kualitas, terdiri dari:
– Kredit performing, yakni kredit dengan kualitas lancar dan kualitas DPK.
– Kredit non performing, yakni kredit dengan kualitas kurang lancar, kualitas
diragukan, dan kualitas macet.
• Pengertian kredit mencakup pula kredit yang berasal dari bank garansi, L/C, atau fasilitas
lainnya yang tidak dapat diselesaikan (wanprestasi) dan dialihkan menjadi kredit, serta
cerukan.

Page 63
POS-POS AKTIVA

• Penyisihan kerugian kredit adalah penyisihan yang dibentuk, baik dalam rupiah maupun
mata uang asing untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul sehubungan dengan
penanaman dana ke dalam kredit.

• Penghapusbukuan kredit (hapus buku) adalah tindakan administratif bank untuk


menghapus buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus
hak tagih bank kepada debitur.

• Penghapusan hak tagih kredit (hapus tagih) adalah tindakan bank untuk menghapus
semua kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan.

• Jumlah kredit yang dapat dihapusbukukan adalah sebesar bagian yang tidak dapat
tertagih. Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pinjaman diakui
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.

Page 64
POS-POS AKTIVA

Besarnya penyisihan kerugian kredit memperhatikan kualitas kredit, nilai agunan


yang tersedia, dan penilaian bank terhadap kemungkinan dapat ditagihnya kredit
tersebut.
Bank Indonesia menetapkan penyisihan penghapusan aktiva produktif paling kurang
sebesar:

• 1% dari aktiva dengan kualitas Lancar


• 5% dari aktiva dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi nilai
agunan;
• 15% dari aktiva dengan kualitas Kurang Lancar setelah dikurangi nilai agunan;
• 50% dari aktiva dengan kualitas Diragukan setelah dikurangi nilai agunan;
• 100% dari aktiva dengan kualitas Macet setelah dikurangi nilai agunan.

*)Setelah adanya revisi PSAK 55 pada tahun 2006, maka istilah dari PPAP pun diganti menjadi Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai atau yang sering disebut dengan istilah CKPN

Page 65
POS-POS AKTIVA
• Penyertaan saham adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham perusahaan lain
untuk tujuan investasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian maupun ikut serta
dalam operasi lembaga keuangan lain, termasuk penyertaan sementara dalam rangka
restrukturisasi kredit atau lainnya.

• Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.

• Agunan yang Diambil Alih yang untuk selanjutnya disebut AYDA adalah aktiva yang
diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan
penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual
di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada Bank.

Page 66
POS-POS PASIVA

• Kewajiban Segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib
segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang
ditetapkan sebelumnya.

• Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (diluar bank) kepada
bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana; berupa giro, tabungan,
deposito, dan sertifikat deposito.

• Simpanan dari bank lain adalah kewajiban bank kepada bank lain, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, interbank call
money, deposito berjangka, dll yg sejenis. Dalam penerimaan dana interbank
call money bank biasanya menerbitkan promes yang berjangka waktu s/d 90
hari.

Page 67
POS-POS PASIVA

• Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) adalah perolehan dana
dalam bentuk penjualan efek dengan janji untuk membeli kembali efek dari
pembeli semula dengan harga yang telah disepakati.

• Surat berharga yang diterbitkan adalah surat pengakuan hutang yang diterbitkan
oleh bank seperti obligasi, wesel atau surat berharga lain yang sejenis yang
lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang, misalnya SBPU
sistem diskonto, obligasi, TC, dan floating rate certificate of deposit.

• Pinjaman diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia,
atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan
persyaratan perjanjian pinjaman, misalnya two step loan, PKLN, dll.

Page 68
POS-POS PASIVA

• Estimasi kerugian komitmen dan


kontijensi adalah taksiran kerugian akibat
tidak dipenuhinya komitmen dan
kontijensi oleh nasabah.

• Pinjaman subordinasi adalah pinjaman


yang berdasarkan suatu perjanjian hanya
dapat dilunasi apabila bank telah
memenuhi kewajiban tertentu dan dalam
hal terjadi likuidasi hak tagihnya berlaku
paling akhir dari semua simpanan dan
pinjaman diterima.

Page 69
POS-POS MODAL

Modal disetor yaitu modal yg telah


disetor secara efektif oleh pemilik bank.
Bagi bank yg berbentuk hukum
koperasi, modal disetor terdiri dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dan
modal penyertaan.

Agio saham merupakan selisih lebih


setoran modal yang diterima oleh bank
sebagai akibat harga saham yang
melebihi nilai nominalnya.

Page 70
POS-POS MODAL

Cadangan revaluasi aktiva tetap yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih
penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan direktorat jenderal
pajak.

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan adalah selisih yang timbul dari
proses penjabaran laporan keuangan kantor cabang atau anak perusahaan di luar
negeri yang termasuk dalam kriteria entitas asing.

Saldo laba (retained earning) adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang
oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.

Page 71
Pendapatan dan Beban Bunga

• Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana bank
pada aktiva produktif.
• Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit
dan aktiva produktif lain yang non performing.
• Beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak lain
yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana.
• Beban bunga diakui secara akrual.

Page 72
Provisi dan Komisi

Komisi adalah imbalan atau jasa perantara yang diterima atau dibayar atas suatu
transaksi atau aktivitas yang mendasari.
Contohnya: komisi akseptasi, kiriman uang, arranger, transaksi kartu kredit.

Provisi adalah imbalan yang diterima atau dibayar sehubungan dengan fasilitas
yang diberikan atau diterima.
Contohnya: provisi kredit, bank garansi, iuran tahunan kartu kredit, dan
commitment fee.

Page 73
Keuntungan atau Kerugian Transaksi Mata Uang Asing

Transaksi mata uang asing adalah:


Segala jenis transaksi yang dilakukan dalam mata uang asing
Suatu transaksi yang menghasilkan exposure akibat pergerakan kurs
tukar mata uang asing
Transaksi lain yang melibatkan mata uang asing spt hedging, cross
currency interest rate swap dan transaksi derivatif lainnya.

Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang yang digunakan
dalam menyajikan laporan keuangan.
Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih dari pelaporan jumlah unit
mata uang asing ke dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda.
Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan
diterima atau dibayar yang jumlah pasti atau dapat ditentukan.

Page 74
Beban Administrasi Umum
Beban administrasi umum adalah berbagai beban yang
timbul untuk mendukung kegiatan operasional bank.

Ciri-ciri beban administrasi umum:


-Tidak dapat secara langsung dengan jasa yang dihasilkan
-Tidak memberikan manfaat pada masa yang akan datang
-Diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode terjadinya.

Contohnya: sewa, promosi, biaya tenaga


kerja, pendidikan dan pelatihan, penyusutan
aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud.

Page 75
INDIKATOR KESEHATAN BANK

Page 76
Definisi

Background diterbitkannya PBI Nomor: 13/ 1 /PBI/2011 ttg PENILAIAN


TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM diantaranya bahwa perubahan
kompleksitas usaha dan profil risiko yang dapat berasal dari bank maupun dari
perusahaan anak bank serta perubahan pendekatan penilaian kondisi bank
yang diterapkan secara internasional mempengaruhi pendekatan
penilaian tingkat kesehatan bank.

Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan
terhadap risiko dan kinerja Bank.

Peringkat Komposit dikategorikan sebagai berikut: PK-1 (sangat sehat), PK-2


(sehat), PK-3 (cukup sehat), PK-4 (kurang sehat), dan PK-5 (tidak sehat).
Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya.

Page 77
Mekanisme Penilaian

Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual


dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating), dengan
cakupan penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut:
• Profil risiko (risk profile);
• Good Corporate Governance (GCG);
• Rentabilitas (earnings); dan
• Permodalan (capital).

Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko


inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank
yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu:
a. risiko kredit;
b. risiko pasar;
c. risiko likuiditas;
d. risiko operasional;
e. risiko hukum;
f. risiko stratejik;
g. risiko kepatuhan; dan
Page 78
h. risiko reputasi.
Some Examples

FAKTOR INDIKATOR PARAMETER


Kecukupan Modal Bank Modal
Permodalan ----------
ATMR

Laba sebelum pajak


Rentabilitas Return on Asset (ROA) -----------------------------
Rata-rata Total Aset

Volume dan Komposisi Portfolio Total Derivatif


Risiko Pasar -----------------------------
Total Aset

Risiko Likuiditas Komposisi dari Aset, Kewajiban, dan Aset Likuid Primer
TRA -----------------------------
Pendanaan Non Inti Jk Pendek

Kualitas Penyediaan Dana dan Aktiva Produktif & TRA Bermasalah


Risiko Kredit Kecukupan Pencadangan ------------------------------------
Total Aset & TRA
Page 79
Lampiran: Indikator Moneter

Siaran Pers
No.18/56/DKom
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2016 memutuskan untuk
mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar
4,50% dan Lending Facility sebesar 7,00%. Bank Indonesia juga memutuskan BI 7-day
(Reverse) Repo Rate tetap sebesar 5,25% sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga
kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016. Dengan demikian, struktur suku bunga
atau term structure operasi moneter Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

Tenor 7-day 2 1 3 6 9 12
minggu bulan bulan bulan bulan bulan
Term Structure 5,25 5,45% 5,70% 6,10% 6,30% 6,40% 6,50%
Operasi Moneter %

Page 80
Peringkat Negara Cadangan Devisa 2016

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan pada


http://data.imf.org pada April 2016 lalu, diketahui daftar 10
negara yang memiliki stok devisa terbanyak tahun 2016, yaitu:

#1 China 3.520 miliar dolar


#2 Jepang 1.321 miliar dolar
#3 Euro Area 819 miliar dolar
#4 Swiss 661 miliar dolar
#5 Arab Saudi 580 miliar dolar
#6 Rusia 407 miliar dolar
#7 Hong Kong 380 miliar dolar
#8 Korea Sel 372 miliar dolar
#9 India 366 miliar dolar
#10 Brazil 362 miliar dolar

Page 81
Cadangan Emas Dunia
WORLD OFFICIAL GOLD HOLDINGS
International Financial Statistics, November 2017*

% of % of
Tonnes reserves** Tonnes reserves**
1United States 8,133.5 74.7% 51Malaysia 37.6 1.5%
2Germany 3,373.7 69.5% 52WAEMU3) 36.5 12.8%
3IMF 2,814.0 1)
53Peru 34.7 2.3%
4Italy 2,451.8 67.5% 54Slovakia 31.7 40.1%
5France 2,435.9 63.3% 55Qatar 29.7 7.3%
6China 1,842.6 2.4% 56Syria 25.8 6.0%
7Russia 1,778.9 17.3% 57Ukraine 25.5 5.6%
8Switzerland 1,040.0 5.4% 58Sri Lanka 22.2 13.6%
9Japan 765.2 2.5% 59Morocco 22.0 3.8%
10Netherlands 612.5 66.0% 60Afghanistan 21.9 10.8%
11India 557.8 5.7% 61Nigeria 21.4 2.6%
12ECB 504.8 29.2% 62Serbia 19.1 6.5%
13Turkey6) 495.6 18.3% 63Tajikistan 15.1 78.2%
14Taiwan 423.6 3.8% 64Bangladesh 14.0 1.7%
15Portugal 382.5 58.9% 65Cyprus 13.9 65.0%
16Saudi Arabia 322.9 2.7% 66Cambodia 12.4 4.6%
17United Kingdom 310.3 8.6% 67Mauritius 12.4 9.4%
18Kazakhstan 289.3 36.7% 68Ecuador 11.8 28.9%
19Lebanon 286.8 21.1% 69Czech Republic 9.4 0.3%
20Spain 281.6 17.5% 70Ghana 8.7 5.4%


38Indonesia 80.6 2.6%
Lampiran: Tabel Tingkat Bunga Wajar

1
Periode Rupiah Valas
15/03/2012- 14/05/2012 5,50% 1,00%
15/02/2012- 14/05/2012 6,00 % 1,25 %
15/10/2011 - 14/01/2012 7,00% 2,00%
15/02/2011 - 14/05/2011 7,25% 2,75%
15/09/2009 - 14/01/2010 7,00% 2,75%
15/08/2009 - 14/09/2009 7,00% 2,75%
15/07/2009 - 14/09/2009 7,25% 2,75%
15/06/2009 - 14/09/2009 7,50% 2,75%
14/04/2009 - 13/05/2009 7,75% 2,75%
14/03/2009 - 13/05/2009 8,25% 2,75%
14/02/2009 - 13/05/2009 9,00% 3,00%
14/01/2009 - 13/05/2009 9,50% 3,00%
15/11/2008 - 14/01/2009 10.00% 3.50%
14/10/2008 - 13/01/2009 10,00% 3,50%
15/09/2008 - 14/01/2009 9.25% 3.50%

Page 83
Lampiran: Tabel Tingkat Bunga Wajar

2 18 Jul 2018 - 17 Sep 2018


06 Jun 2018 - 17 Sep 2018
15 Sep 2017 - 15 Jan 2018
6.25%
6.00%
6.00%
1.50%
1.25%
0.75%
16 May 2017 - 14 Sep 2017 6.25% 0.75%
12 Jan 2017 - 15 May 2017 6.25% 0.75%
15 Sep 2016 - 15 Jan 2017 6.25% 0.75%
24 Jun 2016 - 14 Sep 2016 6.75% 0.75%
15 May 2016 - 14 Sep 2016 7.00% 0.75%
31 Mar 2016 - 14 May 2016 7.25% 1.00%
15 Jan 2016 - 14 May 2016 7.50% 1.25%
08 Oct 2015 - 14 Jan 2016 7.50% 1.25%
15/05/2015 - 14/09/2015 7,75% 1,50%
15/02/2015 - 14/05/2015 7,75% 1,50%
15/09/2014 - 14/01/2015 7,75% 1,50%
15/05/2014 - 14/09/2014 7,75% 1,50%
15/01/2014 - 14/05/2014 7,50% 1,50%
15/09/2013 - 14/01/2014 7,00% 1,50%
26/07/2013 - 14/09/2013 6,25% 1,25%
15/05/2012 - 14/09/2013 5,50% 1,00%
Page 84 15/04/2012 - 14/05/2013 5,50% 1,00%
Setelah adanya revisi PSAK 55 pada tahun 2006, maka istilah dari PPAP pun diganti menjadi Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai atau yang sering disebut dengan istilah CKPN. Dalam CKPN, pembentukan atau
penyisihan dana dinilai dari hasil evaluasi kredit debitur yang dilakukan oleh bank. Jika menurut suatu bank
terdapat bukti objektif bahwa kredit dari debitur itu mengalami impairment (penurunan), maka bank itu harus
membentuk dana atau cadangan atas kredit tersebut. Karena hasil evaluasi kredit debitur tersebut didasarkan
kepada keputusan masing-masing bank, maka tiap-tiap bank memiliki kebijakan tersendiri dalam membentuk
cadangan dana untuk kreditnya. Walaupun begitu, kebijakan bank itupun tidak boleh melenceng dari beberapa
kriteria yang terdapat dalam PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) setelah adanya revisi PSAK 55.
Adapun ketentuan pengukuran cadangan menurut CKPN berdasarkan PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia) Revisi 2008 dibagi menjadi :
1. Individual
Setiap bank dapat memilih perhitungan untuk mengukur nilai CKPN Individual dengan menggunakan metode
seperti di bawah ini :
a. Discounted Cash Flow : Estimasi arus kas masa akan datang (pembayaran pokok + bunga) yang didiskonto
dengan suku bunga
b. Fair Value of Collateral : Dengan memperhitungkan nilai arus kas atas jaminan atau agunan di masa yang
akan
datang
c. Observable Market Price : Ditentukan dari harga pasar dari kredit tersebut

Page 85
2. Kolektif
Setiap bank dapat memilih beberapa ketentuan dalam menentukan nilai CKPN pada
kelompok kolektif ini sebagai berikut :
a. Dilihat dari perhitungan arus kas kontraktual kreditur di masa akan datang
b. Dilihat dari perhitungan tingkat kerugian historis dari kredit debitur setelah dikurangi tingkat pengembalian kreditnya
Dari beberapa metode pengukuran CKPN diatas, maka akan diperoleh besarnya cadangan atau penyisihan dana atas kredit debitur
tersebut.

PPAP dan CKPN dengan Kredit Perbankan


Untuk mengetahui besarnya nilai penyisihan atau cadangan dana kredit suatu bank berdasarkan perhitungan PPAP, maka kredit
bank tersebut tinggal dikalikan saja dengan persentase dari kolektibilitas kredit tersebut yang sesuai dengan ketentuan yang
dikeluarkan oleh BI.
Sedangkan untuk menentukan besarnya nilai penyisihan atau cadangan dana dari kredit suatu bank berdasarkan perhitungan
CKPN, maka kita harus menentukan terlebih dahulu kredit dari debitur mana saja yang mengalami impairment (penurunan nilai).
Setelah itu, maka besarnya nilai cadangan dana kredit itu ditentukan dari selisih antara nilai tunggakan kredit debitur tersebut
sebelum dan sesudah terjadinya impairment (penurunan nilai).
Jika kita bandingkan cara pembentukan dana menurut PPAP dan CKPN, maka dapat kita lihat bahwa perhitungan PPAP lebih
sederhana dibandingkan dengan perhitungan CKPN, karena kita hanya memperhitungkan penyisihan dananya berdasarkan tingkat
kolektibilitas kredit dari debitur tersebut. Sedangkan untuk perhitungan CKPN, kita perlu mengecek satu per satu apakah kredit
debitur tersebut mengalami impairment atau tidak. Setelah itu kita baru akan membentuk cadangan dana setelah terdapat bukti
bahwa kredit debitur tersebut mengalami impairment.
Walaupun perhitungan CKPN lebih rumit, tetapi dengan adanya pengecekan kredit tersebut secara satu per satu, maka
pengontrolan kredit tersebut pun menjadi lebih terarah, karena apabila terjadi impairment, maka bank akan segera mencari jalan
keluar agar kredit debitur tersebut tidak sampai dapat merugikan bank tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya perhitungan
pembentukan atau penyisihan dana kredit berdasarkan perhitungan CKPN ini, maka setidaknya bank dapat mengurangi terjadinya
risiko kredit yang akan dialaminya.
Sumber :
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) Revisi 2008

Page 86
Page 87

Anda mungkin juga menyukai